BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Pendidikan bagi anak usia dini bukan sekedar meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa usia dini anak mengalami masa keemasan (the golden age)

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhandan perkembangannya.pada usia 0 tahun 8 tahaun merupakan. mengoptimalkan lima aspek perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN. PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Periode emas atau yang lebih dikenal dengan golden age adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Molly Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI PENDIDIKAN JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak didik. sekolah. Melalui bermain anak-anak dapat menghasilkan pengertian atau

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses perubahan untuk membangunmanusia bermutu. Becker (Jasmansyah,

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Perkembangan masyarakat dalam pendidikan sekarang banyak

Penitipan Anak), playgroup/ kelompok bermain dan juga termasuk TK.

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan bimbingan belajar kepada anak-anaknya yang mulai memasuki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini dijadikan sebagai cermin untuk melihat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan pra sekolah yang terdapat di jalur pendidikan sekolah (PP. TK adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. usia dini sering disebut sebagai the golden ageatau usia emas. Berbagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Shinta Mustika, 2013

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki peran penting bagi perkembangan karakter anak yang bermoral/berakhlak mulia, kreatif, inovatif, dan kompetitif. Pendidikan bagi anak usia dini bukan sekedar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan bidang keilmuan tetapi untuk mempersiapkan anak agar kelak mampu menguasai tantangan di masa depan. Masa lima tahun pertama dari kehidupan anak adalah masa emas bagi perkembangan anak sesuai dengan pendapat Husein, dkk. (Somantri 2005: 2) yang mengatakan bahwa Anak usia PAUD berada masa lima tahun pertama yang disebut the golden years. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa usia lima tahun pertama merupakan masa terbaik bagi anak untuk tumbuh dan berkembang. Pada masa ini, anak merupakan masa peka dan mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi diri. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Oleh sebab itu, dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal. Menurut Froebel (Sholehuddin, 2000: 33) bahwa.

2 Masa kanak-kanak itu merupakan suatu fase yang berharga dan dapat dibentuk dalam periode kehidupan manusia (anouble and melleable phase of human life) karena masa anak-anak adalah masa emas bagi penyelenggara pendidikan, guna pembentukan dan pengembangan pribadi selanjutnya. Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi fisik maupun psikis yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar. Dalam penyelenggaraan pendidikan guna mengoptimalkan tumbuh kembang anak, pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam Pendidikan Anak Usia Dini antara lain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak yaitu pembelajaran melalui bermain. Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, program pembelajaran TK, RA, dan bentuk lain yang sederajat dilaksanakan dalam konteks bermain yang dapat dikelompokkan menjadi : 1. Bermain dalam rangka pembelajaran agama dan akhlak mulia. 2. Bermain dalam rangka pembelajaran sosial dan kepribadian. 3. Bermain dalam rangka pembelajaran orientasi dan pengenalan pengetahuan dan teknologi. 4. Bermain dalam rangka pembelajaran estetika. 5. Bermain dalam rangka pembelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Dalam proses bermain, anak bisa diperkenalkan dengan pembendaharaan huruf, angka, kata, bahasa, komunikasi timbal balik, maupun mengenal objekobjek tertentu. Selain itu juga, melalui bermain anak dapat mengembangkan otot besar dan otot halusnya (motorik kasar dan halus), meningkatkan penalaran, memahami keberadaan lingkungan teman sebaya, membentuk daya imajinasi,

3 mengikuti peraturan, tata tertib, dan disiplin yang tinggi. Dengan kata lain, bermain dapat memotivasi anak untuk mengetahui secara mendalam, kesempatan bereksperimen dan anak bisa secara spontan mengembangkan bahasanya. Selain berperan dalam mengembangkan kemampuan akademik juga harus dikembangkan kemampuan lainnya seperti mengembangkan keterampilan sosial dan emosional anak. Hal ini sejalan dengan yang diutarakan oleh Yustiana (1999) bahwa kemampuan dasar yang harus dimiliki anak tidak terbatas pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung tetapi juga kemampuan intelektual, pribadi, dan sosial. Keterampilan sosial merupakan cara anak dalam melakukan interaksi, baik dalam hal bertingkah laku maupun dalam hal berkomunikasi dengan orang lain. kebanyakan anak merasa kesulitan dalam berinteraksi dengan teman, guru maupun dengan orang yang baru dikenalnya. Tidak dikuasinya keterampilan sosial pada anak akan mempengaruhi proses belajar mengajar serta iklim yang ada di suatu kelas (psychological athmosphere). Banyak anak yang tidak belajar tentang sikap apa yang dapat diterima di lingkungannya. Barangkali mereka juga tidak diarahkan baik di rumah maupum di sekolah untuk dapat menguasai perilaku sosial tersebut atau tidak ada model yang dapat dijadikan contoh dalam membina kehidupan sosialnya sehingga kerap muncul permasalahan dalam bersosialisasi. Anak yang tidak mampu bekerjasama, tidak mampu menyesuaikan diri, tidak mampu berempati, tidak mampu menaati aturan, serta tidak mampu menghargai orang lain, akan sangat mempengaruhi perkembangan anak yang

4 lainnya. Sebaliknya, terbinanya keterampilan sosial pada diri anak akan memunculkan penerimaan dari teman sebaya, penerimaan dari guru, dan sukses dalam belajarnya. Rangsangan yang diberikan pada anak usia dini tentunya harus disesuaikan dengan perkembangan mereka. Tahap perkembangan ini dapat ditinjau dari berbagai sapek seperti kognitif bahasa, emosi, sosial, dan fisik. Poses penyampainnya pun harus sesuai dengan dunia anak, yaitu dengan bermain. Baik melalui permainan tradisional maupun modern. Melalui permainan anak akan memperoleh kesempatan yang luas untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang melibatkan gerakan tubuh, mengembangkan keterampilan sosial, mampu melakukan modifikasi terhadap permainan yang ada, mengembangkan kemampuan berbahasa, menjalin kerjasama, menaati peraturan, serta melepaskan masalah yang dihadapinya. Pada saat melakukan observasi, kenyataan seperti itu tidak terjadi dalam kegiatan permainan di Pendidikan Anak Usia Dini Baiturrahim pada kelompok B. Keterampilan sosial anak masih rendah hal ini dapat terlihat dari rendahnya kerjasama antar anak, rendahnya rasa empati dari masing-masing anak, sehingga pembelajaran dirasakan monoton dan tidak ada pemotivasian terhadap diri anak untuk belajar dan mengembangkan pribadinya. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode pembelajaran yang bersifat mendominasi dan tidak bervariatif, tidak ada kegiatan bermain seperti apa yang seharusnya dilakukan terhadap anak usia dini yaitu menyampaikan materi pembelajaran

5 dengan menggunakan pendekatan bermain sambil belajar, belajar seraya bermain. Keterampilan sosial anak-anak kelompok B masih rendah. Dilihat dari aspek bersikap kooperatif dengan teman, menunjukan rasa empati, dan mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada. Dalam aspek kerjasama, dari jumlah anak didik kelompok B yaitu sebanyak 18 orang anak didik hanya 4 anak atau 22.22% yang mampu mengembangkan kerjasama dengan baik, 10 anak atau 55.55% kategori cukup, dan 4 anak atau 22.22% mendapat kategori kurang.dalam aspek empati, hanya 6 anak atau 33.33% yang mampu mengembangkan empati dengan baik, 7 anak atau 53.84% kategori cukup, dan 5 anak atau 27.78% mendapat kategori kurang. Dalam aspek mengekspresikan emosi, hanya 2 anak atau 11.11% yang mampu menunjukan mengekspresikan emosi dengan baik, 8 anak atau 44.44% kategori cukup, dan 8 anak atau 44.44% mendapat kategori kurang.mereka kebanyakan lebih mementingkan dirinya sendiri, tidak mau bekerjasama dengan teman, tidak mau membantu teman yang kesulitan, dan tidak sabar menunggu giliranya untuk bermain. Adapun hasil dari penilaiannya tertuang pada Tabel 1.1 pada halaman 6. Berdasarkan paparan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk meningkatkan keterampilan sosial di kelompok B PAUD Baiturrahim. Dipilihnyametode bermain Gobak Sodor didasari oleh pertimbangan pembelajaran yang harus dilakukan pada anak usia dini yang sesuai dengan PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, program

6 pembelajaran TK, RA, dan bentuk lain yang sederajat dilaksanakan dalam konteks bermain. Permainan gobak sodor selain dapat mengembangkan keterampilan motorik anak juga dapat mengembangkan keterampilan sosial anak. Keterampilan motorik yang terdapat dalam permainan gobak sodor terdiri atas; latihan gerak kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, sedangkan keterampilan sosial anak dalam permainan gobak sodor terdiri atas kerja sama, empati, disiplin, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan. Dengan demikian, jika permainan ini dilaksanakan maka diharapkan dapat meningkatkan potensi fisik dan sosial anak sesuai dengan amanat dari PP No 17 tahun 2010. Aktivitas bermain yang dilakukan oleh anak-anak telah menstimulasi munculnya beragam permainan yang diperuntukkan bagi mereka. Secara umum, permainan dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu permainan tradisional dan permainan modern, namun fenomena efek negatif dari dari permainan modern telah mengarahkan suatu pemikiran untuk kembali lagi ke dasar (back to basic) untuk lebih mengenalkan anak usia dini pada jenis permainan tradisional. Permainan tradisional diyakini akan memberikan dampak yang lebih baik bagi pengembangan potensi anak karena apabila dibandingkan dengan permainan modern selain biayanya tinggi, juga rentan terhadap masalah. Anak cenderung lebih bermain sendiri sehingga sering membuat mereka tidak peduli pada lingkungan, akibatnya aspek sosial anak kurang atau tidak berkembang. Dengan memperhatikan asumsi tersebut, maka dalam penelitian ini penulis mengambil

7 judul Penerapan Metode Bermain Gobak Sodor Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak. (Penelitian Tindakan Kelas pada Kelompok B di PAUD Baiturrahim Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat diambil beberapa perumusan masalah yang menyangkut terhadap permasalahan pokok dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: a. Bagaimana keterampilan sosial anak sebelum diterapkan metode bermain Gobak Sodor pada Kelompok B di PAUD Baiturrahim Sumedang? b. Bagaimana penerapan metode bermain Gobak Sodor untuk meningkatkan keterampilan sosial anak pada Kelompok B di PAUD Baiturrahim Sumedang? c. Bagaimana peningkatan keterampilan sosial anak pada Kelompok B dipaud Baiturrahim Sumedang setelah dilaksanakan permainan gobak sodor? C. Tujuan Umum Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penerapan metode bermain Gobak Sodor untuk meningkatkan keterampilan sosial anak di Pendidikan Anak Usia Dini Baiturrahim. Adapun tujuan penelitian secara khusus adalah sebagai berikut.

8 a. Untuk mengetahui gambaran keterampilan sosialanak sebelum diterapkan permainan gobak sodor pada Kelompok B di PAUD Biturrahim. b. Untuk mengetahui penerapan metode bermain Gobak Sodor dalam meningkatkan keterampilan sosial anak pada Kelompok B PAUD Baiturrahim. c. Untuk mengetahui peningkatam keterampilan sosial anak setelah diterapkan metode bermain Gobak Sodor pada Kelompok B di PAUD Baiturrahim. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan konsep-konsep bagi pengembangan karya ilmiah, khususnya tentang kegiatan metode bermain Gobak Sodor dalam meningkatkan keterampilan sosial anak usia dini. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kegiatan pembelajaran yang sudah ada. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Pendidikan Anak Usia Dini Penelitian ini diharapkandapat memberikan masukan bagi Guru Pendidikan Anak Usia Dini dalam penerapan metode bermain Gobak Sodor untuk meningkatkan keterampilan sosial anak.

9 b. Bagi Peneliti Menambah wawasan/pengetahuan tentang penerapan metode bermain Gobak Sodor untuk meningkatkan keterampilan sosial anak. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi peneliti selanjutnya mengenai hal yang sama secara lebih mendalam. E. Asumsi Penelitian 1. Keterampilan sosialmerupakankemampuan individu untuk berkomunikasi efektif dengan orang lain secara verbal maupun nonverbal sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu. 2. Permainan merupakan kegiatan yang ditandai oleh aturan serta persyaratanpersyaratan yang disetujui bersama dan ditentukan dari luar untuk melakukan kegiatan dalam tindakan yang bertujuan. 3. Gobak Sodor adalah permainan yang memerlukan kekompakan sebuah kelompok. Permainan ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok penjaga dan kelompok yang harus bisa meloloskan diri dari penjagaan. Permainan ini hanya berbentuk kotak bujur sangkar. Kelompok penjaga berdiri digaris yang sudah ditentukan sedangkan lawan harus bisa masuk ke kotak tersebut dengan syarat tanpa tersentuh oleh penjaganya. Permainan ini juga tidak memerlukan biaya hanya lahan yang luas.

10 F. Penjelasan Istilah Berikut adalah penjelasan istilah mengenai hal-hal yang berhubungan dengan variabel penelitian. 1. Keterampilan sosial anak usia dini dalam penelitian ini terdiri dari: a. Bersikap kooperatif dengan teman Empati b. Menunjukan rasa empati c. Mengekspresikan emosi yang sesuai dengan kondisi yang ada 2. Metode bermain Gobak Sodor yaitu permainan yang memerlukan kekompoakkan sebuah kelompok permainan. Dalam pelaksanaannya pada pembelajaran, permainan ini terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok penjaga dan kelompok yang harus bisa meloloskan diri dari kelompok penjagaan. Masing-masing kelompok akan saling bekerjasama, saling berempati, dan berdisiplin dalam permainan.dengan menggunakan permainan Gobak Sodor dapat melatih kemampuan anak membaca gerak tubuh, menggerakkan tubuh, melatih ketangkasan dan kelincahan anak dalam permainan, meningkatkan kemampuan komunikasi, dan kemampuan menyusun strategi yang baik, melepaskan emosi anak dan melatih anak berkelompok.selain itu, anak akan terlihat aktif dalam pembelajaran pengembangan keterampilan sosial yang berkaitan dengan fisik motorik dan mempunyai minat serta motivasi untuk melakukan permainan tersebut dengan hati yang menyenangkan.