KOMISI PEMERIKSA KEI(AYAAN I'ENYELENGGARA NEGAITA R,DPUBLII( INDONESIA KEPUTUSAN BERSAMA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI PEMERIKSA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA NOMOR NOMOR KEP-327/A/JA/06t2002 1 s'kep/k.kpkpn/6 I2OO2 TENTANG KERJASAMA DALAM PENANGANAN HASIL PEMERIKSAAN KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA YA.NG DITEMUKAN PETUNJUK ADANYA TINDAK PIDANA KORUPSI JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI PEMERIKSA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA Menimbang : a. bahwa hasil pemeriksaan atas kekayaan Penyelenggara Negara yang dilakukan oleh Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN), apabila ditemukan petunjuk adanya tindak pidana korupsi, hasil pemeriksaan disampaikan kepada instansi yang berwenang, antara lain Kejaksaan Agung R.l, untuk ditindaklanjuti; b. bahwa untuk kepentingan tersebut perlu ditetapkan Keputusan Bersama Jaksa Agung R.l dan Ketua Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara, tentang kerjasama dalam tindak lanjut hasil pemeriksaan kekayaan Penyelenggara Negara yang ditemukan petunjuk adanya tindak pidana korupsi; Mengingat...
Mengingat : 1. Undang-Undang Rl Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara 1971 No. 19, Tambahan Lembaran Negara No. 2958) sebagaimana telah dirubah dengan Undang - Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara 1999 No. 140, Tambahan Lembaran Negara No. 3874) dan terakhir dengan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. (Lembaran Negara 2001 No.134, Tambahan Lembaran Negara No.4150); 2. J. Undang-Undang Rl Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara 1981 No. 76, Tambahan Lembaran Negara No. 3209); Undang-Undang Rl Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. (Lembaran Negara 1991 No.59, Tambahan Lembaran Negara No. 3451); 4. Undang-Undang Rl Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara 1999 No. 75, Tambahan Lembaran Negara No. 3851); 5. 6. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. (Lembaran Negara 1981 No.36, Tambahan Lembaran Negara No.3258); Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kekayaan Penyelenggara Negara. (Lembaran Negara 1999 No.126, Tambahan Lembaran Negara No.3863). Memutuskan
MEMUTUS$N : Menetapkan : KEPUTUSAN BERSAMA JAKSA AGUNG REPUBLIK F tj PEI :SIA DAN KETUA KOMISI PEMERIKSA KEKAYA.AN LENGGARA NEGARA TENTANG KERJ,ASAMA 1 PENANGANAN HASIL PEMERIKSAAN KEKAYAAN LENGGARA NEGARA YANG DITEMUKAN PETUNJUK ADANYA TINDAK PIDANA KORUPSI. Pasal 1 Apabila Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara (KPKPN) didalam pemeriksaan kekayaan penyelenggara negara menemukan petunjuk adanya tindak pidana korupsi, maka KPKPN menyampaikan kepada Kejaksaan hasil pemeriksaan tersebut untuk dianalisis dan didiskusikan bersama. Pasal 2 Dalam diskusi sebagaimana dimaksud Pasal 1, apabila : a. Ditemukan petunjuk adanya tindak pidana korupsi, maka KPKPN menyampaikan hasil pemeriksaan kepada Kejaksaan untuk dilakukan penyelidikan atau penyidikan. b. Tidak ditemukan petunjuk adanya tindak pidana korupsi, maka Kejaksaan wajib memberi petunju kepada KPKPN untuk segera melengkapi dengan pemeriksaan dan mencari bukti- bukti yang diperlukan. c. KPKPN m'enemui kesulitan untuk memperoleh bahan pemeriksaan dan bukti yang diperlukan sebagaimana tercantum dalam huruf b, KPKPN dapat meminta bantuan kepada Kejaksaan. Pasal 3 Setelah Kejaksaan menerima hasil pemeriksaan kekayaan Penyelenggara Negara yang ditemukan petunjuk adanya tindak pidana korupsi dari KPKPN sebagaimana dimaksud pasal 2 huruf a, b, maka Kejaksaan segera melakukan penyelidikan atau penyidikan. Pasal 4
Pasal 4 Kejaksaan dalam melaksanakan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana korupsi dapat meminta bantuan KPKPN dan KPKPN wajib memenuhi permintaan tersebut. Pasal 5 Apabila dari hasil penyelidikan tidak terdapat bukti awat yang cukup untuk ditingkatkan ke penyidikan, maka penyelidikan dihentikan, dengan tidak menutup kemungkinan untuk dibuka kembali apabila dikemudian hari diperoleh bukti baru. Pasal 6 Bilamana dalam proses Penyidikan sebagaimana dimaksu dalam Pasal 3 tidak terdapat cukup bukti awal, maka Kejaksaan menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan, yang tembusannya disampaikan kepada KPKPN, sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 7 Kejaksaan dan KPKPN secara berkala sekurang-kurangnya satu kali dalam 3 (tiga) bulan menyelenggarakan pertemuan guna membahasetiap permasalahan yang timbul, yang hasilnya dilaporkan kepada Pimpinan masing-masing. Pasal 8 Segala biaya yang timbul sebelum penyerahan hasil pemeriksaan kepada Kejaksaan dibebankan kepad anggaran KPKPN. Pasal 9 Kerjasama lain yang dapat dilaksanakan meliputi : a. Sosialisasi tentang Undang Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme serta Tata Cara Pengisian Formulir Laporan Kekayaan penyelenggara Negara (LKPN) di lingkungan Kejaksaan Agung Republik lndonesia b. Pendistribusian dan pengembalian formulir LKPN di lingkungan Kejaksaan Agung Republik lndonesia. c
Pemberian bantuan kepada KPKPN untuk memperlancar pemeriksaan kekayaan Penyelenggara Negara oleh KPKPN.,{ \l. Pemberian bantuan Pendidikan dan Latihan dalam rangka meningkatkan kemampuan profesional KPKPN atas biaya KPKPN. Pasal 10 Apabila terdapat hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan Bersama ini, akan ditetapkan oleh Jaksa Agung dan Ketua Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara. Pasal 11 Keputusan Bersama ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Pada tanggal : Jakarta : 17 Juni 2002. KOMISI PEMERIKSA KEKAYAAN NEGARA DONESIA JAKSA AGUNG REPUBKIK INDONESIA H.M.A. RACHMAN, SH