I. PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di seluruh dunia. Anakanak

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode korelasional dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNANN SANITASI. 3.1 Tujuan,Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Agung Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan. Posisi Desa Merpang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

KEBUTUHAN DATA SEKUNDER PADA BAB 2

Ringkasan Studi EHRA Kabupaten Malang Tahun 2016

: [i] adanya inginan untuk meningkatkan kondisi air minum

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. World Health

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB 1 : PENDAHULUAN. (triple burden). Meskipun banyak penyakit menular (communicable disease) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

LAMPIRAN 5Deskripsi Program dan Kegiatan

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

SANITASI AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA PROGRAM SANITASI PERKOTAAN BERBASIS MASYARAKAT (SPBM) DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA TAHUN 2014

LAMPIRAN V DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

LAMPIRAN I DOKUMEN PEMUTAKHIRAN SSK KABUPATEN TANAH DATAR 2015

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB VI RENCANA DAN GAGASAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAMMUA

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. 1

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MANGGARAI PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

LAMPIRAN A. Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut maka dituangkan

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan tempat umum, air dan udara bersih, teknologi, pendidikan, perilaku terhadap upaya kesehatan (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

BAB V Area Beresiko Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. secara fisik saja tetapi juga kebutuhan non fisik. Seiring berjalannya waktu

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB. V Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi Kabupaten Jembrana

Buku Putih Sanitasi Kota Bogor

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BAB I PENDAHULUAN. indeks pembangunan manusia (Badan Pusat Statistik, 2013). Walaupun Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB I PENDAHULUAN. air sudah menjadi komoditi ekonomi. Sesuai dengan Undang-undang nomor 32

BAB IV STRATEGI KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI SSK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

IV.1. Tujuan, Sasaran, dan Tahapan Pencapaian

Pemerintah Daerah, swasta, masyarakat

BAB 5: BUKU PUTI SANITASI KOTA BANJARBARU 5.1 AREA BERESIKO SANITASI. Hal 5-1

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua kegiatan manusia membutuhkan air, sehingga manusia tidak bisa

KELOMPOK KERJA PPSP KABUPATEN SOPPENG TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

Pelaksanaan program Pamsimas menggunakan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB I PENDAHULUAN atau 45% dari total jumlah kematian balita (WHO, 2013). UNICEF

Bab 3 Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Pelalawan

BAB I PENDAHULUAN. tekanan terhadap kualitas dan kuantitas sumber daya air semakin meningkat dan

2.3. Keberlanjutan Program Konsep Keberlanjutan (Sustainability) Partisipasi Masyarakat

BAB 4. PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,

Evaluasi Capaian Pelaksanaan Pamsimas Komponen B

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

Modul 1: Pengantar Pengelolaan Sumber Daya Air

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sanitasi dan perilaku kebersihan yang buruk serta air minum yang tidak aman berkontribusi terhadap 88% kematian anak akibat diare di seluruh dunia. Anakanak yang bertahan hidup, seringnya menderita diare berkontribusi terhadap masalah gizi, sehingga menghalangi anak-anak untuk dapat mencapai potensi maksimal mereka. Kondisi ini selanjutnya menimbulkan implikasi serius terhadap kualitas sumber daya manusia dan kemampuan produktif suatu bangsa di masa yang akan datang ( UNICEF 2012 ). Di Indonesia, diare masih merupakan penyebab utama kematian anak berusia di bawah lima tahun. Laporan RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007 menunjukkan diare sebagai penyebab 31% kematian anak usia antara 1 bulan hingga 1 tahun, dan 25% kematian anak usia antara 1 tahun sampai 4 tahun. Angka diare pada anak-anak dari rumah tangga yang menggunakan sumur terbuka untuk air minum tercatat 34% lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak dari rumah

2 tangga yang menggunakan air ledeng. Selain itu, angka diare lebih tinggi sebesar 66% pada anak-anak dari keluarga yang melakukan buang air besar di sungai atau selokan dibandingkan mereka pada rumah tangga dengan fasilitas toilet pribadi dan septik tank (UNICEF 2012). Di area perdesaan akses mendapatkan air bersih bahkan lebih rendah yaitu hanya 41%. Pada sektor sanitasi, hanya 10 kota di Indonesia yang memiliki jaringan air limbah dengan tingkat pelayanan sekitar 1,3% dari seluruh jumlah populasi. Sedangkan di daerah perdesaan dilaporkan 52% penduduk yang memiliki akses sanitasi dasar (Kholiq:2014) Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran dan perilaku kebersihan mereka. Sebuah survei di enam provinsi, yang dilakukan oleh Universitas Indonesia pada tahun 2005 untuk USAID, menyatakan bahwa kurang dari 15% ibu menyatakan mencuci tangan mereka dengan sabun setelah buang air besar, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi anak mereka, sebelum makan, atau sebelum membersihkan pantat anak. Air bersih dan sanitasi merupakan sasaran tujuan pembangunan Milenium (MDG) yang ketujuh dan pada tahun 2015 diharapkan sampai dengan setengah jumlah penduduk yang tanpa akses ke air bersih yang layak minum dan sanitasi dasar dapat berkurang. Bagi Indonesia, ini berarti perlu mencapai angka peningkatan akses air bersih hingga 68,9% dan 62% untuk sanitasi.

3 Program Air Minum dan Sanitasi berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) adalah suatu program penyediaan air minum, sanitasi, dan kesehatan yang efektif dan berbasis pada masyarakat melalui pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat (demand responsive approach) untuk meningkatkan akses layanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin pedesaan khususnya masyarakat di desa tertinggal dan masyarakat di pinggiran kota. Secara lebih rinci tujuan program PAMSIMAS untuk meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat di masyarakat, meningkatkan akses air minum dan sanitasi yang berkelanjutan bagi masyarakat, meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal (pemerintah daerah maupun masyarakat) dalam penyelenggaraan layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat, meningkatkan efektifitas dan kesinambungan jangka panjang pembangunan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi berbasis masyarakat. Tabel 1. Persentase Nasional Laporan RISKESDAS tahun 2007 No Kategori Persentase 1 Berperilaku benar dalam Buang Air Besar 71,1% 2 Rumah Tangga ber perilaku hidup bersih dan sehat 38,7% 3 Pemakaian air bersih < 20 liter/hari 14,4% 4 Tidak mempunyai sarana air limbah 24,9% 5 Tidak mempunyai penampungan sampah dalam rumah Sumber : RISKESDAS 2007 72,9%

4 Dari tabel diatas, Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu Provinsi yang lebih rendah dari persentase nasional untuk berperilaku benar dalam buang air besar, Rumah tangga berperilaku bersih dan sehat, dan pemakaian air bersih <20 liter/hari. Sedangkan, Masyarakat tidak mempunyai sarana air limbah dan tidak mempunyai penampungan sampah dalam rumah lebih tinggi dari persentase nasional. Ini menunjukkan bahwa rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat, penggunaan air bersih dan sanitasi di Provinsi Sumatera Selatan. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih, sanitasi, dan peningkatan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat. Pemerintah Propinsi Sumatera Selatan mendapatkan bantuan dana alokasi Program Air Minum dan Sanitasi (PAMSIMAS) yang berbasis masyarakat untuk membangun prasarana penyedian air bersih dan sanitasi bagi masyarakat perdesaan yang akses air bersih rendah terutama di daerah daerah rawan air bersih yang belum terjangkau pelayanan PDAM, dalam pelaksanaan Program PAMSIMAS tersebut ada desa yang berhasil meningkatkan perilaku hidup sehat dan ada memang yang tidak ada perubahan. Kecamatan Runjung Agung terdapat tujuh desa yang mendapatkan dana alokasi PAMSIMAS dan dua desa yang lain tidak mendapatkannya, dari tujuh desa yang mendapatkan dana alokasi PAMSIMAS salah satunya Desa Merpang. Kegiatan program yang dilakukan di Desa Merpang Kecamatan Runjung Agung yaitu: Penyediaan sarana air minum dan sanitasi. Penyediaan sarana air minum dan sanitasi di Desa Merpang yaitu melalui pembangunan sarana penyediaan air minum dengan perluasan (penyediaan SPAM) atau sistem pelayanan air minum

5 baru. Ini berarti pembangunan sarana dan sistem penyediaan air minum di bangun dari awal. Penyediaan air minum dan sanitasi ini untuk menunjang perubahan PHBS masyarakat. Usaha untuk mengubah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat dalam Program PAMSIMAS telah di lakukan di Desa Merpang Kecamatan Runjung Agung. Sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dengan judul Hubungan Pelaksanaan Program PAMSIMAS dengan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat di Desa Merpang Kecamatan Runjung Agung Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan. B.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana pelaksanaan Program PAMSIMAS dalam hal penyediaan sarana air minum dan sanitasi Desa Merpang Kecamatan Runjung Agung Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan? 2. Bagaimana perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat setelah adanya pelaksanaan Program PAMSIMAS di Desa Merpang Kecamatan Runjung Agung Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan? 3. Bagaimana hubungan pelaksanaan Program PAMSIMAS terhadap perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat di Desa Merpang Kecamatan Runjung Agung Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan?

6 C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Mendeskripsikan lebih dalam tentang pelaksanaan Program PAMSIMAS di Desa Merpang Kecamatan Runjung Agung Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan. 2. Mendeskripsikan Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat di Desa Merpang Kecamatan Runjung Agung Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan. 3. Mengetahui hubungan pelaksanaan Program PAMSIMAS terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Desa Merpang Kecamatan Runjung Agung Kabupaten OKU Selatan Sumatera Selatan. D.Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini yaitu : 1. Secara akademis penelitian ini diharapkan untuk dapat memberi khasanah untuk ilmu sosiologi kesehatan yang berkaitan dengan kajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 2. Secara Praktis penelitian ini sebagai bahan masukan kepada pemerintah terutama Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Kesehatan untuk Program PAMSIMAS.