PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 13 TAHUN 2007

dokumen-dokumen yang mirip
NOMOR : 6 TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PELALAWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 11 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 12 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN SIAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BAPPEDA DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 7

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 15 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG

P E R A T U R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA - UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN INDRAMAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARIMUN

BUPATI INDRAGIRI HULU PROPINSI RIAU

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 9 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 04 TAHUN 2008 TENTANG

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No. 78 Telepon (0421) Fax. (0421) 24330

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 19 TAHUN 2008 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN KARO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 08 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

KABUPATEN CIANJUR KABUPATEN CIANJUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan U

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI MUSI RAWAS, PERUBAHAN KEDUA

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR: 7 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI NATUNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA BANJARBARU

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA BENGKULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BANGGAI

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839 );

BUPATI NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 23 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

BUPATI SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah

PROVINSI PAPUA BUPATI KEPULAUAN YAPEN

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI DONGGALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA,

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA B U P A T I WAKIL BUPATI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 2

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

SALINAN NOMOR 14 TENTANG. ketentuan Peraturan. daerah

16 Desember 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG

STRUKTUR ORGANISASI INSPEKTORAT KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

GUBERNUR LAMPUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN PESAWARAN

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH, INSPEKTORAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN BANYUMAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG

INSPEKTORAT SEKRETARIAT INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH I INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH II INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH III INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH IV

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 11 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 11 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN JEPARA

BUPATI SIGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI,

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK LEMBAGA TEKNIS DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HILIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HILIR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah, dipandang perlu untuk menata kembali organisasi, kedudukan dan tugas pokok Lembaga Teknis Daerah Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir; b. bahwa berdasarkan variabel penyusunan Struktur Organisasi Perangkat Daerah yang dinilai dari Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Rokan Hiilir, diperoleh pola maksimal dengan skor di atas 70; c. bahwa untuk maksud tersebut di atas dipandang perlu menetapkannya dalam suatu Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041 ), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890) ; 2. Undang Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuansing dan Kota Batam (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3902), sebagaimana diubah dengan Undang Undang Nomor 13 tahun 2000 tentang Perubahan Undang Undang Nomor 53 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3902 ); sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2003, tentang Perubahan atas Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun,

Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuansing dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik Tahun 2003 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4247); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4493 yang telah ditetapkan dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4428); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4428); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antar Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4743); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741 ); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Organisasi Perangkat Daerah. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR Dan BUPATI ROKAN HILIR M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK LEMBAGA TEKNIS DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HILIR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Rokan Hilir; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir; 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hilir; 4. Bupati adalah Bupati Rokan Hilir; 5. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Rokan Hilir; 6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Rokan Hilir; 7. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Rokan Hilir; 8. Perangkat Daerah Kabupaten adalah Organisasi/Lembaga Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hilir yang bertanggungjawab kepada Bupati dalam rangka penyelenggaraan tugas Pemerintahan yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, kelurahan sesuai dengan kebutuhan daerah; 9. Kepala Kantor adalah Kepala Kantor pada Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Rokan Hilir; 10. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan adalah unsur pelaksana Badan yang melaksanakan sebagian tugas teknis operasional; 3

11. adalah tenaga fungsional yang melaksanakan sebagian tugas pemerintah daerah, sesuai dengan keahlian dan kebutuhan daerah. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Lembaga Teknis Daerah : 1. Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Rokan Hilir; 2. Inspektorat Kabupaten Rokan Hilir; 3. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kabupaten Rokan Hilir; 4. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Rokan Hilir; 5. Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Rokan Hilir; 6. Badan Kepegawaian Kabupaten Rokan Hilir; 7. Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Rokan Hilir; 8. Badan Penanaman Modal Kabupaten Rokan Hilir; 9. Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Rokan Hilir; 10. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Rokan Hilir; 11. Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Rokan Hilir; 12. Rumah Sakit Umum Kelas C Kabupaten Rokan Hilir. BAB III BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN Pasal 3 (1) Badan Perencanaan Pembangunan terdiri dari : a. Kepala Badan; b. Sekretariat; c. Bidang Perencanaan Pembangunan I; d. Bidang Perencanaan Pembangunan II; e. Bidang Perencanaan Pembangunan III; f. Bidang Statistik dan Penelitian; g. ; h. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB). (2) Sekretariat terdiri dari : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Perencanaan Program. 4

(3) Bidang Perencanaan Pembangunan I terdiri dari : a. Sub Bidang Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, dan Peternakan; b. Sub Bidang Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan. (4) Bidang Perencanaan Pembangunan II terdiri dari : a. Sub Bidang Perhubungan, Pariwisata, dan Pemanfaatan SDA; b. Sub Bidang Kesehatan, KB dan Kesejahteraan Sosial. (5) Bidang Perencanaan Pembangunan III terdiri dari : a. Sub Bidang Pemukiman dan Pengembangan Wilayah; b. Sub Bidang Pertambangan, Energi dan Lingkungan Hidup. (6) Bidang Statistik dan Penelitian terdiri dari : a. Sub Bidang Statistik dan Pelaporan; b. Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan. Pasal 4 Bagan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Pasal 5 Badan Perencanaan Pembangunan merupakan unsur penunjang pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 6 Badan Perencanaan Pembangunan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintah dalam bidang perencanaan pembangunan. Bagian Ketiga Pasal 7 mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis Badan Perencanaan Pembangunan sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. BAB IV INSPEKTORAT 5

Pasal 8 (1) Inpektorat terdiri dari : a. Inspektur; b. Sekretariat; c. Inspektrur Pembantu Wilayah I; d. Inspektur Pembantu Wilayah II; e. Inspektur Pembantu Bidang Wilayah III; f. Inspektur Pembantu Wilayah IV; g.. (2) Sekretariat terdiri dari : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Perencanaan Program. (3) Inspektur Pembantu Wilayah I terdiri dari : a. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; b. Seksi Pengawas Bidang Pemerintahan; c. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. (4) Inspektur Pembantu Wilayah II terdiri dari : a. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; b. Seksi Pengawas Bidang Pemerintahan; c. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. (5) Inspektur Pembantu Wilayah III terdiri dari : a. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; b. Seksi Pengawas Bidang Pemerintahan; c. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. (6) Inspektur Pembantu Wilayah IV terdiri dari : a. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; b. Seksi Pengawas Bidang Pemerintahan; c. Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. Pasal 9 Bagan Organisasi Inspektorat adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Peraturan Daerah ini. 6

Bagian Kedua Pasal 10 Inspektorat merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara teknis administrasi mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah. Pasal 11 Inspektorat mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Urusan Pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. Bagian Ketiga Pasal 12 1 mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan bidang tenaga fungsional masing-masing sesuai dengan peraturan perundangundangan; 2 Jumlah tenaga fungsional ditentukan sesuai kebutuhan dan beban kerja. BAB V BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN Pasal 13 (1) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan terdiri dari : a. Kepala Badan; b. Sekretariat; c. Bidang Analisis mengenai Dampak Lingkungan ; d. Bidang Pengelolaan Lingkungan; e. Bidang Pengendalian Lingkungan; f. Bidang Penataan Lingkungan Hidup; g. ; h. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB). (2) Sekretariat terdiri dari : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan; 7

c. Sub Bagian Perencanaan Program. (3) Bidang Analisis Dampak Lingkungan terdiri dari: a. Sub Bidang teknis Amdal; b. Sub Bidang Pengujian Kualitas Lingkungan Hidup. (4) Bidang Pengelolaan Lingkungan terdiri dari : a. Sub Bidang Pemulihan Lingkungan; b. Sub Bidang Bina Lingkungan. (5) Bidang Pengendalian Lingkungan terdiri dari : a. Sub Bidang Pencemaran Lingkungan Hidup; b. Sub Bidang Kerusakan Lingkungan Hidup. (6) Bidang Penataan Lingkungan Hidup terdiri dari: a. Sub Bidang Perencanaan dan Evaluasi; b. Sub Bidang Hukum. Pasal 14 Bagan Organisasi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran III dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Pasal 15 Badan Pengendalian Dampak Lingkungan adalah unsur penunjang daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 16 Badan Pengendalian dampak lingkungan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintah dalam bidang pengendalian dampak lingkungan Bagian Ketiga Pasal 17 mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis Badan Pengendalian dampak lingkungan sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. 8

BAB VI BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT Pasal 18 (1) Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat terdiri dari : a. Kepala Badan; b. Sekretariat; c. Bidang Hubungan Antar Lembaga; d. Bidang Kesatuan Bangsa ; e. Bidang Politik; f. Bidang Perlindungan Masyarakat; g. ; h. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB). (2) Sekretariat terdiri dari: a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Perencanaan Program. (3) Bidang Hubungan Antar Lembaga terdiri dari: a. Sub Bidang Hubungan antar Lembaga, Ormas, LSM dan Profesi; b. Sub Bidang Hubungan Lembaga Legislatif, Eksekutif dan Partai Politik. (5) Bidang Kesatuan Bangsa terdiri dari: a. Sub Bidang Idiologi dan Wawasan Kebangsaan; b. Sub Bidang Pembauran Bangsa. (6) Bidang Politik terdiri dari : a. Sub Bidang Politik dan Penanganan Masalah Aktual; b. Sub Bidang Pemilihan Umum dan Hak Asasi Manusia. (7) Bidang Perlindungan Masyarakat terdiri dari : a. Sub Bidang Rekonstruksi dan Bantuan bencana; b. Sub Bidang Rehabilitasi dan Relokasi. Pasal 19 Bagan Organisasi Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Peraturan Daerah ini. 9

Bagian Kedua Pasal 20 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat adalah unsur penunjang daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 21 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintah dalam bidang Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat. Bagian Ketiga Pasal 22 mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. BAB VII BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Pasal 23 (1) Badan Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari : a. Kepala Badan; b. Sekretariat; c. Bidang Pemberdayaan Masyarakat; d. Bidang Ketahanan Masyarakat; e. Bidang Usaha Ekonomi Desa dan Pemanfaatan Teknologi Tepatguna; f. Bidang Pemukiman dan Prasarana; g. ; g. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB). (2) Sekretariat terdiri dari: a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Perencanaan Program. (3) Bidang Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari : 10

a. Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Badan Permusyawaratan Desa; b. Sub Bidang Pemberdayaan Peningkatan Kesejahteraan Keluarga. (4) Bidang Ketahanan Masyarakat terdiri dari: a. Sub Bidang Peningkatan Peranan Kelembagaan, Bimbingan, Motifasi Swadaya Masyarakat; b. Sub Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia. (5) Bidang Usaha Ekonomi Desa dan Pemanfaatan Teknologi Tepatguna terdiri dari; a. Sub Bidang Usaha Ekonomi Keluarga dan Masyarakat; b. Sub Bidang Produksi dan Pemuasan, Pemasaran dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna. (6) Bidang Pemukiman dan Prasarana; a. Sub Bidang Tata Pemukiman Sumber Daya dan Lingkungan; b. Sub Bidang Pengembangan Kawasan Terpadu, Prasarana dan Tata Desa. Pasal 24 Bagan Organisasi Badan Pemberdayaan Masyarakat adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran V dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Pasal 25 Badan Pemberdayaan Masyarakat merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 26 Badan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah dibidang pemberdayaan masyarakat. Bagian Ketiga Pasal 27 mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis Badan Pemberdayaan Masyarakat sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. 11

BAB VIII BADAN KEPEGAWAIAN Pasal 28 (1) Badan Kepegawaian terdiri dari : a. Kepala Badan; b. Sekretariat; c. Bidang Pengembangan dan Mutasi Kepegawaian ; d. Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai; e. Bidang Pendidikan dan Pelatihan; f.. g. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB). (2) Sekretariat terdiri dari : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Perencanaan Program. (3) Bidang Pengembangan dan Mutasi Kepegawaian terdiri dari: a. Sub Bidang Pengembangan Pegawai; b. Sub Bidang Mutasi Kepegawaian. (4) Bidang Pembinaan dan Kesejahteraan Pegawai terdiri dari: a. Sub Bidang Pembinaan Pegawai ; b. Sub Bidang Pensiunan dan Kesejahteraan Pegawai. (5) Bidang Pendidikan dan Pelatihan terdiri dari: a. Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan, Kepemimpinan; b. Sub Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis Fungsional. Pasal 29 Bagan Organisasi Badan Kepegawaian adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Pasal 30 Badan Kepegawaian merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. 12

Pasal 31 Badan Kepegawaian mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah di bidang kepegawaian. Bagian Ketiga Pasal 32 mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis Badan Kepegawaian sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. BAB IX BADAN KETAHANAN PANGAN Pasal 33 (1) Badan Ketahanan Pangan terdiri dari : a. Kepala Badan; b. Sekretariat; c. Bidang Ketersediaan dan Kelangsungan Pangan d. Bidang Distribusi dan Harga Pangan; e. Bidang Kewaspadaan Pangan dan Gizi f. Bidang Penganekaan Konsumsi dan Pangan; g. ; h. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB). (2) Sekretariat terdiri dari: a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Perencanaan Program. (3) Bidang Ketersediaan dan Kelangsungan Pangan terdiri dari : a. Sub Bidang Pengadaan dan Cadangan Pangan; b. Sub Bidang Kelangsungan Ketahanan Pangan. (4) Bidang Distribusi dan Harga Pangan terdiri dari : a. Sub Bidang Sistem Distribusi dan Harga Pangan; b. Sub Bidang Kecukupan dan Pemerataan Pangan. (5) Bidang Kewaspadaan Pangan dan Gizi terdiri dari: a. Sub Bidang Keamanan, mutu dan gizi pangan; 13

c. Sub Bidang Monitoring dan Evaluasi Pangan. (6) Bidang Penganekaan Konsumsi dan Pangan terdiri dari : a. Sub Bidang Analisis Pola Konsumsi dan Pengembangan Pangan; b. Sub Bidang Pemberdayaan Masyarakat. Pasal 34 Bagan Organisasi Badan Ketahanan Pangan adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Pasal 35 Badan Ketahanan Pangan adalah unsur penunjang pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 36 Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan dibidang Ketahanan Pangan. Bagian Ketiga Pasal 37 mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis Badan Ketahanan Pangan sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. BAB X BADAN PENANAMAN MODAL Pasal 38 (1) Badan Penanaman Modal terdiri dari : a. Kepala Badan; b. Sekretariat; c. Bidang Fasilitasi Penanaman modal; d. Bidang Kerjasama Penanaman Modal; e. Bidang Pembinaan dan Pengembangan Penanaman modal; f. Bidang Promosi Penanaman Modal; 14

g. ; h. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB). (2) Sekretariat terdiri dari: a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Perencanaan Program. (3) Bidang Fasilitasi Penanaman modal terdiri dari : a. Sub Bidang Pengkajian dan Pengembangan Peluang Penanaman Modal; b. Sub Bidang Inventarisasi dan Pengawasan. (4) Bidang Kerjasama Penanaman Modal terdiri dari : a. Sub Bidang Kerjasama Penanaman Modal; b. Sub Bidang Pengelolaan dan Pemberdayaan Penanaman Modal. (5) Bidang Pembinaan dan Pengembangan Penanaman Modal terdiri dari: a. Sub Bidang Pembinaan dan pengendalian Penanaman Modal; b. Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan. (6) Bidang Promosi Penanaman Modal terdiri dari: a. Sub Bidang Pendataan Potensi Penanaman Modal; b. Sub Bidang Publikasi dan Pameran. Pasal 39 Bagan Organisasi Badan Penanaman Modal adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Pasal 40 Badan Penanaman Modal adalah unsur penunjang pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 41 Badan Penanaman Modal mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan dibidang Penanaman Modal. 15

Bagian Ketiga Pasal 42 mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis Badan Penanaman Modal sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. BAB XI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN Pasal 43 Kantor Perpustakaan dan Kearsipan terdiri dari: a. Kepala Kantor; b. Sub Bagian Tata Usaha; c. Seksi Perpustakaan; d. Seksi Kearsipan; e. Kelompok Jabatan fungsional. Pasal 44 Bagan Organisasi Kantor Perpustakaan dan Kearsipan adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Pasal 45 Kantor Perpustakaan dan Kearsipan merupakan unsur penunjang pemerintah Kabupaten Rokan Hilir yang dipimpin oleh seorang kepala kantor yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 46 Kantor Perpustakaan dan Kearsipan mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam bidang Perpustakaan dan Kearsipan. Bagian Ketiga Pasal 47 mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis Kantor Perpustakaan dan Kearsipan sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. 16

BAB XII SATUAN POLISI PAMONG PRAJA Pasal 48 Satuan Polisi Pamong Praja terdiri dari: a. Kepala Kantor; b. Sub Bagian Tata Usaha; c. Seksi Pengendalian Operasi; d. Seksi Pengembangan Kapasitas; e. Seksi Pemeriksaan dan Penyidikan ; f.. Pasal 49 Bagan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran X dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Pasal 50 Satuan Polisi Pamong Praja merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Satuan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 51 Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum. Bagian Ketiga Pasal 52 mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. BAB XIII KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA 17

Pasal 53 (1) Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana terdiri dari : a. Kepala Kantor; b. Sub Bagian Tata Usaha; c. Seksi Gender dan Peningkatan Kualitas Hidup; d. Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan SDM; e. Seksi Advokasi dan KIE; f. ; g. Unit Pelaksanaan Teknis. Pasal 54 Bagan Organisasi Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran XI dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Pasal 55 (1) Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah; (2) Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dipimpin oleh seorang Kepala Kantor yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 56 Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan kebijaksanaan daerah dibidang pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana serta tugas lain yang dilimpahkan kepala daerah dalam rangka Dekonsentrasi. Bagian Ketiga Pasal 57 Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis Kantor pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. 18

BAB XIV RUMAH SAKIT UMUM KELAS C Pasal 58 (1) Rumah Sakit Umum Kelas C terdiri dari : a. Direktur; b. Bagian Tata Usaha; c. Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan; d. Bidang Pelayanan Penunjang; e. Bidang Sarana dan Prasarana; f.. (2) Bagian Tata Usaha terdiri dari : a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Perencanaan Program. (3) Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan terdiri dari : a. Sub Bidang Pelayanan Medis; b. Sub Bidang Keperawatan. (4) Bidang Pelayanan Penunjang terdiri dari : a. Sub Bidang Pelayanan Penunjang Medis; b Sub Bidang Pelayanan Penunjang Non Medis. (5) Bidang Sarana dan Prasarana terdiri dari : a. Sub Bidang Sarana dan Prasarana; b. Sub Bidang Pemeliharaan. Pasal 59 Bagan Organisasi Rumah Sakit Umum Kelas C adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran XII dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Peraturan Daerah ini. 19

Bagian Kedua Pasal 60 Rumah Sakit Umum Kelas C merupakan unsur penunjang pemerintah Kabupaten yang dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 61 [ Rumah Sakit Umum Kelas C mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam penyelenggaraan pemerintah dibidang Pelayanan Kesehatan. Bagian Ketiga Pasal 62 mempunyai tugas melaksanakan kegiatan teknis Rumah Sakit Umum sesuai dengan bidang dan keahliannya masing-masing. BAB XV UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN Pasal 63 (1) Unit Pelaksana Teknis Badan mempunyai kedudukan sebagai unsur pelaksana yang melaksanakan tugas secara langsung yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat dan tugas teknis yang melaksanakan kegiatan untuk mendukung pelaksanaan tugasnya; (2) Unit Pelaksana Teknis Badan sebagai unsur penunjang pelaksanaan tugas organisasi induknya. BAB XVI KEPEGAWAIAN Pasal 64 Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian serta susunan kepegawaian diatur sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB XVII PEMBIAYAAN Pasal 65 Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Rokan Hilir dan Subsidi atau Bantuan 20

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi serta bantuan dari lembaga lain yang syah dan tidak mengikat. BAB XVIII ESELONISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH Pasal 66 (1) Kepala Badan dan Inspektur merupakan jabatan Struktural Eselon II b; (2) Kepala Kantor, Direktur Rumah Sakit Umum, Sekretaris pada Badan dan Inspektur Pembantu merupakan jabatan struktural eselon III a; (3) Kepala Bidang pada Badan, Kepala Bagian dan Kepala Bidang pada Rumah Sakit Umum merupakan jabatan struktural eselon III b; (4) Kepala Seksi, Kepala Sub Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala Unit Pelaksana Teknis merupakan jabatan struktural eselon IV a; (5) Kepala Sub Bagian pada Unit Pelaksana Teknis merupakan jabatan struktural eselon IV b. Pasal 67 Rincian tugas, fungsi dan tata kerja masing-masing jabatan struktural akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati; BAB XIX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 68 (1) Selama ketentuan pelaksanaan Peraturan Daerah ini belum ditetapkan maka Peraturan Daerah dan atau ketentuan lain yang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku; (2) Bupati melaksanakan penyelenggarakan pengangkatan dan pengukuhan para pejabat di lingkungan pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan Daerah; (3) Selama belum dilaksanakan pengangkatan dan pengukuhan pemangku jabatan perangkat daerah yang lama masih tetap melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sampai dengan diangkat dan dikukuhkan sebagai pemangku jabatan. BAB XX KETENTUAN PENUTUP Pasal 69 (1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah yang mengatur tentang Struktur Organisasi Badan, Kantor di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dinyatakan tidak berlaku lagi : 21

(2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaan akan diatur kemudian dengan Peraturan Bupati Rokan Hilir; Pasal 70 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Rokan Hilir. Ditetapkan di Bagansiapiapi pada tanggal 11 Desember Tahun 2007 BUPATI ROKAN HILIR, dto H.ANNAS MAAMUN Diundangkan di Bagansiapiapi pada tanggal 11 Desember Tahun 2007 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR, Drs. H. ASRUL M. NOOR, M.Si Pembina Utama Madya Nip. 010086333 LEMBARAN DAERAH KABUPETEN ROKAN HILIR TAHUN 2007 NOMOR 13 22