PENGARUH TEKNIK STIMULASI PUTING SUSU TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I

dokumen-dokumen yang mirip
1

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN LAMA KALA I FASE AKTIF CORRELATION OF HUSBAND MENTORING WITH DURATION OF FIRST STAGE ACTIVE PHASE

Diajukan Untuk Memenuhi Jenjang Pendidikan Diploma III Kebidanan. Disusun Oleh: RIRIN SETYOWATI B

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

Meningkatkan Kinerja Bidan dalam Upaya Menurunkan Angka Kejadian Partus Lama di RSUD Rokan Hulu. Andriana* Syafneli**

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

Perbedaan Posisi Miring Ke Kiri Dan Posisi Setengah Duduk Terhadap Waktu Kala II Pada Ibu Multipara Di RSUD Idaman Banjarbaru

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Suroso, Paryono Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

PENGARUH PEMBERIAN RANGSANGAN PUTING SUSU DENGAN PEMILINAN PADA MANAJEMEN AKTIF KALA III TERHADAP WAKTU KELAHIRAN PLASENTA Dl KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN UKDW kelahiran hidup (World Health Organization, 2012). perubahan pada tahun 2012 (Dinkes Jawa Tengah, 2013).

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

PERBEDAAN KONTRAKSI UTERUS SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN BREAST MASSAGE PADA IBU BERSALIN KALA I LAMA DI RSUD UNGARAN ABSTRAK

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut laporan WHO (2014) angka kematian ibu di Indonesia menduduki

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua orang disegala usia adalah salah satu tujuan dari. Development Goals (SDGs). Tak luput dari sasaran SDGs angka kematian ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari

Jurnal Riset Kesehatan Vol. 4 No. 1 Januari 2015

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. bangsa salah satunya diukur dari besarnya angka kematian (morbiditas). Makin

PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator kesehatan suatu. negara. AKI di dunia secara global sebesar 216/ kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. transisi lain dalam fase kehidupan, peristiwa itu dapat pula menimbulkan stres

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PENGLUARAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJA BASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat melahirkan bayi dengan selamat. Ada dua cara persalinan yaitu

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MASSAGE EFFLUERAGE DI PUNGGUNG DENGAN ABDOMEN TERHADAP LAMA PENGELUARAN ASI IBU NIFAS DI RUANG TERATAI RSUD BANJARNEGARA

EFEKTIFITAS PELVIC ROCKING TERHADAP LAMA PERSALINAN, DILATASI SERVIK DAN PENURUNAN KEPALA JANIN PADA IBU PRIMIGRAVIDA

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPS PIPIN HERIYANTI GEDONGKIWO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2010

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

2 Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid, hormon ini dapat menyeba

Aplikasi Tekhnik Effleurage Sebagai Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Ibu Bersalin Di Bidan Praktik Mandiri Kecamatan Tembalang

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

FASE A YANG YANG DIBERI SURAKARTA HERMAWATI. S1 Keperawatan

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DI DESA GUNUNG SARI DAN DESA SINDANG SARI KECAMATAN CIANJUR.

PENGARUH DUKUNGAN SUAMI TERHADAP DURASI KALA II PERSALINAN PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI RUANG BERSALIN RSUD BADUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu target Millenium Development Goals 4 (MDGs4) adalah Bangsa

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

LUARAN PARTUS LAMA DI BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. rahim ibu. Lamanya hamil adalah 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir

PENGARUH MASASE UTERUS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DOMISILI DEMAK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa kehamilan merupakan suatu proses penting yang dapat

PENGARUH KOMPRES PANAS TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN KALA I

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

ISSN No Media Bina Ilmiah 29

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data statistik yang dikeluarkan World Health Organization. (WHO) sebagai badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani


Diploma III Kebidanan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang. Abstrak

PENGARUH METODE RELAKSASI PERNAFASAN TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

BAB I PENDAHULUAN. berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

EFEKTIFITAS PELATIHAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL(APN) TERHADAP KETERAMPILAN BIDAN DI KABUPATEN PONOROGO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan rasa nyeri (Prawirohardjo, 2008). Nyeri persalinan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Transkripsi:

PENGARUH TEKNIK STIMULASI PUTING SUSU TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I Sih Rini Handajani, KH Endah Widhi Astuti Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan Abstract: Nipple Stimulation, Labor Kala I. The purpose of this study was to determine the influence of nipple stimulation techniques of the duration of labor in the first stage in Puskesmas Gajahan Surakarta. This research is a quasi experimental with posttest design with control group. The population in this study is that maternal primigravid active phase of the first stage in the clinic Gajahan Surakarta. Samples were taken by accidental sampling technique. Based on the estimation formula of the samples obtained a total sample of 62 women giving birth. 31 maternal treated with nipple stimulation, while 31 as the control group with the mobilization of the left oblique. Data collection using observation sheet implementation nipple stimulation and sheets partograf to observe the first stage of labor longer active phase. The average length of first stage of labor in the control group maternity primigravida who did nipple stimulation (mobilization) in Puskesmas Gajahan is 3:36 minutes, the average length of first stage of labor in the treatment group maternity primigravida who do nipple stimulation in Puskesmas Gajahan is 3:21 minutes and no influence of nipple stimulation to the first stage of labor longer with p value = -0.295 (p <0.05), so Ho accepted because -0.295 <2.002. Nipple stimulation has an influence on the first stage in a long time Gajahan Surakarta Health Center. Keywords: Nipple Stimulation, Labor Kala I. Abstrak: Stimulasi Puting Susu, Persalinan Kala I. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik pemberian stimulasi puting susu dengan lama persalinan pada kala I di Puskesmas Gajahan Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dengan desain posttest with control group. Populasi dalam penelitian ini ialah ibu bersalin primigravida kala I fase aktif di puskesmas Gajahan Surakarta. Sampel diambil dengan teknik accidental sampling. Berdasar rumus estimasi besar sampel didapatkan jumlah sampel sebanyak 62 ibu bersalin. 31 ibu bersalin diberi perlakuan dengan stimulasi puting susu, sedangkan 31 sebagai kelompok kontrol dengan mobilisasi miring kiri. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan stimulasi puting susu dan lembar partograf untuk mengamati lama persalinan kala I fase aktif. Rata-rata lama persalinan kala I pada kelompok kontrol ibu bersalin primigravida yang tidak melakukan stimulasi puting susu (mobilisasi) di Puskesmas Gajahan adalah 3.36 menit, rata-rata lama persalinan kala I pada kelompok perlakuan ibu bersalin primigravida yang melakukan stimulasi puting susu di Puskesmas Gajahan adalah 3.21 menit dan ada pengaruh stimulasi puting susu terhadap lama persalinan kala 1 dengan p value = -0,295 (p < 0,05) sehingga Ho diterima karena -0,295 < 2,002. Stimulasi puting susu mempunyai pengaruh terhadap lama kala I di Puskesmas Gajahan Surakarta. 193

194 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 2,November 2016, hlm 110-237 Kata Kunci: Stimulasi Puting Susu, Persalinan Kala I. PENDAHULUAN Making Pregnancy Safer (MPS) merupakan salah satu upaya Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Salah satu dari 3 pesan kunci MPS tersebut adalah setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Menurut Bina Pelayanan Medik (2010: 11) kematian ibu selama masa perinatal merupakan tolok ukur kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara dan merupakan salah satu indikator spesifik status kesehatan suatu masyarakat. Mortalitas dapat dilihat dari indikator AKI dan AKB, hal ini sesuai dengan kesepakatan dalam Millenium Development Goals (MDG s) 2015 yang merupakan kesepakatan dari 189 negara termasuk Indonesia. Adapun tujuan pembangunan MDG s no 4 dan 5 tersebut antara lain menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya kesehatan maternal dilakukan secara sistematik untuk mengurangi resiko kematian, menjamin reproduksi sehat dan meningkatkan kualitas hidup ibu (Depkes, 2011). Sejatinya proses persalinan persalinan merupakan proses yang sangat dinantikan oleh setiap ibu hamil, akan tetapi tidak semua persalinan yang dinantikan tersebut dapat berjalan dengan lancar. Tidak jarang proses persalinan berakhir dengan kematian ibu atau bayi. Indonesia telah menetapkan target penurunan AKI menjadi 102/100.000 kelahiran hidup dan AKB menjadi 23/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Sedangkan menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI tahun 2013) AKB sudah mengalami penurunan dari 34/1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 32/1000 kelahiran hidup dan AKI tahun 2013 sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup dan masih dibawah pencapaian target tahun 2014 yaitu 118 kasus per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2013). Dinas Kesehatan Jawa Tengah tahun 2013 menyatakan bahwa AKI mencapai 675 kasus dan cenderung meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya, atau setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin meninggal karena berbagai sebab. Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta dan membran amnion dari dalam rahim melalui jalan lahir (Bobak, 2005). Kontraksi uterus dipengaruhi oleh pengeluaran oksitosin. Menurut Widyastuti (2001) seperti dikutip Yunita (2010:) stimulasi puting susu secara alamiah dapat membantu proses pengeluaran oksitosin. Oksitosin mempengaruhi otot polos uterus.oksitosin meningkatkan frekuensi dan durasi potensial aksi, jadi pemberian oksitosin merangsang timbulnya kontraksi otot uterus yang belum berkontraksi dan meningkatkan kekuatan serta frekuensi kontraksi otot pada uterus yang sudah berkontraksi (Francis dan John, 2000). Stimulasi puting susu pada ibu bersalin dilakukan jari. Berdasarkan studi pendahuluan di didapatkan data bahwa ibu bersalin pada kala I tidak dilakukan stimulasi puting susu, sehingga lama persalinan kala I fase aktif rata-rata berkisar antara 6,5 sampai 7

Sih Rini Handajani, Pengaruh Teknik Stimulasi Puting Susu 195 jam. Stimulasi biasanya hanya dilakukan pada kala II saja. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh teknik pemberian stimulasi puting susu dengan lama persalinan pada kala I di Puskesmas Gajahan Surakarta. METODE PENELITIAN Dilihat dari ada tidaknya intervensi terhadap salah satu variabel penelitian, jenis penilitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Peneliti memberikan perlakuan dengan membandingkan dua kelompok subyek yang diteliti, peneliti melakukan perlakuan terhadap subyek penelitian, sedangkan faktor yang lain tidak dimanipulasi (Siswanto, 2013: 28). Desain penelitian yang digunakan adalah pre-experimental dengan rancangan static-group comparison. Pelaksanaan penelitian ini membagi subyek penelitian dalam dua kelompok yaitu kelompok untuk perlakuan dan setengahnya sebagai kelompok kontrol. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kelompok Perlakuan Berdasarkan gambar di atas, maka dapat dijelaskan bahwa kemajuan persalinan dicapai paling cepat selama 0,92 jam (55 menit) dan paling lama 6,82 jam(6 jam 50 menit), dengan rerata 3.27 jam dan simpangan bakunya1.313. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kelompok Kontrol (mobilisasi) HASIL PENELITIAN Pengambilan data dilakukan selama kurang lebih 2 bulan dari bulan April-Mei 2015 mengambil lokasi di Puskesmas Gajahan kota Surakarta. Puskesmas Gajahan merupakan salah satu Puskesmas di kota Surakarta yang terletak di bagian selatan sdengan fasilitas rawat inap dan merupakan salah satu Puskesmas yang sangat sibuk dengan rata rata persalinan per bulan antara 30 sd 50 pasien. Puskesmas ini juga banyak menampung pasien pasien ibu bersalin dari wilayah Sukoharo karena letaknya yang berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo.

196 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 2,November 2016, hlm 110-237 Berdasarkan gambar di atas, maka dapat dijelaskan bahwa kemajuan persalinan dicapai paling cepat selama 1,75 jam (1 jam 45 menit) dan paling lama 6,5 jam (6 jam 30 menit), dengan rerata 3.36 jam dan simpangan bakunya1.134. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol Stimulasi Puting Susu NO INDIKATOR KEMAJUAN KELOMPOK 1 KELOMPOK 2 1. Paling cepat 0,92 1,75 2. Paling lama 6,82 6,5 3. Rerata 3,27 3,36 4. S. Baku 1,313 1,134 Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata lama persalinan kala 1 pada kelompok perlakuan yang melakukan stimulasi puting susu adalah 3.27 atau 3 jam 16 menit sedangkan pada kelompok kontrol yang melakukan mobilisasi adalah 3.36 menit atau 3 jam 22 menit. Hal tersebut terlihat lama persalinan kala 1 fase aktif kelompok dengan perlakuan stimulasi puting susu lebih cepat daripada kelompok kontrol yang melakukan mobilisasi. Tabel 4 Analisa t-test Pengaruh Teknik Pemberian Stimulasi Puting Susu Terhadap Lama Persalinan Kala I F Sig. T Df Lama Equal variances assumed.671.416 -.295 60 Equal variances not assumed -.295 58.752 Berdasarkan tabel di atas, nilai signifikansi sebesar 0,416 > 0,05 maka dinyatakan Ho diterima artinya bahwa pada kelompok 1 (perlakuan) maupun kelompok 2 (kontrol) adalah sama. Selanjutnya hipotesis diuji dengan uji t menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan kedua varian sama) dengan pengujian dengan menggunakan uji 2 sisi pada tingkat signifikansi α = 0,05. Berdasarkan tabel di atas didapatkan bahwa : dengan t hitung - 0,295 sedangkan t tabel pada dk n-2 (60) adalah 2.000 sehingga Ho diterima karena -0,295 < 2,002 PEMBAHASAN Persalinan merupakan proses normal, berupa kontraksi uterus involunter efektif dan terkoordinasi, yang menyebabkan penipisan dan dilatasi serviks progresif disertai penurunan dan kelahiran bayi serta plasenta (Benson dan Pernoll, 2009: 149). Sedangkan persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0 (nol) sampai pembukaan lengkap (10 cm). Faktor faktor yang terlibat didalam mulainya persalinan adalah faktor hormonal dan faktor distensi uterus. Faktor hormonal yaitu hormon progesteron yang dihasilkan oleh plasenta. Oksitosin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari posterior dari ibu, juga oleh janin, estrogen, kortisol dihasilkan oleh bagian korteks adrenal janin, prostaglandin yang dihasilkan dari desidua uteri dan selaput janin. Secara teori payudara yang dirangsang akan melepaskan hormon oksitosin yang dapat menyebabkan kontraksi, hormon oksitosin yang dapat menyebabkan persalinan yang dapat dihasilkan secara alamiah yaitu dengan stimulasi puting susu pada ibu (Chapman, 2006 : 99). Stimulasi puting (nipple stimulation) adalah menggosok, memijat atau melakukan gerakan melingkar di

Sih Rini Handajani, Pengaruh Teknik Stimulasi Puting Susu 197 daerah puting dengan lembut yang diyakini bisa mendorong terjadinya kontraksi awal. Hasil penelitian dari 62 ibu bersalin primigravida menunjukkan bahwa ibu bersalin primigravida yang melakukan stimulasi puting susu dan mengalami fase aktif yang cepat ( 360 menit) adalah 31 orang (100 %). Sedangkan ibu bersalin primigravida yang melakukan mobilisasi (kontrol) dan mengalami fase aktif cepat adalah 14 orang (45,6%) serta ibu bersalin primigravida yang melakukan mobilisasi mengalami fase aktif memanjang sebanyak 17 (54,8%) orang. Prinsip kerja hormon oksitosin adalah dengan cara menstimulasi kontraksi sel otot polos pada rahim wanita hamil selama melahirkan dan menstimulasi kontraksi sel-sel kontraktil dari kelenjar susu agar mengeluarkan air susu. Perangsangan puting susu menghasilkan reflek neurohumoral. Oksitosin meyebabkan kontraksi sel, sejumlah stimulus juga merangsang pelepasan ADH seperti peningkatan osmolalitas plasma dan hipovolemia menyebabkan sekresi oksitosin (Francis dan John, 2000). Salah satu cara efektif untuk merangsang kontraksi uterus adalah dengan stimulasi puting susu dengan cara mengusap salah satu atau kedua puting dengan lembut, berhenti selama ada kontraksi dan mengusapnya lagi sesudah kontraksi berhenti. Chapman, 2006 dalam bukunya menyebutkan bahwa merangsang puting menyebabkan keluarnya oksitosin yang menimbulkan kontraksi rahim. Rangsangan yang diberikan pada puting susu bisa membantu proses kelahiran. Ibu dapat menggosok puting susu karena akan meningkatkan kontraksi uterus dengan rangsangan alamiah. Berdasarkan teori puting susu disusun oleh urat-urat otot yang lembut dan merupakan sebuah jaringan yang tebal berupa urat saraf berada di ujungnya, rangsangan yang diberikan pada puting susu bisa membantu proses kelahiran (Mayasara, 2011). Apabila terjadi rangsangan mekanisme ujung syaraf pada puting susu dan areola mammae, rangsangan itu nantinya akan diteruskan ke bagian hipotalamus dan menyebabkan hipofise posterior mensekresikan oksitosin ke dalam peredaran darah antara lain miometrium (Chapman, 2006: 100). Sebagian besar rangsangan puting susu telah diselidiki kegunaannya sebagai alternatif oksitosin pada tes stres kontraksi (suatu tes yang telah ditetapkan tampak tidak efektif dan berbahaya) dan efektifitasnya dalam melunakkan serviks dan menginduksi persalinan (Simkin dan Acheta, 2005). Stimulasi puting susu bisa memberikan efek yang kuat, mirip seperti oksitosin buatan (sintetis) yang sering dipakai saat induksi persalinan hal ini di buktikan bahwa dalam penelitian ini waktu paling cepat kala1 pada ibu yang melakukan stimulasi putting susu adalah 55 menit dimana hal ini lebih cepat dari persalinan ibu kala 1 dimana Menurut (Prawirohardjo, 2009: 323) Fase laten terjadi selama 8 jam dimana pembukaan serviks 0 cm sampai pembukaan 3 cm dan fase aktif selama 6 jam dimana pembukaan serviks 4 cm sampai pembukaan 10 cm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada primigravida berlangsung kira-kira 14 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam. Berdasarkan uji t menggunakan Equal VariancesAssumed (diasumsikan kedua varian sama) dengan pengujian dengan menggunakan uji 2 sisi pada tingkat signifikansi α = 0,05. Berdasarkan

198 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5, No 2,November 2016, hlm 110-237 tabel di atas didapatkan bahwa : dengan t hitung -0,295 sedangkan t tabel pada dk n-2 (60) adalah 2.000 sehingga Ho diterima karena -0,295 < 2,002. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian stimulasi puting susu terhadap lama persalinan kala 1 di Puskesmas Gajahan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Pratiwi (2014) dengan judul pengaruh teknik pemberian stimulasi puting susu terhadap lama persalinan kala I di BPM Lasiyem Benis Jayanto Kecamatan Ceper dengan hasil ada pengaruh teknik pemberian stimulasi puting susu terhadap lama persalinan kala 1 dengan nilai p-value sebesar 0,006 (α=0,05). Selain itu, penelitian ini sejalan dengan pendapat Razgaitis, Lyvers (2010) dan thesi dari Mathews dimana stimulasi puting susu pada kala I mempengaruhi lama waktu kala I pada ibu primigravida. Hubungan antara stimulasi puting susu dengan lama kala II dilakukan oleh Istikhomah (2010) setelah dilakukan uji statistik Mann Whitney-U menggunakan SPSS mendapatkan hasil Asymp.sig 0,009 < 0,05 yang berarti ada hubungan antara stimulasi puting susu kala II persalinan dengan terjadinya peningkatan kontraksi uterus. Apabila terjadi rangsangan mekanisme ujung syaraf pada puting susu dan areola mammae, rangsangan itu nantinya akan diteruskan ke bagian hipotalamus dan menyebabkan hipofise posterior mensekresikan oksitosin ke dalam peredaran darah antara lain miometrium. Reseptor membran untuk oksitosin ditemukan baik dalam jaringan uterus maupun mammae, hormon oksitosin ini menyebabkan kontraksi otot polos uterus yang bisa mempercepat proses persalinan, sehingga digunakan dalam dosisfarmakologik untuk persalinan pada manusia. Pada hasil penelitian Yunita (2007) di RSUD Surakarta dan BPS Suratinimenunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata waktu kelahiran plasenta pada kelompok subyek yang pada kala III persalinannya diberikan rangsangan puting susu dengan pemilinan dengan kelompok yang hariya diberikan MAK III saja tanpa pemilinan. Dari hasil penelitian ini rata-rata waktu kelahiran plasenta pada kelompok subyek yang kala III diberikan pemilinan adalah 4.450 menit, sedangkan pada kelompok subyek yang pada kala III tidak diberikan pemilinan adalah 7.032 menit. Dengan melihat hasil analisis bivariat di atas bahwa, kelompok ibu bersalin pada kala III antara yang dilakukan manajemen aktif kala III dan kelompok ibu bersalin pada kala III yang dilakukan manajemen aktif kala III dengan pemilinan waktu kelahiran plasenta terjadi perbedaan (<0,05). Adapun beda waktunya adalah 2.582 menit lebih cepat dari kelahiran plasenta yang menggunakan MAK III ditambah pemilinan puting susu. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa persalinan kala III yang menerapkan manajemen aktif kala III dengan pemilinan menunjukkan pengaruh yang signifikan dimana p < 0,05 (p 0,00; beda mean: 2.582). Penelitian tersebut didukung pendapat Huliana (2003) bahwa oksitosin dapat mempengaruhi jaringan otot polos agar berkontraksi sehingga dapat pula mempercepat lepasnya plasenta dari dinding rahim serta membantu mengurangi terjadinya perdarahan. Berdasarkan teori dan kenyataan yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa waktu lama persalinan kala I pada ibu bersalin primigravida lebih

Sih Rini Handajani, Pengaruh Teknik Stimulasi Puting Susu 199 cepat pada kelompok subyek yang kala I fase aktif diberikan rangsangan puting dibandingkan dengan kelompok yang kala I fase aktif tanpa rangsangan puting susu. Oleh karena itu, pemberian rangsangan puting susu kala I persalinan diperlukan agar waktu kelahiran lebih cepat. KESIMPULAN DAN SARAN Rata-rata lama persalinan kala I pada kelompok kontrol ibu bersalin primigravida yang tidak melakukan stimulasi puting susu ( mobilisasi) di Puskesmas Gajahan adalah 3.36 menit Rata-rata lama persalinan kala I pada kelompok perlakuan ibu bersalin primigravida yang melakukan stimulasi puting susu di Puskesmas Gajahan adalah 3.21 menit. Ada pengaruh stimulasi puting susu terhadap lama persalinan kala 1 dengan p value = -0,295 (p < 0,05) sehingga Ho diterima karena -0,295 < 2,002 Berkaitan dengan kesimpulan yang sudah dipaparkan di atas, maka peneliti dapat mengajukan beberapa saran. Diharapkan agar mengajarkan kepada ibu tehnik stimulasi, Bidan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam hal lama persalinan untuk mencegah kejadian kala 1 lama pada ibu bersalin dengan cara memberikan stimulasi puting susu pada persalinan kala 1, sehingga dapat mempersingkat persalinan kala 1. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh teknik pemberian stimulasi puting susu terhadap lama persalinan kala 1 yang dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mempersingkat persalinan kala 1. DAFTAR RUJUKAN Benson dan Pernoll. 2009. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Ed 9. EGC. Jakarta. Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC. Jakarta. Chapman, V. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. EGC. Jakarta. Francis dan John. 2000. Endrokrinologi Dasar dan Klinik. EGC. Jakarta. Mayasara S. 2011. Hormon Oksitosin. Retrieved from http//www.academia.edu/1832788/ hormon_oksitosin_oxytocin_horm one, diakses tanggal 5 Februari 2014 jam 08.00 WIB. Pratiwi, Y.N. 2014. Pengaruh teknik pemberian stimulasi puting susu terhadap lama persalinan kala I di BPM Lasiyem Benis Jayanto Kecamatan Ceper Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. SDKI. (2013). Retrieved from http://.www.health.kompas.com/re ad/2014/01/29/0910059/tiga.anca man.penyebab.kematian.ibu. diakses tanggal 12 Februari 2014 jam 09.00 WIB. Simkin, P dan Ancheta. 2005. Buku Saku Persalinan. EGC. Jakarta. Siswanto, dkk. 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran.Bursa Ilmu. Yogyakarta. Yunita FA. 2010. Pengaruh Pemberian Rangsangan Puting Susu dengan Pemilinan pada Menejemen Aktif Kala III Terhadap Waktu Kelahiran Plasenta. Jurnal Mahasiswa Kebidanan Surakarta 1(1): 40-47.