PARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA) Oleh :

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

C. Tujuan Penulisan. Berikut adalah tujuan penulisan makalah pemilukada (Pemilihan Umum Kepala. Daerah).

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BAB IV. Mekanisme Rekrutmen Politik Kepala Daerah PDI Perjuangan. 4.1 Rekrutmen Kepala Daerah Dalam Undang-Undang

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

STRATEGI PEMENANGAN PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI CAMPURAN PURI DAN NONPURI DI GIANYAR

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

c. bahwa berdasarkan ketentuan BAB VII Pemungutan dan Penghitungan Suara Pasal 84, Pasal 85, Pasal 86 dan Pasal 87 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (pemilu) merupakan instrumen yang digunakan rakyat untuk

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. penentuan strategi komunikasi, jika tidak ada strategi komunikasi yang baik efek

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan pemerintahan negara yang demokratis berdasarkan Pancasila dan

BAB III SETTING PENELITIAN

MEKANISME DAN MASALAH-MASALAH KRUSIAL YANG DIHADAPI DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH SECARA LANGSUNG. Oleh : Nurul Huda, SH Mhum

PEMILUKADA PASCA REFORMASI DI INDONESIA. Oleh : Muhammad Afied Hambali Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta. Abstrack

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

PILEG 2014 PARTAI POLITIK PESERTA PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI II DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. konsep suci penyelenggaran Negara telah membawa perubahan bagi

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR : 20/Kpts/KPU Kab /2015 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. pedesaan di masa demokrasi saat ini, terutama bagi pihak-pihak yang. motor penggerak bagi kesejahteraan masyarakatnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara demokratis merupakan negara yang memberi peluang dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

Tujuan dan kegunaan Penelitian ini adalah sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Dalam Negara demokrasi, pemilu merupakan sarana untuk melakukan pergantian

2 Kepala Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 10 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pen

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB II DESKRIPSI LOKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PARTISIPASI POLITIK PEMILIH PEMULA DALAM PEMILUKADA KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2015 DI KECAMATAN SAMBOJA

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. NOMOR : 16/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. karena keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi terletak pada kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BERITA ACARA NOMOR :. TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 10/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN WONOGIRI

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

BAB I PENDAHULUAN. Setelah adanya UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SINGKAWANG

2 perlu menambah struktur organisasi baru Pengawas Tempat Pemungutan Suara; b. bahwa dengan bertambahnya struktur organisasi pengawas tempat pemunguta

Kuasa Hukum Dwi Istiawan, S.H., dan Muhammad Umar, S.H., berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 29 Juli 2015

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

MODEL C 1 DPR UKURAN PLANO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

EKSEKUTIF ISSN : Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan Volume 2 No. 2 Tahun 2017 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN DI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut ( Dalam prakteknya secara teknis yang

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pengantar. Purnomo S. Pringgodigdo

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 187);

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kab /TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. NOMOR : 57 /Kpts/KPU-Prov-010/TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

PARTISIPASI POLITIK PEMULA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH MINAHASA TENGGARA (SUATU STUDI DI KECAMATAN TOULUAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA) Oleh : Topan Umboh Abstrak Partsipasi politik politik pemula yaitu para remaja yang baru memilih karena umur yang baru mencukupi pada hari pemilihan, hal ini menimbulkan rasa penasaran bagi pemula yang baru memberi diri dalam pemilihan umum, meskipun tidak semuanya pemilih pemula berpendapat hal yang sama. Itu sebabnya salah satu bentuk pemilih pemula mengambil bagian dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah. tingkat kesadaran para pemilih pemula dalam pilkada, menunjukan perbedaan yang didasarkan pada kurangnya pengalaman dan pemahaman belajar berpolitik, ada pemilih pemula yang menggunakan hak pilih mereka untuk berpartisipasi lewat pesta demokrasi, namun ada juga sebagian pemilih pemula mengambil jalan untuk tidak memilih atau golongan putih karena bagi mereka pribadi, nasib mereka di tanggung mereka sendiri rumusan masalah adalah Bagaimana partisipasi politik pemilihpemula dalam Pemilihan Umum Kepala daerah Minahasa Tenggara di Kecamatan Touluaan? dengan tujuan.untuk mengetahui partisipasi politik pemilih pemula dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Minahasa Tenggara di Kecamatan Touluaan partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan jalan memilih pimpinannegara secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy) pemilih pemula adalah orang yang baru pertama kali memilih karena usia yang baru cukup atau sudah pernah kawin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Setelah menganalisis, observasi dan melakukan wawancara dengan informan.maka dapat diketahui bahwa partisipasi politik pemilih pemula berfariasi.seperti, mengikuti kampanye, berbicara tentang masalah-masalah politik setra memberi diri dalam pencoblosan calon kandidat kepala daerah, merskupun ada hal-hal yang mengganjal, beripa many politik atau politik uang, di dipaksa/dibujuk. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa masyarakat terlebih pemilih pemula menyambut dengan begitu antusias meskipun adanya rutinitas sehari-hari menjadi penghambat bagi pemilih pemula, namun ada juga beberapa ada juga yang membuat

pemilih pemula menggunakan hak pilih berupa rasa penasaran, rasa ingin tahu, dan kesadaran berpolitik sehingga pemilih pemula memutuskan untuk menggunakan hak pilihnya. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pada bulan Juni 2013 Kabupaten Minahasa Tenggara telah mengadakan pesta demokrasi yang akan dilaksanakan setiap lima tahun sekali yaitu pemilihan Kepala Daerah dan wakil kepala daerah, dan sesuai dengan UU No (12) Thn 2008; menuliskan: kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang di laksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Dilihat dari tingkat kesadaran para pemilih pemula dalam pilkada, menunjukan perbedaan yang didasarkan pada kurangnya pengalaman dan pemahaman belajar berpolitik, ada pemilih pemula yang menggunakan hak pilih mereka untuk berpartisipasi lewat pesta demokrasi, namun ada juga sebagian pemilih pemula mengambil jalan untuk tidak memilih atau golongan putih karena bagi mereka pribadi, nasib mereka di tanggung mereka sendiri dan bukan pemerintah. Karena dari cara mereka melihat hal ini masih belum terbiasa Dikarenakan banyaknya pengaruh- pengaruh dari lingkungan sekitar, lewat pergaulan dari temanteman, ada juga pemilih pemula ini juga melihat cara pendekatan dari para kandidat Calon Kepala Daerah dalam hal ini Bupati dan Wakil Bupati, politik uang ( many politik) calon Kepala Daerah. Dipaksa/dibujuk, dan rasa ingin tahu.lewat pemilukada ini dapat dilihat bagaimana partisipasi politik para pemilih pemula untuk

menggunakan hak suara untuk menyukseskan pemilihan umum di Kabupaten Minahasa Tenggara. Dari hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji, serta menjadikan tolok ukur akan keberhasilan dari peningkatan partisipasi politik, dan ini juga akan melihat hal-hal apa yang mempengaruhi pilihan- pilihan politik dari pemilih pemula. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang maka perumusan masalah yang dapat di angkat adalah: Bagaimana partisipasi politik pemilihpemula dalam Pemilihan Umum Kepala daerah Minahasa Tenggara di Kecamatan Touluaan? 1.3 TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan latar belakang yang ada maka penelitian ini bertujuan: a. Untuk mengetahui partisipasi politik pemilih pemula dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Minahasa Tenggara di Kecamatan Touluaan b. Untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi partisipasi politik pemilih pemula pada Pemilihan Umum Kepala daerah Minahasa Tenggara di Decamatan Touluaan 1.4 MANFAAT PENELITIAN Manfaat Praktis. a. Penelitian ini kiranya bisa menjadi bahan masukan bagi partai politik, masyarakat, terutama untuk pemilih pemula yang baru dan masyarakat, agar dapat mewujudkan pilkada yang demokratis serta berkualitas.

b. Penelitian ini juga bisa menjadi informasi bagi pemerintah kabupaten Minahasa Tenggara beserta partai politik agar dapat memberikan pendidikan politik kepada masyarakat terutama pemilih pemula. Manfaat teoritis a. penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan ilmu pemerintahan terutama dalam kaitannya dengan partisipasi politik pemilih pemula. b. Lewat penelitian ini juga bisa membantu para calon Kepala Daerah mengetahui sikap dari masyarakat terutama pemilih pemula sehingga dapat melakukan cara pendekatan scara individu yang lebih efektif. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pandangan Umum 2.1 Konsep Partisipasi Politik Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan jalan memilih pimpinannegara secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy). Helbert McClosky dalam international encyclopedia of the social sciences: partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui mana mereka mengambil bagian dalam proses pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum.

Samuel P. Huntington dan Johan M. Nelson, No easy choice: political partcipation in developing contries mengatakan bahwa partisipasi politik adalah kegiatan warga negara yang bertindak sebagai pribadi- pribadi, yang di maksud untuk memengaruhi pembuatan keputusan oleh pemerintah. 2.2 Konsep Pemilih Pemula Menurut pasal 1 ayat (22) UU No 10 Tahun 2008, pemilih adalah warga negara indonesa yang telah genap berumur 17 (tuju belas) tahun atau lebih atau sudah pernah menika/pernah kawin, kemudian pasal 19 ayat (1 dan 2) UU No 10 Tahun 2008 menjelaskan bahwa pemilih yang mempunyai hak memilih adalah warga negara Indonesia yang di daftar oleh penyelenggara pemilu dalam daftar pemilih da pada hari pemungutan suara telahgenap berumur 17(tuju belas) tahun atau lebih atau sudah pernah kawin. 2.3 Konsep Pemilihan Umum Kepala Daerah Menurut undang-undang No (32) Tahun 2004 dari pasal 56 sampai pasal 119 pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, Tahap pemilukada langsung meliputi tahap Pendaftaran dan Penetapan Calon, Kampanye, Penetapan Daftar Pemilih, Perhitungan Suara, Penetapan Pasangan Calon Terpilih, Pengesahan dan Pelantikan, dan tahap biaya Pemantauan dan penyelenggaraan Pemilukada. (S.H Sarundajang 2012; 15) 2.4 Konsep Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Sepanjang zaman manusia membutuhkan kehadiran pemimpin, pemimpin yang dianggap mewakili aspirasi masyarakat, pemimpin yang dapat memperjuangkan anggota dan kepentingan anggota masyarakat. (Wahyudi, 2006:17). Karena itu

masyarakatlah yang harus menentukan sendiri siapa yang bisa layak menjadi kepala daerah. Didalam sistem pemilihan kepala daerah secara langsung, setiap calon kepala daerah di daftar dan calon yang mendapatkan suara terbanyak akan memenangkan pemilihan kepala daerah. (S.H Sarundajang 2012; 166). Setiap daerah di pimpin o leh pemerintah daerah, kepala daerah untuk provinsi disebut Gubernur, untuk kabupaten di sebut Bupati, dan untuk kota disebut Walikota. Kepala daerah dibantu oleh wakil kepala daerah dan dipilih secara langsungoleh rakyat daerah yang bersangkutan. B. faktor- faktor yang mempengaruhi partisipasi politik dalam pemilukada 1. Kesamaan latar belakang agama 2. Kesamaan latar belakang asal daerah 3. Berasal dari putra daerah 4. Berpengalaman memimpin 5. Memiliki pendidikan tinggi 6. Memiliki tingkat ekonomi tinggi 1. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN

Metode yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif untuk meneliti pada kondisi objek alamiah. 2. Fokus Penelitian 1. Figur Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 2.Hal-hal yang membuat pemilihpemula menggunakan hak pilih untuk menentukan pilihan politiknya 3. Lokasi Penelitian Lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah ada 10 desa, dimana masingmasing desa terdapat 3-4 jaga/dusun. 4. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara (interview) 2. Melalui Observasi 5. Teknik Analisa Data a. Mencari dan mengumpulkan data melalui penelusuran literature b. Mencari dan mengumpulkan data dari penelusuran dengan cara vertivikasi, investgasi, dan observasi lapangan c. Melakukan sejumlah langkah metode terhadap data yang di himpun d.melengkapi dengan teori-teori yang relavan dengan pokok pembahasan BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Touluaan

Kecamatan Touluaan adalah Kecamatan berada di Kabupaten Minahasa TenggaraDimana masing- masing desa memiliki 3-4 dusun. Dengan atas-batas wilayah yaitu: - Sebalah utara dibatasi oleh Desa Ranoketang Tua Kab. Minahasa Selatan - Sebelah selatan dibatasi oleh Kecamatan Tombatu - Sebelah timur dibatasi oleh Kecamatan Silian raya - Sebelah barat dibatasi oleh Kecamatan Touluaan selatan BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Informan Jumlah pemilih pemula di Kecamatan Touluaan adalah 442 Orang. Dan dari jumlah 10 desa yang ada di ambil masing-masing 2 orang informan, jadi dalam penelitian ini sampel di ambil berjumlah 20 orang. Dan karakteristik informan yang di kemukakan adalah jenis kelamin, umur, pendidikan, dan pekerjaan B. Hasil Penelitian a). Deskripsi Pemilihan Kepala Daerah Minahahasa Tenggara Untuk membentuk kehidupan demokrasi pada masyarakat sekaligus menambah pengetahuan tentang Politik, terutama bagi pemilih pemula yang ada di Kecamatan Touluaan, maka Minahasa Tenggara melaksanakan Pemilihan Umum pada Tanggal 13 Bulan juni Tahun 2013 dan telah melaksanakan Pemilihan Kepala daerah secara langsung berdasarkan amanat perundang-undangan yang berlaku. b). Pasangan Calon dan Asal Partai

Dari berbagai penyeleksian partai-partai Politik, maka terpililah tiga pasang calon Bupati dan Wakil Bupati Minahasa Tenggara dan telah di tetapkan pasanganpasangan calon Kepala Daerah ini oleh KPUD sesuai dengan nomor urut.sehingga, jumlah calon dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah Minahasa tenggara terdapat 4 pasang calon. Tabel 2.5 Pasangan Calon Dan Usulan Partai No Nama Pasangan Calon Keterangan Asal Partai yang Mengusulkan 1 Melki. M. Tumbelaka Robert. O.K. Munaisehe Calon Bupati Wakil Bupati Demokrat PAN 2 James Sumedap, SH Ronald Kandoli Calon Bupat Wakil Bupati PDI Golkar 3 Drs. Josef. J.S. damongilala, Msi Sonny Tarumingi, ST Calon Bupat Wakil Bupati Gerindra, PDI, Demokrat Demokrat 4 Telly Tjanggulung Ir. Mody Rondonuwu, MT Calon Bupat Wakil Bupati Golkar PDI Sumber: Kantor KPU Daerah Minahasa Tenggara Tahun 2013 c). Jumlah Partisipasi Politik Kepala Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara Jumlah dari masyarakat Kabupaten Minahasa Tenggara yang telah terdaftar sebagai pemilih tetap dan telah memberi diri berpartisipasi dalam Pemilihan Umum

di TPS setempat berjumlah 70.362 suarah sah, dari jumlah keseluruhan 4 pasaang calon, suara sah tidak sah berjumlah berjumlah 70.916, dan suara tidak berjumlah 554. d.) Jumlah perolehan suara kandidat calon perolehan suara calon kepala daerah berdasarkan hasil yang telah direkapitulasi ole KPUD Minnahasa Tenggara yang menempati suara terbanyak yang d peroleh yaitu pasangan calon urut nomor 2 yaitu James Sumendap,SH dan Ronald Kandoli dengan perolehan suara yang sah berjumlah 27.591 suara, kemudian menyusul pasangan calon nomor urut 4 yaitu Telly Tjanggulung dan Ir. D.M Rondonuwu perolehan suara sah 20.125, selanjutnya pasangan calon nomor urut 1 yaitu Melky. M. Tumbelaka dan Robert. O. K. Munaiseche, dengan perolehan suara sah 12. 020 suara, kemudian pasangan calon nomor urut 3 Drs. Josef. J.S. Damongilala, MSi dan Sonny Tarumingi, ST dan perolehan 10.626 suara sah. Dari hasil tersebut, KPUD mentetapka pasangan calon nomor urut 2 yaitu James Sumendap, SH dan Ronald Kandoli memenangkan Pemilihan Umum Kepala Daerah di Minahasa Tenggara, sesuai apa yang di muat dari berita acara KPUD Minahasa Tenggara. Berikut ini adalah tabel perolehan suara setiap masing masing calon. e). Jumlah Tempat Pemungutan Suara Di Kecamatan Touluaan Jumlah TPS(Tempat Pemungutan Suara) pada kecamatan Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara PANWASLU (Panitia Pelaksanaan Pemilihan Umum) menyediakan setiap desa mendapat 1 sampai 3 jumlah TPS sesuai dengan kapasitas dan jumlah penduduk desa yang ada. Sehingga jumlah TPS yang ada di Kecamatan Touluaan berjumlah 18 TPS.

f). Jumlah Pemilih Pemula Di Kecamatan Touluaan Jumlah pemilih pemula yang telah terdaftar dalam pemilihan umum sebagai pemilih tetap di Kecamatan Touluaan berjumlah 446 orang dengan masing-masing di ambil mulai dari umur 16 tahun bagi mereka yang sudah menikah, sampai umur 19 tahun dengan jumlah laki-laki 206 orang dan jumlah perempuan 240 dengan jumlah 10 Desa dan 18 TPS. C. Pembahasan 1. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik Pemilih Pemula Di kecamatan Touluaan Kabupaten Minahasa Tenggara. a). Berbicara Masalah Politik b). Kampanye c). Pemberian Suara 2. Tingkat Partisipasi Politik Pemilih Pemula Kecamatan Touluaan Pemilihan Umum Kepala Daerah Minahasa Tenggara a. Berbicara Masalah Politik b. Kampanye c. Pemberian Suara 3. Hambatan Partisipasi Politik Pemilih Pemula Kegiatan pemilih pemula untuk memenuhi tanggung jawab mereka pribadi, selalu menjadi faktor utama dalam kegiatan politik pada pilkada 4. Dorongan partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pemilihan Umum 1). Rasa ingin Tahu 2). Kesadaran Politik Para Pemilih Pemula

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pilihan Politik Pemilih Pemula 1. Faktor Sosiologis 2. Rasional Chose 3. Pertimbangan pemilih pemula berdasarkan faktor kejiwaan, BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan 1) Partisipasi politik pemilih pemula di Kecamatan Touluaan dalam pilkada Minahasa Tenggara yaitu berbicara masalah politik, kampanye, dan pemberian suara. 2) Pemilih pemula Kecamatan Touluaan menyambut dengan antusias pada Pemilihan Umum Kepala Daerah Minahasa Tenggara 3) Adanya faktor penghambat partisipasi Politik pemilih pemula di Kecamatan Touluaan yaitu kesibukan sehari-hari, faktor pendorong dari pemilih pemula adalah rasa ingin tahu, sinilah rasa ingin tahuan, Kemudian kesadaran politik para pemilih. 4) Faktor yang mempengaruhi pilihan politik dari pemilih pemula beragam, yaitu sebagai putra daerah, sebagai keluarga, berpengalaman dalam memimpin di daerah, berdasarkan partai politik, dan tingkat Ekonomi yang tinggi. B. Saran 1) KPUD dan pemerintah lebih meningkatkan kembali sosialisasi dari cara memilih calon Bupati dan Wakil bupati

2) Partai politik bekerja sama dengan pemerintah untuk lebih meningkatan pendidikan politik kepada Pemilih pemula 3) memberikan sosialisasi arti dari pilkada bagi kemajuan daerah.