sebagian besar masih dipasarkan sebagai bahan mentah atau nilailharga pada kondisi tersebut masih sangat rendah. Selain ini

dokumen-dokumen yang mirip
TOPIK 12 AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

KULIAH KE 10: AGROBISNIS DAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

ANALISIS KETERKAITAN SEKTOR AGROINDUSTRI TERHADAP PEREKONOMIAN DI PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS SEKTOR PERTANIAN. Biro Riset LMFEUI

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Minyak Sawit Indonesia CPO Turunan CPO Jumlah. Miliar)

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

PERTANIAN.

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Karet (Hevea brasiliensis) berasal dari Brazil. Negara tersebut mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri 2008

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam

PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

oleh nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan besarnya inflansi.

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

I. PENDAHULUAN. diarahkan pada berkembangnya pertanian yang maju, efisien dan tangguh.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelompok orang yang bekerja secara terpimpin dan terkendali dalam

1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik khususnya pada hasil perkebunan.

gula (31) dan industri rokok (34) memiliki tren pangsa output maupun tren permintaan antara yang negatif.

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IDENTIFIKASI POTENSI EKONOMI DI PEDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri

NASKAH PENJELASAN PENGESAHAN CHARTER OF THE ESTABLISHMENT OF THE COUNCIL OF PALM OIL PRODUCING COUNTRIES (CPOPC)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN OKTOBER 2011 TURUN 0,53 PERSEN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian maupun perikanan. mempunyai peranan yang sangat besar dalam meningkatka pertumbuhan ekonomi

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja, Investasi dan Nilai Produksi Potensi Industri Tahun 2009

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOMODITI CRUDE PALM OIL (CPO) PROVINSI RIAU. Eriyati Rosyetti. Abstraksi

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan yang sangat

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis perekonomian Provinsi Riau menggunakan

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia masing menggantungkan hidupnya di sektor ini. Sektor

SISTEM AGRIBISNIS SUMARDJO. Departemen SOSEK-Faperta IPB. 1. Agribisnis Sebagai Suatu-Sistem

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

I. PENDAHULUAN konstribusi yang besar bagi devisa negara, khususnya karena pergeseran pangsa

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERAN PERTANIAN DI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2017 (dalam US$ juta)

PEREKONOMIAN WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. krisis tersebut adalah industri agro bisnis dan sampai akhir tahun 2010 industri agrobisnis

BAB II DESKRIPSI SEKTOR/INDUSTRI PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Harga Minyak Mentah Dunia 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2015 SEBESAR 94,74 ATAU TURUN 1,56 PERSEN

PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I. PENDAHULUAN. kerja seluas-luasnya sekaligus pemerataan pembangunan. Data kontribusi sub

BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

KETERKAITAN ANTARSEKTOR PADA PEREKONOMIAN JAWA TIMUR

V. ANALISA SISTEM. 5.1 Agroindustri Nasional Saat Ini

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

LINGKUNGAN BISNIS PROSPEK BISNIS KELAPA SAWIT DI INDONESIA

Transkripsi:

AGROINDUSTRI Sasaran utama pembangunan jangka panjang negara ini adalah pencapaian struktur ekonomis yang seimbang yaitu terdapatnya kemampuan dan kekuatan industri yang maju yang didukung oleh kemampuan dan kekuatan pertanian yang tangguh. Hal ini berarti, bahwa antara sektor pertanian (dan kehutanan) dan sektor pertanian diperlukan adanya keterkaitan yang kuat baik keterkaitan ke depan maupun keterkaitan ke belakang dalam mencapai tujuan masing-masing sektor tersebut. Adanya keterkaitan ini terlihat dengan adanya perkembangan pengolahan hasil pertanian atau industri agro (agroindustry). Di masa yang akan datang, cadangan minyak dan gas bumi yang sekarang merupakan sumber devisa negara akan berangsur menipis dan perannya di dalam perkembangan perekonomian sudah diperkirakan akan semakin kecil. Pada saai ini agroindustri diharapkan akan tampil ke depan bersama-sama industri yang Lain mendukung perekonomian negara. Agroindustri adalah suatu kegiatan lintas disiplin yang memanfaatkan sumber daya alam (pertanian) untuk industri.

i Tanpa agroindustri, perkembangan agroindustri hanya akan mencapai peningkatan produksi tanpa mampu menaikkan nilai tambah komoditi tersebut. Agroindustri merupakan revolusi nilai tambah produk hasil revolusi hijau. Revolusi hijau berhasil meningkat produksi berbagai 4 komoditi hasil pertanian dan kehutanan akan tetapi hasil tersebut i sebagian besar masih dipasarkan sebagai bahan mentah atau i bahan setengah jadi. Kondisi tersebut mengakibatkan berbagai kerugian, baik oleh karena daya simpan bahan masih rendah, rawan I kontaminasi jasad renik dan berbagai kerusakan fisik. lainnya, juga $ nilailharga pada kondisi tersebut masih sangat rendah. Selain ini 1 ; hasil revolusi hijau ini belum berhasil mengembangkan pendapatan 2 + petani atau wilayah tempat komoditi tersebut dihasilkan. Untuk melanjutkan keberhasilan revolusi hijau tersebut, maka agroindustri akan mampu meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai tersebut. Sebenarnya dalam skala terbatas agroindustri sudah dilaksanakan di berbagai perkebunan seperti perkebunan Tebu yang menghasilkan gula, molase, spiritus, kertas dan sebagainya. Sedangkan perkebunan Kelapa sawit sampai saat ini masih menghasilkan bahan setengah jadi yaitu CPO (crude palm oil) dan PKO (palm kernel oil). Selain itu, perkebunan Karet hanya mampu menghasilkan Karet remah (crumb rubber) atau Karet lembaran yang diasapi (proses hilir) dapat menghasilkan berbagai produk baru yang bernilai ekonomis tinggi dan dengan manfaat yang lebih luas lagi seperti minyak goreng, margarin, "oleo chemical" dari CPO sebagai contoh. Berdasarkan hasil Simposium Agro Nasional lndustri 11 1987 yang diikuti oleh berbagai pihak yang terlibat dalam Agroindustri (Dep. pertanian, Dep. Perindustrian, Pengusaha dan Perguruan Tinggi), disimpulkan bahwa agroindustri, dalam kegiatannya mencakup bidang-bidang berikut:

1. lndustri peralatan dan mesin-mesin pertanian 2. lndustri pengolahan hasil pertanian (pangan, non pangan dan perhutanan) 3. lndustri jasa sektor pertanian. lndustri peralatan dan mesin-mesin pertanian meliputi: - Mesin budidaya pertanian - Mesin pengolahan hasil pertanian lndustri pengolahan hasil pertanian meliputi: - Pengolahan panganlhasil tanaman pangan - Pengolahan hasil tanaman perkebunan - Pengolahan hasil perikananlperairan - Pengolahan hasil ternak - Pengolahan hasil perhutanan - Pengolahan limbah hasil pertanian lndustri jasa sektor pertanian dibedakan atas: - Pengemasan hasil pertanian - Transportasi, distribusi dan informasi hasil pertanian - Perdagangan - Konsultasi Jumlah rumah tangga yang berusaha di sektor pertanian sangat besar dan luas areal lahan pertanian yang dikelola oleh rumah tangga ini cukup has. Dari pengelolaan ini, industri kecil dan kerajinan yang tumbuh dapat menampung tenaga kerja yang cukup banyak, jauh lebih banyak dari jumlah tenaga kerja yang dapat diserap oleh sektor manufakturing. Pengembangan agroindustri membutuhkan bahan baku yang cukup besar dan dapat disediakan di dalam negeri. Bahan

baku ini berupa komoditi hasil pertanian yang belakangan ini jumlah produksinya terus meningkat. sebagai contoh bahan baku agroindustri ini adalah Karet, Kelapa, Kopi, Kelapa sawit, Tebu, Tembakau, Coklat, Padi, Jagung, hortikultura, Teh, Aren, Siwalan, Pala, Cengkeh, dsb. Produk yang dihasilkan dalam skala besar (pabrikasi) antara lain CPO (crude palm oil), Kopra, Teh hitaml Teh oolong, rokok, atau produk yang siap untuk dikonsumsi seperti minyak goreng, margarin, gula pasir, pati, dsb. Skala kecill kerajinan menghasilkan Teh oolong, gula merah (Aren, Siwalan), minyak goreng, kayu Lapis dsb. Rakyatlpetani menghasilkan produk setengah jadi untuk beberapa komoditi seperti biji Coklat, biji Kopi, Teh oolong, Cengkeh, Kelapa cungkil, Karet bongkah dsb. Berbagai kerajinan rakyat yang tercakup dalam agroindustri antara lain kerupuk udang, gula merah, tahu, tempe, emping, tepung tapioka, kulit, ikan pindanglasap dsb. Sebagian produk antara (setengah jadi), dan produk kerajinan selain dipergunakan untuk kebutuhan setempat, juga mendapatkan pasar di luar negeri, sehingga mampu menghasilkan devisa yang cukup besar. Dengan berbagai contoh di atas terlihat, bahwa cakupan agroindustri cukup luas dan memberikan dampak yang sangat positif baik bagi perkembangan industri pedesaan skala kecil maupun industri manufakturing yang memberikan peningkatan, baik tingkat kehidupan masyarakat di pedesaan maupun terhadap perkembangan perekonomian negara. Berbagai perkembangan istilah yang bertujuan bagi peningkatan pendapatan petani seperti agrobisnis, pertanian berbudaya industri, sebenarnya tidak akan berhasil untuk mencapai tujuan tersebut sebelum agroindustri disadari secara menyeluruh mutlak untuk dikembangkan. Lembaga pendidikan tinggi yang menangani pengadaan sumberdaya manusia yang ahli dalam bidang agroindustri adalah adanya jurusan dan program studi Teknologi lndustri Pertanian (agroindustri). Di IPB sebagai universitas pertanian tertua dan terlengkap mempunyai jurusan Teknologi lndustri Pertanian (TIN1 TIP) baik untuk strata 1 (SI), 2 (S2) maupun 3(S3). Jurusan ini

merupakan pionir bagi pengadaan sumberdaya manusia dalam bidang agroindustri. sebagai jurusan Agroindustri tertua di negara ini, jurusan ini dibagi menjadi bidang proses, bidang manajemen dan bidang penunjang. Bidang proses dinyatakan dengan adanya laboratorium (keahlian) yang meliputi Laboratorium Teknologi Kimia dan Laboratorium Bioindustri/Bioteknologi. Bidang manajemen dinyatakan dengan adanya laboratorium Teknik dan Manajemen lndustri dan laboratorium Bisnis dan Aplikasi Industri. Sedangkan, bidang penunjang meliputi laboratorium Kemasan, Transportasi dan Distribusi, Laboratorium Pengawasan Mutu dan Laboratorium Teknik dan Manajemen Lingkungan.