BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam adalah Agama yang ditetapkan Allah SWT untuk manusia, segala

dokumen-dokumen yang mirip
Implikasi dari Qs Al-Israa Ayat 32 tentang Pendidikan Seks Terhadap Upaya Menjauhi Zina

BAB I PENDAHULUAN. Qur an, seperti yang terdapat dalam firman-nya: aturannya, karena semua sudah jelas di atur dalam Al-Qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam tersebut dinamakan orang mu min. Orang mu min adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan seksual pranikah umumnya berawal dari masa pacaran atau masa penjajakan.

BAB I PENDAHULUIAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Remaja menjadi salah satu bagian yang sangat penting terhadap

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

, 2015 GAMBARAN KONTROL DIRI PADA MAHASISWI YANG MELAKUKAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai 19 tahun. Istilah pubertas juga selalu menunjukan bahwa seseorang sedang

BAB I PENDAHULUAN. seks mendorong remaja untuk memenuhi kebutuhan seksnya, mereka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menikmati masa remajanya dengan baik dan membahagiakan, sebab tidak jarang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa remaja umumnya anak telah mulai menemukan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penyebaran arus informasi yang tidak terbatas dan dibatasi menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. pertama, karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh : DYAH ANGGRAINI PUSPITASARI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman saat ini, perilaku berciuman ikut dalam

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali setiap individu akan mengalami masa peralihan ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktivitas seksual remaja juga cenderung meningkat baik dari segi kuanitas

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tentang kesehatan reproduksi ini penting untuk. diberikan kepada remaja, melihat semakin meningkatnya kasus-kasus remaja

HUBUNGAN ANTARA PENALARAN MORAL DAN GAYA PACARAN DENGAN KECENDERUNGAN MEMBELI KONDOM PADA REMAJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

BAB II TAFSIR Q.S. AL-MU MINUN AYAT 1-9 MENURUT PARA MUFASSIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau keinginan yang kuat tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu harapan bangsa demi kemajuan Negara, dengan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai pengenalan akan hal-hal baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

MAKNA HIDUP DALAM AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia merupakan remaja berumur tahun dan sekitar 900

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

Kenapa Nikah atau Putus???

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan untuk dikembangkan (Ali, 2000: 13). Dalam hal ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanan menuju masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, perubahan nilai dan kebanyakan remaja memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Apakah Kawin Kontrak Itu?

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

BAB I PENDAHULUAN. akurat khususnya teman (Sarwono, 2006). menarik secara seksual, apakah mereka akan bertumbuh lagi, apakah orang

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan untuk laki-laki adalah 19 tahun. Namun data susenas 2006

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurul Khoeriyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan sosial-ekonomi secara total ke arah ketergantungan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikenal sebagai masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa kepada jalan yang buruk. Perzinahan termasuk dalam

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Dalam masa ini remaja mengalami pubertas, yaitu suatu periode

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa. reproduksi sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekonomi. Remaja akan mengalami transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada

BAB I PENDAHULUAN. menuju zaman modern. Ziauddin Sardar menyebut zaman modern merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang meliputi semua perkembangannya yang dialami sebagai. persiapan memasuki masa dewasa (Rochmah, 2005). WHO mendefinisikan

ANTARA PRIA DAN WANITA

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

PERSEPSI MASYARAKAT MENGENAI HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan)

(e) Uang saku rata-rata perbulan kurang dari Rp ,- (64,8%) dan sisanya (35,3%) lebih dari Rp per bulan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. WHO mendefinisikan, masa remaja (adolence) mulai usia 10 tahun sampai 19

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut terjadi akibat dari kehidupan seksual remaja yang saat ini semakin bebas

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. yang positif dalam mewujudkan tujuan pernikahan. Allah SWT. Berfirman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja dikatakan masa yang paling menyenangkan dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya penampakan karakteristik seks sekunder (Wong, 2009: 817).

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber nilai Islam adalah Al-Qur'an yang di sampingnya ada juga Hadits

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia mengalami perkembangan pesat diberbagai bidang di abad ke 21

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan tersebut menjungjung tinggi moralitas berdasarkan norma-norma

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

BAB I PENDAHULUAN. perilaku remaja dalam pergaulan saat ini. Berbagai informasi mampu di

Data terkini milik Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2010 menunjukkan, 51% remaja di Jabodetabek telah melakukan seks

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Semakin maju peradaban manusia, maka masalah-masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa

BAB 1 PENDAHULUAN. ketertarikan mereka terhadap makna dari seks (Hurlock, 1997). media cetak maupun elektronik yang berbau porno (Dianawati, 2006).

Rayuan Setan Dalam Pacaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan. Bahkan hubungan seksual yang sewajarnya dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap seksualitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang rata-rata masih usia sekolah telah melakukan hubungan seksual tanpa merasa

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang didalamnya penuh dengan dinamika. Dinamika kehidupan remaja ini

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang potensial adalah generasi mudanya. Tarigan (2006:1)

BAB 1 PENDAHULUAN. menuju masyarakat modern, yang mengubah norma-norma, nilai-nilai dan gaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

RAPOR MERAH KAUM FEMINIS Kritik atas Relativitas Tafsir Feminisme terhadap Al-Quran. Nunuy Nurjanah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah Agama yang ditetapkan Allah SWT untuk manusia, segala sesuatu yang di perbuat oleh manusia ada tuntunannya baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Semua ajaran yang diberikan Allah telah diatur dengan baik. Dengan demikian jelaslah bahwa Islam adalah agama yang sempurna, yang mencakup segala aspek kehidupan, Sebagaimana firman Allah dalam al-qur-an: Dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu ( An-nahl : 89 ) Ayat tersebut menjelaskan bahwa Islam merupakan agama yang aturan untuk manusia telah ditetapkan, begitupun mengenai pendidikan seks dalam upaya menjauhi perbuatan zina. Kondisi pergaulan remaja saat ini sungguh sangat memprihatinkan. Terjadi peningkatan aktifitas seks pranikah, dan penyakit seksual di kalangan remaja. Hamil di luar nikah menjadi fenomena yang biasa di masyarakat. Sikap permisif masyarakat terhadap aktifitas seksual para remaja menambah kondisi ini semakin runyam. Aktifitas seks bebas tidak hanya dilakukan oleh remaja sekolah menegah saja tetapi 1

2 juga oleh anak-anak usia Sekolah Dasar. Yang lebih memprihatinkan, pada saat razia di sekolah-sekoah, tidak jarang ditemukan alat kontrasepsi di dompet pelajar. Mudahnya remaja memperoleh alat kontrasepsi juga menjadikan aktifitas seks bebas bukan lagi sesuatu yang tabu di kalangan remaja. Bahkan saat ini di minimarket-minimarket yang menjamur di perkotaan bahkan di pedesaan, di setiap meja kasir selalu tersedia alat kontrasepsi (kondom).yang lebih memprihatinkan, alat kontrasepsi ini diletakkan berjajar dengan permen dan makanan anak-anak lainnya. Artinya anak-anak belia saat ini sudah kenal secara tidak sengaja dengan alat kontrasepsi. Ada cerita tentang seorang anak yang merengek-rengek kepada ibunya minta dibelikan alat kontrasepsi yang terpajang di dekat kasir gara-gara mengira barang tesebut permen. Maklum di bungkus alat kontrasepsi tersebut tertulis rasa buah beserta gambar buahnya.sudah sepatutnya para pemilik minimarket untuk tidak meletakkan barang dagangan yang tidak layak diketahui anak-anak di tempat-tempat terbuka. Rasanya kurang etis meletakkan barang tersebut di tempat yang mudah dilihat dan terjangkau oleh anak-anak di bawah umur. Adapun Fenomena maraknya seks bebas di kalangan remaja di ungkapkan oleh survei yang dilakukan lembaga-lembaga yang berkompeten beberapa tahun yang lalu. Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia 2002-2003 menyebutkan, remaja usia 14-19 tahun yang memiliki teman, pernah berhubungan seksual sebelum menikah 34,7 persen untuk perempuan dan 30,9 persen untuk laki-laki. Survei Komisi Nasional Perlindungan anak 2008 terhadap anak SMP-SMA di 17 kota besar

3 pernah menunjukkan, 97 persen remaja pernah menonton film porno, 93,7 persen pernah berciuman, meraba kemaluan.(kompas, 16 April 2012). Berangkat dari kondisi di atas muncul gagasan dari berbagai pihak tentang perlunya pendidikan seks di sekolah. Bahkan kalau perlu pendidikan seks diberikan sejak SD kelas 4-6. Adapun dasar dari pemikiran ini adalah perlunya membekali remaja dengan pengetahuan yang memadai tentang seksualitas secara benar. Tanpa adanya bekal yang memadai dikhawatirkan remaja tidak dapat mengelola kebutuhan seksualnya secara benar.selanjutnya remaja akan mudah terjebak kepada perilaku seks bebas. Akibat lebih lanjut adalah terjadinya kehamilan dini. Dan saat ini fenomena kehamilan dini semakin hari semakin meningkat. Tentu saja yang jadi korban adalah remaja putri. Mereka harus rela putus sekolah dan menghapus cita-cita untuk menggapai pendidikan yang lebih tinggi. (http://edukasi.kompasiana.com/2012/04/22/perlukah-pendidikan-seksualitas-disekolah-457324.html ) Pendidikan seks juga sebagai upaya untuk menjauhi perbuatan zina yang merajarela dikalangan remaja. Pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual kepada anak, sejak ia mengenal masalah-masalah yang berkenaan dengan naluri seks dan perkawinan. Sehingga jika anak telah tumbuh menjadi seorang pemuda dan dapat memahami urusan-urusan kehidupan, ia telah mengetahui masalah-masalah yang diharamkan dan dihalalkan. ( Abdullah Nasih Ulwah.1978 : 595 )

4 Pengertian Pendidikan seks tersebut menjelaskan bahwa pendidikan seks merupakan bagian dari pendidikan yang harus diberikan pada anak-anak maupun remaja Kata seksual mempunyai dua pengertian. Pertama, seks berarti jenis kelamin. Kedua, seks adalah hal ihwal yang berhubungan dengan alat kelamin, misalnya persetubuhan atau senggama. Manusia dianugrahi hiasan syahwat maka tidak bisa dihindari maka perlu adanya pedoman yang tercantum berdasarkan QS Ali-Imran : 14 Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). Dalam ayat ini dijelaskan bahwa cinta syahwat itu merupakan hiasan. Oleh karena itu tidak perlu dihancurkan, tetapi harus dipelihara dan dipenuhi secara benar dan halal yaitu melalui pernikahan. supaya tidak menyimpang Allah Ta'ala berfirman dalam Q.S Al-Muminun Ayat 5 dan 6

5 5. Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, 6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceia.(qs Al-Muminun 5-6) Berdasarkan ayat diatas Islam tidak melarang hubungan seks asalkan sesuai dengan aturan. Allah telah menganugrahkan kepada laki-laki dan perempuan dengan sifat bawaan yakni laki-laki senang terhadap lawan jenisnya begitu pula perempuan. Maka jika laki-laki senang terhadap sesama jenisnya dan begitu juga perempuan, perilaku seperti inilah yang merupakan perbuatan yang menyimpang yaitu perlakuan yang disebut dengan homoseksual Al-Quran sebagai sumber ajaran yang pokok dan utama bagi umat Islam yang berhubungan dengan totalitas kehidupan manusia. Di dalamnya terdapat, larangan, Allah telah menjelaskan larangan keras mendekati zina. Sebagaimana dijelaskan dalam QS Al-Israa 32: Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.

6 Dalam ayat tersebut Allah swt telah jelas melarang manusia untuk mendekati zina karena merupakan perbuatan yang keji dan berbahaya.berdasarkan ayat tersebut maka timbul pertanyaan. Apa bahaya zina? Mengapa zina itu digolongkan pada perbuatan keji? Berdasarkan permasalah tersebut, maka perlu adanya penelitian secara mendalam tentang pendidikan seks terhadap upaya menjauhi zina, untuk kepentingan tersebut dirumuskan judul penelitian : IMPLIKASI DARI QS AL-ISRAA AYAT 32 TENTANG PENDIDIKAN SEKS TERHADAP UPAYA MENJAUHI ZINA B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan dikaji dan dikembangkan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana pendapat para mufassir tentang Al-Qur an QS. Al-Israa : 32? 2. Apa esensi yang terkandung dalam QS. Al-Israa : 32? 3. Bagaimana pendapat ahli pendidikan tentang bahaya zina? 4. Apa implikasi pendidikan dalam rangka menjauhi zina? C. Tujuan Penelitian Dalam sebuah penelitian hendaknya memiliki tujuan yang ingin dicapai setelah melakukan penelitian, berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pendapat para mufassir tentang Al-Qur an QS. Al-Israa : 32

7 2. Mengetahui esensi yang terkandung dalam QS. Al-Israa : 32 3. Mengetahui pendapat ahli pendidikan tentang bahaya zina 4. Mengetahui implikasi pendidikan dalam rangka menjauhi zina D. Kegunaan Penelitian Setiap usaha penelitian yang dilakukan senantiasa disertai oleh suatu harapan yang hasilnya dapat memberikan manfaat bagi semua orang adapun kegunaan bagi penelitian ini adalah : Kegunaan Secara teoritis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah atau wawasan pemikiran bagi perkembangan dunia pendidikan. Khususnya bagi pendidikan Agama Islam dan umumnya bagi seluruh manusia dimuka bumi ini terutama mengenai pentingnya pembahasan tentang pendidikan seks terhadap upaya menjauhi zina. Kegunaan Secara praktis: Dapat dijadikan salah satu acuan bagi para pendidik untuk dapat mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan seks dan upaya menjauhi zina. E. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah asumsi atau postulat yang menjadi tumpuan segala pandangan dan kegiatan terhadap masalah yang diteliti. Asumsi ini menjadi titik pangkal maka tidak ada lagi keraguan bagi peneliti. ( Winarto surachmad,1995:38 )

8 Pendidikan Islam adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan mengangkat derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar ( fitrah ) dan kemampuan ajarnya ( pengaruh dari luar ). ( Mohammad Fadli Al-Djamaiy, 1987 : 16 ) Pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentang masalah-masalah seksual kepada anak, sejak ia mengenal masalah-masalah yang berkenaan dengan naluri seks dan perkawinan. Sehingga jika anak telah tumbuh menjadi seorang pemuda dan dapat memahami urusan-urusan kehidupan, ia telah mengetahui masalah-masalah yang diharamkan dan dihalalkan. ( Abdullah Nasih Ulwah,1978 : 595 ) F. Metode dan teknik penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan secara sistematis dan tepat tentang implikasi pendidikan dari QS Al-Israa 32 dengan memutuskan dan menafsirkan data yang ada ( winarno, 1989:139). Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu lebih lanjut lagi winarno ( 1989 140 ) menjelaskan tentang ciri-ciri deskriptif adalah. 1).Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang actual.

9 2).Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan kemudian dianalisa ( karena itu metoda ini disebut metoda analitik ) 2. Teknik Penelitian Teknik Penelitian diartikan sebagai alat kerja yang merupakan kelengkapan cara kerja itu. Adapun penelitian ini menggunakan teknik studi literature atau book survey, yaitu dengan membaca,memahami,menganalisis serta menginterpretasikan sejumlah buku-buku yang ada kaitannya dengan penelitian ini, sehingga hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. G. Langkah-Langkah Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan langkah yang ditempuh dalam mencapai tujuan akhir. Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah: 1. Merumuskan masalahan yang akan diteliti 2. Merumuskan tujuan penelitian 3. Mencari kitab-kitab, buku-buku, yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti 4. Menemukan metode dan teknik penelitian 5. Merangkum pendapat para mufassir 6. Menarik esensi dari pendapat para mufassir Qs Al-Israa ayat 32 7. Mencari landasan teoritis yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti 8. Menarik kesimpulan dari proses penelitian

10 H. Sumber Kajian Penelitian ini adalah merupakan penelitian book survey oleh karena itu data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut : 1. Kitab suci Al-Qur an 2. Lima buah kitab tafsir, terdiri dari: a. Tafsir Al-Misbah oleh M. Quraish Shihab b. Tafsir Ibnu Katsir oleh Muhammad Nasib Ar-Rifa i c. Tafsir Al-Azhar oleh prof. Dr.Hamka d. Tafsir Al-Maraghi oleh Ahmad Musthafa Al-Maraghi e. Tafsir Fi Zhilalil Qur an oleh sayyid Quthb 3. Buku-buku yang menunjang terhadap permasalahan yang sedang dibahas.