yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV ANALISA DATA. 1. Analisis Tentang Faktor yang Mempengaruhi Seorang Siswa Pelaku. Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENANGANI SIKAP EGOIS PADA SEORANG REMAJA

BAB IV ANALISIS DATA. Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dalam

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI KEJENUHAN ISTRI MENGURUS

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB IV ANALISIS DATA. dari lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Berikut dibawah ini merupakan analisis data tentang faktor, proses

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB IV ANALISIS DATA. diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut : A. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam dengan pendekatan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis data tentangproses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB IV ANALISIS DATA. membandingkan kondisi klien sebelum dan sesudah dilakukannya proses konseling. Berikut ini

BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan. Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Trauma Seorang Remaja

BAB IV ANALISIS DATA. ketika melakukan observasi dan wawancara. dengan demikian dapat diketahui. untuk Menangani Anak Middle Child Syndrome. Tabel 4.

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan analisis deskriptif komparatif

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI RENDAH DIRI SEORANG SANTRI

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

BAB IV ANALISIS DATA 1. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS TERAPI REALITAS UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI SANTRI MADRASAH DINIYAH

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. dengan Teknik Biblioterapi Dalam Mengatasi Dekadensi Ke-Imanan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan

BAB IV ANALISIS DATA. Dengan Teknik Token Economy Dalam Membentuk Disiplin Shalat

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV ANALISA DATA. dengan analisa deskriptif. Adapun datayang dianalisis sesuai dengan dua focus

BAB IV ANALISIS DATA. observasi yang disajikan pada awal bab, adapun data yang di analisis. sesuai dengan fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis dari proses pelaksanaan Family Therapy dalam Menangani. Wilayah Perumnas Sukomulyo Lamongan

BAB IV ANALISA DATA. konselor sekaligus peneliti. Analisa ini disajikan dalam bentuk penulisan analisa

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Siswa Sekolah Menengah

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES

BAB IV ANALISIS DATA. analisis sesuai dengan fokus penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan. di Desa Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM MELALUI ISLAMIC STORYTELLING DALAM MENANGANI PERILAKU MALADAPTIF

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. peneliti, maka peneliti menganalisis dengan analisis deskriptif komparatif.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang berlangsung dengan cepat dalam aspek fisik, emosional,

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET PENELITIAN. pernyataan tersebut. Selanjutnya pilihlah salah satu dari beberapa alternative

BAB I PENDAHULUAN. Keluaga mempunyai fungsi tidak hanya terbatas sebagai penerus keturunan

BAB IV ANALISIS KONSELING KELUARGA BAGI LANSIA YANG MENGALAMI EMPTY NEST SYNDROME DI DESA KATERBAN NGANJUK

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi maka konselor/peneliti melakukan analisis data. Analisis data

BAB IV PERBANDINGAN PEMIKIRAN ABDULLAH NASHIH ULWAN DAN B.F. SKINNER SERTA RELEVANSI PEMIKIRAN KEDUA TOKOH TERSEBUT TENTANG HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor yang menyebabkan perilaku maladaptif di TPA Baitul Hamid

BULLYING & PERAN IBU Penyuluhan Parenting PKK Tumpang, 29 Juli 2017

Angket 1 No Pernyataan SS S TS STS

2. Faktor pendidikan dan sekolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI EXPRESSIVE WRITING TREATMENT UNTUK MENGATASI EKSPRESI EMOSI NEGATIF PADA REMAJA DI DESA SEGORO TAMBAK SEDATI SIDOARJO

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

PENANGANAN ANAK BERMASALAH DENGAN KASIH SAYANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 WERU TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB V PENUTUP. Dalam pembahasan tentang pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. Siswa Pelaku Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik.

BAB II LANDASAN TEORI. dalam mengekspresikan perasaan, sikap, keinginan, hak, pendapat secara langsung,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Terapi ISHAS (Istighfar, Sholawat,

Orang lain capek bicara pada kita karena perubahan suasana hati, apa yang harus kita lakukan??

BAB IV ANALISIS DATA. C. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan. Pemuda di Desa Putat Kec Kebomas Kab. Gresik).

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

ANGKET/ KUISIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

BAB IV ANALISIS PENANGANAN KLEPTOMANIA DENGAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM. Dalam kehidupan, yang namanya masalah besar maupun kecil harus di

BAB I PENDAHULUAN. pada siswanya. Kerapkali guru tidak menyadari bahwa jebakan rutinitas seperti duduk, diam,

BAB I PENDAHULUAN. lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa dewasa (Rumini, 2000). Berdasarkan World Health. Organization (WHO) (2010), masa remaja berlangsung antara usia 10-20

JENIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK

Keterampilan Penting bagi Konselor

Transkripsi:

119 BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK MODELLING MELALUI SIKAP PEDULI DALAM MENGATASI PERILAKU AGRESIF ANAK DI DESA KETEGAN, TANGGULANGINSIDOARO Dalam penelitian ini, konseli menggunakan analisis deskriptif komparatif yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa deskriptif komparatif yaitu cara dengan cara membandingkan proses pelaksanaan bimbingan konseling islam di lapangan dengan teori yang digunakan, selain itu untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan bimbingan konseling islam dengan tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan. A. Analisis proses bimbingan konseling islam dengan teknik modeling melalui sikap peduli dalam mengatasi perilaku agresif pada anak Dalam proses bimbingan konseling islam yang dilakukan oleh konselor dalam kasus ini menggunakan langkahlangkah yaitu identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, terapi/treatment, dan evaluasi (follow up). Analisa tersebut dilakukan oleh konselor dengan membandingkan data teori dan data yang terjadi di lapangan. Tabel. 4.1 Langkahlangkah konselor dalam proses bimbingan konseling islam NO. Data teori Data empiris (lapangan) 1. Identifikasi masalah (untuk Sikap yang selalu menunjukkan mengetahui gejalagejala tindakan mengganggu temannya yang nampak) dengan cara mencubit, mengkosek dan memukul. Melempari barangbarang yang ada disekitarnya kepada teman yang lain. Konseli yang selalu tidak bisa berbicara sopan dengan orang lain,

120 2. Diagnosa (menetapkan masalah berdasarkan latar belakang) 3. Prognosa (menetapkan jenis bantuan) 4. Terapi/treatment dengan teknik modeling yaitu dengan cara menunjuk seorang model yang nyata (live model) untuk member percontohan terhadap masalah yang dihadapi konseli, sehingga dapat membentuk tingkah laku baru pada konseli, dan dapat memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk. suka menggertak temannya dan memaksa untuk melakukan sesuatu yang dia inginkan. Nada bicara yang kasar serta ucapan katakata kotor yang sering diucapkan oleh konseli. Akibat dari pola asuh orang tua yang keras terhadap anaknya, selain itu tontonan atau permainan yang ada di video game sering dilihat dan dimainkan oleh Arul. Perilaku agresif yang dilakukan oleh Arul untuk mendapatkan perhatian dari orang lain. Memberikan bantuan bimbingan konseling islam dengan teknik modeling. Yaitu dengan cara belajar melalui proses pengamatan, peniruan dan percontohan, pembentukan tingkah laku baru, serta memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk. Memberikan modeling dengan percontohan melalui pengamatan dan peniruan kepada konseli dengan bantuan model (orang yang mencontohkan), dalam hal ini konselor sendirilah yang menjadi model bagi konseli. 5. Evaluasi/follow up Menindaklanjuti perkembangan selanjutnya setelah proses konseling sekaligus evaluasi berhasil tidaknya bimbingan konseling islam yang telah dilakukan konselor. Berdasarkan tabel diatas, bahwa analisis proses bimbingan konseling yang dilakukan konselor dengan langkahlangkah konseling tersebut melalui

121 identifikasi masalah untuk mengetahui gejala yang nampak pada konseli yaitu konseli bersikap senang mengganggu orang lain, seperti sering melempari dengan barang barang yang ada disekitarnya, baik itu berupa buku, pensil, penghapus atau yang lainnya, mengganggu ketika pelajaran berlangsung dengan cara membuat gaduh di dalam kelas, menjelek jelekan nama temannya dengan kata kata yang tidak sopan. Konseli sering menggertak dan memaksa, memukul serta berbicara kasar dan kotor. Konseli selalu membenarkan diri sendiri, setiap tindakan yang Arul lakukan dianggapnya selalu benar dan orang lain yang salah. Dari gejalagejala tersebut, konselor melakukan diagnosa dengan menetapkan masalah yang dihadapi konseli yaitu akibat dari pola asuh orang tua yang keras terhadap anaknya, selain itu tontonan atau permainan yang ada di video game sering dilihat dan dimainkan oleh Arul. Perilaku agresif yang dilakukan oleh Arul untuk mendapatkan perhatian dari orang lain. Selanjutnya konselor menetapkan jenis bantuan atau prognosa yaitu dengan menggunakan teknik modeling dengan cara menggunakan seorang model untuk memberi percontohan terhadap masalah yang dihadapi, sehingga dapat membentuk tingkah laku baru pada konseli serta memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk.

122 Bagan 4.2 Modeling dengan sikap peduli Teknik Modelling Sikap Peduli Berkata Kotor Jahil Melempari barang Memaksa Memben arkan diri sendiri Kalimat istighfar Berkata sopan Mengingatkan PP Aktif Mera sakan dapat mem bantu orang lain Membangun positif PP Pasif Sali ng berb agi Mengalihkan tindakan Melerai Mengurangi kebiasaan Mempraktekan Menasihati PP Aktif Melerai perkelahian Membina Mengalihkan Tarik nafas Istighfar Hamdalah PP Pasif Mengenali perasaan sendiri mengajarkan menjadi pendengar baik Menahan emosi Membina Mengerjak an tugas Kalimat tolong Terima kasih PP Aktif men awar kan bant uan Berb agi PP Pasif Tolo ng &ter ima kasi h Kalimat maaf Lapang dada Mencari tahu kebenara n masalah PP Pasif Lapang dada dengan menghar gai pendapat Membangun positif Membina Tindakan agresif konseli dalam bentuk verbal berupa mengucapkan katakata kotor. maka konselor memodelkan dengan cara ketika melontarkan katakata kotor, langsung mengucapkan kalimat istighfar ( astaghfirullahal adzim ), melantunkan katakata sopan pada saat berbicara dengan konseli

123 maupun orang lain dengan nada bicara yang lembut tanpa menyinggung perasaan orang lain. Untuk menumbuhkan sikap kepeduliannya dengan teman, jika ada teman konseli yang lainnya mengatakan hal yang sama (berkata kotor), konselor juga tetap mengucapkan lafal istighfar kepada teman konseli tersebut, agar konseli terbiasa mendengar, mengucapkan dan mengingatkan temannya jika berkata yang sama dengan yang dilakukan konseli. Terapi Peduli yang contohkan model kepada konseli adalah dengan menunjukkan kepada konseli membantu teman yang membutuhkan agar konseli tahu bagaimana rasanya jika dia membutuhkan pertolongan kemudian dibantu orang lain (merasakan apa yang dirasakan orang lain ). Tindakan konseli yang selalu mengkosek, mencubit dan memukul temannya, maka tindakan yang dilakukan konselor dengan teknik modeling adalah Jika konseli mengkosek temannya, konselor memberikan model dengan mengelus kepala si korban, bukannya malah mengkosek. Jika konseli melakukan tindakan pemukulan maka yang dilakukan konselor adalah pertama melerainya, kemudian mencari tahu apa penyebab permasalahannya. Pada saat konseli akan melakukan tindakan memukul pada temannya, maka konselor cepat mengintervensi dengan menggerakkan tubuh dan mengatakan 'ayo tos'. Hal itu akan membuat konseli bingung, bisa jadi tersenyum dan tidak menjadi melakukannya. Dan yang terakhir adalah model mencontohkan kepada konseli, ketika ada teman lainnya berkelahi, model mempraktekkan

124 untuk melerai perkelahian tersebut dan memindahkan salah satu pelaku perkelahian/pemukulan ke tempat lain untuk menenangkannya. Terapi Pedulinya adalah membantu teman yang berkelahi dengan cara melerai teman lain serta menenangkan temannya. Konseli melempari temannya dengan barang barang yang ada disekitarnya, baik itu berupa buku, pensil, penghapus atau yang lainnya. Tindakan yang dilakukan konseli tersebut akan dirubah oleh konselor dengan cara konselor mengajak konseli untuk mengalihkan tindakannya dengan melakukan halhal yang dia sukai. Yaitu menggambar. Konselor menyiapkan buku khusus yang dapat digunakan konseli untuk meluapkan segala emosi akibat kebosanannya. Namun jika konseli marah dikarenakan ada teman yang memancing emosi kemarahannya maka konselor meminta konseli untuk meredam emosinya dengan cara menarik nafas tiga kali. Setiap kali mengambil nafas, konselor menginstruksikan untuk mengucapkan kalimat istghfar, sedangkan saat menghembuskan nafas sambil membaca kalimat hamdalah (alhamdulillah). Hal tersebut dilakukan secara berulangulang. Terapi Peduli yang dilakukan adalah dengan meredam atau menahan emosi agar tidak marahmarah dan membuat temannya kesakitan secara fisik maupun psikis. Model mengajarkan konseli untuk berbuat seperti: Mengenali perasaan sendiri, tujuan : mampu mengendalikan emosinya sehingga tidak melakukan tindakan gegabah saat menghadapi kenyataan diluar dirinya yang berbeda dengan keinginannya. Mengajarkan untuk menjadi pendengar yang baik, tujuan : memahami perasaan orang lain dan dapat menempatkan diri

125 dalam keadaan orang lain. Terapi Peduli yang dapat dilakukan : Konselor mengajarkan konseli untuk menawarkan bantuan, tujuannya agar konseli peduli akan keinginan orang lain, dan menunjukkan bagaimana rasanya jika dapat membantu orang lain. Bersikap dermawan, tujuannya membiasakan rasa empati dengan member sesama, bukan hanya dalam bentuk materil tetapi juga dengan tindakan seperti meminjamkan barang, jasa, dan sebagainya. Konseli memaksa temannya untuk mengerjakan tugasnya, jika temannya menolak, maka dia akan memukul dan mengancam akan melakukan tindakan kasar. Hal yang dilakukan konselor adalah memberikan contoh untuk mengerjakan tugas sebisanya, buku tugas tidak diberikan kepada temannya serta konselor menyuruh konseli untuk mengerjakan tugas walaupun belum sampai selesai sepenuhnya. Ketika tidak bisa mengerjakan atau tidak faham dengan pelajarannya, maka konseli bertanya kepada guru atau temannya dengan nada bicara yang sopan dan lembut. Membenarkan diri sendiri, Konselor memberikan contoh untuk tetap meminta maaf, tidak usah merasa gengsi atau sebagainya, bersikap lapang dada dan mencari tahu apa penyebab masalah dan solusinya. Dan yang terakhir konselor mengevaluasi (follow up) yaitu menindaklanjuti perkembangan yang terjadi setelah konseling dan kemudian mengevaluasi.

126 B. Analisis hasil akhir bimbingan konseling islam dengan teknik modeling dalam mengatasi perilaku agresif pada anak Untuk lebih jelas tentang analisis data tentang hasil akhir proses pelaksanaan bimbingan konseling islam yang dilakukan dari awal konseling hingga tahaptahap akhir proses konseling, apakah ada perubahan perilaku pada diri konseli antara sebelum dan sesudah dilaksanakan Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modeling dalam Mengatasi Perilkau Agresif Anak dapat digambarkan dalam tabel dibawah ini: Tabel. 5.1 Gejala yang nampak pada diri konseli sebelum dan sesudah bimbingan konseling islam NO. Gejala yang nampak Sebelum Sesudah A B C A B C 1. Selalu mengkosek, mencubit dan memukul temannya. 2, Melempari temannya dengan barang barang yang ada disekitarnya. 3. Memaksa dan menggertak 4. Mengucapkan katakata kotor 5. Berbicara kasar 6. Mengejek teman 7. Membuat onar/keributan Keterangan: A : Tidak pernah B : Kadangkadang C : Masih dilakukan Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa setelah mendapatkan Bimbingan Konseling Islam tersebut terjadi perubahan sikap dan perilaku

127 konseli. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa sekarang konseli jarang lagi melakukan perilaku agresif tersebut, dia tidak lagi menyakiti dan mengganggu temannya, melainkan sekarang konseli sudah dapat berkumpul dan bermain dengan temannya dengan baik. Konseli sudah dapat berinteraksi dengan baik antara teman, guru dan orangorang disekitarnya. Untuk melihat tingkat keberhasilan dan kegagalan konseling tersebut, peneliti berpedoman pada prosentase perubahan perilaku dengan standart uji sebagai berikut: a. 75% atau 75% sampai dengan 100 % dikategorikan berhasil b. 60% sampai dengan 75% dikategorikan cukup berhasil c. 60% dikategorikan kurang berhasil Ada 7 gejala perilaku agresif seorang anak di Desa Ketegan TanggulanginSidoarjo sebelum proses Bimbingan Konseling Islam yang dilaksanakan akan dianalisis berdasarkan tabel diatas dengan melihat perubahan sesudah proses Bimbingan Konseling Islam untuk itu dapat diketahui bahwa: 1) Gejala yang tidak dilakukan = 5 point 100 % = 71,4% 2) Gejala yang kadangkadang dilakukan = 2 point 100 % =28,5% 3) Gejala yang masih dilakukan = 0 point 100 % = 0% Berdasarkan prosentase dari hasil diatas dapat diketahui bahwa Hasil Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Teknik Modelling dalam Mengatasi Perilaku Agresif Anak di Desa Ketegan TanggulanginSidoarjo dikategorikan berhasil. Hal itu dapat dilihat dari perhitungan prosentase adalah

128 71,4% dengan standart uji 60% sampai dengan 75% dikategorikan cukup berhasil. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian konseling islam yang dilakukan konselor dapat dikatakan berhasil karena pada awalnya ada 7 yang dialami konseli sebelum proses konseling, akan tetapi sesudah proses konseling 5 gejala itu tidak lagi dilakukan konseli dan 2 gejala yang terkadang masih dilakukan. C. Pembahasan Berdasarkan penyajian data dan analisis data tentang Bimbingan dan Konseling Islam dengan Teknik Modelling dalam Mengatasi Perilaku Agresif Anak di Desa Ketegan TanggulanginSidoarjo yang telah dilakukan oleh konselor, maka pembahasannya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modeling melalui Sikap Peduli dalam mengatasi Perilaku Agresif Anak di Desa Ketegan Tanggulangin Sidoarjo? Pada proses bimbingan konseling islam dengan teknik modeling ini, konseling menggunakan langkahlangkah konseling yaitu: b. Identifikasi masalah c. Diagnosa d. Prognosa e. Treatment/terapi dengan teknik modeling yang relevan. f. Follow up untuk menindaklanjuti sekaligus melakukan evaluasi terhadap perubahan yang terjadi.

129 2. Bagaimana pelaksanaan akhir Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modeling melalui Sikap Peduli dalam mengatasi seorang anak berperilaku aresif di Desa Ketegan Tanggulangin Sidoarjo? Sebelum konselor membahas tentang keberhasilan konseling, disini konselor mengingatkan kembali bahwa tujuan dari bimbingan konseling adalah untuk membantu individu mengatasi masalah yang dihadapi dan mengubah perilakunya kearah yang lebih maju dan dapat mengambil keputusan serta bertanggungjawab atas keputusannya itu. Untuk keberhasilan dalam memberikan konseling tergantung pada diri konseli itu sendiri, apakah konseli mau merubah perilakunya yang menjadi lebih baik atau tidak. Akan tetapi dengan keberhasilan konseling berarti konseli akan mampu melewati masalah psikologis selama dia menjalani hidup. Dalam penelitian ini, keberhasilan pelaksanaan konseling ditunjukkan dengan perubahan sikap yang lebih baik oleh konseli. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam pemberian konseling islam dengan teknik modeling yang dilakukan konselor dapat dikatakan berhasil karena pada awalnya ada 7 yang dialami konseli sebelum proses konseling, akan tetapi sesudah proses konseling 5 gejala itu tidak lagi dilakukan konseli. Untuk tingkat keberhasilan konseling konseling, konselor mengacu pada prosentase kualitatif dengan hasil 71,4% dengan standart uji 60% sampai dengan 75% dikategorikan cukup berhasil.