BAB I PENDAHULUAN. kiri, dan kurang merangsang fungsi dan peran otak bagian kanan.

dokumen-dokumen yang mirip
STUDENTS OF SMPN 2 PATIANROWO

BAB I PENDAHULUAN. terutama sebagai pemegang kendali dalam proses pembelajaran. Berdasarkan

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN SPATIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KEEP ON LEARNING SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu dari ilmu dasar yang harus dikuasai oleh

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju mengakibatkan perubahan pola pikir dan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah tujuan sadar yang bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan aspek yang sangat penting,

MUSRIAH A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Skripsi S-1 Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, manusia lebih mudah menerima informasi yang melimpah, cepat, praktis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan yang harus dikuasai oleh siswa mulai dari tingkat SD hingga

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi segala jenis tantangan di era modern dewasa ini. Lebih lanjut

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena pendidikan yang tinggi dapat

BAB I PENDAHULUAN. melakukan tindakan. Motivasi dalam belajar sangatlah penting dan

DESKRIPSI KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 GORONTALO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan persekolahan berlangsung kegiatan belajar mengajar di

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI

BAB 1 PENDAHULUAN. dasar tidak dilatih untuk berekspresi secara bebas dan terlalu lama dibiasakan

MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM KOORDINAT DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII-B SMP NEGERI 3 SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menganggapnya sebagai pelajaran favorit, bukan hal yang sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Alfiyatul Fajar K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

pembelajaran di sekolah yang tepat, agar ketercapaian hasil belajar matematika juga bagus. Pada kenyataannya dalam dunia pendidikan dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

(PTK pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Mondokan Sragen)

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan kualitas yang setinggi-tingginya. Pemerintah dan masyarakat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari di setiap jenjang

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE SAKAMOTO UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA (PTK

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh guru matematika, kesulitan siswa dalam menalar dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata belajar sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Depdiknas (2006) mengungkapkan bahwa dalam pendidikan, siswa

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EKPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

KONTRIBUSI PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

PERSPEKTIF PENDIDIKAN BERKUALITAS BAGI ANAK

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh : RISMAWATI RATNA ESTRI A

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki sebuah proyek dari sudut pandang yang tidak biasa.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

kehidupan. Di Indonesia semua orang tanpa terkecuali berhak untuk yang menegaskan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak mendapat

I. PENDAHULUAN. merupakan sarana yang sangat baik dalam pembinaan sumberdaya manusia.

2 Namun pembelajaran matematika di sekolah memiliki banyak sekali permasalahan. Majid (2007:226) menyatakan bahwa masalah belajar adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. seseorang melalui upaya pembelajaran dan pelatihan. Seluruh upaya. dilakukan guru adalah mengembangkan sikap dan kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penerus bangsa. Perkembangan di segala aspek sangat kita harapkan. depan apalagi di Era Globalisasi seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar berjalan dengan baik dan efektif, diperlukan usaha yang sungguhsungguh

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu melalui pendidikan dimana dengan pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sains mempunyai potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Eksperimentasi metode pembelajaran TGT (Teams Games

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

Skripsi Untuk MemenuhiSebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. nasional, biologi merupakan mata pelajaran yang mewajibkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan

USAHA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal semacam itulah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih banyak dibanding dengan pelajaran yang lain. Meskipun. matematika. Akibatnya berdampak pada prestasi belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah, peserta didik perlu memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan komunikasi merupakan salah satu kompetensi yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Strata 1 Jurusan Pendidikan Matematika

I. PENDAHULUAN. Saat ini usaha-usaha peningkatan mutu atau kualitas pendidikan terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. diperolehnya. Pencapaian prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan. Aktivitas belajar dapat merangsang siswa terlibat secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompentensi. sesuai bidang keahlian yang dipilih atau yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pemahaman secara bertahap dan beruntun. Pemahaman konsep

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

BAB I PENDAHULUAN. Suasana belajar yang terkondisikan dengan baik antarsiswa akan menjadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan formal di Indonesia belum cukup memberi stimulus pada perkembangan inteligensi anak, karena hanya mengembangkan kemampuankemampuan tertentu saja, yang lebih terfokus pada fungsi dan peran otak bagian kiri, dan kurang merangsang fungsi dan peran otak bagian kanan. Guru harus memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan khayalan, merenung, berfikir, dan mewujudkan gagasan siswa dengan cara masing-masing. Jangan terlalu sering melarang, mendikte, mencela, mengecam, atau membatasi anak. Berilah kebebasan, kesempatan, dorongan, penghargaan atau pujian untuk mencoba suatu gagasan, asalkan tidak membahayakan dirinya atau orang lain. Semua hal-hal tersebut akan merangsang perkembangan fungsi otak kanan yang penting untuk meningkatkan kemampuan spasial serta kreativitas siswa, yaitu berfikir divergen (meluas), intuitif (berdasarkan intuisi), abstrak, bebas, dan simultan. Sesuai dengan pengertian spasial yaitu kemampuan untuk menangkap dunia ruang secara tepat atau dengan kata lain kemampuan untuk memviualisasikan gambar, yang di dalamnya termasuk kemampuan mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan suatu benda dalam pikirannya dan mengenali perubahan tersebut, menggambarkan suatu hal atau benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata, mengungkapkan data 1

2 grafik serta kepekaan terhadap keseimbangan relasi, warna, garis, bentuk dan ruang. Pendidikan matematika pada jenjang dasar mengutamakan keterampilan berhitung dan hafalan, sedangkan pendidikan pada jenjang menengah ditekankan pada penalaran, pemikiran logis dan rasional. Di samping itu juga pengajaran matematika di sekolah lanjutan bertujuan agar siswa dapat memahami pengertian pengertian matematika maksudnya kemampuan keterampilan dalam mempelajari matematika, bukanlah hanya menghafal yang merupakan proses mekanis tetapi keterampilan yang merupakan penerapan dari pengertian yang ada. Kebanyakan siswa beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit sehingga minat belajar matematika menjadi kurang. Karena kurangnya minat belajar matematika mengakibatkan hasil belajar matematika menjadi kurang memuaskan. Beberapa area dari pemecahan masalah matematika berhubungan dengan kemampuan spasial. Adanya konseptualisasi spasial yang baik merupakan asset untuk memahami konsep-konsep matematika. sebab dalam kemampuan spasial diperlukan adanya pengamatan, konsistensi logis, kemampuan mengklasifikasi gambar serta pemikiran konseptual. Faktor-faktor tersebut juga diperlukan dalam meningkatkan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat pada siswa kelas VIII SMPN 2 Walea Besar. Beberapa dari mereka mengalami penurunan prestasi di sekolah, mereka mengeluhkan sulitnya memahami pelajaran matematika dan sebagian besar dari

3 mereka memperoleh nilai matematika yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai mata pelajaran lainnya. Selain itu, berdasarkan pengalaman penulis khususnya terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar bangun ruang, nampaknya faktor kemampuan spasial kurang diperhitungkan sebagai kemungkinan salah satu faktor penyebab. Atas dasar uraian di atas, peneliti sangat tertarik dengan permasalahan tersebut sehingga peneliti mengambil judul Hubungan Kemampuan Spasial Siswa Dengan Hasil Belajar Matematika Di SMP Negeri 2 Walea Besar

4 1.2 Identifikasi masalah Dari latar belakang masalah di atas, timbullah beberapa permasalahan yang teridentifikasi sebagai berikut: 1. Kemampuan spasial siswa dalam memahami materi matematika masih kurang 2. Siswa kebanyakan mengerjakan tugas kurang menyimak materi yang diajarkan guru sehingga banyak siswa yang belum tuntas 3. Siswa merasa kurang menyimak materi karena faktor lingkungan 4. Siswa masih kurang memahami konsep tentang matematika 5. Siswa cenderung mengerjakan soal langsung melihat kunci jawabanya tanpa harus mengerjakan sendiri 6. Siswa kurang aktif dalam mengerjakan soal secara berkelompok tentang mata pelajaran matenatika 7. Siswa dalam mengenal bangun ruang masih kurang memahami konsep bangun ruang itu sendiri 8. Keefektifan siswa dalam mengerjakan soal matematika masih kurang efektif 9. Hasil belajar matematika belum maksimal 10. Adanya kenyataan bahwa ada siswa memiliki intelegensi tinggi, namun memiliki hasil belajar yang rendah 11. Guru gagal dalam menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif di kelas, maka guru tersebut telah kehilangan kesempatan untuk menggali pengetahuan, membangun keterlibatan,serta mendorong keberanian bertanya atau menjawab pertayaan peserta didik,

5 12. Belajar matematika kurang diminati bahkan cenderung tidak disukai siswa 13. Umumnya siswa belum menyadari pentingnya kemandirian belajar bagi dirinya, 14. Faktor motivasi belajar siswa yang cenderung rendah 15. Kurangnya keinginan untuk berprestasi 16. Minimnya keyakinan akan kemampuan yang dimiliki 17. Kurangnya kemampuan dalam mengorganisir waktu. 18. Kurangya aktivitas siswa dalam pemebelajaran matematika 19. Tugas tugas yang diberikan guru kurang memotivasi siswa peserta didik untuk belajar 20. Motivasi belajar peserta didik masih kurang akibat pola pembalajar guru. 1.3 Rumusan masalah Berdasarkan uraian di atas, adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini berupa Apakah terdapat hubungan antara kemampuan spasial siswa dengan hasil belajarnya pada mata pelajaran matematika? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kemampuan spasial siswa dengan hasil belajar matematika. 1.5 Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini manfaat yang diharapkan diantaranya adalah (1) dapat memberikan informasi dalam hal perencanaan pembelajaran disekolah bagi guru,(2) dapat memberikan umpan balik dalam pengelolaan proses pemebelajaran, terutama dalam kaitannya dengan

6 proses belajar disekolah (3) dapat memberikan informasi bahwa kemampuan spasial turut serta menentukan dalam hal meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik disekolah.