BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pembelajaran melalui penerapan tutor sebaya merupakan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Nonequivalent Pretest and Posttest Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design

1. BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah weak. sebagai perbandingan perlakuan (Sutarno, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian eksperimen murni, kelompok subjek penelitian ditentukan secara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 34. Rancangan penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

Learning berbasis Moodle sebagai media pembelajaran. : Tes akhir (posttest) dilakukan setelah digunakannya E-Learning

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Randomized Control-Group Pretest-Posttest, karena dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuasi eksperimen. Menurut

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain eksperimen one-group pretest-posttest. Desain eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, memiliki definisi

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Dalam penelitian ini, peneliti membagi subjek yang diteliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Campbell & Stanley dalam Arikunto (2006 : 84) mengelompokkan

BAB III METODE PENELITIAN

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

O 1 X O 2 Keterangan: O 1 : Nilai pretest X : Pembelajaran dengan pendekatan Scientific

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment atau eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan metode eksperimen yaitu metode penelitian yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

Transkripsi:

25 BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka diperlukan penjelasan tentang beberapa istilah agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut antara lain: 1. Perubahan konseptual pada penelitian ini merupakan perubahan konsepsi siswa dari konsepsi-konsepsi alternatif menjadi konsepsi ilmiah yang utuh dan benar. Perubahan konseptual siswa dilihat dari beberapa aspek, yaitu (a) penambahan profil konsepsi siswa (dalam %), (b) tipe perubahan konseptual yang ditentukan melalui perubahan respon jawaban siswa pada setiap tes (pretest, posttest, dan retest). Tipe perubahan konseptual siswa tentang evolusi dianalisis dari dua aspek, yaitu (a) tipe-tipe perubahan konseptual per topik evolusi, dan (b) tipe-tipe perubahan konseptual per siswa per topik evolusi. 2. Strategi konflik kognitif terdiri dari tiga tahapan pada setiap pertemuan pembelajaran. Tahap pertama, yaitu mengungkap konsepsi awal siswa, guru memberikan pertanyaan yang mengarah pada konsep-konsep yang kurang dipahami siswa berdasarkan hasil pretest. Tahap kedua, yaitu menciptakan konflik konseptual, guru menyajikan suatu fakta berupa kejadian alam, datadata percobaan menyangkut materi evolusi kepada siswa melalui eksperimen menggunakan simulasi komputer. Dengan menghadapkan siswa pada gagasan

26 atau situasi baru yang menurut persepsinya bertentangan dengan pemahaman sebelumnya, maka setelah melakukan diskusi,tanya jawab, dan simulasi yang rasional dan masuk akal, selanjutnya siswa akan menghadapi situasi konflik. Pada tahapan terakhir, yaitu mengupayakan terjadinya akomodasi kognitif, guru membimbing siswa dalam diskusi kelas dengan pertanyaan yang sifatnya inkuiri seperti: apa yang anda maksud, mengapa, dan bagaimana bisa terjadi. Hal ini memicu proses reorganisasi dan restrukturisasi konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, yang dapat merubah struktur kognitifnya sehingga pada akhirnya siswa dapat mengevaluasi dirinya sendiri tentang konsepsikonsepsi mana yang perlu diperbaiki dan mana yang harus diubah. Ketiga tahapan ini dilakukan pada setiap pertemuan. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Weak Experiment karena pada penelitian ini sampel diambil tidak acak dan tidak memiliki kelompok kontrol untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimen (Sugiyono, 2012). C. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest yang dimodifikasi, tes dilakukan sebanyak tiga kali yaitu sebelum perlakuan (pretest), sesudah perlakuan (posttest) dan dua minggu sesudah posttest (retest). Rancangan ini dipilih karena dapat melihat atau membandingkan perubahan konseptual siswa

27 pada masing-masing tes. T1 (pretest) dan T2 (posttest) digunakan untuk melihat perkembangan konsepsi siswa sebelum dan sesudah perlakuan, sedangkan T3 (retest) digunakan untuk melihat kebertahanan konsepsi siswa setelah perlakuan. Dalam penelitian ini, pengaruh atau dampak suatu perlakuan dilihat berdasarkan profil hasil pretest, posttest dan retest. Pola desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain penelitian The One Group Pretest-Postest Design yang dimodifikasi Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Retest Eksperimen T1 X T2 T3 Keterangan : T1 = pretest T2 = posttest T3 = retest X = perlakuan dengan strategi konflik kognitif D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Dalam penelitian ini yang diambil sebagai populasi adalah seluruh siswa kelas XII IPA di SMA Negeri 1 Majalengka. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas yang dipilih dari enam kelas pada sekolah tersebut. Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dipilih satu kelas untuk dijadikan sebagai kelas eksperimen berdasarkan pertimbangan hasil studi pendahuluan mengenai karakterisitik siswa yang aktif dan merupakan kelas yang lebih

28 unggul dibanding kelas lainnya, yaitu kelas XII IPA 5. Subjek penelitian berjumlah 32 orang, 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Namun ada dua orang siswa yang tidak mengikuti rangkaian penelitian dengan lengkap, sehingga hanya 30 orang yang dijadikan sebagai partisipan dalam penelitian ini. E. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 (persiapan), Januari sampai Februari 2012 (pelaksanaan), Maret 2012 (pasca pelaksanaan). 2. Tempat Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Majalengka di Jalan K. H Abdul Halim No. 113 Majalengka. F. Instrumen Penelitian Conceptual Inventory of Natural Selection (CINS) merupakan instrumen penilaian konseptual yang bertujuan untuk mengukur pemahaman siswa tentang konsep evolusi (Anderson et al. 2002). Tujuan dari CINS adalah untuk mengidentifikasi miskonsepsi tertentu yang terjadi pada siswa mengenai konsep evolusi (terutama tentang seleksi alam) sehingga memberikan gambaran informasi bagi guru. Kesalahpahaman digunakan sebagai distraktor, dan beberapa pertanyaan yang diajukan bertujuan agar siswa memprediksi peristiwa evolusi dari

29 situasi yang diberikan. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan konsep evolusi telah menggunakan instrumen ini (Anderson et al. 2002; Furtak et al. 2011). Pada penelitian ini, instrumen tersebut dimodifikasi dan dijadikan sebagai acuan pembuatan kisi-kisi soal yang bisa dilihat pada Lampiran B. Profil konsepsi siswa sebelum pembelajaran menggunakan strategi konflik kognitif diketahui melalui hasil pretest, profil konsepsi siswa setelah pembelajaran menggunakan strategi konflik kognitif diketahui melalui posttest dan retest untuk mengetahui kebertahanan konsepsi siswa. Bentuk, materi, dan jumlah butir soal pada pretest, posttest dan retest sama. Instrumen tes pada penelitian ini disajikan dalam bentuk pilihan ganda beralasan berjumlah 15 soal. Bentuk soal pilihan ganda beralasan merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi konsepsi alternatif siswa. G. Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian instrumen penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan perangkat tes dan memberikan informasi untuk perbaikan terhadap perangkat tes yang masih termasuk ke dalam kategori kurang baik atau jelek. Pengujian instrumen penelitian ini terdiri dari taraf kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas yang dihitung dengan bantuan software ANATES. Pengujian instrumen dilakukan pada 30 mahasiswa pendidikan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia angkatan 2011. Setelah dilakukan pengujian dan judgment kepada dosen ahli, terdapat sedikit perbaikan dalam konteks

30 kalimat instrumen dan hanya 15 soal yang dipakai dari 20 soal sebagai instrumen dalam penelitian ini. Adapun penjelasan mengenai setiap pengujian adalah sebagai berikut: 1. Tingkat Kesukaran Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Rumus Tingkat Kesukaran: P = B S Keterangan : P = Tingkat Kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar S = Jumlah siswa yang mengikuti tes (Arikunto, 2009: 213) Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena merasa di luar jangkauannya (Arikunto, 2009: 207).

31 Adapun indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal Indeks Kesukaran Kriteria Soal 0,00 0,30 Sukar 0,31 0,70 Sedang 0,71 1,00 Mudah (Sumber: Arikunto, 2009: 210) Tabel. 3.3 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Hasil Uji Coba Instrumen Tingkat kesukaran No Soal Jumlah Soal Sukar 4, 6, 8, 10, 13, 14, 18, 20 8 Sedang 2, 5, 7, 9, 12, 15, 16, 17, 19 9 Mudah 1, 3, 11 3 2. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai (Arikunto, 2009: 211). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Hanya bedanya, indeks kesukaran tidak terdapat tanda negatif. Tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika suatu soal terbalik menunjukkan kualitas tes, yaitu anak pandai disebut kurang pandai dan anak kurang pandai disebut pandai. Suatu soal yang dapat dijawab benar oleh siswa pandai maupun siswa kurang pandai menunjukkan bahwa soal itu tidak baik karena tidak punya daya pembeda. Demikian pula jika semua siswa baik pandai maupun kurang pandai tidak dapat menjawab dengan benar. Soal tersebut tidak baik juga karena tidak

32 mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa yang pandai saja. Rumus Daya Pembeda: DP = BA - BB JA JB Keterangan : DP = Daya Pembeda B A = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab benar J A = Banyak peserta kelompok atas B B = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar = Banyak peserta kelompok bawah J B Adapun indeks daya pembeda diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.4 Kriteria Daya Pembeda (Arikunto, 2009: 211) Indeks Diskriminasi Kriteria daya pembeda 0,00 0,20 Jelek 0,21 0,40 Cukup 0,41 0,70 Baik 0,71 1,00 Baik sekali (Sumber: Arikunto, 2009: 211) Tabel 3.5 Rekapitulasi Daya Pembeda Hasil Uji Coba Instrumen Daya Pembeda No Soal Jumlah Soal Jelek 6, 12, 2 Cukup 1, 2, 5, 8, 9, 13, 14, 17, 18, 19, 20 11 Baik 3, 4, 7, 10, 11, 15, 16, 7 Baik sekali - - 3. Validitas Soal Validitas tes merupakan tingkat keabsahan suatu tes. Sebuah tes yang dikatakan valid adalah suatu tes yang mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2009: 64). Sebuah tes memiliki validitas yang tinggi jika skor pada

33 item mempunyai kesetaraan dengan skor total. Kesejajaran ini dapat ditunjukkan dengan korelasi sehingga validitas sebuah tes dapat diukur menggunakan rumus korelasi product moment : rxy = N xy x ( y) N x 2 ( x) 2 N y 2 ( y) 2 Keterangan : Σ X = Jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut Σ Y = Jumlah skor total seluruh siswa pada test N = Jumlah seluruh siswa X = Skor tiap siswa pada item tersebut Y = skor total tiap siswa r xy = Koefisien korelasi = validitas item Adapun untuk menginterpretasikan tingkat validitasnya, maka koefisien korelasinya dikategorikan pada kriteria sebagai berikut: Tabel 3.6 Kriteria Indeks Validitas Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,00-0,19 Sangat Rendah 0,20 0,39 Rendah 0,40 0,59 Cukup 0,60 0,79 Tinggi 0,80 1,00 Sangat Tinggi (Sumber Arikunto, 2009: 75) Tabel 3.7 Rekapitulasi Uji Validitas Hasil Uji Coba Instrumen Kriteria No Soal Jumlah Soal Sangat Rendah 5, 6, 12 3 Rendah 1, 2, 8, 9, 13, 14, 17, 18, 19, 20 10 Cukup 3, 4, 7, 10, 11, 15, 16 7 Tinggi - Sangat Tinggi -

34 4. Reliabilitas Soal Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. Jadi reliabilitas berkaitan dengan keajegan atau ketetapan soal dan konsistensi soal dalam memberikan hasil pengukuran. Reliabilitas digunakan untuk seluruh soal, bukan hanya tiap butir soal, dilakukan umumnya dengan korelasi dan tanpa korelasi. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas tes. Sehingga makin panjang tes maka reliabilitasnya semakin tinggi. Rumus untuk menghitung Reliabilitas adalah menggunakan rumus K-R 20 yaitu: r 11 = n n 1 (S2 Ʃpq S 2 ) Keterangan: r 11 = reliabilitas tes secara keseluruhan p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p) Ʃpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item S 2 = Varians Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut: Tabel 3.8 Kriteria Reliabilitas Soal Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,80 1,00 Sangat Tinggi 0,60 0,79 Tinggi 0,20 0,59 Rendah 0,00 0,19 Sangat Rendah (Sumber Arikunto, 2009: 75) Nilai reliabilitas yang diperoleh dari hasil uji coba instrument adalah 0,62 dengan kategori tinggi. Setelah melalui pengujian taraf kesukaran, daya pembeda,

35 validitas dan reliabilitas, seluruh item soal yang disiapkan pada instrumen penelitian ini dipilih hanya 15 butir soal yang layak digunakan sebagai instrumen pada penelitian ini. H. Prosedur Penelitian Proses pengumpulan data dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga, yaitu: 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan penelitian terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut: a. Merumuskan masalah yang akan diteliti. b. Melakukan kajian pustaka. c. Penyusunan proposal yang kemudian dipresentasikan pada seminar proposal. d. Perbaikan proposal setelah mendapat berbagai masukan dari dosen. e. Penyusunan instrumen penelitian yang kemudian melalui proses judgment oleh dosen-dosen yang berkompeten. f. Perbaikan instrumen setelah mendapatkan berbagai masukan dari dosen. g. Uji coba instrumen pada subjek uji coba instrumen. h. Perbaikan instrumen penelitian berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen. i. Orientasi lapangan, koordinasi antara peneliti, sekolah, dan guru biologi yang bersangkutan. 2. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan penelitian terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut: a. Tahap pertama, untuk mengetahui profil konsepsi awal siswa tentang konsep evolusi dan perbedaannya dengan konsepsi ilmiah diberikan pretest dan

36 dilakukan observasi mengenai pembelajaran evolusi pada pertemuan sebelumnya sesuai RPP guru yang bersangkutan. b. Tahap kedua, untuk membangkitkan perubahan konseptual siswa tentang evolusi diterapkan strategi mengajar perubahan konseptual menggunakan strategi konflik kognitif selama dua kali pertemuan oleh guru pengajar dibantu oleh peneliti yang sekaligus sebagai observer. Peneliti pun meminta bantuan guru lainnya yang berkenan untuk menjadi observer. Rincian topik yang akan diajarkan pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut: Tabel 3. 9 Rincian Topik Pembelajaran pada Setiap Pertemuan Pertemuan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Topik Asal-usul Kehidupan Asal-usul Organisme Prokariot Asal usul Organisme Eukariot Fenomena Evolusi Teori Evolusi Petunjuk Evolusi Mekanisme Evolusi dan Spesiasi (Perlakuan) c. Tahap ketiga, untuk mengetahui perubahan konseptual siswa tentang evolusi setelah belajar melalui strategi konflik kognitif diberikan posttest dan retest. Perubahan konseptual siswa dilihat dari dua aspek, yaitu: (1) penambahan profil konsepsi siswa (dalam %), dan (2) bentuk-bentuk perubahan konseptual yang muncul pada pretest, posttest dan retest. 3. Tahap Pasca Pelaksanaan Tahap pasca penelitian terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut: a. Melakukan analisis terhadap data hasil penelitian. b. Melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan dari hasil analisis data.

37 c. Menyusun laporan hasil penelitian (Skripsi). I. Teknik Pengolahan Data Penelitian Prosedur pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui profil konsepsi awal siswa tentang evolusi sebelum belajar melalui strategi konflik kognitif dan profil konsepsi akhir siswa setelah belajar melalui strategi konflik kognitif, data yang diperoleh hasil pretest, posttest, dan retest dianalisis secara kualitatif maupun kuantitatif (perhitungan persentase, yaitu banyak siswa menjawab dengan benar tiap butir soal: jumlah siswa seluruhnya x 100%). Alasan siswa sangat bervariasi, maka untuk menganalisis secara kualitatif alasan setiap siswa yang terungkap dalam kalimat pada lembar jawaban perlu dikelompokkan. Pengelompokkan ini dilakukan dengan cara menganalisis kesamaan gagasan pokok setiap kalimat jawaban alasan siswa. Setiap konsepsi siswa yang sesuai dengan konsep ilmiah diberi tanda + (positif) dan (negatif) untuk sebaliknya. Letak perbedaan atau ketidaksesuaian konsepsi siswa tentang evolusi sebelum belajar melalui strategi konflik kognitif (pretest) dengan konsep ilmiah dapat diidentifikasi melalui penjabaran kriteria konsep ilmiah yang tercantum pada Tabel 3.10.

38 Tabel 3.10 Kriteria Konsep Ilmiah tentang Evolusi No Topik Kriteria Konsep Ilmiah 1 Potensi Semua spesies memiliki potensi fertilitas yang Faktor Biotik sedemikian besar sehingga jumlah populasinya akan meningkat secara eksponensial jika semua individu yang dilahirkan berhasil bereproduksi dengan baik. 2 Stabilitas Populasi cenderung menjadi stabil dalam jumlah, populasi 3 Sumber daya lingkungan terbatas 4 Keterbatasan kelangsungan hidup 5 Variasi dalam populasi kecuali ada fluktuasi musiman. Sumber daya lingkungan adalah terbatas. Produksi individu yang lebih banyak dibandingkan dengan yang dapat didukung oleh lingkungan akan mengakibatkan adanya persaingan untuk mempertahankan keberadaan individu di dalam populasi itu, sehingga hanya sebagian keturunan yang dapat bertahan hidup pada setiap generasi Individu-individu dalam suatu populasi sangat bervariasi dalam hal ciri-ciri khasnya, tidak akan ada dua individu yang persis sama. Banyak variasi diwariskan kepada keturunannya. 6 Pewarisan variasi 7 Perbedaan Kelangsungan hidup bukan merupakan proses acak, kelangsungan tetapi bergantung sebagian pada susunan sifat yang hidup terwarisi dari individu yang bertahan hidup. Individu yang mewarisi sifat-sifat baik yang membuat individuindividu tersebut cocok dengan lingkungannya, besar kemungkinan akan menghasilkan lebih banyak keturunan dibandingkan dengan individu yang kurang cocok sifatnya terhadap lingkungannya. 8 Perubahan Kemampuan yang berbeda pada setiap individu untuk dalam suatu bertahan hidup dan bereproduksi akan menyebabkan populasi suatu perubahan secara bertahap dalam suatu populasi, dan sifat-sifat menguntungkan akan terakumulasi sepanjang generasi. 9 Asal-usul Populasi yang terisolasi dapat berubah secara bertahap spesies dari waktu ke waktu sehingga menjadi spesies baru. (diversifikasi bertahap/gradualism) 10 Asal-usul Mutasi acak dan rekombinasi seksual menghasilkan variasi variasi dalam komposisi genetik suatu populasi. Sumber: Mayr dalam Campbell et al. (2003) dan Anderson et al. (2003).

39 2. Untuk menganalisis perubahan konseptual yang terjadi, pola-pola jawaban siswa pada setiap tes dianalisis berdasarkan pasangan konsepsi siswa pada setiap hasil tes. Tipe-tipe perubahan konseptual siswa tentang evolusi dianalisis dari dua aspek, yaitu (a) tipe-tipe perubahan konseptual per topik, dan (b) tipetipe perubahan konseptual per siswa per topik. No 1 2 3 4 Pasangan Konsepsi (X, Y) (-, +) (+, +) (-, -) (+, -) Tabel 3. 11 Pola-pola Konsepsi Siswa Pola 1 2 3 4 Keterangan Berubah positif (perubahan konseptual) Bertahan positif Bertahan negatif Berubah negatif (Sumber: Tomo, 1995). Keterangan : X = konsepsi siswa pada pretest atau posttest Y = konsepsi siswa pada posttest atau retest 3. Untuk menguji hipotesis signifikansi perubahan konseptual siswa tentang evolusi sebelum dan setelah belajar melalui strategi konflik kognitif, data yang diperoleh dari pretest, posttest dan retest dianalisis secara kuantitatif menggunakan statistik nonparametrik. Hal ini disebabkan skala pengukuran variabel pada penelitian ini adalah kategorikal/diskontinu yaitu berupa data nominal atau ordinal (Sugiyono, 2009). a. Uji statistik nonparametrik yang digunakan adalah uji Mc Nemar. Uji ini dapat dipakai untuk mengetahui signifikansi perubahan terutama untuk rancangan penelitian sebelum dan sesudah dan skala pengukurannya berupa data nominal (Sugiyono, 2009).

40 Rumus uji McNemar adalah sebagai berikut : χ² = A D 1 ² A + D (Sugiyono, 2009: 127) Keterangan : A dan D adalah frekuensi subyek yang mengalami perubahan dari konsepsi yang tidak ilmiah menjadi konsep ilmiah, atau sebaliknya. Perhitungan uji McNemar berdasarkan Sugiyono (2009) dilakukan dengan beberapa langkah. 1) Respon siswa pada pre-test, post-test dan delayed post-test diidentifikasi dengan kriteria sebagai berikut : a) Respon benar (sesuai dengan konsep ilmiah) diberi tanda positif (+). b) Respon salah (tidak sesuai dengan konsep ilmiah) diberi tanda negatif (-). 2) Jumlah pasangan berurutan tanda + dan dihitung dengan kriteria jumlah pasangan berurutan (+,-) diberi simbol A, (+,+) diberi simbol B, (-,-) diberi simbol C, dan (-,+) diberi simbol D. 3) Jumlah pasangan berurutan untuk A dan D disubstitusikan pada rumus Mc Nemar dari setiap topik tentang evolusi. b. Untuk mengetahui signifikansi perubahan konseptual siswa tentang evolusi sebelum dan setelah belajar melalui strategi konflik kognitif secara menyeluruh, skor tiap siswa yang diperoleh dari setiap tes yang dilakukan dipasangkan. Sehingga uji statistik non parametrik yang cocok adalah uji

41 Wilcoxon karena datanya berbentuk ordinal/berjenjang (Sugiyono, 2009), dengan rumus sebagai berikut : Z = T µt σt = N ( N + 1) T 4 N N + 1 (2N + 1) 24 Keterangan : T = jumlah rangking terkecil yang bertanda sama µt = mean T σt = standar deviasi T (Sugiyono, 2009: 137)