PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF DALAM MEMONITOR PERSALINAN DI RSUD KOTA SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

Hubungan Pengetahuan Bidan Dengan Penerapan Penggunaan Partograf di Ruang Kebidanan RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGISIAN PARTOGRAF PADA MAHASISWI TINGKAT II AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

Meningkatkan Kinerja Bidan dalam Upaya Menurunkan Angka Kejadian Partus Lama di RSUD Rokan Hulu. Andriana* Syafneli**

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA IBI RANTING NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGISIAN PARTOGRAF SECARA LENGKAP OLEH BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LUBUK BUAYA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 7 Juli 2017

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN. bahwa tujuan nasional bangsa Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kontrasepsi merupakan proses fisiologis dan berksinambungan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara atau wilayah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian

EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012

DAFTAR PUSTAKA. APN, Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.Jakarta: JNPK-KR.

BAB I PENDAHULUAN. tahun Penurunan angka kematian ibu per kelahiran bayi. Millenium (Millenium Development Goals/MDGs).

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu atau AKI di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN kelahiran, angka ini sangat tinggi apabila dibandingkan angka-angka di

HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2014 menyebutkan bahwa Angka kematian ibu (AKI) sebesar per kelahiran hidup, dibanding tahun 2013 sebesar

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Menurut definisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita hamil

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dilakukan di negara berkembang termasuk Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator pembangunan. kesehatan dasar. Di negara-negara ASEAN, Indonesia menempati posisi

Lampiran 1 PENGANTAR KUESIONER Kepada Yth: Ibu Pimpinan Bidan Praktik Swasta di Kabupaten Bantul

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

BAB I PENDAHULUAN. merupakan angka tertinggi dibandingkan dengan negara negara ASEAN lainnya.

ANALISIS PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN DATA PEMANTAUAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU SEDAP MALAM WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU I TAHUN 2013

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian WHO diseluruh dunia, terdapat kematian bayi

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi baru lahir merupakan proses fisiologis, namun dalam prosesnya

BAB I PENDAHULUAN. berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban janin. Kala tiga persalinan adalah

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas.

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

Lisda W. Longgupa 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Amerika Latin dan Karibia 85/ KH, Amerika Utara 23/ KH

ANALISIS PENCATATAN KESEHATAN IBU HAMIL PADA BUKU KIA DALAM MEMONITOR KEHAMILAN DI FASILITAS KESEHATAN WILAYAH KERJA IBI RANTING NGEMPLAK BOYOLALI

PENGISIAN PARTOGRAF DI BIDAN PRAKTIK SWASTA

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya 5,5 % per tahun. Namun data WHO, UNICEF, UNFPA dan Bank

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Leny Dwi Oktaviani, Kebidanan DIII UMP, 2015

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2012).

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1. terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsi 24%, infeksi 11%, pelayanan obstetri belum menyeluruh masyarakat dengan layanan yang

Medsains Vol. 1 No.01, Maret 2015 : 7-12

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: RATNAH

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang merupakan langkah wajib pada

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PENERAPAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RUMAH BERSALIN NGUDI SARAS KARANGANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan suatu negara. Angka kematian ibu (AKI) adalah indikator di

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB I PENDAHULUAN. berkembang memperlihatkan perbedaan yang mencolok bila dibandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Kebidanan atau Obstetri ialah bagian Ilmu Kedokteran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan fisik dan emosi dari ibu setra perubahan sosial dalam keluarga

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. Definisi WHO (World Health Organization), kematian maternal ialah

BAB I PENDAHULUAN. menurut WHO merupakan kematian selama kehamilan atau setelah 42 hari

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat ditandai dengan

Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dengan Lamanya Persalinan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO tahun 2013, terdapat sekitar kasus kematian ibu

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

KEPATUHAN BIDAN PADA ASUHAN PERSALINAN NORMAL DI RSUD WONOSARI, GUNUNGKIDUL

RENCANA STRATEGI PONEK RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CATHERINE BOOTH MAKASSAR

ASUHAN KALA I PARTOGRAF. By : ADE. R. SST

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POLINDES KHARISMA DEPOK CONDONG CATUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS PADA NY P DI BPS MAULINA HASNIDA SURABAYA OLEH : VIKY ARUM SARI

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. AKI (Angka Kematian Ibu) adalah jumlah kematian ibu selama

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Transkripsi:

PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF DALAM MEMONITOR PERSALINAN DI RSUD KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : RICHA SEPTA SARI J 410101017 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

ABSTRAK RICHA SEPTA SARI. J 410.101.017 PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF DALAM MEMONITOR PERSALINAN DI RSUD KOTA SURAKARTA vii + 51 + 20 Salah satu standar Asuhan Persalinan Normal adalah penggunaan partograf. Partograf sebagai alat untuk membuat keputusan klinik, sebagai alat untuk memantau kemajuan proses persalinan serta sangat efektif untuk memantau terjadinya komplikasi dini persalinan yang menyebabkan kematian pada janin dan ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pendokumentasian partograf dalam memonitor persalinan di RSUD Kota Surakarta. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah bidan RSUD Kota Surakarta dengan jumlah sampel 4 responden. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara sengaja yaitu (Purposive sampling). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara mendalam. Analisis dalam penelitian ini menggunakan grounded theory (analisis tematik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pendokumentasian lembar partograf dalam memonitor persalinan yang dilakukan oleh bidan di RSUD Kota Surakarta selama ini masih kurang lengkap. Baik dilihat dari segi pengisian grafik observasi kemajuan persalinan maupun pada bagian pencatatan hasil observasi. Kata kunci : Pendokumentasian, Partograf. ii

PENDAHULUAN Kematian maternal dan kematian perinatal merupakan cermin kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan di tengah masyarakat. Berdasarkan data WHO UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan angka kematian ibu hingga saat ini masih kurang dari satu persen per tahun. Tercatat pada tahun 2010 jumlah AKI 390 per 100.000 (KH) dan AKB sebesar 69 per 1000 (KH) untuk mencapai target MDGs pada tahun 2015 AKI harus mencapai 118 per 100.000 (KH) dan AKB 23 per 1000 (KH). (Depkes RI, 2010). Upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, dilakukan oleh Departemen Kesehatan Indonesia, antara lain telah dilakukan pelatihan penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal bagi bidan, dimana pelatihan tersebut salah satunya adalah penggunaan partograf pada proses pertolongan persalinan. Adapun penggunaan partograf sudah tercantum pula pada tujuan pelatihan Asuhan Persalinan Normal yang merupakan program Departemen Kesehatan yaitu sebagai alat bantu dalam membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan penatalaksanaan persalinan (Indrawati, 2004). Partograf dapat digunakan untuk mendeteksi dini masalah dan penyulit dalam persalinan sehingga dapat sesegera mungkin menatalaksana masalah tersebut atau merujuk ibu dalam kondisi optimal. Instrumen ini merupakan salah satu komponen dari pemantauan dan penatalaksanaan proses persalinan secara lengkap (Depkes RI, 2007).

Berdasarkan studi dokumentasi terhadap 40 berkas lembar partograf di RSUD Kota Surakarta didapat hasil 50% ketidaklengkapan pada penulisan jam pada saat pertama kali terjadi kontraksi, 50% jumlah volume urine tidak ditulis, 37.5% ketidaklengkapan pada pengisian catatan persalinan seperti nama bidan yang menolong, tempat persalinan, dan alamat tempat persalinaan, 37.5% tidak ditulis pada pengisian waktu pemberian ASI setelah satu jam bayi baru lahir. Dengan adanya partograf maka bidan dapat mengontrol kemajuan persalinan dan mengambil keputusan yang tepat. Oleh karena itu penulis tertarik, perlu dilakukan penelitian dengan judul Pelaksanaan Pendokumentasian Lembar Partograf Dalam Memonitor Persalinan Di RSUD Kota Surakarta.

TINJAUAN PUSTAKA A. Dokumentasi Secara umum dokumentasi merupakan suatu catatan otentik atau dokumen asli yang dapat dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan dokumentasi kebidanan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam melakukan asuhan kebidanan, dan berguna untuk kepentingan klien, tim kesehatan, serta kalangan bidan sendiri (Hidayat, 2009). Menurut Janah (2011) Manfaat Pendokumentasian kebidanan adalah: a. Sebagai dokumen yang sah. b. Sebagai sarana komunikasi antara tenaga kesehatan. c. Sebagai dokumen yang berharga untuk mengikuti perkembangan dan evaluasi pasien. d. Sebagai sumber data yang penting untuk penelitian dan pendidikan. e. Sebagai suatu sarana bagi bidan dalam perananya sebagai pembela (advocate) pasien, misalnya dengan catatan yang teliti pada pengkajian dan pemeriksaan awal dapat membantu pasien. B. Partograf Pengertian Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan persalinan dan informasi untuk membuat keputusan kilinik (JNPK-KR, 2008). Tujuan Utama Partograf Tujuan utama dari penggunaan partograf adalah menurut Saifuddin (2002):

a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan yang pernah melakukan pertolongan persalinan dan melakukan pengisian dokumentasi lembar partograf yang berada di ruang jaga bidan RSUD Kota Surakarta. Teknik pemilihan sampel dalam penelitian kualitatif ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling), penelitian kualitatif tidak dipersoalkan jumlah sampelnya (Sugiyono, 2009). Instrumen dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara dengan menggunakan alat bantu perekam. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah observasi (pengamatan), dan menggunakan wawancara mendalam. Aktivitas dalam analisis data yang digunakan selama di lapangan terdiri dari reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2012) Dalam penelitian kualitatif perlu dikemukakan rencana uji keabsahan data yang akan dilakukan. Uji keabsahan data meliputi: 1. Uji kredibilitas (validitas internal) atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan dalam penelitian.

2. Uji transferability (validitas eksternal) dilakukan dengan pelaporan secara terperinci dan terurai jelas mengenai pelaksanaan penelitian sehingga dapat diputuskan apakah hasil penelitian tersebut dapat diterapkan ditempat lain atau tidak. 3. Uji dependability ini disebut juga uji reliabilitas. Dalam penelitian kualitatif, uji dependability ditunjukkan dengan keabsahan jejak aktivitas yang telah diaudit oleh pihak yang independet. Bagaimana peneliti mulai menentukan masalah, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan. (Sugiyono, 2012). HASIL PENELITIAN 1. Pelaksanaan Pengisian Grafik Lembar Partograf dalam Memonitor Persalinan Pelaksanaan pendokumentasian grafik partograf yang dilakukan bidan di RSUD Kota Surakarta, pengisiannya dilakukan mulai dari pasien datang yaitu mengisi pada bagian identitas pasien, setelah itu bidan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kesejahteraan ibu dan janin, pengisian di partograf dimulai pada saat kala I fase aktif yaitu pembukaan empat. Pengisian partograf pun tidak semua item yang ada di partograf harus diisi untuk persalinan normal, ada beberapa item yang memang tidak diisi seperti pemakaian obat dan cairan karena itu sudah mengarah ke persalinan patologis.

Pengisian partograf ini dilakukan hanya sesuai dengan hasil observasi, tindakan dan hasil pemeriksaan yang dilakukan. 2. Pelaksanaan pencatatan hasil observasi dalam memonitor persalinan Berdasarkan dari pernyataan responden dapat diketahui bahwa pandangan responden tentang pengisian catatan hasil observasi yang dilakukan bidan pada prinsipnya sama dengan pengisian grafik partograf, pengisian dilakukan sesuai dengan hasil pemeriksaan dan tindakan yang dilakukan yang pengisiannya mulai dari kala I sampai kala IV persalinan. ketidaklengkapan dalam pencatatannya yaitu pada item pendamping saat persalinan, alamat persalinan, pemberian waktu saat melakukan IMD 3. Pemanfaatan informasi yang terdapat pada lembar partograf dalam memonitor persalinan Bidan sebenarnya memahami pemanfaatan informasi yang diperoleh pada setiap item partograf, jika partograf diisi lsecara lengkap dalam pelaksanaannya. 4. Faktor penyebab ketidaklengkapan lembar partograf dalam memonitor persalinan kelengahan bidan sendiri seperti, menganggap item ini hanya sebagai data penunjang saja, merasa repot untuk mengisi karena sibuk dengan pasien yang akan bersalin, komponen yang diisi terlalu banyak serta item yang diisi terlalu kecil simbolnya.

SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pelaksanaan pendokumentasian lembar partograf dalam memonitor persalinan yang dilakukan bidan di RSUD Kota Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada pelaksanaan pencatatan pengisian grafik partograf, ketidaklengkapan seringkali terjadi pada item penulisan waktu pertama kali terjadi kontraksi dan volume urin. 2. Pada pelaksanaan pencatatan hasil observasi, ketidaklengkapan seringkali terjadi pada item pendamping saat persalinan, alamat persalinan, dan waktu IMD pada item bayi baru lahir. 3. Pemanfaatan informasi yang terdapat pada pengisian partograf yaitu dapat dijadikan sebagai informasi untuk membuat keputusan klinik, untuk mengetahui kemajuan persalinan masih dalam batas normal atau tidak, dapat dijadikan sebagai data riwayat persalinan, dan sebagai sarana komunikasi antara rekan kerja. 4. Faktor penyebab ketidaklengkapan dalam melakukan pengisian partograf adalah kelengahan bidan sendiri seperti, menganggap item ini hanya sebagai data penunjang saja, merasa repot untuk mengisi karena sibuk dengan pasien yang akan bersalin, komponen yang diisi terlalu banyak serta item yang diisi terlalu kecil simbolnya.

Saran 1. Bagi profesi IBI Organisasi IBI hendaknya mendorong atau memotivasi anggotanya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang relevan seperti pelatihan APN yang didalamnya mempelajari tentang pengisian partograf sesuai dengan standar guna meningkatkan pengetahuan anggotanya. 2. Bagi pihak RSUD Kota Surakarta Diharapkan dapat memfasilitasi dan mendorong pengembangan pelaksanaan pengisian lembar partograf secara lengkap yang dilakukan oleh bidan, dengan cara menyelenggarakan pelatihan APN bagi para bidan, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kerja bidan dan pelayanan yang diberikan bagi ibu bersalin.

DAFTAR PUSTAKA Hidayat AA. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Janah N. 2011. Konsep Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: AR-RUZZ Media. JNPK-KR. 2008. Pelatihan Asuhan Persalinan Normal: Buku Acuan. Jakarta: JNPK Saifuddin. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: EGC. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.