GASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan sosial lanjut usia (lansia) adalah proses pemberian

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SIKAP LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI DESA GAJAHAN COLOMADU

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jaringan lunak secara perlahan-lahan untuk memperbaiki diri maupun

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

Kata kunci : karakteristik lansia, dukungan keluarga, tingkat kehadiran

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan memberikan dampak peningkatan pada angka Umur Harapan Hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

IDENTIFIKASI MUTU PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN DAN HAMBATAN KUNJUNGAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA DESA GUNUNG RONGGO KECAMATAN TAJINAN KABUPATEN MALANG

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN KESIAPAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA YANG MENDERITA STROKE DI DESA KEBAKKRAMAT KARANGANYAR

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG JATUH DENGAN MOTIVASI MENCEGAH JATUH PADA LANJUT USIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAKI, KABUPATEN SUKOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANJUT USIA DESA TEGALGIRI NOGOSARI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

ANALISIS FAKTOR KEHADIRAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU DI DESA PAGERSARI KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG ABSTRAK

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

BAB I PENDAHULUAN. pemberdayaan masyarakat, akan berjalan baik dan optimal apabila proses kepemimpinan

PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU DI WILAYAH PUSEKSMAS MONGOLATO TAHUN 2014

*Korespondensi Penulis, Telp: , ABSTRAK

Mega Arianti Putri (STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun) Tantri Arini (STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

FIFI AZISYAH NIM : S

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI LANSIA UNTUK DATANG KE POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAL TIGA PONTIANAK 2015

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN INTENSITAS KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANSIA BAROKAH DI DUSUN DARATAN KEPOH TOHUDAN COLOMADU KARANGANYAR

Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Kepuasan Hidup Lansia di Kelurahan Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA USIA PREMENOPAUSE DI KAUMAN RT. 49 NGUPASAN GONDOMANAN YOGYAKARTA

PENGETAHUAN LANSIA TENTANG DENGAN MOTIVASI LANSIA MENGUNJUNGI POSBINDU

PERAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PUBERTAS DI SALAH SATU SMP NEGERI BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

Fajarina Lathu A INTISARI

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

BAB V PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Kata Kunci : Peran PMO, Kepatuhan minum obat, Pasien tuberkulosis paru. Pengaruh Peran Pengawas... 90

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN JENIS PENYAKIT TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia (Lansia) Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

BAB V HASIL PENELITIAN. Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian terhadap Hubungan Penyuluhan Ibu

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

DAFTAR PUSTAKA. Almatsier, S Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jogjakarta.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Yogyakarta yang berlokasi di Jl. Jayeng Prawiran No. 13 RT 019/04

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

Fajarina Lathu INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN ADL (ACTIVITY DAILY LIVING) PADA LANSIA

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

HUBUNGAN AKSESIBILITAS, DUKUNGAN KELUARGA DAN STATUS GIZI LANSIA DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KETAATAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI BESAR BANJARBARU

DUKUNGAN KELUARGA DAN HARGA DIRI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

*Eka Yorita Naberta, *Eka Frelestanty, *Siti Nur Lathifah, *Yunida Haryanti. *Program Studi Kebidanan, STIKes Kapuas Raya Sintang

BAB 1 PENDAHULUAN. semua spesies" (Weiss 1965, dan Shack dalam Hadywinoto dan Tony 1999). Dilihat

POLA KOMUNIKASI KELUARGA DAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB 5 : PEMBAHASAN. yang peneliti tanyakan sehingga pertanyaan tersebut dibacakan berulang kali.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOMBA OPU KABUPATEN GOWA TAHUN 2015

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERHATIAN PADA LANSIA DI DESA SENGKLEYAN JENGGRIK KEDAWUNG SRAGEN. Oleh : Ade Pratiwi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIIT DIABETES MELLITUS

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo. mencakup 14 Kelurahan, 201 Dukuh, 138 RW (Rukun Warga), dan 445 RT

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KEAKTIFAN DI POSYANDU LANSIA DESA KLASEMAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN LANSIA DATANG KE POSYANDU LANSIA DI DESA BENERWOJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

Transkripsi:

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI POSYANDU LANSIA JETIS DESA KRAJAN KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO Dwi Handayani, Wahyuni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Latar belakang : Dukungan keluarga merupakan salah satu bentuk dari terapi keluarga, melalui keluarga berbagai masalah kesehatan bisa muncul sekaligus dapat diatasi. Posyandu lansia merupakan pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut yang kegiatannya meliputi kegiatan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. WHO memperkirakan kenaikan penduduk usia lanjut tahun 2025 dibandingkan tahun 1990 di Indonesia sebanyak 440%. Saat ini jumlah lansia di Kelurahan Krajan sebanyak 1441 orang. Sampai sekarang tercatat 390 anggota lansia yang mengikuti Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Tujuan : Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di posyandu lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan weru Kabupaten Sukoharjo. Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan simple random sampling, dengan jumlah sampel penelitian 100 orang responden yang memenuhi kriteria untuk dijadikan populasi dalam penelitian ini, sedangkan instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil : Hasil analisa univariat menunjukkan bahwa sebagian responden memiliki kepatuhan yang rendah (71%), dan sebagian besar memiliki dukungan keluarga yang rendah (60%). Analisa bivariat dengan menggunakan chi square didapatkan hasil tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia dengan P value = 0.393, OR=1.615 dan CI 95% (0,674-3,871). Kesimpulan : Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di posyandu lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Posyandu Lansia, Kepatuhan, Lansia A. PENDAHULUAN Dukungan keluarga merupakan salah satu bentuk dari terapi keluarga, melalui keluarga berbagai masalah kesehatan bisa muncul sekaligus dapat diatasi. Menurut Friedmen (1998 : 198) disebutkan ada empat jenis dukungan keluarga yaitu : Dukungan Instrumental, dukungan informasional, dukungan penilaian (appraisal) dan dukungan emosional. Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya (Maryam et.all, 2008 : 42). WHO memperkirakan kenaikan penduduk usia lanjut tahun 2025 dibandingkan tahun 1990 dibeberapa negara dunia China 220%, India 242%, Thailand 337%, dan Indonesia 440% (Sudaryanto, 2010). Angka harapan hidup orang Indonesia Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa 49

meningkat dari 65 tahun pada 1997 menjadi 73 tahun pada 2025. Sehingga pada tahun 1990 sampai 2025 Indonesia akan mempunyai kenaikan jumlah lansia sebesar 414% yang merupakan angka yang paling tinggi di dunia. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun 2020 menjadi sebesar 11,34%. ( Astuti et al, 2007). Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Kegiatan dari posyandu lansia meliputi preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. (Ismawati, 2010 : ) Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Sukoharjo tercatat jumlah penduduk Sukoharjo sebanyak 843.127 orang. Dari jumlah tersebut jumlah penduduk yang berusia 45-64 tahun sebanyak 155.081 orang dan penduduk yang berusia 65 tahun ke atas sebanyak 77.794 orang. Menurut laporan pendataan Lansia Puskesmas Kecamatan Weru Jumlah lansia dikecamatan Weru sebanyak 16.191 orang. Berdasarkan data dari Puskesmas Weru, jumlah lansia di Kelurahan Krajan sebanyak 1441 orang. Dari hasil survai pada awal Januari 2011, diperoleh keterangan bahwa Posyandu lansia Jetis berjalan melalui kader-kader. Sampai sekarang tercatat 390 anggota lansia yang mengikuti Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 30 responden mengenai dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia mengikuti posyandu lansia, didapatkan data hasil 30% atau 9 dari 30 orang lansia yang patuh mengikuti posyandu lansia dengan dukungan keluarganya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tentang hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. B. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian analitik dan metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cross sectional. Lokasi yang akan dilakukan penelitian di Dukuh Jetis. Populasi yang akan di teliti adalah lansia yang berusia 60-74 tahun yang bertempat tinggal di wilayah posyandu lansia jetis. Sampel yang diigunakan dalam penelitian ini adalah 100 orang lansia. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Sumber data primer yaitu sumber yang langsung memberikan data atau informasi kepada pengumpul data. Data Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa 50

primer diperoleh peneliti dari lansia dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari hasil laporan. Data sekunder diperoleh peneliti berasal dari puskesmas dan posyandu lansia jetis. Analisa data dilakukan dengan analisa univariat, bivariat. Instrumen digunakan untuk mengumpulan data adalah kuesioner yang berisi serangkaian pertanyaan yang mengacu pada variabel bebas. C. HASIL 1. Analisa Univariat a. Karakteristik Responden Karakteristik responden yang digunakan meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan. 1) Umur Responden Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Umur Lansia Di Posyandu Lansia Jetis Tahun 2011 umur frekuensi Prosentase (%) 60-65 tahun 56 56 66-70 tahun 35 35 > 70 tahun 9 9 mengenai umur responden, menunjukkan bahwa umur responden terbanyak adalah 60-65 tahun sebanyak 56 orang (56%). 2) Jenis Kelamin Responden Tabel. 2 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Lansia Di Posyandu Lansia Jetis Tahun 2011 Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%) Laki-laki 34 34 Perempuan 66 66 mengenai jenis kelamin responden, menunjukkan bahwa jenis kelamin lansia terbanyak yaitu perempuan sebanyak 66 orang (66%). 3) Tingkat Pendidikan Responden Tabel.3 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Lansia Di Posyandu Lansia Jetis Tahun 2011 Pendidikan Frekuensi Prosentase (%) Tidak Sekolah 56 56 SD 40 40 SMP 1 1 SMA 2 2 PT 1 1 menurut tingkat pendidikan responden menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden terbanyak tidak sekolah (56%) dan tingkat pendidikan paling sedikit yaitu SMP sebanyak 1 orang (1%) Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa 51

4) Pekerjaan Responden Tabel 4 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan Lansia Di Posyandu Lansia Jetis Tahun 2011 Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%) Buruh 28 28 Tani 31 31 Wiraswasta 18 18 Pensiunan 1 1 Tidak Bekerja 22 22 Berdasarkan Diagram 4.3 Hasil penelitian mengenai pekerjaan responden yaitu pekerjaan responden terbanyak adalah petani sebanyak 31 orang (31%) dan paling sedikit adalah pensiunan sebanyak 1 orang (1%). 5) Dukungan Keluarga Tabel 5 Analisa Univariat Dukungan Keluarga Lansia Di Posyandu Lansia Jetis Tahun 2011 Dukungan Keluarga Frekuensi Prosentase (%) Tinggi 40 40 Rendah 60 60 mengenai dukungan keluarga, dari 100 responden menunjukkan bahwa dukungan kelurga terbanyak yaitu dukungan rendah sebanyak 60 orang (60%). 6) Kepatuhan Tabel 6. Analisa Univariat Kepatuhan Lansia Di Posyandu Lansia Jetis Tahun 2011 Kepatuhan Frekuensi Prosentase (%) Patuh 29 29 Tidak Patuh 71 71 mengenai tingkat kepatuhan menunjukan bahwa tingkat kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia mayoritas adalah dengan kategori tidak patuh sebanyak 71 orang (71%). 2. Analisa Bivariat Dukungan Keluarga Tinggi Rendah Total Tabel 7. Analisa Bivariat Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Mengikuti Posyandu Lansia Di Posyandu Lansia Jetis Tahun 2011 Kepatuhan Total Pvalue χ² CI 95% Patuh Tidak Patuh Lower Upper 14 26 40 0.393 1.666 0.674-3.871 15 45 60 29 71 100 Tabel menunjukkan bahwa 14 orang (14%) mempunyai dukungan keluarga tinggi dengan kategori kepatuhan yaitu patuh dan 26 orang (26%) mempunyai dukungan keluarga tinggi dengan kategori kepatuhan yaitu tidak patuh. Sedangkan 15 orang (15%) mempunyai dukungan keluarga rendah dengan kategori Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa 52

kepatuhan yaitu patuh dan 45 orang (45%) mempunyai dukungan keluarga rendah dengan kategori kepatuhan yaitu tidak patuh. Hasil analisa statistik dengan menggunakan Chi Square pada derajat kebebasan (df) 1 dan taraf signifikasi 95% didapatkan hasil Pvalue 0.393 > 0.05 dan χ² hitung (1.666) < χ² tabel (3.841), hal ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia. D. PEMBAHASAN 1. Umur Berdasarkan data karakteristik reponden lansia dapat dilihat bahwa umur lansia terbanyak yaitu umur 60-65 tahun sebanyak 56 orang (56%). Menurut pendapat Wijayanti (2008) hal ini mungkin dikarenakan lansia mengalami perubahan atau kemunduran dalam berbagai aspek kehidupannya, baik secara fisik maupun psikis. Hal ini sependapat dengan penelitian Rahayu et al (2010) yang mengatakan bahwa lansia yang berusia 70 tahun keatas tidak aktif mengikuti posyandu dikarenakan adanya penurunan fungsi tubuhnya. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian Henniwati (2008) yang mengatakan bahwa umur tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan posyandu lansia. Artinya pemanfaatan posyandu akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur lansia. Ada kecenderungan semakin tua umur seseorang semakin sering mereka mengalami sakit sehingga semakin sering pula mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan di posyandu lansia tersebut. 2. Jenis Kelamin Berdasarkan data karakteristik responden lansia dapat dilihat bahwa jumlah lansia perempuan lebih banyak yaitu 66 orang (66%) dari pada responden lansia yang laki-laki yaitu 34 orang (34%). Menurut Hardywinoto (2005) Jumlah penduduk lanjut usia wanita pada umumnya lebih banyak dibandingkan dengan pria, hal ini dapat dilihat dari presentasi pria dan wanita serta ratio jenis kelamin dari penduduk lanjut usia pria dan wanita. Hal ini sependapat dengan penelitian Henniwati (2008) yang mengatakan bahwa secara umum angka morbiditas pada perempuan lebih tinggi dan perempuan lebih cenderung merasakan sakit sehingga perempuan harus lebih banyak berkonsultasi dengan pihak kesehatan untuk pemeriksaan fisiknya ke bagian kebidanan dan poli gigi, perempuan Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa 53

lebih sensitif terhadap perasaan sakit dibandingkan laki-laki, namun laki-laki lebih mementingkan kualitas hidup salah satunya adalah unsur kesehatan. Jenis kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologis lakilaki dan perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka dalam menyelenggarakan upaya meneruskan garis keturunan (Mubarak, W. I. 2009 : 256) Jenis kelamin atau seks merupakan pembagian dua jenis kelamin yang ditentukan secara biologis, yaitu bahwa pria memiliki penis (zakar) serta memproduksi sperma, sedangkan wanita memiliki alat reproduksi seperti memiliki rahim, payudara (untuk menyusui) dan vagina (saluran untuk melahirkan), serta memproduksi sel telur. Jenis kelamin secara permanen tidak berubah dan merupakan ketentuan biologis atau ketentuan kodrati (Sudarman, M. 2008 : 188). 3. Tingkat Pendidikan menurut tingkat pendidikan responden menunjukkan bahwa paling banyak responden lansia tidak sekolah yaitu sebanyak 56 orang (56%) hal ini dikarenakan waktu mereka masih usia sekolah, sekolah masih jarang dan hanya orang-orang tertentu yang bisa bersekolah. Hal ini sependapat dengan penelitian Rahayu et al (2010) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan tidak mempengaruhi intensitas kunjungan ke posyandu lanjut usia. Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian Henniwati (2008) yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan meningkatkan pula ilmu pengetahuan, informasi yang didapat. Hal ini menunjukkan semakin tinggi pendidikan maka kebutuhan dan tuntutan terhadap pelayanan kesehatan semakin meningkat pula, semakin rendah pendidikan akan mengakibatkan mereka sulit menerima penyuluhan yang diberikan oleh tenaga penyuluh. Menurut Mubarak (2007) pendidikan sebagai suatu proses dalam rangkaian mempengaruhi dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan perilaku pada dirinya, karena tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi kesehatan. Sebaliknya jika seseorang yang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan seseorang terhadap penerimaan, informasi kesehatan dan nilai nilai baru yang diperkenalkan. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa 54

4. Pekerjaan Menurut hasil penelitian bahwa lansia yang bekerja sebagai buruh sebesar 28 orang (28%), Tani sebesar 31 orang (31%) hal ini dikarenakan lansia tidak ingin tergantung pada keluarganya, lansia ingin hidup mandiri tanpa bantuan dari keluarganya. Hal ini didukung oleh penelitian Rahayu et al (2010) yang mengatakan bahwa ketidakaktifan lansia karena lansia mayoritas masih bekerja dan lansia juga mengatakan tidak ingin tergantung pada orang lain. Jadi sedapat mungkin mereka ingin mempunyai sumber daya sendiri. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Henniwati (2008) menjelaskan bahwa pekerjaan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan posyandu lansia. 5. Dukungan Keluarga Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 responden lansia, 60 orang responden mempunyai dukungan keluarga yang rendah dan sebagian besar responden mempunyai kategori tidak patuh dalam mengikuti posyandu lansia. Ini dikarenakan lansia yang tidak di ingatkan jadwal posyandu oleh keluarganya karena keluarga sibuk bekerja dan keluarga tidak memberi semangat pada lansia dalam menghadiri posyandu lansia. Hal ini sependapat dengan penelitian Hidayati (2002) yang menyimpulkan bahwa intensitas hubungan dengan orang lain tidak mempengaruhi intensitas kunjungan ke posyandu lansia. Dikatakan bahwa manusia adalah makhluk sosial, selama manusia masih hidup ingin berhubungan dengan orang lain demikian juga meskipun sudah lanjut usia ingin berhubungan dan dihubungi orang lain. Menurut Setiadi (2008) bahwa keluarga adalah unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga yang ada disekitarnya atau masyarakat sekitarnya atau dalam konteks yang luas berpengaruh terhadap negara. Peran keluarga sangat penting dalam tahap-tahap perawatan kesehatan, mulai dari tahap peningkatan kesehatan, pencegahan, pengobatan sampai dengan rehabilitasi. Dukungan sosial sangat diperlukan oleh setiap individu didalam setiap siklus kehidupannya. Dukungan sosial akan semakin dibutuhkan pada saat seseorang sedang mengalami masalah atau sakit, disinilah peran anggota keluarga diperlukan untuk menjalani masa-masa sulit dengan cepat (Efendi, 2009). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa 55

Akan tetapi pada hasil penelitian menyatakan tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia. Hal ini dikarenakan karena banyak keluarga lansia yang sibuk dengan pekerjaannya sendiri jadi tidak sempat mengingatkan ataupun mengantar lansia ke posyandu lansia. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi ketidakaktifan lansia dalam menghadiri posyandu lansia adalah karena lansia merasa dirinya sehat. 6. Kepatuhan Menurut hasil penelitian, sebagian besar lansia di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo tidak patuh dalam menghadiri posyandu lansia yaitu sebanyak 71 orang (71%) dikarenakan karena lansia masih banyak yang bekerja. Hal ini sependapat dengan penelitian Rahayu et al (2010) yang mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakaktifan lansia datang ke posyandu lansia antara lain yaitu gangguan fungsi organ tubuh, pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan dan karena lansia merasa dirinya sehat. Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, waktu dan uang merupakan faktor-faktor penting dalam kepatuhan terhadap programprogram medis. Keluarga dan teman dapat membantu mengurangi ansietas yang disebabkan oleh penyakit tertentu, mereka dapat menghilangkan godaan pada ketidaktaatan, dan mereka seringkali dapat menjadi kelompok pendukung untuk mencapai kepatuhan (Niven, 2000 : 197). 7. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 orang (100%) responden hanya 29 orang (29%) lansia yang patuh menghadiri posyandu lansia dengan dukungan keluarga baik dukungan keluarga tinggi maupun dukungan keluarga rendah. Jadi sebagian besar lansia tidak patuh dalam menghadiri posyandu lansia. Ini dimungkinkan karena sebagian besar lansia tidak di ingatkan oleh keluarga kapan jadwal posyandu lansia dan kesibukan dari para lansia. Hal ini sependapat dengan penelitian Putro (2008) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga terhadap motivasi lansia menghadiri posyandu lansia dan penelitian Chintyawati (2010) yang menyatakan tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan tekanan Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa 56

darah terkontrol di Posyandu Lansia Puskesmas Lidah Kulon Surabaya. Penelitian ini tidak sependapat dengan Ismawati et al (2010) yang menyatakan dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia. Menurut Penelitian Rahayu et al (2010) mengatakan bahwa dalam masyarakat kita selaku orang timur dengan budaya kekeluargaan yang sangat kental, anak, cucu, dan sanak saudara lanjut usia pada umumnya sangat tidak keberatan untuk menerima keberadaan lanjut usia di dalam keluarganya. Ketidakaktifan ke posyandu antara responden yang tinggal dengan suami atau istri dan yang tinggal dengan anak hampir tidak sama, meskipun lanjut usia saling di motivasi oleh anggota keluarganya dan mendapat dukungan dari anak-anaknya. Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga seseorang akan tau bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai, dan mencintainya. Efek dari dukungan sosial terhadap kesehatan dan kesejahteraan berfungsi bersamaan. Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik, dan kesehatan emosi. Disamping itu, pengaruh positif dari dukungan sosial keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stress (Setiadi. 2008 : 23). SIMPULAN Dukungan keluarga pada lansia di posyandu lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo mayoritas adalah rendah dan sebagian besar lansia mayoritas hanya mempunyai dukungan instrumental. Kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di posyandu lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo yaitu sebagian besar tidak patuh. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa 57

DAFTAR PUSTAKA Putro, N. H. 2008. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Lansia Menghadiri Posyandu Lansia [skripsi]. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Astuti, D. Budi, U. Ambarwati. 2007. Menjaga Kesehatan Usia Lanjut di Posyandu Lansia Sruni, Warta Volume 10/Nomor 2/ September 2007. Chintyawati, Y. 2010. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Dukungan Keluarga dengan Tekanan Darah Terkontrol pada Penderita Hipertensi di Posyandu Lansia Puskesmas Lidah Kulon Surabaya [skripsi]. Surabaya : Fakultas Kesehatan Masyarakat Effendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Friedman, M. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik (Family Nursing: Theory and Practice) Edisi 3. Jakarta: EGC. Hardywinoto. 2005. Panduan Gerontologi. Jakarta : Gramedia. Henniwati. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur [Tesis]. Medan : Universitas Sumatera Utara Hidayati, S. 2002. perbedaan karakteristik lanjut usia yang aktif dan tidak aktif dalam kegiatan posyandu lanjut usia di wilayah kerja Puskesmas Mantrijeron Yogyakarta [skripsi]. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Ismawati, C; Pebriyanti, S; Proverawati, A. 2010. Posyandu & Desa Siaga : Panduan Untuk Bidan & Kader. Yogyakarta : Nuha Medika. Maryam, R; Ekasari, M; Rosidawati; Jubaedi, A; Batubara I. 2009. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Mubarak, W. I. 2006. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas 2 Teori & Aplikasi Dalam Praktik Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga. Jakarta: Agung Seto. Niven, N. 2000. Psikologi Kesehatan : Pengantar Untuk Perawat & Profesional Kesehatan Lain Edisi 2. Jakarta : EGC. Putro, N. H. 2008. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Motivasi Lansia Menghadiri Posyandu Lansia [skripsi]. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Rahayu, S; Purwanta; Harjanto, D. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakaktifan Lanjut Usia ke Posyandu di Puskesmas Cebogan Salatiga, Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Volume 6/Nomor 1/ Juni 2010. Yogyakarta : ISSN. Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudaryanto, A & Irdawati. 2008. Persepsi Lansia Terhadap Kegiatan Pembinaan Kesehatan Lansia di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Prambanan 1 Yogyakarta, Jurnal Kesehatan, Volume 1/ Nomor 1/ Juni 2008. Sudarman, M. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Wijayanti. 2008. Hubungan Kondisi Fisik RTT Lansia Terhadap Kondisi Sosial Lansia di RW 03 RT 05 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, Semarang. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman, Volume 7/Nomor 1/Maret 2008 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepa 58