LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR : 3 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 08 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 6 2 TAHUN 2015 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR : 17 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIGI,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BUPATI KAUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAUR,

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH NOMOR : 16 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

BUPATI TELUK WONDAMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS NOMOR 7 TAHUN 2010 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya daerah Tingkat II Yogyakarta)

QANUN KABUPATEN PIDIE JAYA NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 09 TAHUN 2005 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

PERDA NO. 24 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DATI II KOLAKA NOMOR 24 TAHUN 1999 SERI B NOMOR 14

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN BIDANG INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 06 TAHUN 2003

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lemb

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 9 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 4

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 3

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IJIN TRAYEK DAN PENGAWASAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 14 TAHUN 2000 SERI B NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

L E M B A R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 17 TAHUN 2004 SERI C NOMOR 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 15 TAHUN 2004 T E N T A N G SURAT IZIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 18 TAHUN 2011 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU,

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN ANGKUTAN UMUM DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KAUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAUR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN YAPEN

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PERIJINAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DAN ANGKUTAN DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 28 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKKAN PENGGUNAAN TANAH

PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 06 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI PEMANFAATAN LAHAN PADA HUTAN NEGARA

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PARIAMAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN OPTIK

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR : 04 TAHUN 2000 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2003 NOMOR : 66 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 21 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN ( IMB ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa bahwa dalam upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pembangunan, dipandang perlu memberikan Ijin Mendirikan Bangunan ; b. bahwa untuk penataan dan peningkatan pembangunan perlu adanya Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72) tentang Penetapan Undang - undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan ( Negara Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang - undang ( Memori Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Nomor 1820 );

- 2-2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3186) ; 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Nomor 3692 ) sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048) ; 4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839 ) ; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lmebaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4138) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4139) ; 8. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 08 Tahun 1991 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Berau ; 9. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 24 Tahun 2002 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Berau ; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Berau.

- 3 - Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Berau ; 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah ; 3. Kepala Daerah adalah Bupati Berau ; 4. Dinas Tata Kota adalah Dinas Tata Kota Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Berau ; 5. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Berau ; 6. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Berau ; 7. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang retribusi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ; 8. Badan adalah bentuk badan usaha meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma kongsi, koperasi, yayasan, atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya ;

- 4-9. Retribusi Perijinan Tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian ijin kepada orang atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum menjaga kelestarian lingkungan ; 10. Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan adalah pembayaran atas pemberian Ijin Mendirikan Bangunan atau bangun-bangunan oleh Pemerintah Daerah kepada orang atau badan termasuk merubah bangunan ; 11. Wajib Retribusi adalah orang atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi ; 12. Ijin Mendirikan Bangunan, yang selanjutnya disingkat IMB adalah ijin yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada orang atau badan untuk mendirikan suatu bangunan agar desain, pelaksanaan pembangunan, dan bangunan sesuai dengan rencana tata ruang Kabupaten yang berlaku, sesuai Garis Sempadan Bangunan (GSB), Garis Sempadan Pagar (GSP), Garis Sempadan Sungai (GSS), Garis Sempadan Pantai (GSPI), Koefesien Dasar Bangunan (KDB), Koefesien Lantai Bangunan (KLB), Koefisien Tinggi Bangunan (KTB)yang ditetapkan dan sesuai dengan syarat-syarat keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut ; 13. Masa Retribusi adalah jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan ijin mendirikan bangunan ; 14. Bangunan adalah susunan suatu yang bertumpu pada landasan dan terikat dengan tanah sehingga terbentuk ruangan dan mempunyai fungsi ; 15. Bangun-bangunan adalah suatu bangunan yang bersifat permanen, semi permanen dan darurat/sementara yang didirikan seluruhnya atau sebagian diatas atau dibawah permukaan tanah, bertumpu pada konstruksi batu-batu landasan ataupun diatas/dibawah perairan ; 16. Mendirikan Bangunan adalah membangun/mengadakan bangunan seluruhnya atau sebagian termasuk menggali, menimbun, meratakan tanah yang berhubungan dengan membangun/mengadakan bangunan itu ;

- 5-17. Mengubah Bangunan adalah mengganti atau menambah bangunan yang ada, termasuk membongkar bagian yang berhubungan dengan mengganti/menambah bangunan itu ; 18. Perubahan Ijin Mendirikan Bangunan / Ijin Penggunaan Bangunan adalah pekerjaan merubah satu guna bangunan menjadi guna bangunan lain ; 19. Balik Nama / Pemisahan Ijin Mendirikan Bangunan / Ijin Penggunaan Bangunan adalah pekerjaan merubah kepemilikan IMB ; 20. Garis Sempadan adalah garis hayal yang ditarik pada jarak tertentu sejajar dengan as jalan, as sungai atau as pagar yang merupakan batas antara bagian kapling atau pekarangan yang boleh dan yang tidak boleh dibangun bangunan ; 21. Garis Sempadan Bangunan, yang selanjutnya disingkat GSB adalah garis diatas permukaan tanah yang pada pendirian bangunan kearah yang berbalasan tidak boleh dilampaui ; 22. Garis Sempadan Pagar, yang selanjutnya disingkat GSP adalah garis diatas permukaan tanah yang boleh didirikan pagar diatasnya atau kearah sejajar dibelakangnya ; 23. Garis Sempadan Sungai, yang selanjutnya disingkat GSS adalah garis batas luar pengaman sungai ; 24. Garis Sempadan Pantai, yang selanjutnya disingkat GSPI adalah garis sempadan bangunan yang diukur dari titik pasang tertinggi kearah darat ; 25. Koefesien Dasar Bangunan, yang selanjutnya disingkat KDB adalah perbandingan jumlah lantai dasar bangunan terhadap luas persil yang sesuai dengan rencana Kabupaten ; 26. Koefesien Lantai Bangunan, yang selanjutnya disingkat KLB adalah perbandingan jumlah luas lantai bangunan terhadap luas persil yang sesuai dengan rencana kota ; 27. Koefesien Tinggi Bangunan yang selanjutnya disingkat KTB adalah tinggi bangunan diukur dari permukaan tanah sampai pada titik teratas dari bangunan tersebut ; 28. Pagar Perkarangan adalah suatu pagar yang dikonstruksi untuk membatasi persil ;

- 6-29. Pagar Bangunan adalah suatu pagar yang dikonstruksi untuk membatasi dan memberikan pengaman tempat pekerjaan atau lingkungan sekitar ; 30. Teras adalah bagian lantai bangunan bersifat tambahan yang tidak dibatasi oleh dinding sebagai ruang tertutup ; 31. Persil adalah suatu perpetakan tanah yang terdapat dalam lingkup rencana kota atau rencana kawasan kota atau jika sebagian masih belum ditetapkan macam perpetakannya yang menurut pertimbangan Pemerintah Daerah dapat dipertimbangkan untuk mendirikan suatu bangunan ; 32. Jalan Masuk adalah jalan untuk masuk kedalam persil ; 33. Ijin Sementara adalah ijin mendirikan bangunan yang diberikan dengan jangka waktu tertentu menurut ketentuan dalam keputusan ini ; 34. Harga Bangunan adalah harga bangunan menurut taksiran yang ditetapkan oleh Kepala Daerah ; 35. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya pokok retribusi yang terhutang ; 36. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB adalah surat ketetapan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terhutang atau tidak seharusnya terhutang ; 37. Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SPdORD adalah surat yang dipergunakan oleh wajib retribusi untuk melaporkan data obyek retribusi dan wajib retribusi sebagai dasar perhitungan dan pembayaran retribusi yang terutang ; 38. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD adalah surat yang oleh wajib retribusi digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau ke tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah ;

- 7 - BAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2 Dengan nama Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pemberian ijin mendirikan bangunan dan bangunbangunan ; Pasal 3 Obyek Retribusi adalah pemberian ijin mendirikan bangunan ; Pasal 4 Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh ijin mendirikan bangunan ; BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Retribusi Ijin Mendirikan Bangunan digolongkan sebagai retribusi perijinan tertentu ; BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6 (1) Cara mengukur retribusi IMB berdasarkan tingkat penggunaan jasa ijin mendirikan bangunan, diukur atas faktor luas lantai bangunan, jumlah tingkat bangunan, lokasi bangunan, rencana penggunaan bangunan, dan konstruksi bangunan ;

- 8 - (2) Faktor-faktor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan berdasarkan bobot koefesien yang ditetapkan sebagai berikut : a. Bobot Koefesien Luas Lantai Bangunan NO LUAS LANTAI BANGUNAN (LLB) KOEFISIEN 1 < 25 M2 0,10 2 26 S/D 50 M2 0,25 3 51 S/D 75 M2 0,50 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 76 S/D 100 M2 101 S/D 125 M2 126 S/D 150 M2 151 S/D 200 M2 201 S/D 250 M2 251 S/D 300 M2 301 S/D 500 M2 501 S/D 1000 M2 1001 S/D 2000 M2 2001 S/D 3000 M2 > 3000 M2 b. Bobot Koefisien Tingkat Bangunan 1,00 1,25 1,50 1,75 2,00 2,25 2,50 3,50 4,00 4,50 5,00 NO TINGKAT BANGUNAN (KB) KOEFISIEN 1 2 3 Bangunan satu lantai Bangunan bertingkat (sampai dengan 4 lt) Bangunan tinggi 1.00 1,50 2,00 c. Bobot Koefisien Lokasi Bangunan No LOKASI BANGUNAN ( LB ) KOEFISIEN 1. 2. 3. 4. Ditepi jalan Arteri Primer Ditepi jalan Arteri Skunder Ditepi jalan Kolektor Primer Ditepi jalan Kolektor Skunder 3,00 2,50 2.00 1,50

- 9-5 Ditepi jalan Lokal 1,00 6 Ditepi jalan setapak (Gang) 0,50 7 Ditepi jalan Desa 0,25 d. Bobot Koefisien Penggunaan Bangunan No PENGGUNAAN BANGUNAN( PB ) KOEFISIEN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18 Bangunan Peribadatan Bangunan Pendidikan (sekolah, kampus dan sejenisnya) Bangunan Kesehatan (rumah sakit, klinik dan sejenisnya) Bangunan Perpustakaan Bangunan Pribadi (tempat tinggal) Bangunan Olah Raga Bangunan Pasar Bangunan Perkantoran Umum Bangunan Rekreasi, hiburan, kesenian, museum Bangunan Kantor Pos Bangunan Bank Bangunan Pertemuan (Restoran, Gedung Bioskop, Gedung Pertunjukan, Rumah Makan, Bar, Kafe) Bangunan Khusus Bangunan Campuran Bangunan Perniagaan / perdagangan / pertokoan / perbelanjaan / swalayan / mall dan sejenisnya Bangunan Industri (Gudang, bengkel, pabrik) Bangunan Perhotelan Bangun bangunan 0,25 0,50 0,50 0,75 1,00 1,25 1,5 1,50 1,75 2,00 2,50 2,50 2,50 2,75 2,75 3,00 3,50 4,00

- 10 - e. Bobot Koefisien Konstruksi Bangunan NO KONSTRUKSI BANGUNAN ( KB ) KOEFISIEN 1 2 3 Bangunan permanen Bangunan semi permanen Bangunan darurat/sementara 0,50 0,25 0,10 (3) Tingkat penggunaan jasa untuk retribusi IMB dihitung berdasarkan perkalian dari masing-masing koefisien dimaksud pada ayat (3) huruf a, b, c, d dan e Peraturan Daerah ini dengan Luas lantai keseluruhan dan harga dasar satuan bangunan yang berlaku dengan rumus sebagai berikut : K = KLLB x KTB x KLB x KPB x KKB R = K x LLB x HDB Keterangan : R K KLLB KTB KLB KPB KKB LLB HDB = Retribusi IMB = Koefisien Bangunan = Koefisien Luas Lantai Bangunan = Koefisien Tinggi Bangunan = Koefisien Lokasi Bangunan = Koefisien Penggunaan Bangunan = Koefisien Konstruksi Bangunan = Luas Lantai Bangunan = Harga Dasar Satuan Bangunan yang berlaku

- 11 - BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 7 (1) Prinsip dan sasaran dalam menetapkan tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk menutup sebagian atau sama dengan biaya penyelenggaraan pemberian ijin ; (2) Struktur biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya rooi, formulir, pengecekan dan pengukuran lokasi, biaya pemetaan, pengawasan dan pengendalian serta biaya pembuatan plat nomor IMB ; BAB VI STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 8 Besarnya tarif retribusi ijin mendirikan bangunan setiap bangunan atau bangun-bangunan ditetapkan berdasarkan harga bangunan menurut taksiran yang ditetapkan oleh Kepala Daerah ; BAB VII CARA PERHITUNGAN RETRIBUSI Pasal 9 (1) Besarnya retribusi yang terhutang dihitung dengan cara mengalikan luas dan atau panjang bangun-bangunan yang dimohonkan dengan tarif retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dengan tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (3) huruf a, b, c, d, e dan Pasal 6 ayat (4) Peraturan Daerah ini ;

- 12 - (2) Besarnya perubahan IMB yang terhutang diperhitungkan sebagai berikut : a. Bangunan Rumah Tempat Tinggal menjadi bangunan perdagangan dan jasa, industri, hotel / penginapan, hiburan / rekreasi dan sejenisnya : 1 % dari harga dasar satuan bangunan yang berlaku dikali luas perubahan fungsi bangunan dikali koefisien Bangunan ; b. Bangunan yang sejenis guna bangunan : c. Dikenakan biaya 2 % dari harga satuan bangunan yang berlaku dikalikan luas perubahan fungsi bangunan dikalikan Koefisien Bangunan ; (3) Besarnya tarif Balik Nama IMB yang terutang diperhitungkan sebagai berikut : a. Bangunan Rumah Tempat Tinggal : 0,25 % dari Harga Satuan Dasar Bangunan yang berlaku dikalikan luas lantai bangunan dikalikan Koefisien Bangunan ; b. Bangunan perdagangan dan jasa, industri, hotel/ penginapan, hiburan/ rekreasi dan sejenisnya : 0,5 % dari harga dasar satuan bangunan yang berlaku dikalikan luas lantai bangunan dikalikan Koefisien Bangunan ; (4) Besarnya tarif bangunan Pemerintah diperhitungkan sebagai berikut : a. Bangunan Baru diperhitungkan sebesar 1,2 % x Rencana Anggaran Biaya Konstruksi dan atau penggunaan rumus sebagai mana dimaksud pasal 6 ayat (4) Peraturan Daerah ini ; b. Bangunan Renovasi/ perombakan bangunan diperhitungkan sebesar 0,7 % x Rencana Anggaran Biaya Konstruksi dan atau sebagaimana dimaksud pasal 6 ayat (4) Peraturan Daerah ini ; (5) Besarnya tarif penambahan lantai bangunan yang khusus tidak diklasifikasikan diperhitungkan dengan rumus : Koefisien Bangunan x Rencana Anggaran Biaya Konstruksi dan atau menggunakan rumus sebagaimana pasal 6 ayat (4) Peraturan Daerah ini ;

- 13 - BAB VIII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 10 Retribusi yang terutang dipungut diwilayah tempat ijin diberikan ; BAB IX MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 11 Masa Retribusi adalah sama dengan masa berlakunya IMB ; Pasal 12 Saat terutangnya retribusi adalah pada saat ditetapkanya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan ; BAB X SURAT PENDAFTARAN Pasal 13 (1) Setiap wajib retribusi, wajib mengisi SPdORD ; (2) SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan benar dan lengkap serta ditanda tangani oleh wajib retribusi atau kuasanya ; (3) Bentuk, isi serta tata cara pengisian dan penyampaian SPdORD ditetapkan oleh Kepala Daerah ;

- 14 - BAB XI PENETAPAN RETRIBUSI Pasal 14 (1) Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (1), retribusi terutang ditetapkan menerbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan ; (2) Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan ditetapkan oleh Kepala Daerah ; BAB XII TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 15 (1) Pemungutan retribusi tidak dapat dialihkan pada pihak ketiga / diborongkan ; (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan ; BAB XIII SANKSI ADMINISTRASI Pasal 16 Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua prosen) setiap bulan dari retribusi yang terhutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD ;

- 15 - BAB XIV TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 17 (1) Pembayaran retribusi yang terhutang harus dilunasi sekaligus ; (2) Retribusi yeng terhutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkanya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan ; (3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur dengan Keputusan Kepala Daerah ; BAB XV TATA CARA PENAGIHAN Pasal 18 (1) Pengeluaran surat teguran dan atau peringatan / surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran ; (2) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah surat teguran dan atau peringatan / surat lain yang sejenis diterbitkan, wajib retribusi harus melunasi retribusi yeng terutang ; (3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dikeluarkan oleh Pejabat ;

- 16 - BAB XVI PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 19 (1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Kepala Daerah atau Pejabat ; (2) Kepala Daerah atau Pejabat dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, harus memberikan keputusan ; (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini telah dilampaui dan Kepala Daerah atau Pejabat tidak memberikan suatu keputusan permohonan pengembalian kelebihan retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu ) bulan ; (4) Apabila wajib retribusi mempunyai utang retribusi lainya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut ; (5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkanya SKRDLB ; (6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Kepala Daerah atau Pejabat memberikan imbalan bunga 2 % (dua prosen) setiap bulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi ;

- 17 - Pasal 20 (1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi diajukan secara tertulis kepada Kepala Daerah atau Pejabat dengan sekurangkurangnya menyebutkan : a. nama dan alamat wajib retribusi ; b. masa retribusi ; c. besarnya kelebihan pembayaran ; d. alasan yang singkat dan jelas ; (2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan secara langsung atau melalui pos tercatat ; (3) Bukti penerimaan dan bukti pengiriman pos tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima Kepala Daerah atau Pejabat ; Pasal 21 (1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Retribusi ; (2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan utang retribusi lainya, pembayaran dilakukan dengan cara pemindah bukuan dan bukti pemindahbukuan sebagai bukti pembayaran ; BAB XVII PENGURANGAN KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

- 18 - Pasal 22 (1) Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ; (2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana pada ayat (1) pasal ini dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi, antara lain untuk mengangsur ; (3) Pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain diberikan kepada masyarakat yang ditimpa bencana alam, kerusuhan atau akibat adanya rencana pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah ; (4) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan oleh Kepala Daerah ; BAB XVIII KEDALUWARSA PENAGIHAN Pasal 23 (1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 ( tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi ; (2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini bertangguh apabila : a. diterbitkanya surat teguran atau ; b. ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung ;

- 19 - BAB XIX KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 24 (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil bertugas dan berwenang untuk melakukan peenyidikan terhadap siapapun yang melakukan tindak pidana pelanggaran atas ketentuan ketentuan dalam Peraturan Daerah yang berlaku dalam wilayah hukum ditempat penyidik ditempatkan ; (2) Dalam melakukan tugas penyidikan, sebagaimana dimaksud ayat (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil mempunyai wewenang : a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana ; b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan ; c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dari kegiatannya dan memeriksa tanda pengenal dari tersangka ; d. Melakukan penyitaan benda dan/atau surat ; e. Mengambil sidik jari atau memotret tersangka ; f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagaimana tersangka atau saksi ; g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara ; h. Mengadakan penghentian penyidikan, setelah mendapat petunjuk dari Kepolisian Republik Indonesia bahwa tidak terdapat bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Kepolisian Republik Indonesia memberitahukan hal tersebut kepada Kejaksaan Negeri, kepada tersangka atau keluarganya ;

- 20 - i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan. BAB XX KETENTUAN PIDANA Pasal 25 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda sebanyak-banyaknya 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang ; (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran ; BAB XXI KETENTUAN PENUTUP Pasal 26 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah. Pasal 27 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

- 21 - Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Berau Ditetapkan di Tanjung Redeb pada tanggal 28 Juni 2003 BUPATI BERAU, ttd Drs. H. MASDJUNI. Diundangkan di Tanjung Redeb Pada tanggal 08 Juli 2003 SEKRETARIS DAERAH, ttd Drs. H. SYARWANI SYUKUR. PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 010055469 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN 2003 NOMOR 66