BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik

dokumen-dokumen yang mirip
(JURNAL) Oleh SRI MULYANI MAMAN SURAHMAN RIYANTO M TARUNA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dan mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat.

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. membangun peradaban manusia di era modern seperti saat ini. Pada hakikatnya. mengalami perubahan (Wayan Somayasa, 2013: 2).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, mandiri, berkarakter dan berdaya saing. Sebagai fondasi,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Pasal 20 Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rika Nurjanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi setiap individu. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah sampai sekarang merupakan lembaga pendidikan utama yang. merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses memanusiakan manusia atau lazim

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal penting dan kunci keberhasilan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah (UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraannya, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanty Tiarareja, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. diperoleh pengetahuan, keterampilan serta terwujudnya sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peranan pendidikan telah dicantumkan oleh pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai aspek. Hal tersebut sejalan dengan Undang-undang No. 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan negara-negara maju di dunia, oleh karena itu ditiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perwujudan tersebut tentu tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan mengacu pada definisi pendidikan di atas dalam upaya meningkatkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya generasi muda, yang nantinya akan mengambil alih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi Sumber Daya Manusia sehingga tercipta generasi yang siap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama dalam pengembangan sumber daya manusia pada suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan mandiri, serta memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Sesuai dengan yang termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai tonggak dasar dari lembaga pendidikan di Indonesia, satuan pendidikan SD juga tidak terbebas dari berbagai masalah, baik itu mengenai hasil belajar siswanya maupun kualitas mutu pendidikannya. Pendidik merupakan sosok yang memiliki kedudukan yangsangat penting bagi pengembangan segenap potensi peserta didik. Ia menjadi orang yang paling

2 menentukan dalam perancangan dan penyiapan proses pendidikan dan pembelajaran. Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pada kegiatan proses belajar mengajar seorang guru memiliki peranan dan posisi yang sangat strategis, guru harus mampu merencanakan dan mengembangkan kegiatan pengajaran yang menarik, kreatif dan dinamis sehingga proses belajar mengajar di dalam kelas menyenangkan bagi peserta didik. Pada tahun 2013 telah diberlakukan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum menyatakan bahwa mulai tahun pelajaran 2013/2014 diberlakukan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 secara bertahap. Perubahan kurikulum ini diharapkan mampu merubah pendidikan menjadi yang lebih baik dan berkualitas. Berdasarkan hal tersebut inovasi penerapan metode pembelajaran dilakukan pada semua pembelajaran yang diajarkan tidak terkecuali pada pembelajaran tematik khususnya pada mata pelajaran

3 IPS, karena dalam penerapan kurikulum 2013 menggunakan pembelajaran tematik terpadu. Pembelajaran tematik atau dapat juga disebut pembelajaran terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang memadukan pokok bahasan pada minimal dua mata pelajaran atau lebih menjadi satu tema yang berkaitan studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa yang memungkinkan siswa baik individu maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan. Sejalan dengan itu, menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB.IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Berdasarkan hasil observasi tanggal 27 Februari 2014, meskipun sudah mulai diterapkannya kurikulum 2013 guru di SDN 5 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan belum menerapkan kurikulum tersebut secara maksimal dalam proses pembelajaran. Meskipun sudah menerapkan pembelajaran tematik namun terkadang masih terjadi pemisahan pelajaran. Selain itu, guru juga kurang menggunakan variasi metode pembelajaran. Kegiatan pembelajaran juga masih terpusat pada guru (teaching centered) textbook centered dan monomedia sehingga kurang menumbuhkan pengetahuan siswa terhadap materi yang disampaikan. Siswa juga kurang

4 aktif dalam mengikuti proses kegiatan belajar sehingga nilai siswa pun menjadi rendah, terutama khususnya pada pelajaran IPS. Berikut data hasil dan aktivitas belajar IPS siswa kelas IVA SD Negeri 5 Karang Anyar. Tabel 1.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kelas IV SDN 5 Karang Anyar Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 Nilai Aktivitas (NA) Yang Diperoleh frekuensi Kualifikasi 80 % < NA < 100% - Sangat Aktif 60 % < NA < 80% 3 Aktif 40 % < NA < 60% 5 Cukup Aktif 20 % < NA < 40% 5 Kurang Aktif 0 % < NA < 20% 11 Sangat Kurang Aktif Sumber: SD Negeri 5 Karang Anyar Tabel 1.2 Hasil Analisis Penilaian Afektif Siswa Kelas IVA SDN 5 Karang Anyar Semester Ganjil Nilai Yang Diperoleh Predikat Jumlah Siswa Persentase 81-100 Sangat Baik (SB) 2 8,33% 66-80 Baik (B) 4 16,67% 51-65 Cukup (C) 10 41,67% 26-50 Kurang (K) 8 33,33% 0-25 Sangat Kurang (SK) - 0% Sumber: SD Negeri 5 Karang Anyar Tabel 1.3 Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Kelas IVA SDN 5 Karang Anyar Semester Ganjil Nilai Keterampilan Yang Jumlah Predikat Diperoleh Siswa Persentase 81-100 Sangat Baik (SB) 2 8,33% 66-80 Baik (B) 4 16,67% 51-65 Cukup (C) 9 37,5% 26-50 Kurang (K) 9 37,5% 0-25 Sangat Kurang (SK) - 0% Sumber: SD Negeri 5 Karang Anyar

5 Tabel 1.4 Hasil Kognitif Siswa dalam mata pelajaran IPS kelas IV SDN 5 Karang Anyar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 Rentang Nilai Frekuensi Keterangan 66 8 Tuntas <66 16 Tidak Tuntas Jumlah Siswa 24 Tuntas = 8 Tidak Tuntas = 16 KKM = 66 Sumber: SD Negeri 5 Karang Anyar Tabel 1.5 Hasil Belajar IPS Siswa kelas IV SDN 5 Karang Anyar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 Rentang Nilai Frekuensi Keterangan 66 8 Tuntas <66 16 Tidak Tuntas Jumlah Siswa 24 Tuntas = 8 Tidak Tuntas = 16 KKM = 66 Berdasarkan data aktivitas siswa pada tabel 1.1 di atas, terlihat aktivitas siswa yang rendah yaitu 3 siswa aktif (12,5%), 5 siswa cukup aktif (20,8%), 5 siswa kurang aktif (20,8%), dan 11 siswa sangat kurang aktif(45,9%). Sedangkan hasil penilaian sikap siswa pada tabel 1.2 di atas, dapat dilihat bahwa dari 24 orang siswa yang mengikuti pembelajaran, jumlah siswa yang termasuk dalam predikat Sangat Baik berjumlah 3 orang siswa (8,33%), yang termasuk dalam predikat Baik berjumlah 4 orang siswa (16,67%), yang termasuk dalam predikat Cukup berjumlah 9 orang siswa (41,67%), dan yang termasuk predikat Kurang berjumlah 8 orang siswa (33,33%). Selanjutnya berdasarkan hasil penilaian keterampilan siswa pada tabel 1.3 di atas, dapat dilihat bahwa dari 24 orang siswa yang mengikuti pembelajaran, siswa yang termasuk dalam predikat Sangat Baik berjumlah 2 orang siswa (8,33%), yang termasuk dalam predikat Baik berjumlah 4 orang siswa (16,67%), yang termasuk dalam predikat Cukup berjumlah 9 orang siswa

6 (37,5%), dan yang termasuk predikat Kurang berjumlah 9 orang siswa (37,5%). Sedangkan berdasarkan data hasil belajar IPS pada tabel 1.4 di atas, pada saat guru mengadakan evaluasi sebagian siswa tidak tidak dapat mengerjakan soal test sehingga hasil evaluasi siswa tidak sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu nilai di bawah KKM. KKM untuk pelajaran IPS yang telah ditentukan oleh sekolah SDN 5 Karang Anyar yaitu 66. Dari 24 siswa hanya 8 orang siswa yang mendapat 66 atau 33% dan sebanyak 16 orang siswa atau 67% belum mencapai KKM. Sedangkan berdasarkan data hasil belajar IPS pada tabel 1.5 di atas, Dari 24 siswa hanya 8 orang siswa yang mendapat 66 atau 33% dan sebanyak 16 orang siswa atau 67% belum mencapai KKM. Hasil belajar tersebut sudah merupakan gabungan dari 3 ranah penilaian yaitu afektif, kognitif dan psikomotor. Dalam rangka mengatasi masalah tersebut di atas, diperlukan adanya suatu metode pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik khususnya pada mata pelajaran IPS kelas IV SDN 5 Karang Anyar agar siswa lebih aktif dan kreatif sehingga hasil belajar siswa meningkat. Salah satu alternatif metode pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan tersebut adalah metode discovery. Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yang meliputi metode mengajar yang memajukan cara belajar aktif, beroreientasi pada proses,

7 mengarahkan sendiri, mencari sendiri dan reflektif. Metode pembelajaran ini dapat digunakan sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan latar belakang di atas, kiranya perlu adanya perbaikan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, sehingga peneliti mengangkat judul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Tematik dengan Tema Cita-citaku melalui Metode Discovery pada Siswa Kelas IV SDN 5 Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diidentifikasi permasalahan yang ada sebagai berikut: 1. Rendahnya aktivitas belajar pelajaran IPS siswa kelas IVA SDN 5 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. Dari 24 siswa hanya 8 (33%) orang siswa yang termasuk dalam kategori siswa aktif. 2. Rendahnya hasil belajar pelajaran IPS siswa kelas IVA SDN 5 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. Dari 24 siswa hanya 8 (33%) orang siswa yang nilainya mencapai KKM (66). 3. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teaching centered) textbook centered dan monomedia. 4. Guru belum secara optimal menggunakan variasi metode-metode pembelajaran. 5. Belum terlaksananya kurikulum 2013 secara maksimal.

8 6. Masih sering terjadi pemisahan mata pelajaran dalam pembelajaran tematik 7. Guru belum menggunakan metode discovery dalam pembelajaran tematik. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Rendahnya aktivitas siswa kelas IVA SD Negeri 5 Karang Anyar tahun pelajaran 2013/2014 2. Rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas IVA SD Negeri 5 Karang Anyar tahun pelajaran 2013/2014 D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Apakah metode discovery dengan tema cita-citaku dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IVA SDN 5 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014? 2. Apakah metode discovery dengan tema cita-citaku dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IVA SDN 5 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014?

9 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut untuk: 1. Meningkatkan aktivitas belajar melalui metode Discovery pada siswa kelas IVA SDN 5 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 2. Meningkatkan hasil belajar IPS melalui metode Discovery pada siswa kelas IVA SDN 5 Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014 F. Manfaat Penelitian Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1. Siswa, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran IPS kelas IVA SDN 5 Karang Anyar Lampung Selatan dan menumbuhkembangkan potensi yang ada dalam diri siswa 2. Guru, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya, serta menambah wawasan dalam mengembangkan kemampuan guru dalam penerapan metode Discovery. Serta mampu menciptakan pembelajaran yang bervariasi,aktif, menarik, dan kondusif. 3. Sekolah, merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui metode Discovery. 4. Peneliti, dapat menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman tentang penelitian tindakan kelas, sehingga kelak ketika menjadi seorang

10 guru mampu menjalankan tugas dan pekerjaannya secara professional khususnya dalam proses pembelajaran. Serta mampu menciptakan pembelajaran yang bervariasi,aktif, menarik, dan kondusif.