PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 1 TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
- 1 - BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015

- 1 - BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 2 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2011 NOMOR 3

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 133 TAHUN 2012

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 232 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN DESA KEBUN LIMA DAN DESA MUARO LULO DI KECAMATAN GUNUNG RAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2011 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2011 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 7 TAHUN 2011 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2011 NOMOR 4

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 7 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 6 SERI D

PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN DONGGALA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 137 TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 8 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DUSUN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN ATAU PENGGABUNGAN DESA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DESA GUNUNG MULIA DI KECAMATAN BABULU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2007 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2007 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

Lokasi NO. Sumber Pendanaan. Paket Pekerjaan. Nilai HPS. 1 Peningkatan Jalan Kopi-Gambuta

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 9 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES Nomor : 39 Tahun : 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DESA LABANGKA BARAT DI KECAMATAN BABULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 5 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 107 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN DESA BANGUN MULYA DI KECAMATAN WARU

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DESA MELAWI MAKMUR KECAMATAN MELIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 23 TAHUN 2007

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN DESA NEREKEH KECAMATAN LINGGA KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN/ATAU PENGGABUNGAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, PENGGABUNGAN DESA DAN PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEPADA DESA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 16 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SANGGAU NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DESA BOTUH LINTANG KECAMATAN KAPUAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 213 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN DESA APENG SEMBEKA, DESA SUKA MAKMUR, DESA SANGKUB TIMUR, DESA MONOMPIA, DESA MOKUSATO DI KECAMATAN SANGKUB, DESA VAHUTA DI KECAMATAN BINTAUNA, DESA LIPU BOGU, DESA BINUNI, DESA TANJUNG LABUO, DESA NAGARA DI KECAMATAN BOLANGITANG TIMUR, DESA TANJUNG BUAYA, DESA KEIMANGA DI KECAMATAN BOLANGITANG BARAT, DESA GIHANG, DESA BOROKO UTARA DI KECAMATAN KAIDIPANG DAN DESA PADANGO DI KECAMATAN PINOGALUMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, Menimbang : a. bahwa pembentukan desa bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat; b. bahwa dengan memperhatikan kondisi geografis, kemampuan ekonomi, potensi daerah, luas wilayah, kependudukan, dan pertimbangan aspek sosial politis, sosial budaya, ketentraman dan ketertiban serta dengan meningkatnya beban tugas dan volume kerja dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan, perlu dilakukan pembentukan desa di Kecamatan Sangkub, Kecamatan Bintauna, Kecamatan Bolangitang Barat, Kecamatan BolangItang Timur, Kecamatan Kaidipang dan Kecamatan Pinogaluman dengan Peraturan Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa Apeng Sembeka, Desa Suka Makmur, Desa Sangkub Timur, Desa Monompia, Desa Mokusato di Kecamatan Sangkub, Desa Vahuta di Kecamatan Bintauna, Desa Lipu Bogu, Desa Binuni, Desa Tanjung Labuo, Desa Nagara di Kecamatan Bolangitang Timur, Desa Tanjung Buaya, Desa Keimanga di Kecamatan Bolangitang Barat, Desa Gihang, Desa Boroko Utara di Kecacamatan Kaidipang dan Desa Padango di Kecamatan Pinogaluman;

- 2 - Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945; 2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara di Provinsi Sulawesi Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4686); 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4588); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2006 tentang Penetapan dan Penegasan Batas Desa; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 tentang Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa dan Perubahan Status Desa menjadi Kelurahan;

- 3-10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694); 11. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah wajib dan Pilihan yang menjadi kewenangan pemerintah Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Nomor 2); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA dan BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DESA APENG SEMBEKA, DESA SUKA MAKMUR, DESA SANGKUB TIMUR, DESA MONOMPIA, DESA MOKUSATO DI KECAMATAN SANGKUB, DESA VAHUTA DI KECAMATAN BINTAUNA, DESA LIPU BOGU, DESA BINUNI, DESA TANJUNG LABUO, DESA NAGARA DI KECAMATAN BOLANGITANG TIMUR, DESA TANJUNG BUAYA, DESA KEIMANGA DI KECAMATAN BOLANGITANG BARAT, DESA GIHANG, DESA BOROKO UTARA DI KECAMATAN KAIDIPANG DAN DESA PADANGO DI KECAMATAN PINOGALUMAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Kepala Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

- 4-4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara yang selanjutnya disingkat DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 5. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Bolaang Mongondow Utara. 6. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah. 7. Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang jelas dan pasti memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan Pemerintahan Desa oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Pemerintah Desa adalah Sangadi dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 10. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 11. Pembentukan Desa adalah penggabungan beberapa desa, atau bagian desa yang bersanding, atau pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih, atau pembentukan desa di luar desa yang telah ada. BAB II PEMBENTUKAN, CAKUPAN WILAYAH DAN BATAS WILAYAH Bagian Kesatu Pembentukan Desa

- 5 - Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk: a. Desa Apeng Sembeka di Kecamatan Sangkub; b. Desa Suka Makmur di Kecamatan Sangkub; c. Desa Sangkub Timur di Kecamatan Sangkub; d. Desa Monompia di Kecamatan Sangkub; e. Desa Mokusato di Kecamatan Sangkub, f. Desa Vahuta di Kecamatan Bintauna; g. Desa Lipu Bogu di Kecamatan Bolangitang Timur; h. Desa Binuni di Kecamatan Bolangitang Timur; i. Desa Tanjung labuo di Kecamatan Bolangitang Timur; j. Desa Nagara di Kecamatan Bolangitang Timur; k. Desa Tanjung Buaya di Kecamatan Bolangitang Barat; l. Desa Keimanga di Kecamatan Bolangitang Barat; m. Desa Gihang di Kecamatan Kaidipang; n. Desa Boroko Utara di Kecamatan Kaidipang; dan o. Desa Padango di Kecamatan Pinogaluman. Bagian Kedua Wilayah Pasal 3 (1) Desa Apeng Sembeka dengan jumlah penduduk 810 Jiwa (200 KK) merupakan pemekaran dari Desa Sangtombolang dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: a. sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Laut Sulawesi; Sangtombolang; c. sebelah Barat berbatasan dengan wilayah desa Sangtombolang; dan d. sebelah Timur berbatasan dengan wilayah desa Pangi Kecamatan Sangtombolang Kabupaten Bolaang Mongondow. (2) Desa Suka Makmur dengan jumlah penduduk 546 Jiwa (201 KK) merupakan pemekaran dari Desa Pangkusa dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: a. sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sangkub; Pangkusa;

- 6 - c. sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kecamatan Bintauna; dan Sidodadi. (3) Desa Sangkub Timur dengan jumlah penduduk 926 Jiwa (203 KK) merupakan pemekaran dari Desa Sangkub I dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Sidodadi; Sangkub I; dan Sompiro. (4) Desa Mokusato dengan jumlah penduduk 719 Jiwa (202 KK) merupakan pemekaran dari Desa Busisingo Utara dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: a. sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Desa Busisingo Utara; b. sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah desa Busisingo; c. sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Sungai Sangkub; dan d. sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Minanga Diti. (5) Desa Monompia dengan jumlah penduduk 696 Jiwa (205 KK) merupakan pemekaran dari Desa Sangkub II dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Pangkusa; Sangkub II; dan Sangkub I. (6) Desa Vahuta dengan jumlah penduduk 675 Jiwa (204 KK) merupakan pemekaran dari Desa Pimpi dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: a. sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Desa Padang Induk; b. sebelah Selatan berbatasan dengan Perkebunan Sosi opo;

- 7 - Padang Barat; dan Pimpi. (7) Desa Lipu Bogu dengan jumlah penduduk 688 Jiwa (209 KK) merupakan pemekaran dari Desa Biontong dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: b. sebelah Selatan berbatasan dengan perkebunan PT. Hawana Sumantani; Biontong; dan Biontong I. (8) Desa Binuni dengan jumlah penduduk 597 Jiwa (203 KK) merupakan pemekaran dari Desa Biontong dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: b. sebelah Selatan berbatasan dengan Gunung Binuni dan Gunung Limu; c. sebelah Barat berbatasan dengan wilayah desa Binjeita I; dan Biontong. (9) Desa Tanjung Labuo dengan jumlah penduduk 520 Jiwa (200 KK) merupakan pemekaran dari Desa Bohabak II dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Bohabak II; Binuanga; dan d. sebelah Timur berbatasan dengan perkebunan Binjeita. (10) Desa Nagara dengan jumlah penduduk 611 Jiwa (202 KK) merupakan pemekaran dari Desa Mokoditek I dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: a. sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Desa Mokoditek; b. sebelah Selatan berbatasan dengan Hutan Lindung; Wakat; dan

- 8 - Mokoditek dan Desa Mokoditek I. (11) Desa Tanjung Buaya dengan jumlah penduduk 611 Jiwa (210 KK) merupakan pemekaran dari Desa Iyok dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: b. sebelah Selatan berbatasan dengan perkebunan Desa Ollot dan Desa Sonuo; Iyok; dan Tote. (12) Desa Keimanga dengan jumlah penduduk 1.012 Jiwa (200 KK) merupakan pemekaran dari Desa Ollot II dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: a. sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Desa Ollot II; Paku; Sonuo; dan Mokoditek. (13) Desa Padango dengan jumlah penduduk 715 Jiwa (202 KK) merupakan pemekaran dari Desa Kayuogu dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: a. sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Desa Batu Bantayo; Kayuogu; c. sebelah Barat berbatasan dengan Sungai Andagile; dan Dalapuli. (14) Desa Gihang dengan jumlah penduduk 802 Jiwa (203 KK) merupakan pemekaran dari Desa Pontak dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: a. sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pontak; b. sebelah Selatan berbatasan dengan Hutan Lindung; c. sebelah Timur berbatasan dengan Desa Soligir; dan d. sebelah Barat berbatasan dengan desa Bigo Selatan.

- 9 - (15) Desa Boroko Utara dengan jumlah penduduk 849 Jiwa (227 KK) merupakan pemekaran dari Desa Boroko dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: b. sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Boroko; c. sebelah Barat berbatasan dengan Desa Boroko; dan d. sebelah Timur berbatasan dengan Desa Boroko Timur. Bagian Ketiga Batas Desa dan Luas Wilayah Pasal 4 (1) Batas desa dan luas wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan tanda pemisah antar wilayah desa yang satu dengan wilayah desa yang lain, dan ditetapkan dengan Peraturan Desa atas persetujuan dan kesepakatan bersama dari desa yang bersangkutan. (2) Batas wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa batas alam maupun batas buatan. (3) Gambaran umum mengenai kondisi geografis wilayah desa disajikan dalam bentuk peta desa. (4) Peta desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (5) Dalam rangka mewujudkan tertib batas wilayah desa, Bupati membentuk Tim Pelaksana/Teknis Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah Desa paling lama 1 (satu) tahun sejak diresmikannya desa yang baru dibentuk. BAB III PEMERINTAHAN DESA Bagian Kesatu Peresmian Desa Baru Pasal 5 (1) Urusan pemerintahan desa yang menjadi kewenangan desa mencakup urusan sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. (2) Peresmian Desa dilakukan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk paling lama 6 (enam) bulan sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.

- 10 - Bagian Kedua Pelantikan Penjabat Sangadi Pasal 6 (1) Pelantikan Penjabat Sangadi dilakukan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk paling lama 6 (enam) bulan setelah Peraturan Daerah ini diundangkan. (2) Atas usulan Camat, Bupati mengangkat Penjabat Sangadi. (3) Penjabat Sangadi dapat berasal dari Sekretaris Desa induk atau perangkat desa lainnya, Pegawai Negeri Sipil pada kantor camat, atau tokoh masyarakat yang dianggap mampu. (4) Masa jabatan Penjabat Sangadi ditetapkan selama 6 (enam) bulan dan/atau sampai dengan dilantiknya Sangadi definitif. (5) Penjabat Sangadi mempunyai tugas sebagai berikut: a. menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan; b. memilih dan mengangkat Perangkat Desa; c. memfasilitasi pembentukan anggota Badan Permusyawaratan Desa, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat; dan d. memfasilitasi proses pelaksanaan pemilihan Sangadi. BAB IV PEMBINAAN DAN EVALUASI Pasal 7 (1) Bupati melakukan pembinaan dan fasilitasi terhadap desa yang baru dibentuk dalam waktu 3 (tiga) tahun sejak diresmikan. (2) Setelah 3 (tiga) tahun sejak diresmikan, Bupati melakukan evaluasi dan kajian terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa. (3) Hasil evaluasi dan kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dijadikan acuan kebijakan lebih lanjut oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

- 11 - BAB V KETENTUAN PERALIHAN Pasal 8 Dalam hal Pemerintah Desa yang baru dibentuk belum menetapkan Peraturan Desa dan Peraturan Sangadi sebagai pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini, semua Peraturan Desa dan Peraturan Sangadi asal dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 9 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Diundangkan di Boroko Pada tanggal 9 Agustus 2012 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd. REKY POSUMAH Ditetapkan di Boroko Pada tanggal 9 Agustus 2012 BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA, ttd. HAMDAN DATUNSOLANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA TAHUN 2012 NOMOR 1 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM ttd Penata Tk.I, III/d NIP. 19770902 200212 1 009

- 12 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN DESA APENG SEMBEKA, DESA SUKA MAKMUR, DESA SANGKUB TIMUR, DESA MONOMPIA, DESA MOKUSATO DI KECAMATAN SANGKUB, DESA VAHUTA DI KECAMATAN BINTAUNA, DESA LIPU BOGU, DESA BINUNI, DESA TANJUNG LABUO, DESA NAGARA DI KECAMATAN BOLANGITANG TIMUR, DESA TANJUNG BUAYA, DESA KEIMANGA DI KECAMATAN BOLANGITANG BARAT, DESA GIHANG, DESA BOROKO UTARA DI KECACAMATAN KAIDIPANG DAN DESA PADANGO DI KECAMATAN PINOGALUMAN I. UMUM Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa Desa atau yang disebut dengan nama lain selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batasbatas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selanjutnya Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengakui adanya otonomi yang dimiliki oleh desa dan kepada desa dapat diberikan penugasan ataupun pendelegasian dari pemerintah ataupun pemerintah daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah tertentu. Sedang terhadap desa diluar desa gineologis yaitu desa yang bersifat administratif seperti desa yang dibentuk karena pemekaran desa atau karena transmigrasi ataupun karena alasan lain yang warganya pluralistis, majemuk ataupun heterogen, maka otonomi desa yang merupakan hak, wewenang, dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal usul dan nilai-nilai sosial budaya yang ada pada masyarakat setempat diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan desa itu sendiri.

- 13 - Bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan Desa dan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan, maka dipandang perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa Apeng Sembeka, Desa Suka Makmur, Desa Sangkub Timur, Desa Monompia, Desa Mokusato di Kecamatan Sangkub, Desa Vahuta di Kecamatan Bintauna, Desa Lipu Bogu, Desa Binuni, Desa Tanjung Labuo, Desa Nagara di Kecamatan Bolangitang Timur, Desa Tanjung Buaya, Desa Keimanga di Kecamatan Bolangitang Barat, Desa Gihang, Desa Boroko Utara di Kecamatan Kaidipang dan Desa Padango di Kecamatan Pinogaluman. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 64