BAB 1 PENDAHULUAN. yang ketat antar perusahaan manufaktur yang mengharuskan setiap perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil maupun perusahaan besar, salah satunya dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan agar dapat bertahan dan mampu bersaing dalam dunia bisnis. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja agar tujuannya dapat tetap tercapai. Tujuan utama perusahaan yang

BAB II LANDASAN TEORI. tinggi maka kemungkinan nilai perusahaannya baik.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan menurut pandangan manajemen keuangan, pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan bisnis di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Begitu pula dengan perusahaan-perusahaan di Indonesia yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memakmurkan pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pada dasarnya tujuan semua perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BABl PENDAHULUAN. Banyaknya perusahaan dalam industri, serta kondisi perekonomian saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keberlangsungan perusahaan-perusahaan di Indonesia terlihat tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang buruk, maka perusahaan tersebut akan memiliki nilai buruk di mata

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Manajer perusahaan memiliki peran utama dan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai macam sektor yang bersaing sangat ketat. Pada dasarnya setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan tentunya ingin terus berkembang dan tujuannya dapat

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan. perusahaan secara optimal. Dengan demikian perusahaan memiliki daya saing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha dan merupakan tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikaitkan dengan harga saham perusahaan (Modigliani dan Miller, 1958 dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai entitas ekonomi lazimnya memiliki tujuan jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perolehan laba merupakan ukuran keberhasilan kinerja financial perusahaan. Laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksilalkan nilai perusahaan. Teori sinyal menunjukkan adanya asimetri

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut Husnan (2004) nilai

BAB I PENDAHULUAN. kewirausahaan yang memiliki tujuan yang jelas. Terdapat beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini mengakibatkan persaingan dunia usaha terjadi sangat ketat,

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia menghadapi sebuah tantangan bisnis yang lebih

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya. tujuan manajemen keuangan adalah untuk mengambil keputusan-keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia bisnis yang modern, perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham, kemudian tujuan

BAB l PENDAHULUAN. pemilik perusahaan atau para pemegang saham dan ingin memaksimalkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua perusahaan pada umumnya mempunyai suatu tujuan. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB I PENDAHULUAN. ada, sementara dalam jangka panjang tujuan utama perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pemulihan salah satu di bidang industri manufaktur asing. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. menentukan tujuan yang harus dicapai. Diketahuin bahwa nilai perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan globalisasi yang terjadi saat ini,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan sebaliknya semakin

BAB I PENDAHULUAN. consumer goods. Perusahaan consumer goods merupakan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan (Fama dan French,

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan penilaian masyarakat terhadap kinerja perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dibidang teknologi informasi dan komunikasi serta perubahan lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai entitas ekonomi lazimnya memiliki tujuan jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN. cara meningkatkan nilai perusahaan. Harga pasar saham menunjukkan nilai perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sudah memasuki era globalisasi ini mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan didirikan tentunya mempunyai tujuan yang jelas.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan industri manufaktur food and beverages

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur mendorong perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. harga saham meningkat berarti nilai perusahaan meningkat dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan Salvatore dalam. Kusumajaya, Dewa Kadek Oka (2011:19). Nilai perusahaan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam mencapai tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan yang telah go publik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Bidang akuntansi dalam perusahaan bertanggungjawab terhadap laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. pemilik atau pemegang saham dapat tercapai (Nugroho, 2014). bertujuan untuk mencapai keuntungan maksimal dengan menggunakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era industri yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan utama perusahaan yang harus dapat dicapai melalui

BABl PENDAHULUAN. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB I PENDAHULUAN. tambahan bagi perusahaan dalam mengimplementasikan rencana strategis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan telah memiliki tujuan yang jelas. Menurut

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur yang mengharuskan setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerja agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai suatu tujuan utama dalam jangka panjang yaitu meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Salvatore, 2011 ). Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual (Husnan, 2008). Nilai perusahaan sering dikaitkan dengan harga saham, dimana semakin tinggi harga saham maka nilai perusahaan dan kemakmuran para pemegang saham juga meningkat. Brigham dan Houston (2010) menyatakan rasio atas harga pasar terhadap nilai buku (Price to Book Value) akan memberikan gambaran tentang bagaimana investor memandang perusahaan. Bagi perusahaan-perusahaan go public, nilai perusahaan akan tercermin pada harga sahamnya. Perusahaan dengan tingkat pengembalian ekuitas yang relatif tinggi biasanya memiliki harga saham yang lebih besar dari nilai buku jika dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat pengembaliannya rendah. Rasio ini menunjukkan sejauh mana para investor bersedia untuk membayar atau membeli suatu saham. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmed dan Nanda (2004) menunjukkan bahwa hampir semua keputusan investasi di pasar modal didasarkan pada perkembangan rasio PBV. Rasio Price 1

2 to Book Value yang tinggi akan membuat investor percaya atas prospek perusahaan ke depan. Maksimisasi nilai perusahaan merupakan cara untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Meningkatnya harga saham akan membuat pemilik atau pemegang saham menjadi lebih kaya atau makmur. Pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang memiliki hak aset perusahaan sebesar modal yang disetorkan. Pemegang saham membeli atau memiliki suatu saham berharap memperoleh pengembalian keuangan atas investasinya tersebut.tujuan maksimisasi nilai perusahaan seharusnya dijadikan landasan dalam menentukan keputusan-keputusan keuangan perusahaan. Keputusan-keputusan yang ditentukan pihak manajemen perusahaan akan dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Begitu pentingnya keputusan keuangan sehingga harus dibuat secara hati-hati, sebelum suatu keputusan ditetapkan sebaiknya perusahaan mempersiapkan keputusan tersebut secara matang. Perusahaan perlu melakukan analisis terhadap laporan keuangan, karena laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Analisis ini sangat berguna bagi manajemen perusahaan itu sendiri untuk mengambil keputusan secara tepat, merencanakan dan mengendalikan perusahaan secara efisien dalam rangka memaksimalkan nilai perusahaan. Sartono ( 2008) mengemukakan bahwa analisis laporan keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam menilai kinerja manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang. Rasio keuangan dapat memberikan indikasi

3 apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik dan struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat dicapai. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu aspek penilaian yang fundamental mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan, yaitu : rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas yang dapat dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Menurut Brigham dan Houston (2010) kinerja keuangan memiliki hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan, dimana semakin tinggi kinerja yang dicapai suatu perusahaan maka semakin tinggi pula nilai perusahaannya. Berdasarkan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan kemakmuran pemilik dan memaksimumkan kekayaan pemegang saham, maka salah satu cara pengukuran kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat dari tingkat profitabilitas. Profitabilitas merupakan rasio yang dapat mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, assests maupun laba bagi modal sendiri (Sartono, 2008). Rasio profitabilitas terdiri dari gross profit margin, net profit margin, return on investment dan return on equity. Penelitian ini menggunakan return on equity sebagai alat ukur dalam penentuan profitabilitas perusahaan. Return on equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham.

4 Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan, apabila proporsi hutang makin besar maka rasio ini juga akan semakin besar (Sartono, 2001). Return on equity (ROE) menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemegang saham. Pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal inilah yang dianggap investor sebagai sinyal positif dari perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham untuk menaikkan permintaan saham yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan harga saham tersebut di pasar modal. Robert (1997) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. ROE merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan, karena rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh manajemen dari modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan. Semakin besar rasio ROE berarti semakin besar pula kemampuan perusahaan menghasilkan laba bagi pemegang saham. Penelitian lain yang dilakukan oleh Wirawati (2008) dan Kusumajaya (2011) juga menunjukkan bahwa variabel return on equity (ROE) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap price to book value (PBV) suatu perusahaan. Nilai pasar perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan ditambah dengan nilai pasar hutang (Hellfret, 2000). Maka penambahan jumlah ekuitas dengan penggunaan hutang dapat mencerminkan nilai perusahaan suatu perusahaan. Menurut penelitian Kusumajaya (2011) terdapat

5 beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, diantaranya: keputusan pendanaan, kebijakan dividen, keputusan investasi, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan. Salah satu keputusan penting dalam manajemen keuangan adalah keputusan pendanaan yang berkaitan dengan kebijakan penentuan struktur modal. Struktur modal suatu perusahaan adalah kombinasi dari hutang dan ekuitas yang dapat memaksimumkan harga saham perusahaan (Brigham dan Houston, 2010). Maka penambahan jumlah ekuitas dengan penggunaan hutang dapat mencerminkan nilai perusahaan suatu perusahaan. Struktur modal merupakan kunci perbaikan kinerja dan produktivitas perusahaan. Kebijakan pendanaan perusahaan dalam menentukan struktur modal (bauran hutang dan ekuitas) bertujuan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Mogdiliani dan Miller (1963) menyatakan bahwa semakin tinggi proporsihutang maka semakin tinggi nilai perusahaan. Hal ini berkaitan dengan adanya keuntungan dari pengurangan pajak karena adanya bunga yang dibayarkan akibat penggunaan hutang tersebut mengurangi penghasilan yang terkena pajak. Nilai perusahaan akan maksimum, apabila perusahaan semakin banyak menggunakan hutang yang disebut dengan corner optimum hutang decision (Mutamimah, 2003). Trade off theory memprediksi hubungan yang positif antara struktur modal dengan nilai perusahaan dengan asumsi keuntungan pajak masih lebih besar dari biaya tekanan financial dan biaya keagenan. Selain meprediksi hubungan tersebut, trade off theory juga memprediksi hubungan positif antara struktur modal dengan tingkat profitabilitas atau kinerja keuangan perusahaan. Pengurangan bunga hutang pada perhitungan penghasilan kena pajak memperkecil proporsi beban

6 pajak sehingga proporsi laba bersih setelah pajak menjadi semakin besar, atau tingkat profitabilitasnya menjadi semakin tinggi. Pada kenyataannya, penggunaan hutang sepenuhnya dalam operasi perusahaan sekarang ini sulit dijumpai dan menurut trade off theory semakin tinggi hutang maka semakin tinggi beban kebangkrutan yang ditanggung perusahaan. Penambahan hutang akan meningkatkan tingkat risiko atas arus pendapatan perusahaan. Semakin besar hutang, semakin besar pula kemungkinan terjadinya perusahaan tidak mampu membayar kewajiban tetap berupa bunga dan pokoknya. Risiko kebangkrutan akan semakin tinggi karena bunga akan meningkat lebih tinggi daripada penghematan pajak. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka manajer keuangan harus berhati-hati dalam menetapkan struktur modal yang diharapkan agar dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian yang berhubungan dengan struktur modal diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi dan Pawestri (2006) yang menemukan bahwa keputusan pendanaan akan berdampak pada nilai perusahaan. Beberapa penelitian lain juga menunjukkan keputusan perusahaan menggunakan hutang berdampak pada nilai perusahaan seperti penelitian yang dilakukan oleh Taswan (2003), Syarif (2007) dan Kusumajaya (2011) yang membuktikan penggunaan hutang berpengaruh positif signifikan dan dapat meningkatkan nilai perusahaan.sujoko dan Soebiantoro (2007) juga menemukan hal yang serupa dengan Taswan (2003) bahwa penggunaan hutang dalam struktur modal akan berdampak positif pada nilai perusahaan, namun dilihat dari arah pengaruh hasil penelitian Sujoko dan Soebiantoro menemukan penggunaan hutang berpengaruh negatif terhadap nilai

7 perusahaan. Hasil yang berbeda ditemukan oleh Jiraporn dan Liu (2007) yang menyatakan bahwa kebijakan hutang dari suatu perusahaan berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaannya. Hal yang serupa juga ditunjukkan pada penelitian Meythi, dkk (2012) yang menyatakan bahwa kebijakan hutang dalam struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Arijit (2008) dan Safrida (2008), Ruskim (2011) dal am penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan leverage ternyata berdampak negatif terhadap kesempatan peningkatan nilai perusahaan di masa yang akan datang. Risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk yang tidak diinginkan atau tidak terduga, kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian yang dapat menyebabkan tumbuhnya risiko. Pengindentifikasian risiko dilakukan agar perusahaan dapat mengelola risiko yang dihadapi. Adanya pengelolaan atas risiko maka ketidakpastian yang berkaitan dengan risiko tersebut dapat diminimalkan.risiko diukurdari sudut pandang perusahaan dibedakan menjadirisiko bisnis dan risiko keuangan (Brigham dan Houston, 2010). Risiko bisnis merupakan ketidakpastian dalam proyeksi perusahaan atas tingkat pengembalian atau laba di masa mendatang. Dalam trade off theory dikatakan bahwa semakin banyak hutang semakin tinggi beban atau risiko yang ditangggung perusahaan seperti: agency cost, biaya kebangkrutan, keengganan kreditur memberikan pinjaman dalam jumlah besar. Risiko bisnis yang tinggi akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman karena perusahaan tidak akan sanggup dalam menanggung beban tetap dari hutang. Implikasi dari trade off theory ini adalah manajer akan berfikir antara

8 penghematan pajak dengan biaya kebangkrutan yang timbul akibat berhutang, yang selanjutnya akan berdampak pada nilai perusahaan.maka perusahaan dengan risiko bisnis tinggi harus menggunakan hutang yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai risiko bisnis rendah, karena semakin tinggi risiko bisnis, penggunaan hutang yang besar akan mempersulit perusahaan dalam mengembalikan hutangnya (Mutamimah, 2003). Syukri (2001), Basil dan Taylor (2008), Haryanto (2012) menemukan bahwa variabel risiko secara statistik signifikan berpengaruh positif terhadap tingkat hutang perusahaan. Temuan yang berbeda dilakukan oleh Yuniningsih (2002) dan Pontoh (2013) bahwa variabel risiko perusahaan berhubungan negatif secara signifikan terhadap financial leverage dan penelitian Mutaminah (2003), Puspita dan Margasari (2012) yang menyatakan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Penggunaan kebijakan hutang dapat digunakan untuk menciptakan nilai perusahaan yang optimal, namun kebijakan hutang juga tergantung dari pertumbuhan perusahaan. Artinya perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang baik relatif lebih mudah untuk mengakses ke pasar modal. Kemudahan ini mengindikasikan perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan perusahaan yang baik menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga hutang apabila menggunakan hutang sebagai dana operasional perusahaan. Pertumbuhan (growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama (Machfoeds, 1996). Pada umumnya perusahaan yang tumbuh dengan cepat

9 memperoleh hasil positif dalam artian pemantapan posisi di era persaingan, menikmati penjualan yang meningkat secara signifikan dan diiringi oleh adanya peningkatan pangsa pasar. Pertumbuhan cepat juga memaksa sumber daya manusia yang dimiliki untuk secara optimal memberikan kontribusinya kepada perusahaan. Susanto (1997) menyatakan agar pertumbuhan cepat tidak memiliki arti pertumbuhan biaya yang kurang terkendali maka dalam mengelola pertumbuhan, perusahaan harus memiliki pengendalian operasi dengan penekanan pada pengendalian biaya. Optimalisasi perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan lainnya yang akan berdampak pada nilai perusahaan (Fama dan French, 1998). Stulz (1990) menemukan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan yang rendah, maka rasio hutang berhubungan secara positif dengan nilai perusahaan, sedangkan perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang tinggi, maka rasio hutang berhubungan secara negatif dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu, pengaruh hutang terhadap nilai perusahaan sangat tergantung pada keberadaan kesempatan pertumbuhan perusahaan. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Jae cho dan Pucik (2005), Kusumajaya (2011), Suadnyana (2012), Kanani (2013) dan Hermuningsih (2013) membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sriwardany (2006) juga membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap harga perubahan saham, hal ini berarti bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan

10 akan direspon positif oleh investor, sehingga akan meningkatkan harga saham. Hasil berbeda ditemukan oleh Safrida (2008) dan Meythi,dkk (2012)yang menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dantidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Data empiris dari variabel nilai perusahaan (PBV), profitabilitas (ROE), risiko bisnis (DOL), pertumbuhan perusahaan dan struktur modal (DER) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 sampai dengan 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut: Tabel 1.1 Rata rata Nilai Perusahaan (PBV), Profitabilitas (ROE), Risiko Bisnis (DOL), Pertumbuhan Perusahan dan Struktur Modal (DER) Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2010 2014 No. Variabel Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1 Nilai Perusahaan (PBV) 2.08 1.91 2.18 2.66 3.25 Perubahan (%) -0.17 0.27 0.48 0.59 2 Profitabilitas (ROE) 13.90 8.57 18.29 22.50 25.15 Perubahan (%) -5.33 9.72 4.21 2.65 3 Struktur Modal (DER) 1.93 1.65 0.14 1.56 1.93 Perubahan (%) -0.28-1.51 1.42 0.37 4 Risiko Bisnis (DOL) 1.94 0.88 0.71 1.63 3.11 Perubahan (%) -1.06-0.17 0.92 1.48 5 Pertumbuhan Perusahaan 12.44 12.97 9.47 18.09 43.61 Perubahan (%) 0.53-3.5 8.62 25.52 Sumber: www.idx.co.id 2010 dan 2014 Berdasarkan Tabel 1.1 rata-rata PBV perusahaan industri manufaktur tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0.17% dan untuk tahun selanjutnya selalu mengalami peningkatan. Penurunan yang disertai dengan peningkatan tahun berikutnya akan dipandang positif oleh para investor, maka perlu

11 diperhatikan untuk tahun-tahun berikutnya agar nilai perusahaan terus meningkat. Pada Tabel 1.1 juga dapat terlihat bahwa tahun 2011 rata-rata profitabilitas mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar 5.33% dan mengalami pengingkatan pada tahun selanjutnya. Peningkatan profitabilitas ini dapat pula menciptakan persepsi positif bagi investor terhadap kinerja perusahaan, sehingga perusahaan haruslah selalu berusaha untuk meningkatkan profitabilitas perusahaann agar selalu mendapat respon positif oleh investor. Berdasarkan pada Tabel 1.1, perusahaan haruslah selalu berupaya untuk meningkatkan nilai perusahaan dan profitabilitasnya. Semakin meningkatnya profitabilitas maka nilai perusahaanpun akan semakin meningkat.manajemen perusahaan haruslah mengetahui apa saja yang menjadi faktor penentu agar nilai perusahaan dan profitabilitas perusahaan tersebut semakin meningkat tiap tahunnya, sehingga faktor tersebut dapat menjadi acuan bagi para manajer perusahaan dalam kinerja peningkatan profitabilitas dan nilai perusahaan. Perusahaan manufaktur dipakai sebagai objek penelitian karena perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terdiri dari berbagai sub sektor industri sehingga dapat mencerminkan reaksi pasar modal secara keseluruhan. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh risiko bisnis, pertumbuhan bisnis dan struktur modal terhadap kinerja keuangan serta nilai perusahaan. Ketidakkonsistenan hasil yang diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya mengenai pengaruh antar variabel tersebut, memerlukan pengujian kembali guna memperjelas hubungan antar variabel dan

12 mengetahui lebih banyak lagi variabel-variabel yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1) Apakah risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas? 2) Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas? 3) Apakah struktur modal berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas? 4) Apakah risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? 5) Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? 6) Apakah struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? 7) Apakahprofitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh risiko bisnis terhadap profitabilitas. 2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas.

13 3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas. 4) Untuk mengetahui pengaruh signifikansi risiko bisnis terhadap nilai perusahaan. 5) Untuk mengetahui pengaruh signifikansi pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan. 6) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. 7) Untuk mengatahui signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. Manfaat-manfaat tersebut antara lain : 1) Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris pada teori manajemen keuangan, terutama dalam mengidentifikasi pengaruh risiko bisnis, pertumbuhan perusahaan dan struktur modal terhadap profitabilitas serta nilai perusahaan. 2) Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada emiten khususnya bagi pihak manajemen perusahaan, karena dengan mengetahui pengaruh risiko bisnis, pertumbuhan

14 perusahaan dan struktur modal terhadap profitabilitas serta nilai perusahaan akan bermanfaat untuk menentukan kebijakan dan merancang strategi yang tepat dalam meningkatkan profitabilitas serta nilai perusahaan sebagai tujuan utama suatu perusahaan. b. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi calon investor tentang pengaruh risiko bisnis, pertumbuhan perusahaan dan struktur modal terhadap profitabilitas serta nilai perusahaan agar dapat dijadikan suatu bahan analisis dalam menentukan kebijakan investasi saham.