I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. II. III. IV. V. I. PENDAHULUAN. yang diketahui memiliki potensi besar yang dapat terus dikembangkan dalam

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus. dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan

I. PENDAHULUAN. untuk tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Provinsi Lampung. Sektor pertanian terdiri dari. penting diantara subsektor lainnya karena mampu menghasilkan bahan

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah)

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah sektor yang sangat potensial dan memiliki peran yang

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

I. PENDAHULUAN. empiris, baik pada kondisi ekonomi normal maupun pada saat krisis. Peranan pokok

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. Kontribusi sektor pertanian cukup besar bagi masyarakat Indonesia, karena

I. PENDAHULUAN. sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan perekonomian

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. Industri pengolahan obat-obatan tradisional mengalami perkembangan yang

I. PENDAHULUAN. Produksi (kg)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

I. PENDAHULUAN. akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. dalam hal ekonomi rumah tangga mereka. Banyak petani padi sawah khususnya. di pedesaan yang masih berada dalam garis kemiskinan.

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sekitar pulau

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sektor perkebunan merupakan salah satu upaya untuk

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011)

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

1. PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian khususnya subsektor perkebunan merupakan

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari. pembangunan Nasional yang bertujuan untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia berhasil meningkatkan produksi padi secara terus-menerus. Selama

I. PENDAHULUAN. rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu. memantapkan swasembada pangan serta meningkatkan produksi tanaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi nasional menitikberatkan pada pembanguan sektor

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

1 PENDAHULUAN. Tahun Manggis Pepaya Salak Nanas Mangga Jeruk Pisang

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan maupun mengatasi ketimpangan ekonomi dan pengembangan industri. Pada kondisi rawan pangan, ubi kayu merupakan penyangga pangan yang andal. Dalam sistem ketahanan pangan, ubi kayu tidak hanya berperan sebagai penyangga pangan tetapi juga sebagai sumber pendapatan rumah tangga petani. Menurut Direktorat Jendral Tanaman Pangan (2014) menyatakan bahwa sebanyak 2,5 milyar penduduk di Asia, Afrika, dan Amerika Latin menggunakan ubi kayu sebagai bahan pangan, pakan, industri dan sumber pendapatan, terutama yang berpendapatan rendah. Menurut BPS (2012), lima sentra produksi ubi kayu di Indonesia pada tahun 2012 yaitu Provinsi Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatra Utara. Provinsi Lampung merupakan sentra produksi ubi kayu terbesar di Indonesia, karena didukung oleh iklim dan ketersediaan faktor produksi terutama lahan yang masih sangat besar di Provinsi Lampung. Di tahun 2012, produksi ubi kayu di Provinsi Lampung mencapai 8.387.351 ton atau setara dengan 34,69% dari total produksi ubi kayu Indonesia (Tabel 1).

2 Tabel 1. Luas panen, produktivitas dan produksi ubi kayu di Indonesia, 2012 Provinsi Luas Panen Produktivitas Produksi Kontribusi (ha) (ku/ha) (ton) Nasional (%) Lampung 324.749 258,27 8.387.351 34,69 Jawa Timur 189.982 223,50 4.246.028 17,56 Jawa Tengah 176.849 217,61 3.848.462 15,92 Jawa Barat 100.159 212,77 2.131.123 8,81 Sumatera Utara 38.749 302,34 1.171.520 4,85 Provinsi Lainnya 299.200 146,82 4.392.888 18,17 Indonesia 1.129.688 214,02 24.177.372 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2012 Menurut BPS (2012), sentra produksi ubi kayu di Provinsi Lampung terletak di Kabupaten Lampung Tengah. Produksi ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah 3,37 juta ton atau setara dengan 40,20% dari total produksi ubi kayu Provinsi Lampung. Daerah lainnya yang berpotensi dalam pengembangan ubi kayu adalah Lampung Utara (1,36 juta ton), dan Lampung Timur (1,24 juta ton). Persentase produksi ubi kayu per kabupaten/kota di Provinsi Lampung 2012 dapat dilihat pada Gambar 1. Tulang Bawang 6,35% Way Kanan 4,46% Tulang Bawang Barat 12,62% Lampung Utara; 16.18% Kab/Kota Lainnya 2,89% Lampung Selatan 2,56% Lampung Timur 14,75% Lampung Tengah; 40.20% Gambar 1. Persentase produksi ubi kayu per kabupaten/kota di Provinsi Lampung (BPS, 2012)

3 Menurut BPS (2012), produksi ubi kayu di Provinsi Lampung setiap tahun mengalami fluktuasi. Produksi ubi kayu tertinggi dicapai pada tahun 2011 yaitu sebesar 9.193.676 ton dan tahun 2012 produksi mengalami penurunan sebesar 8,8% menjadi 8.387.351 ton ubi kayu. Artinya pada tahun 2012 dengan produksi sebesar 8.387.351 ton ubi kayu dengan luas lahan 324.749 ha, produktivitas ubi kayu di Provinsi Lampung sebesar 25,8 ton/ha. Produksi tanaman ubi kayu menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Produksi tanaman ubi kayu menurut kabupaten/kota (ton) (2008-2012) No Kabupaten/Kota 2008 2009 2010 2011 2012 01 Lampung Barat 9.946 13.298 13.298 14.863 13.680 02 Tanggamus 35.360 19.206 19.206 16.396 12.270 03 Lampung Selatan 126.972 136.602 138.416 283.225 214.730 04 Lampung Timur 932.307 897.411 1.058.097 1.360.303 1.236.925 05 Lampung Tengah 2.766.611 2.793.383 3.287.511 3.183.153 3.371.618 06 Lampung Utara 1.209.858 1.231.960 1.293.039 1.281.005 1.357.275 07 Way Kanan 324.188 389.868 384.706 388.290 373.832 08 Tulang Bawang 2.253.182 2.023.958 844.058 847.575 532.395 09 Pesawaran 55.485 43.460 53.976 76.833 71.001 10 Pringsewu 0 0 26.882 19.125 12.850 11 Mesuji 0 0 322.629 301.219 126.661 12 Tulang Bawang Barat 0 0 1.189.859 1.416.060 1.058.194 13 Bandar Lampung 3.986 3.802 3.802 3.579 3.390 14 Metro 3.987 2.115 2.115 2.050 2.530 Provinsi Lampung 7.721.882 7.555.063 8.637.594 9.193.676 8.387.351 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2012

4 Kabupaten Lampung Tengah sebagai sentra produksi ubi kayu terbesar mempunyai peran yang cukup besar dalam perekonomian Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung dan Nasional. Perekonomian yang baik dapat dicapai dengan memperhatikan distribusi pemasaran. Saluran pemasaran yang baik dapat menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan masyarakat. Tanpa adanya distribusi, produsen akan mengalami kesulitan untuk memasarkan produknya dan konsumen harus berusaha keras mendapatkan produsen untuk menikmati produknya. Produksi ubi kayu terbesar yang dihasilkan di Kabupaten Lampung Tengah belum diikuti dengan pengelolaan distribusi pemasaran yang baik sehingga penyampaian produk dari produsen ke konsumen belum efektif dan efisien. Distribusi pemasaran harus dikelola dengan baik untuk memudahkan penyampaian produk dari produsen kepada konsumen secara efektif dan efisien (Hasyim. 2012). Peningkatan perbaikan distribusi pemasaran sebagai salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Distribusi pemasaran yang baik dapat membantu petani dalam mendorong perkembangan produk dan mengurangi biaya exchange layanan, penyimpanan dan transportasi, dengan demikian mengurangi gap antara petani dan harga konsumen untuk keuntungan dari pihak lain (Tabel 3). Perbedaan harga di tingkat petani, pengumpul dan konsumen menandakan bahwa distribusi pemasaran masih belum efektif dan efisien sehingga penyampaian produk dari produsen kepada konsumen masih sulit dipasarkan dan harga tiap tingkat pelaku pemasaran berfluktuatif.

5 Tabel 3. Harga rata-rata bulanan komoditi ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah Bulan Harga Tingkat (Rp/Kg) Petani Pengumpul Konsumen Januari 467 528 613 Februari 510 570 655 Maret 578 643 728 April - - - Mei - - - Juni 775 780 785 Juli 771 776 781 Agustus 766 785 796 September 780 795 810 Oktober 775 788 803 November 772 780 800 Desember 780 800 808 Rata-rata 689 708 758 Sumber. Ditjen PPHP, Tahun 2011 Di Indonesia, sektor pertanian memiliki peran penting dalam perekonomian nasional. Kemampuan sektor pertanian berkontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB), dalam penyerapan tenaga kerja dan penciptaan kesempatan kerja/usaha dalam peningkatan pendapatan masyarakat, serta sebagai sumber perolehan devisa. Sektor pertanian seyogyanya tidak lagi hanya berperan sebagai aktor pembantu bagi pembangunan nasional, tetapi harus menjadi pemeran utama yang sejajar dengan sektor industri dan lainnya (Lokollo.2012). Petani ubi kayu di Lampung Tengah masih belum jelas dalam memasarkan produknya. Hasil panen dipasarkan melalui pedagang pengumpul maupun eceran sehingga penyampaian produk tidak dapat langsung diterima oleh konsumen dan pendapatan dari hasil penjualan masih kurang memuaskan, Apabila dilihat dari tingkat harga di tingkat petani, pengumpul hingga konsumen, petani hanya mendapatkan harga yang masih rendah (Tabel 3). Untuk itu diperlukan penerapan

6 konsep Supply Chain Management dalam memenuhi permintaan konsumen akan produk pertanian, baik permintaan sebagai bahan baku untuk agroindustri maupun permintaan produk segar yang langsung dikonsumsi. Penerapan aplikasi Supply Chain Management dalam pertanian akan meningkatkan efisiensi di setiap lini dan rantai, sehingga para pelaku rantai pasok dapat memperoleh manfaat mulai dari hulu sampai ke hilir atau konsumen akhir. Manajemen rantai pasok atau Supply Chain Management (SCM) penting untuk diterapkan agar keberlangsungan produksi ubi kayu dapat tercapai sehingga pada akhirnya dapat turut serta berkontribusi dalam menunjang ketahanan pangan. Melalui pengaturan rantai pasok ubi kayu yang baik, diharapkan pasokan ubi kayu dapat terjamin sehingga kontinuitas produksi dapat berlangsung dan kebutuhan konsumen dapat terpenuhi. Penerapan SCM pada rangkaian pasokan berbagai produk dapat memiliki strategi yang berbeda-beda demi memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumennya. Supply Chain Management bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan/surplus keseluruhan rantai pasokan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh pihakpihak yang terlibat dalam sebuah rantai pasokan secara keseluruhan, semakin sukses pula rantai pasokan tersebut (Zahra. 2011). Diharapkan penerapan SCM dapat meningkatkan pendapatan para petani ubi kayu, dan juga meningkatkan pendapatan para pihak yang terkait sepanjang rantai pasokan.

7 Rantai pasokan yang telah ada perlu dianalisa dan dilakukan dengan baik dalam upaya memperbaiki rantai pasok ubi kayu. Perbaikan rantai pasok yang ada diawali dengan kegiatan penentuan strategi rantai pasok. Pengidentifikasian pihak-pihak yang terlibat sepanjang rantai pasok perlu dilakukan agar struktur rantai pasok ubi kayu dapat disusun. 1.2 Perumusan Masalah Ubi kayu merupakan salah satu komoditas subsektor tanaman pangan yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Kabupaten Lampung Tengah sebagai salah satu sentra produksi ubi kayu seharusnya mampu memberikan keuntungan bagi petani ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah. Permasalahan umum dalam usahatani ubi kayu adalah produktivitas dan pendapatan yang rendah. Produktivitas ubi kayu setiap tahun mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 produktivitas ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah mengalami penurunan. Produktivitas ubi kayu tahun 2012 hanya sebesar 24,71 ton/ha, sedangkan menurut BPTP (2008) ubi kayu yang ditanam dengan jarak tanam double row mampu menghasilkan ubi kayu 50-60 ton/ha. Hasil produksi ubi kayu yang dihasilkan Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012 menunjukkan bahwa produktivitas ubi kayu Provinsi Lampung dibandingkan produktivitas potensial ubi kayu belum maksimal. Rendahnya produktivitas ubi kayu belum dapat memberikan pendapatan yang sesuai bagi petani ubi kayu. Tingkat produksi ubi kayu yang rendah sebagai indikator usahatani ubi kayu belum efisien. Dalam budidaya ubi kayu, faktor-

8 faktor produksi usahatani ubi kayu merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji bagaimana efisiensi produksi usahatani ubi kayu dan apa faktor-faktor yang mempemgaruhinya. Rendahnya produktivitas akan mengakibatkan pendapatan yang diterima petani rendah. Faktor yang mempengaruhi pendapatan petani adalah harga penjualan ubi kayu tiap tahunnya berfluktuatif. Pembentukkan harga ubi kayu ditentukan oleh penjual dan pembeli melalui proses negoisasi sehingga terjadi harga yang sangat berfluktuatif dan merupakan ketidakpastiaan yang harus dihadapi pada saat panen (Hasyim. 2012). Hal ini disebabkan oleh karakteristik ubi kayu yang tidak tahan lama sehingga mendorong petani untuk segera menjualnya yang berakibat posisi tawar petani menjadi rendah dan belum efisiensinya pemasaran. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengkaji pendapatan usahatani ubi kayu. Kendala dalam pengembangan pemasaran ubi kayu adalah ketidakpastian pasokan ubi kayu sebagai bahan baku untuk agroindustri maupun permintaan produk segar yang langsung dikonsumsi. Disamping itu permasalahan pasar ubi kayu yang belum jelas menjadi salah satu kendala pengembangan usahatani ubi kayu. Rantai tata niaga ubi kayu yang selama ini ada lebih menguntungkan bagi beberpa pihak yang terlibat di dalamnya, dan seringkali para petani penanam ubi kayu justru mengalami kerugian. Harga ubi kayu seringkali berfluktuasi, sehingga harganya jatuh dan posisi tawar yang rendah yang membuat para petani tetap harus menjualnya walaupun dengan harga yang rendah.

9 Permasalahan rendahnya harga jual petani diperlukan penerapan rantai pasok yang baik dan tepat sangat diharapkan untuk dianalisa agar hasil produksi ubi kayu jelas pemasarannya dan harga yang diterima petani memuaskan. Rantai pasokan ubi kayu yang ada selama ini belum terorganisasi dengan baik., sehingga menguntungkan pihak tertentu saja. Informasi harga jual, karakteristik bahan baku ubi kayu, bahan setengah jadi perlu digali sebagai salah satu dasar saat melakukan perbaikan rancangan rantai pasokan ubi kayu. Rancangan rantai pasok perlu diperbaiki untuk memaksimalkan keuntungan keseluruhan rantai pasokan. Diharapkan penerapan rantai pasok dapat meningkatkan pendapatan para petani ubi kayu, dan juga meningkatkan pendapatan para pihak yang terkait sepanjang rantai pasokan. Selain itu, rancangan rantai pasok penting untuk diterapkan agar keberlangsungan agroindustri ubi kayu dapat tercapai dan melalui pengaturan rantai pasok ubi kayu yang baik, pasokan bahan baku, bahan setengah jadi dan bahan jadi dalam agroindustri ini dapat terjamin sehingga kontinuitas produksi dapat berlangsung dan kebutuhan konsumen dapat terpenuhi. Berdasarkan beberapa hal tersebut diatas, maka perlu dilakukan penelitian, mengenai aspek produksi, pendapatan usahatani, dan manajemen rantai pasok, sehingga akan didapatkan suatu gambaran menyeluruh mengenai keragaan usahatani ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah. Dengan demikian petani diharapkan akan mempunyai motivasi dan tingkat teknologi produksi yang optimal dalam upaya memperbaiki usahatani ubi kayu yang lebih baik. Akhirnya sasaran dalam rangka pengembangan tanaman ubi kayu di Kabupaten Lampung

10 Tengah, baik untuk tujuan pendayagunaan petani dan pelaku tataniaga ubi kayu, serta untuk tujuan peningkatan pendapatan daerah tercapai. Berdasarkan uraian diatas dapat diidentifikasikan beberapa masalah, yaitu : 1) Apakah penggunaan faktor-faktor produksi usahatani ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah telah efisien secara teknis? 2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efisiensi teknis usahatani ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah? 3) Bagaimana pendapatan usahatani ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah? 4) Bagaimana tingkat efisiensi pemasaran ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah? 5) Bagaimana manajemen rantai pasok ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah? 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1) Menganalisis tingkat efisiensi teknis penggunaan faktor-faktor produksi usahatani ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah, 2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi teknis usahatani ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah, 3) Menganalisis pendapatan usahatani ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah, 4) Menganalisis efisiensi pemasaran ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah, 5) Mengkaji manajemen rantai pasok ubi kayu di Kabupaten Lampung Tengah.

11 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1) Petani, sebagai bahan masukan dalam pengelolaan usahatani ubi kayu. 2) Dinas atau instansi terkait yaitu sebagai bahan informasi dalam merumuskan kebijakan sebagai usaha peningkatan produksi dan pengembangan usahatani tanaman ubi kayu. 3) Peneliti lainnya sebagai bahan pertimbangan dan informasi untuk peneliti sejenis.