BAB V KESIMPULAN, APLIKASI, DAN REKOMENDASI. Setelah membahas hasil penelitian yang diketengahkan dalam bab IV,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan moral dengan intelektual. Hal itu penting karena kini telah terjadi

BAB V PEMBAHASAN. yang peneliti harapkan, baik dari hasil observasi, interview maupun dokumentasi,

BAB IV ANALISIS PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI MADRASAH DINIYAH AT-TAUBAH LAPAS KLAS I KEDUNGPANE SEMARANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan pembelajaran PAI dalam meningkatkan kesadaran. meningkatkan kesadaran beribadah siswa di ke dua SMP tersebut yaitu

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN METODE BEYOND CENTERS AND CIRCLES TIME (BCCT) DALAM PEMBELAJARAN MATERI IMTAK DI PLAYGROUP MASYITHOH KALIWUNGU KENDAL

Nomor : 888 /Dj.I/DT.I.II./3/HM.01/05/2016 Jakarta, 30 Mei 2016 Lamp : 1(satu) set Perihal : Panduan Ibadah Ramadhan SMP

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab V ini akan disajikan beberapa kesimpulan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONSEP SEKOLAH ISLAM TERPADU. Oleh Rochmat Wahab Dosen FIP Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. mulai beranjak pada kondisi yang lebih modern. Perubahan dan. pembangunan bangsa dan negara adalah pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

Implementasi Pengelolaan dan Sistem Perkuliahan di IAIN SU untuk Menciptakan Mahasiswa yang Bertaqwa, Intelektual, dan Profesional

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sebagai penutup laporan penelitian ini, disajikan kesimpulan dan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

2014 PENGARUH PAI DAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KEAGAMAAN TERHADAP PENINGKATAN AKHLAK MULIA SISWA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pembelajaran Intrakurikuler yang dilakukan Guru Pendidikan Agama

PROGRAM KERJA OSIS 40 MA AL- KHAIRIYAH PIPITAN PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB V PENUTUP. memadukan antara aql dan naql, namun pada dasarnya pemikiran. Muhammad Abduh lebih cenderung kepada aql daripada naql.

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII /1-2. Nama Guru :... Sekolah :...

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN MADRASAH ALIYAH NEGERI I PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian ini dapatlah disimpulkan bahwa penalaran dan kontekstualisasi ibadah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi faktor paling penting bagi karakteristik dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SMPLB TUNAGRAHITA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

KONSEP KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN ISLAM

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

TABEL KEGIATAN DI MASJID AGUNG DEMAK DALAM PENINGKATAN DAKWAH ISLAM. 1) Kegiatan harian NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN WAKTU 1 Sholat berjamaah

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang berminat mendaftarkan putra-putrinya pada lembaga

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

Proses Dan Tahapan Pembinaan Aagama Di UII (Ondi, Pesantrenisasi Dan LKID)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pendidikan yang berbasis agama. Setiap lembaga pendidikan harus bisa

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. Qur an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga lembaga pendidikan dan pengajaran. Konsep Islam mengenai hakikat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan agama anak di sekolah. Hal ini sesuai dengan pemikiran jalaluddin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. membina warga binaan untuk memberikan bekal hidup, baik ketrampilan,

STANDAR ISI PAI SMP AL-QUR`AN & HADITS. No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Kelas/Semester

Khutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

VISI, MISI, TUJUAN, dan TOPIK BAHASAN PAI

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI. 1. Nama Sekolah : SDIT Baitul Jannah. 2. Alamat : Jln. Pramuka No.43 Kemiling Raya 3. NSS/NPSN : /

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN. 1. Langkah persiapan guru dalam pembinaan perilaku keberagamaan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB IV ANALISIS PERAN GURU EKSTRAKURIKULER BTQ DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT SISWA PADA BIDANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. dijelaskan sebelumnya, maka bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan zaman sebagai efek dari globalisasi yang diakibatkan dari perkembangan

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI C NOMOR 03

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB IV ANALISIS TENTANG PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DI MADRASAH IBTIDAIYAH TERPADU (MIT) NURUL ISLAM RINGINWOK NGALIYAN SEMARANG

PROGRAMKERJA ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMA N 1 BATANG PERIODE 2007 / 2008

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. mendirikan jenjang SMP. Keinginan itu bukan hanya datang dari para

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

PEDOMAN PENYUSUNAN KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

Transkripsi:

211 BAB V KESIMPULAN, APLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Setelah membahas hasil penelitian yang diketengahkan dalam bab IV, banyak temuan-temuan, untuk selanjutnya pada bab V ini penulis menyimpulkan penelitian Pengembangan Model Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan di Sekolah (Sudi komperatif pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Negeri yang telah mengembangkan Integrasi IMTAK dan IPTEK) sebagai berikut: Tujuan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan di masing-masing sekolah pada umumnya sama menghendaki peserta didiknya memiliki akhlakul karimah, dan itu tidak dapat diraih hanya melalui jalur pendidikan agama Islam secara intra kurikuler saja yang hanya memiliki kapasitas dua jam pelajaran, tetapi untuk penyempurnaanya dibutuhkan proses pembelajaran di luar jam pelajaran yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, di SLTA lebih dikenal dengan istilah kegiatan pengembangan IMTAK dengan mengusung misi dan visi sekolah masing-masing. Tujuan kegiatan ektrakurikuler mengacu kepada tujuan pendidikan Nasional yang terdapat pada Undang-undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 dapat tercapai; melengkapi dan menyempurnakan Pendidikan Agama Islam di kelas sesuai yang diharapkan oleh KTSP, membina moralitas keagamaan sesuai dengan ajaran Al Quran dan Al Hadits, sebagai bentuk implementasi dari pengembangan nilai-nilai IMTAK. Bentuk pengembangan model tujuan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan juga mengacu kepada tujuan pendidikan secara umum yaitu merupakan langkah nyata ke arah terciptanya humanisasi, yaitu manusia yang memiliki kepribadian utuh (Islam: Insan Kamil); terbentuknya

212 kepribadian muslim yang integratif antara dunia dan akherat; Terbentuknya manusia yang berakhlak mulia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesadaran Ilahiyah dalam kehidupan sehari-hari; Mengembangkan pribadi dalam semua aspeknya mencakup jasmani, akal dan hati /manusia yang sempurna; manusia yang utuh dan sadar akan dirinya serta berbuat sesuai dengan potret dirinya, generasi penerus yang benar-benar berkepribadian. Materi kegiatan ekstrakurikuler keagamaan pada tingkat SLTA beragam mengacu kepada tujuan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang telah ditetapkan masig-masing, membutuhkan penyempurnaan dalam hal susunannya. Materi kegiatan ekstrakurikuler keagamaan meliputi: a) Baca tulis al Qur an, rutin dan khusus; b) Ibadah Syariah; c) Pembinaan akhlakul karimah; d) Praktek ibadah: keterampilan menjadi imam, qiyamulail, shalat tarawih, menyelenggarakan buka puasa bersama, menyelenggarakan zakat fitrah menyelenggarakan halal bil halal, menyelenggarakan sholat idul adha dan penyembelihan hewan Qurban; e) pembinaan jiwa sosial; kerja sama dengan masyarakat, menyelenggarakan bakti sosial; f) pembinaan keputrian; g) latihan dasar kepemimpinan; h) tadabur alam; i) lomba PHBI (memperingati Isra Mi raj, Nuzulul Quran, memperingati 1 Muharram, memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW) meliputi: MTQ, Adzan, puitisasi terjemahan al Qur an, menulis indah kaligrafi Al-Qur an, cerdas cermat PAI mengarang cerita dan pidato keagamaan; j) mengadakan acara istighasah; k) mabit (malam bina iman dan takwa); m) bedah buku Islam; n) nasyid. Bentuk pengembangan model materi kegiatan ekstrakurikuler : a) Sistem dan pengembangan materi selaras dengan fitrah insan, sehingga memiliki peluang untuk menyucikannya,

213 menjaganya dari penyimpangan dan menyelamatkannya; b) materi diarahkan untuk mencapai tujuan akhir Pendidikan Agama Islam, yaitu ikhlas, taat dan beribadah kepada Allah SWT, sebagai realisasi aspek tujuan seperti aspek psikis, fisik, sosial, budaya maupun intektual; c) Pentahapan serta pengkhususan materi hendaknya memperhatikan periodesasi perkembangan peserta didik maupun unisitas (ke-khas-an nya) seperti karakteristik ke-anak-an (dalam berbagai tahapan perkembangannya), kewanitaan dan kepriaan; d) Dalam berbagai pelaksanaan materi memelihara segala kebutuhan nyata kehidupan masyarakat, sambil tetap bertopang pada kejiwaan dan cita ideal Islaminya, seperti rasa syukur serta harga diri sebagai umat Islam serta tetap mendukung dan menegakkannya; e) Secara keseluruhan struktur dan organisasi materi tidak bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan, bahkan sebaliknya; terarah kepada pola hidup Islami. Dengan kata lain materi tersebut berpeluang untuk menempuh kesatuan jiwa umat; f) materi itu realistis, dalam arti dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi; g); materi memperhatikan aspek-aspek tingkah laku amaliah Islami, seperti pendidikan untuk berjihad dan menyebarkan dakwah Islamiyah, serta membangun masyarakat Muslim di lingkungan sekolah. Proses kegiatan ekstrakurikuler keagamaan: (1) Perencanaan ada yang terprogram dengan baik dari mulai program harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan, jelas terencana bahkan terintegrasi dalam program sekolah secara keseluruhan; ada juga yang di program oleh siswa yang menjadi pengurus DKM Sekolah dan pembimbing cukup mengetahui seperti sekolah; ada juga yang diprogram tetapi tidak diketahui oleh pembimbingnya; (2) Pelaksanaan: ada sekolah yang menjadwalkannya dengan teratur baik hariannya, mingguannya,

214 bulanannya maupun tahunannya, dan dilakukan secara selektif dan benar-benar terpantau sehingga tidak mudah dimasuki oleh orang-orang yang berkepentingan dan tidak bertanggung jawab yang ingin menyebarkan paham-paham sesatnya. Namun ada juga sekolah yang kegiatan ekstrakurikuler keagamaan khususnya dalam kajian ilmu Agama Islam yang pelaksanaanya belum terjadwal dengan baik dan teratur dengan pemateri yang terjadwal, dan ada lagi sekolah yang menyerahkan kegiatan ekstrakurikuler kepada peserta didik; (3) Waktu dan tempat kegiatan ekstrakurikuler mengenai waktu dan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan hampir semua sekolah mengadakan pada hari jumat dan diadakan disekolah, masih ada juga sekolah yang mengizinkan acara keluar; (4) Jumlah siswa yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan, sangat minim sekali, karena banyak sekali jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah sehingga waktunya terkadang bentrok, dan kurang motivasi. Bentuk pengembangan model proses kegiatan ekstrakurikuler keagamaan: (1)Perencanaan disusun oleh guru agama baik program harian, mingguan, bulanan dan tahunan kemudian diajukan kepada sekolah agar mendapat dukungan dari semua pihak karena ada kegiatan yang perlu terintegrasi dengan kegiatan lainnya seperti membaca al Quran diawal pembelajaran dengan dipandu oleh semua guru yang kebetulan mengajar pada jam pelajaran pertama, sehingga bukan hanya siswa yang dituntut mampu membaca al Quran dengan tartil, dan terjemahannya serta membaca tafsir al Quran tetapi semua gurunya akan termotivasi untuk mendalami ilmu Agama Islam; (2) Pengisi materi ekstrakurikuler keagamaan yang sifatnya kajian keilmuan sebaiknya mengoptimalkan kinerja guru Agama Islam yang sudah terjamin kelurusan aqidahnya. Guru agama harus memaksimalkan tugasnya

215 sebagai pembimbing, pengajar dan pelatih. Dalam Implementasinya mudah meraih keberhasilan dengan cara memberi keteladanan yaitu: (a) memberi keteladan dengan tutur kata yang baik (dialog pengenalan, dialog pengertian, dialog penghargaan, dialog persahabatan; (b) memberi teladan dengan memenuhi keinginan anak (merespon pertanyaan dan perkataan anak, biasakan melihat kondisi dan situasi anak, menerima semua apa yang dilakukannya, mengadakan sentuhan fisik dan kelembutan, menatap wajah dengan kontak mata, mendengarkan apa yang diucapkan dan ditanyakan anak); (c) melepaskan bebanbebannya (pahami kemauan dan kesenangan anak, melibatkan diri dalam keinginan dan kebutuhan anak, memberi informasi jelas dan padat saat bertemu dengan anak, hindari keluhan, memberikan sesuatu sesuai dengan kemampuannya, hindari harapan yang berlebihan; (d) memberikan teladan dengan contoh pribadi (mempunyai kesan, bersikap konsisten, menggunakan kata-kata mengajak, memberikan pengenalan, memberikan pengertian); (e) memberi contoh dengan kebiasaan (mengajarkan suatu perbuatan baik, konsisten dalam memberi perlakuan, membiasakan untuk meminta maaf, meningkatkan aqidah, mampu menghindari cela dari kejahatan, mampu merubah lingkungan); (f) memberi contoh tentang sosial (memberikan pendekatan diri pada Allah, berhubungan sesama manusia dengan baik). (3) Membutuhkan strategi pendidikan Agama Islam: Jadikan iman dan takwa inti dari pendidikan nasional; Optimalkan pendidikan Agama Islam; teladankan perilaku yang sesuai ajaran Islam; biasakan perilaku yang sesuai ajaran Islam; Integrasikan ajaran Islam ke dalam pembelajaran semua mata pelajaran; integrasikan ajaran Islam ke dalam kegiatan ekstrakurikuler; ciptakan suasana kondusif; kerjasama sekolah dengan orang tua

216 siswa. (4) Pengembangan waktu dan tempat: sekolah harus selektif mengenai waktu dan tempat acara kegiatan ektrakurikuler keagamaan; ditentukan oleh pihak oleh sekolah atau pengajuan dari siswa dan guru Pembina yang menyeleksi dan menetapkannya berdasarkan berbagai pertimbangan. disusun jadwal kegiatan ekstrakurikuler yang ada, bahkan sebaiknya kegiatan ektrakurikuler keagamaan diwajibkan diikuti oleh setiap siswa, karena terkait dengan pembinaan keimanan dan ketakwaan (program IMTAK), dalam hal metode pendidikan/pengajaran itu bersifat luwes, efektif, dan menggugah perangkat nilai edukatif yang membuahkan tingkah laku yang positif serta meningkatkan dampak afektif (sikap) yang positif pula dalam jiwa. Evaluasi kegiatan ekstrakurikuer keagamaan terdapat sekolah yang sudah memiliki alat ukur penilai kegiatan ekstrakurikuler keagamaan berupa buku tes kompetensi, namun ada juga sekolah yang belum memiliki buku tes kompetensi keagamaan padahal kegiatannya terprogram dengan baik. Untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan tidak semudah yang dibayangkan karena disana dihadapkan dengan berbagai faktor kendala seperti kurang motivasi dari peserta didik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan lebih memilih mengikuti ekstrakurikuler lainnya yang bersifat seni dan olah raga, kurangnya dukungan dan perhatian dari orang tua terhadap keaktifan ekstrakurikuler keagamaan apalagi adanya isu-isu masuknya aliran sesat kelingkungan sekolah, kesibukan guru PAI sendiri sehingga kurang memberikan perhatian dan motivasi kepada peserta didik, dan terlalu mempercayai siswa yang terpilih menjadi pengurus. Ditambah lagi nilai kegiatan ekstrakurikuler tidak dicantumkan dalam buku raport secara khusus seperti ekstrakurikuler bidang

217 kesenian. Olah raga, pramuka, dan PMR; tetapi untuk nilai kegiatan ekstrakurikuler keagamaan terintegrasi pada nilai PAI. Bentuk pengembangan model evaluasi kegiatan ekstrakurikuler keagamaan: Evaluasi dilakukan harian, mingguan dan tahunan melalui buku laporan hasil kegiatan ekstrakurikuler, dan diberikan nilai akhir pada buku raport yang bersifat kualitatif sehingga peserta didik merasa diberikan penghargaan dan berubahan sikap dapat sambil berjalan kegiatan dan dapat dilakukan sebagai tindakan preventif. B. Aplikasi Pada bagian ini diketengahkan beberapa aplikasi dari hasil penelitian yang meliputi Aplikasi teoretis dan Aplikasi praktis dan implikasi bagi penelitian lebih lanjut. 1. Aplikasi Teoretis Dari hasil kesimpulan dalam penelitian ini menunjukan bahwa kegiatan ekstrakurikuler keagamaan memiliki makna penting bagi penyempurnaan pendidikan Agama Islam. Karena secara konseptual kegiatan ekstrakurikuler keagamaan merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan yang dilakukan di luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah di sekolah atau di luar sekolah, secara berkala atau pada waktu-waktu tertentu, sebagai bentuk pembinaan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa meliputi: 1) Melaksanakan peribadatan sesuai dengan ketentuan agama masing-masing; 2) Memperingati hari-hari besar keagamaan; 3) Melaksanakan perbuatan amaliah sesuai dengan norma agama; 4) Membina toleransi kehidupan antar umat beragama; 5) Mengadakan kegiatan lomba yang bernuansa keagamaan; 6) Mengembangkan dan memberdayakan kegiatan keagamaan di sekolah; 7)

218 Mengembangkan dan memberdayakan kegiatan keagamaan di sekolah. (Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan Bab I Pasal 3 Ayat 2). Dalam pelaksanaannya masih membutuhkan penanganan dan pengaturan yang baik agar betul-betul tidak dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab, dan mempermudah bagi para pembina dan pengisi materi karena adanya pedoman pelaksaannya atau petunjuk tekhnisnya jelas, dan mudah pula mengevaluasinya jika terencana dan runtut. 2. Aplikasi Praktis Dalam Aplikasi praktis di lapangan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan memiliki kendala yaitu minimnya motivasi pesera didik untuk mengikuti kegiatan ekstrakuriler keagamaan, belum memiliki juknis secara operasional yang dapat dilaksanakan dengan mudah. Masih ada sekolah yang belum memiliki sarana dan prasarana yang kondusif untuk pengembangan nilai-nilai keagamaan khususnya kegiatan ekstrakurikuler keagamaan berupa masjid yang memadai, dan dilengkapi dengan tempat wudlu dan WC yang terjaga kebersihan serta kesuciannya, belum tersedianya al Qur an di setiap kelas untuk mempermudah pembiasaan pembacaan di awal jam pelajaran. C. Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian ini perlu disampaikan sejumlah rekomendasi ditujukan kepada: Semua SLTA khususnya sekolah yang dijadikan tempat penelitian agar senantiasa mengadakan evaluasi pada kegiatan ekstrakurikuler keagamaan untuk meningkatkan kualitas kegiatan dan mengantisipasi berkembangnya aliran yang

219 cenderung menyesatkan dan merusak kesucian ajaran Islam. Program dibuat dan disahkan oleh sekolah baik program harian, mingguan, bulanan, persemester dan tahunan, dan jelas standar kompetensinya, dan indikatornya. Guru yang ditugaskan menjadi Pembina kegiatan ekstrakurikuler keagamaan (pengembangan IMTAK) benar-benar memprogramkan dengan baik jangka pendek dan jangka panjangnnya dengan terintegrasi dalam kegiatan sekolah maupun secara khusus kajian keilmuan ajaran agama islam, sehingga tidak mudah dimasuki oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Tidak hanya itu Pembina memberikan reward kepada siswa-siswi yang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dengan mencantumkan nilai secara kualitatif dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti halnya ekstrakurikuler lainnya. Buatlah buku panduan yang dapat dipergunakan oleh para pengisi materi dan siswa sehingga pencapaian target jelas. Untuk pemateri rutin dioptimalkan diisi oleh guru agama, kecuali untuk mengisi acara insidentil memperingati hari-hari besar agama mengundang dari pemateri luar yang sudah teruji kualitasnya. Mahasiswa Universitas Pendidikan Islam Indonesia baik S1, S2, dan S3 agar ada yang mengadakan penelitian-penelitian lanjutan untuk mengukur keberhasilan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler keagamaan setelah penelitian ini, demi upaya penyempurnaan Pendidikan Agama Islam khususnya dan pendidikan Islam pada umumya.