BAB I PENDAHULUAN. dalam keadaan yang demikian, ia telah memiliki kemampuan bawaan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT. Oleh karena ia memiliki keragaman kebutuhan yang. menghiasi dirinya yaitu pokok ajaran Islam yang meliputi :

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt menganugerahi akal. Dan hal tersebut tidak dimiliki oleh makhluk lain.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. Agama merupakan salah satu sarana pokok dalam ikut serta. dalam pembangunan mental, karena agama memberikan pedoman dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. atau narapidana agar mereka dapat kembali hidup bermasyarakat dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dewasa adalah merupakan tugas utama seorang ibu, karena para ibu mempunyai andil

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. akan tercapai, karena dengan demikian peradaban dunia yang tinggi dan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sejak dilahirkan mempunyai fitrah sebagai makhluk yang. berguna bagi agama, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup tidak bisa lepas dari pendidikan karena manusia diciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. karena maju dan mundurnya bangsa di tentukan oleh keadaan pendidikan yang di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Ini adalah kesempatan yang paling penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. Bintang, hlm Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, cet-17; Jakarta, PT Bulan

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena pada saat usia dini adalah saat yang paling peka dalam

Pendidikan merupakan unsur yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hakikat

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 3. Ibid., hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BIMBINGAN ISLAMI UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA. Dra. Lilis Madyawati, M.Si*)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT, terampil cerdas memiliki etos kerja yang tinggi, budi

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. Dan Aku (Allah ) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku. (QS. Adz- Dzariyat: 56)

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan bagi setiap orang tua adalah memiliki anak-anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Disamping manusia. terjadi karena manusia dianugerahi akal oleh Allah Swt, sebagai

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang ada dalam diri peserta didik. Pendidikan dianggap sebagai. diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada sekat secara tidak langsung menciptakan batas batas moralitas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2004), hlm Netty Hartati, dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era modern merupakan era yang ditandai dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus mempersiapkan dan menghasilkannya. 1. membuat anak sanggup ekstra keras untuk mencapai tujuan sesuatu.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dilahirkan dalam keadaan lemah fisik maupun psikis. Walaupun dalam keadaan yang demikian, ia telah memiliki kemampuan bawaan yang bersifat laten. Potensi bawaan ini memerlukan pengembangan melalui bimbingan dan pemeliharaan yang mantap, lebih-lebih pada usia dini 1. Kehadiran orang tua di tengah-tengah anggota keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka mengembangkan kepribadian anak. Begitu juga dengan merawat anak-anaknya dengan penuh kasih sayang, juga penanaman pada nilainilai kehidupan, seperti : nilai-nilai agama, sosial dan budaya. Semua ini merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan putra-putrinya menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang berguna. Manusia juga memiliki kelebihan sejak ia dilahirkan ke dunia, ia dilahirkan dengan membawa fitrah-fitrah atau potensi-potensi yang tidak dimiliki oleh makhluk lain, diantara fitrah yang manusia bawa ialah fitrah agama, intelektual (akal), ekonomi dan fitrah-fitrah yang lain 2. Namun disini yang paling membedakan adalah akal yang mampu mereka gunakan untuk mengubah, mengembangkan diri mereka menjadi yang mereka inginkan. Karena akal itu pula manusia mampu menguasai bumi dimana 1 Jalaludin, Psikologi Agama ( Jakarta : Raja Grafindo Perkasa: 2008 ) hlm. 63 2 Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian filosofi dan Kerangka Dasar Operasionalnya (Bandung : Trigenda Karya, 1993), hlm. 159

2 mereka tinggal, ia mampu mengubah lingkungan sekitar sesuai dengan kehendaknya namun kadang banyak yang kemudian lupa akan hakikat kemanusiannya, karena terlena oleh kehebatan yang dimiliknya. Potensi-potensi ini akan menjadi bermanfaat ketika dikembangkan dan dipergunakan untuk hal-hal yang sifatnya positif dan bukan hal-hal yang bersifat mudlorot. Potensi manusia dapat dikembangkan hanya dengan pendidikan, karena dengan pendidikan akan ada proses pembelajaran dari manusia tersebut, akan ada proses transfer ilmu dari manusia yang lebih tahu kepada yang belum tahu. Untuk membentuk manusia yang berpotensi atau manusia unggul yang lebih dibanding makhluk yang lain, maka potensi atau fitrah yang ada harus dikembangkan seoptimal mungkin, seperti yang diuraikan oleh Zaini dan Muhaimin bahwa fitrah-fitrah yang dimiliki manusia harus diusahakan dan dikembangkan agar menjadi aktual dan kuat, karena dengan fitrah yang kuat tersebut maka tugas hidup manusia akan dapat dijalankan dengan sukses dan segala tantangan hidup dan kehidupan akan dapat diatasi dengan baik. Fitrah yang dimiliki oleh manusia, itu merupakan suatu hal yang mendukung bahkan suatu hal yang sangat penting digunakan dalam bidang pendidikan. Apabila kita dapat melihat program pendidikan sebagai usaha untuk menumbuhkan daya kreatifitas anak, melestarikan nilai-nilai ilahiyah dan insani serta membekali seorang anak dengan kemampuan produktif, maka dapat kita katakan potensi dapat menghantarkan pada tumbuhnya daya kreatifitas dan produktifitas serta komitmen terhadap nilai-nilai Ilahi dan insani, hal tersebut

3 dapat dilakukan sejak sedini mungkin di dalam kandungan 3. Oleh karena itu, manusia dalam kehidupannya sangat membutuhkan pendidikan. Menurut Baihaqi pendidikan adalah usaha sadar yang bentuk bimbingan pengajaran atau pelatihan yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka meningkatkan manusia ke arah peningkatan harkat dan martabatnya yang lebih tinggi. Jadi pendidikan itu bertujuan memanusiakan manusia, maka pendidikan itu sangat penting bagi manusia. Betapa pentingnya pendidikan manusia, maka manusia itu seharusnya mendapatkan pendidikan sejak belum lahir (pendidikan prenatal). Manusia telah dilengkapi dengan alat-alat potensial dan potensi-potensi dasar yang harus diaktualkan dan atau ditumbuh kembangkan dalam kehidupan nyata di dunia ini melalui proses pendidikan, untuk selanjutnya dipertanggungjawabkan di hadapan- Nya kelak di akherat 4. Pendidikan itu dimulai dari dalam kandungan, dianjurkan mengingat dan memuji Allah SWT. Manusia diciptakan oleh Allah dengan bekal potensi-potensi yang sama, dari potensi yang ada diharapkan manusia mampu membaca ayat-ayat Tuhan yang tersusun dalam satu kitab suci yaitu Al-Qur an al Karim yang merupakan sumber hukum dan pegangan hidup bagi manusia. Dan kemudian dari situ, manusia akan dapat memahami hakikat sebuah kehidupan yang tidak lain adalah menghamba kepada Allah Yang Maha Besar, tidak ada yang patut dijadikan sesembahan selain Dia. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ad dzariyat ayat : 56 yang artinya : 3 Sjahminan Zaini dan Muhaimin, Belajar Sebagai Sarana Pengembangan Fitrah Manusia Sebuah Tinjauan Psikologi (Jakarta: Kalam Mulia, 1991), hlm. 63 4 Tadjab, dkk. Dasar-dasar Kependidikan Islam suatu Pengantar Ilmu Pendidikan Islam (Surabaya: Karya Aditama), hlm. 37

4 Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-ku 5. Mengingat betapa pentingnya pemahaman terhadap ayat-ayat Tuhan (Al Qur an) tersebut, maka pembelajaran dilakukan sejak dini, artinya sejak usia anak-anak sudah diajarkan untuk mengenal Al-Qur an. Seiring bergulirnya waktu manusia dengan segala upayanya menciptakan berbagai metode untuk mempermudah dalam pembelajaran. Qiraati, Tilawati, dan Iqra merupakan sebagian dari metode-metode pembelajaran Al-qur an yang ada di masyarakat. Untuk menanamkan nilai-nilai ketuhanan yang tercantum dalam Al- Qur an. Orang tua mempunyai peran dan tanggung jawab besar dalam proses pembelajaran masa kini, perlu adanya kerja ekstra dari orang tua, terutama ibu untuk memperkenalkan Al-Qur an pada putra-putrinya yang berusia dini, karena ibu satu-satunya orang yang pertama kali dikenal dan satu-satunya paling dekat dengan sang anak. Pada pendidikan keluarga inilah awal pembentukan pondasi keimanan, kokoh tidaknya keimanan seseorang ditentukan dalam pembangunan pondasi, dengan pondasi yang kuat, maka akan terbentuk bangunan yang kokoh dan tangguh dalam menghadapi gelombang kehidupan. Jadi keluarga mempunyai peran yang besar dalam pembelajaran Al-Qur an. Tugas dan tanggung jawab kedua orang tua adalah membangun keluarga yang bahagia mawaddah wa rahmah (sakinah) merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan emosi anak-anaknya. Tidak kalah pentingnya, kedua orang tua saling memerankan fungsinya secara baik menurut kemampuannya masing- 5 DEPAG RI, Al Qur an dan Terjemahnya ( Semarang: PT Kumudasmoro Grafindo Semarang, 1994), hlm. 862

5 masing, Terutama Ibu sebagai tiang rumah tangga dalam memberikan kasih sayang dan pendidikan. Seperti yang diungkapkan Comenius 6, bahwa pendidikan yang harus diberikan kepada seseorang berlangsung dalam 4 jenjang :(1) Sekolah ibu (scola maternal) untuk anak usia 0,0 6,0 tahun, pada masa ini aktivitas ibu sangat menentukan kelancaran proses pertumbuhan dan perkembangan anak. (2) Sekolah bahasa ibu (scola vernaculan) untuk anak usia 6,0 12,0 tahun, pada masa ini anak memiliki kemampuan untuk menghayati setiap pengalaman dengan pengertian bahasa sendiri (bahasa ibu). (3) Sekolah latin (scola Latina) untuk remaja usia 12,0 18,0 tahun, pada masa ini remaja mulai mempelajari bahasa kebudayaan. (4) Akademika (akademica) untuk pemuda-pemudi usia 18,0-24,0 tahun, pada masa ini seseorang mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan. 7 Bertolak dengan hal di atas, bahwa penanaman pendidikan terutama pendidikan agama (kemampuan membaca al Quran) sangat dipengaruhi oleh ibu selaku pengasuh utama anak-anak. Anak-anak cenderung berada dalam lingkungan keluarga pada usia tersebut, sehingga urgensitas pendidikan ibu tidak dapat diganggu gugat. B. Rumusan Masalah Melihat dari pemaparan yang telah dikemukakan sebelumnya, rumusan masalah yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peranan ibu terhadap kemampuan membaca Al-Qur an di dusun Lodalem Desa Arjowilangun? 6 Romlah, Psikologi Pendidikan ( Malang : UMM Press, 2010) hlm.110 7 Ibid hlm. 103

6 2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dan pendukung proses pembelajaran Al-Qur an bagi ibu sebagai tokoh sentral pendidikan khususnya di lingkungan keluarga? C. Tujuan Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka pembahasan ini mempunyai tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dengan mengkaji permasalahan ini, adalah : 1. Untuk mengetahui peranan ibu terhadap kemampuan membaca Al- Qur an di dusun Lodalem Desa Arjowilangun. 2. Untuk mengetahui apa yang menjadi kendala dan sekaligus faktor pendukung proses pembelajaran Al-Qur an bagi ibu di lingkungan keluarga dusun Lodalem Desa Arjowilangun Kec. Kalipare. Kab. Malang. D. Ruang Lingkup Kajian. Adapun ruang lingkup dari penulisan skripsi ini adalah : 1. Proses pembelajaran Al-Qur an yang difokuskan pada pembelajaran membaca Al-Qur an. 2. Peran orang tua (ibu) dalam proses pembelajaran Al-Quran. 3. Kendala dan pendukung proses pembelajaran Al-Qur an pada anak pada lima keluarga di dusun Lodalem Desa Arjowilangun.

7 E. Manfaat Kajian Dengan bahasa yang sangat sederhana dalam skripsi ini, diharapkan agar hasilnya dapat bermanfaat kepada : 1. Bagi penulis a) Dapat mengetahui seberapa besar peran serta orang tua khususnya ibu terhadap proses pembelajaran Al-Qur an di dusun Lodalem Desa Arjowilangun Kec. Kalipare Kab. Malang. b) Dapat menambah khazanah keilmuan dan ketrampilan di bidang pembelajaran Al-Qur an pada anak. 2. Bagi Fakultas Agama Islam, Jurusan Tarbiyah. Universitas Muhammadiyah Malang. a) Dapat menambah bahan pustaka. b) Sebagai bahan penelitian lebih lanjut mengenai proses pembelajaran Al- Qur an yang dilakukan oleh orang tua khususnya ibu. 3. Bagi Orang Tua. a) Sebagai bahan masukan dalam rangka untuk melaksanakan pembelajaran Al-Qur an pada anak. b) Sebagai bahan masukan untuk mengambil sikap dalam memberikan pembelajaran Al-Qur an pada anak. 4. Bagi Pembaca. Sebagai bahan masukan pengetahuan tentang proses pembelajaran Al- Qur an yang dilakukan oleh orang tua khususnya ibu, yang kemudian diaplikasikan terhadap kehidupan rumah tangga pembaca.

8 5. Bagi dusun Lodalem Desa Arjowilangun Kec. Kalipare Kab. Malang. a) Dapat memberi stimulus pada warga desa khususnya orang tua (ibu) untuk lebih peduli terhadap pembelajaran Al-Qur an pada anak. b) Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan langkah-langkah lebih lanjut dalam pengembangan metode pendidikan Al-Qur an di dusun Lodalem Desa Arjowilangun tersebut. F. Sistematika Penulisan dan Pembahasan Sebagaimana lazimnya penulisan skripsi, skripsi inipun disusun dalam beberapa bab, adapun susunan sistematika penulisannya adalah sebagai berikut : Bab Pertama, berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan kajian, manfaat kajian serta sistematika penulisan dan pembahasan. Pada pendahuluan ini diharapkan dapat memberi rangsangan bagi pembaca untuk mengetahui sekilas tentang isi dari skripsi ini. Bab Kedua, membahas tentang pembelajaran Al-Qur an, metode dan sistematika pembelajaran yang dilakukan oleh orang tua (ibu), hambatanhambatan dalam pembelajaran Al-Qur an dalam keluarga, dan hambatanhambatan pembelajaran Al-Qur an yang dilaksanakan oleh orang tua (ibu). Bab ketiga, membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, data dan sumber data, metode pengumpulan data dan analisis data. Metode penelitian sangat penting dalam membahas sebuah masalah. Kalau metode yang digunakan tidak tepat, maka hasil yang dicapai juga tidak tepat. Oleh karena itu diperlukan

9 dalam bab tiga ini, metode penelitian yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini. Bab keempat, menjelaskan tentang hasil penelitian di dusun Lodalem. Desa Arjowilangun. Kec. Kalipare. Kab. Malang. Yaitu mengenai bagaimana sistematika pembelajaran Al-Qur an yang dilaksanakan oleh orang tua (ibu) di desa tersebut khususnya pembelajaran yang dilakukan oleh ibu dalam keluarga yang dijadikan obyek penelitian. Apakah masyarakat terutama orang tua (ibu) peduli terhadap pembelajaran, dan sejauh mana kepedulian mereka terhadap pembelajaran Al-Qur an di desa tersebut. Dalam bab ini disajikan semua hasil data yang diperoleh dari lapangan diantaranya hasil wawancara dan hasil observasi. Bab kelima, merupakan bagian inti dari skripsi, sehingga dalam bab ini dijelaskan semua tentang apa saja yang diperoleh dari penelitian yang telah diolah dengan metode dan clurit analisis yang tepat. Penganalisisan data yang ada di bab empat dilakukan dalam bab ini, hubungan antara teori dengan kondisi empirik di lapangan dikupas dalam bab ini, sehingga menghasilkan sebuah pengetahuan baru yang kemudian dapat diambil langkah ke depan. Bab keenam, merupakan bab terakhir yang berisi tentang kesimpulan dan saran. Pada bagian kesimpulan akan dijelaskan hasil analisis yang sudah dirangkum dalam beberapa kalimat. Sedangkan pada bagian saran berisi anjuran kepada para pembaca untuk menilai dan sekaligus memberikan masukan-masukan pada penulisan skripsi ini.