I.PENDAHULUAN. Menurut Pasal 47 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia memberikan ciri-ciri negara dengan taraf hidup

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kesehatan yang

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan kesehatan masyarakat, oleh karena itu mendapatkan. layanan kesehatan adalah hak setiap warga negara Indonesia.

2015, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 22

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB 1 PENDAHULUAN. Evaluasi pelaksanaan..., Arivanda Jaya, FE UI, 2010.

PERATURAN BUPATI BERAU

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 32 TAHUN 2012 BERITA DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012 NOMOR 32 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

Pembangunan merupakan rangkaian dari program-program disegala bidang secara

MENGIMPLEMENTASIKAN UPAYA KESEHATAN JIWA YANG TERINTEGRASI, KOMPREHENSIF,

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 50 TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi dan sekaligus merupakan investasi untuk keberhasilan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetuju

I. PENDAHULUAN. Banyaknya minat untuk menjadi seorang dokter berpengaruh di dunia pendidikan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS,

II. TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN GRATIS BAGI PASIEN TIDAK MAMPU PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus menerapkan sistem jemput bola, dan bukan hanya menunggu bola. Dalam

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BUPATI KUDUS T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

TENTANG BUPATI SERANG,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 4 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No d. bahwa upaya untuk memenuhi hak serta mempercepat perlindungan khusus bagi anak penyandang disabilitas perlu dikoordinasikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

I. PENDAHULUAN. mencapai kesejahteraan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat dunia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. setelah krisis ekonomi melanda Indonesi tahun 1997/1998. Sebagian besar

DASAR &HUKUM ASURANSI KESEHATAN BAB 10

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal. Kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. Berkeadilan. Untuk mencapainya, perlu diusahakan upaya kesehatan yang bersifat

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Dae

MEKANISME PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB 1 PENDAHULUAN. dan bayi terjadi transisi epidemiologis penyakit. Populasi lansia semakin

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2012

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT DI PROVINSI LAMPUNG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 37 TAHUN 2014 PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan rakyat Indonesia? Visi Indonesia sehat 2010 bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar.

BAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

PENJELASAN ATAS UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PESAWARAN DI PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. berbagai agen penyakit. Penyakit yang penyebab utamanya berakar pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2013

2012, No Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu. 2. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanju

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1.1 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. terkendali biaya dan terkendali mutu. Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 H dan

Transkripsi:

1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan adalah salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat penting. Manusia melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan hidup yang sehat. Menurut Pasal 47 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyebutkan bahwa upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan promotif merupakan kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kegiatan. Pelayanan kesehatan preventif merupakan suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan. Pelayanan kesehatan kuratif adalah suatu kegiatan atau serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit atau pengendalian kecacatan agar kualitas penderita dapat terjaga secara optimal. Sedangkan pelayanan kesehatan rehabilitatif adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan keadaan pasien dalam kondisi semula.

2 Pelayanan kesehatan pada dasarnya bertujuan untuk melaksanakan pencegahan dan pengobatan penyakit, termasuk di dalamnya pelayanan medis yang dilakukan atas dasar hubungan pasien dengan tenaga medis atau kesehatan. Hubungan pelayanan kesehatan tersebut, pasien dan tenaga medis masingmasing memiliki hak dan kewajiban. Hak pasien adalah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan. Sedangkan tenaga medis berkewajiban memberikan pelayanan medis yang sebaik-baiknya kepada pasien dengan benar sesuai prosedur. Dua unsur penentu terwujudnya kondisi sehat pada setiap orang yaitu kesadaran individu dan tersedianya pelayanan kesehatan yang baik dari pemerintah. Pemerintah tersebut bertugas memberikan pelayanan yang salah satunya adalah pelayanan kesehatan yang dimaksud di atas. Pelayanan tersebut dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten di bidangnya serta pelayanan yang dimaksud harus merata, dan dapat diterima oleh masyarakat. Pemerintah memiliki fungsi pelayanan yang ditujukan kepada setiap warga negaranya. Begitupun sebaliknya setiap warga negara berhak atas pelayanan tersebut. Hal ini sesuai dengan isi Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, yang berbunyi setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memeroleh pelayanan kesehatan. Mengingat pentingnya pelayanan tersebut, maka pemerintah memiliki berbagai cara untuk menyelenggarakan pelayanan yang diimplementasikan melalui berbagai program.

3 Buruknya manajemen pelayanan kesehatan juga masih menjadi faktor penting dalam pengelolaan pelayanan kesehatan. Selanjutnya, pelayanan kesehatan memiliki ruang lingkup yang menyangkut kepentingan masyarakat secara umum, maka peranan pemerintah dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat memiliki bagian atau porsir yang besar. Namun karena keterbatasan sumber daya pemerintah, maka masyarakat perlu diikutsertakan dalam upaya pelayanan kesehatan masyarakat tersebut. Secara umum, pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung sudah berupaya meningkatkan derajat kesehatan di daerahnya masing-masing. Hal tersebut terbukti dengan adanya program-program kesehatan yang memudahkan masyarakat kurang mampu untuk memeroleh layanan jasa kesehatan. Program pelayanan kesehatan yang disediakan tersebut seperti Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), Jaminan Persalinan (Jampersal) dan lain-lain. Di Kabupaten Pesawaran salah satu pelayanan kesehatan masyarakat adalah program perawatan kesehatan masyarakat dengan bentuk perawatan kunjungan ke rumah (home care). Program perawatan kesehatan masyarakat dengan bentuk layanan home care merupakan program muatan lokal yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dengan metode petugas kesehatan yang mendatangi warga (door to door). Program ini sudah berjalan sejak bulan Januari tahun 2013 dan merupakan program unggulan Pemerintah Kabupaten Pesawaran di bidang kesehatan.

4 Berdasarkan pra-riset yang dilakukan penulis pada Senin, 23 Februari 2015 di Puskesmas Induk Kota Dalam Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran, penulis mendapatkan data pendukung terkait pelaksanaan program perawatan kesehatan masyarakat. Pada tahun 2015, sasaran program perawatan kesehatan masyarakat di Kecamatan Way Lima berjumlah 31.474 (tiga puluh satu ribu empat ratus tujuh puluh empat) jiwa, yang tersebar di 16 (enam belas) desa, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1.Sasaran Program Perawatan Kesehatan Masyarakat dalam Bentuk Home Care di Kecamatan Way Lima Tahun 2015 No Desa Sasaran Jumlah Jiwa 1. Way Harong 4.764 2. Cimanuk 2.296 3. Margodadi 1.991 4. Gunung Rejo 1.970 5. Banjar Negeri 2.622 6. Padang Manis 1.065 7. Sukamandi 1.215 8. Kota Dalam 1.950 9. Gedung Dalam 943 10. Tanjung Agung 2.404 11. Pokondoh 1.309 12. Pekondoh Gedung 565 13. Sidodadi 3.429 14. Baturaja 1.387 15. Paguyuban 1.409 16. Sindang Garut 2.155 Jumlah 31.474 jiwa Sumber: Standar Operational Procedure (SOP) Home Care Puskesmas Induk Kota Dalam Kecamatan Way Lima Kabupaten Pesawaran

5 Berdasarkan tabel 1, hal pertama yang terlihat yaitu bahwa jika ditinjau dari segi jumlah, Desa Way Harong merupakan desa dengan jumlah jiwa dalam program perawatan kesehatan masyarakat yang terbanyak di Kecamatan Way Lima yaitu berjumlah 4.764 jiwa, dan kemudian hal tersebut menjadi dasar penentuan lokasi penelitian. Jumlah yang terbanyak tersebut, berdampak pada kesulitan masyarakat di Desa Way Harong untuk mendapatkan pelayanan secara cepat dan tepat waktu. Masyarakat yang dilayani harus bergantian dengan kurun waktu yang lama dan jadwal yang tidak tetap. Kelambatan kedatangan petugas dan jadwal pelayanan yang tidak tetap, sebagaimana yang dimaksud di atas, akan mengurangi kualitas pelayanan. Hal tersebut tidak sesuai dengan syarat tercapainya pelayanan kesehatan yang baik dalam Azwar (1996:38) yaitu tersedia dan berkesinambungan. Maksudnya adalah semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta pelayanan tersebut harus ada ketika setiap saat dibutuhkan oleh masyarakat. Selanjutnya, jumlah kasus penyakit dalam program home care di Desa Way Harong, diketahui bahwa jumlah penyakit yang diderita adalah yang terbanyak di Kecamatan Way Lima. Menurut keterangan seorang perawat home care pada Senin 23 Februari 2015, yang menyatakan bahwa pada tahun 2015, jumlah kasus penyakit yang diderita oleh masyarakat Desa Way Harong adalah yang terbanyak dibandingkan desa-desa lain. Hal ini menunjukkan adanya kesesuaian jumlah warga dengan peluang penyakit yang diderita.

Padang Manis Banjar Negeri Sidodadi Paguyuban Pekondoh Gedung Pekondoh Tanjung Agung Gedung Dalam Kota Dalam Batu Raja Sindang Garut Gunung Rejo Way Harong Sukamandi Cimanuk Margodadi Puskesmas 6 Pernyataan tersebut, juga didukung dengan data jumlah penyakit yang diderita masyarakat Desa Way Harong Kecamatan Way Lima pada tahun 2015, seperti jumlah kasus penyakit TB paru BTA (+) dan penyakit klinis (kulit), yang dapat dilihat melalui grafik di bawah ini: 100 90 80 70 60 60 50 40 30 20 10 0 5 0 9 8 2 1 1 3 0 0 1 2 4 2 3 0 7 2 3 1 3 0 2 1 9 4 6 1 0 1 0 2 20 Kasus TB Paru BTA (+) Kinis Sumber: Profil Puskesmas Induk Kota Dalam Kecamatan Way Lima Gambar 1. Grafik Jumlah Kasus Penderita Penyakit TB Paru BTA (+) dan Penyakit Klinis (Kulit) Tahun 2015 Kemudian, ditinjau dari jenis-jenis pelayanan dalam bentuk home care, yang meliputi skilled care (perawatan terampil), home support service (layanan dukungan di rumah) dan combination care (perawatan kombinasi). Macam pelayanan home care yang masuk ke dalam jenis home support service (layanan dukungan di rumah), di Desa Way Harong Kecamatan Way Lima, belum berjalan atau belum dilaksanakan. Hal tersebut dikarenakan kurangnya tenaga pelayanan kesehatan program perawatan kesehatan masyarakat.

7 Hal tersebut tidak sesuai dengan pengertian yang dijelaskan dalam Yuniar (2004:8), bahwa home support service (layanan dukungan di rumah) merupakan pemberian layanan di samping pelayanan medis yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari pasien, seperti penyediaan makanan bagi pasien. Kemudian, tujuan program perawatan kesehatan masyarakat dalam bentuk home care yang harus dijalankan oleh perawat home care yaitu meyakinkan masyarakat untuk menjaga kualitas terbaik hidupnya belum berhasil dilakukan. Kurangnya sosialisasi program kepada masyarakat Desa Way Harong, juga menjadi penyebab masyarakat kurang yakin dan mau berobat. Menurut pernyataan seorang perawat home care yang identitasnya tidak disebutkan dalam media cetak Haluan Lampung edisi 27 November 2014 (di akses pada 23 Februari 2015) menyatakan bahwa tugas yang dijalani cukup berat. Maksud dari hal tersebut yaitu satu perawat menangani empat (4) sampai lima (5) desa. Selanjutnya, ia berharap kepada pemerintah daerah untuk menambahkan jumlah perawat home care. Informasi lain dikutip dari media cetak Trans Lampung edisi Jum at, 7 November 2014 (diakses pada Senin 26 Januari 2015), diberitakan bahwa pelaksanaan program home care belum berjalan optimal. Menurut Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat Desa Cimanuk, banyak masyarakat di Desa Cimanuk, tidak mengerti terkait adanya program perawatan kesehatan masyarakat dalam bentuk home care. Ia juga menjelaskan bahwa perawat belum pernah mengunjungi masyarakat semenjak program tersebut berjalan.

8 Menanggapi pernyataan tersebut, di tempat yang berbeda, Rama Diansyah (Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pesawaran periode 2014-2019), menyatakan bahwa dana untuk menjalankan program perawatan kesehatan masyarakat dalam bentuk home care adalah sebesar Rp.1.800.000.000,-. Rincian dana tersebut yaitu Rp.2.000.000,-, untuk tunjangan perawat home care, dan biaya operasional sebesar Rp.1.200.000,-. Kemudian perawat juga mendapatkan kendaran dinas roda dua yang bertujuan memudahkan kelancaran petugas dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat. Lebih lanjut, Rama Diansyah memberikan pernyataan bahwa hampir dua tahun, banyak masyarakat yang belum tahu keberadaan perawat home care. Padahal sudah jelas tugas perawat home care setiap hari wajib mengunjungi rumah warga sasaran. Ia menambahkan bahwa untuk apa dianggarkan kembali, jika pelaksanaan programnya tidak jelas serta anggarannya mubazir dan lebih baik dialihkan untuk program lain. Selanjutnya, seperti yang dikutip dari media cetak Harian Ekspres Pesawaran edisi 9 November 2014 (di akses pada Senin, 23 Februari 2015), Areh Sulistio (Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Pesawaran) menyatakan bahwa hampir dua tahun berjalan, masyarakat tidak mengerti dan tidak mengetahui keberadaan petugas tenaga kontrak (perawat home care). Lebih lanjut, Areh menanggapi soal tidak mengertinya masyarakat karena perawat home care tidak memakai seragam. Ia juga menuding bukan menjadi alasan jika perawat home care tidak menggunakan seragam, lantas masyarakat tidak mengerti.

9 Kemudian, informasi berikutnya dikutip dari media cetak Harian Pilar edisi 13 Januari 2015 (diakses pada Sabtu, 07 Maret 2015), Yusak (Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Pesawaran periode 2014-2019) menyatakan bahwa perawat home care tidak menjalankan tugas secara optimal. Ia sudah memeriksa pelaksanaan program perawatan kesehatan masyarakat dalam bentuk home care di lapangan dengan hasil bahwa 80% perawat home care tidak berjalan. Ia menambahkan bahwa dari 144 desa yang berada di wilayah administrasi Kabupaten Pesawaran, 125 desa sudah memiliki bidan desa dan 19 desa belum memiliki bidan desa. Permasalahan terkait program pelaksanaan pelayanan home care di Desa Way Harong, Kecamatan Way Lima sangat beragam, sebagaimana yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Hal tersebut menjadi dasar penelitian bagi penulis untuk mengkaji lebih dalam terkait pelaksanaan pelayanan perawatan kesehatan masyarakat dalam bentuk home care di Desa Way Harong, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran. Untuk membedakan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis dengan penelitian sejenis terkait pelaksanaan pelayanan perawatan kesehatan masyarakat dalam bentuk home care, maka penulis menyajikan penelitian terdahulu terkait pelaksanaan pelayanan home care. Penelitian terdahulu tersebut yaitu sebagai berikut:

10 Tabel 2. Penelitian Terdahulu Terkait Program Perawatan Kesehatan Masyarakat dalam Bentuk Home Care No Nama Peneliti (1) (2) 1. Popy Yuniar, M.Ali Fauzi, Deasy Mariany Rumopa 2. Eva Karota Bukit Judul Penelitian (3) Rencana Bisnis untuk Unit Pelayanan Home Care Rumah Sakit Pusat Pertamina tahun 2004 (Studi Kelayakan) Perawatan Kesehatan di Rumah (Home Health Care) 3. Lia Mulyati Penggunaan Teknologi dalam Praktik Keperawatan di Rumah (Home Care) pada Pasien Cronic Heart Failure Fokus Penelitian (4) Menganalisis faktor internal dan faktor eksternal untuk membentuk sebuah strategi bisnis yang baik untuk pelayanan home care dan mengusulkan rencana bisnis untuk pelayanan home care Mendeskripsikan perawatan kesehatan di rumah yang memertimbangkan aspek kenyamanan dan biaya yang murah Menganalisis perkembangan teknologi kesehatan atau keperawatan yang mutakhir dalam melakukan perawatan di rumah (home care) pada pasien gagal jantung kronik Sumber: Di olah oleh penulis berdasarkan sumber di media online Berdasarkan tabel 2, maka terlihat jelas bahwa penelitian terdahulu terkait program perawatan kesehatan masyarakat home care, fokus masalah yang diteliti sangat beragam. Fokus penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu memfokuskan pada pengukuran kualitas pelayanan program home care di Desa Way Harong, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran dengan menggunakan indikator pengukuran kualitas pelayanan kesehatan menurut Supriyanto dan Ernawaty (2010:302), yang meliputi: kemampuan, pertanggung-jawaban, jaminan, kepedulian, empati dan komunikasi.

11 Setelah menganalisis permasalahan di atas, pelayanan program perawatan kesehatan masyarakat dalam bentuk home care di Kabupaten Pesawaran belum berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Salah satunya yang terjadi di Desa Way Harong yaitu bahwa pelaksanaan program perawatan kesehatan masyarakat belum optimal. Berdasarkan pada banyaknya permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Kualitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah (Studi Pelayanan Program Perawatan Kesehatan Masyarakat di Desa Way Harong, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kualitas pelayanan program perawatan kesehatan masyarakat dalam bentuk home care di Desa Way Harong, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan kualitas pelayanan program perawatan kesehatan masyarakat dalam bentuk home care di Desa Way Harong, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran.

12 D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Kegunaan Teoritis Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah penelitian ini diharapkan mampu memberikan kajian tambahan dalam perkembangan ilmu pemerintahan, khususnya yang berkaitan dengan pelayanan publik yang dalam hal ini terkhusus kepada pelayanan program perawatan kesehatan masyarakat dalam bentuk home care. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan : a. Dapat dijadikan sebagai sumber pelengkap informasi bagi pihak-pihak yang terkait dalam hal ini yang berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan program perawatan kesehatan masyarakat dalam bentuk home care di Desa Way Harong, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran; b. Informasi yang diperoleh dalam penelitian ini dapat memberikan kajian tambahan dan informasi kepada masyarakat terkait pelaksanaan pelayanan program perawatan kesehatan masyarakat dalam bentuk home care di Desa Way Harong, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran; c. Dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian selanjutnya.