PERATURAN PERHIMPUNAN ADVOKAT INDONESIA TENTANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KHUSUS PROFESI ADVOKAT DEWAN PIMPINAN NASIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PERHIMPUNAN ADVOKAT INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG PELAKSANAAN MAGANG UNTUK CALON ADVOKAT

PENUNJUK ADVOKAT DAN BANTUAN HUKUM

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2008 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum;

- 2 - Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 25 Oktober MEMUTUSKAN :

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN PERHIMPUNAN ADVOKAT INDONESIA NOMOR: B/4/II/2012 NOMOR: 001/PERADI-DPN/MOU/II/2012

PERATURAN PERHIMPUNAN ADVOKAT INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN MAGANG UNTUK CALON ADVOKAT

2012, No.1048A 2 Mengingat : 1.Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun 2006 Nomor

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

KERANGKA RPMK AKTUARIS. Perubahan Nama dan/atau Bentuk Badan Usaha Konsultan Aktuaria

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG AKTUARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 66 /POJK.04/2017 TENTANG KONSULTAN HUKUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

PENGUMUMAN PENDATAAN ULANG ADVOKAT INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KONSULTAN HUKUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 015/PUU-IV/2006

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. No.222, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Verifikasi. Akreditasi. Lembaga Bantuan Hukum. Organisasi Kemasyarakatan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/PMK.01/2012 TENTANG PERSYARATAN UNTUK MENJADI KUASA HUKUM PADA PENGADILAN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 229/PMK.03/2014 TENTANG PERSYARATAN SERTA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN SEORANG KUASA

Peraturan Menteri Keuangan 229/PMK.03/2014 tgl 18 Desember 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 023/PUU-I/2003

IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB ADVOKAT TERHADAP PELANGGARAN KODE ETIK ADVOKAT DI INDONESIA ( STUDI KASUS DI KANTOR PERADI JAKARTA) SKRIPSI

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA SEWA TANAH SAWAH MILIK PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61/PMK.01/2012 TENTANG PERSYARATAN UNTUK MENJADI KUASA HUKUM PADA PENGADILAN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 35/PUU-XVI/2018 Frasa Organisasi Advokat Bersifat Multitafsir

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

ANGGARAN DASAR MUKADIMAH

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI TENAGA PROFESIONAL DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 5 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 68 /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Re

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN,

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

ANGGARAN DASAR MUKADIMAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- SALINANSALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 17 /SEOJK.04/2016 TENTANG

WALIKOTA PALANGKA RAYA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Direksi Perusahaan Efek yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

TENTANG JASA PENILAI PUBLIK MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 25/POJK.04/2014 TENTANG PERIZINAN WAKIL MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA NGLANGGERAN KECAMATAN PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.116 /SEOJK.04/ TENTANG PENGAKUAN TERHADAP ASOSIASI WAKIL MANAJER INVESTASI

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Komite Profesi Akuntan Publik yang selanjutnya dis

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /POJK.04/2015 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ADVOKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27/POJK.04/2014 Tentang Perizinan Wakil Penjamin Emisi Efek dan Wakil Perantara Pedagang Efek

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2010 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

KONSULTAN HUKUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 406 /KMK.06/2004 TENTANG USAHA JASA PENILAI BERBENTUK PERSEROAN TERBATAS

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PENYALURAN DANA BANTUAN HUKUM MASYARAKAT MISKIN

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /POJK.04/2015 TENTANG PERIZINAN WAKIL AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Manajer Investasi adalah Pihak yang kegiatan usahan

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 019/PUU-I/2003

KEPALA DESA KALITEKUK KECAMATAN SEMIN KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Organisasi. Tata Kerja. Tim Ahli. Hukum Perseroan.

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 22

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER

Transkripsi:

PERATURAN PERHIMPUNAN ADVOKAT INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KHUSUS PROFESI ADVOKAT DEWAN PIMPINAN NASIONAL PERHIMPUNAN ADVOKAT INDONESIA Menimbang: a. Bahwa satu di antara persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi advokat adalah mengikuti Pendidikan Khusus Profesi Advokat yang dilaksanakan oleh organisasi advokat; b. bahwa Pendidikan Khusus Profesi Advokat bertujuan membekali berbagai pengetahuan keterampilan dan keahlian hukum yang diperlukan Calon Advokat dalam melaksanakan praktik Advokat secara profesional; c. bahwa dalam rangka menyempurnakan penyelenggaraan Pendidikan Khusus Profesi Advokat maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap aturan-aturan pelaksanaan Pendidikan Khusus Profesi Advokat yang terdapat di dalam Petunjuk Pelaksana Program Pendidikan Khusus Profesi Advokat; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c maka perlu menetapkan Peraturan tentang Penyelenggaraan Pendidikan Khusus Profesi Advokat. Mengingat: 1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4282); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 4301); 3. Anggaran Dasar PERADI. M E M U T U S K A N Menetapkan: PERATURAN PERHIMPUNAN ADVOKAT INDONESIA TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KHUSUS PROFESI ADVOKAT 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Pendidikan Khusus Profesi Advokat ( PKPA ) adalah pendidikan profesi yang merupakan salah satu syarat untuk menjadi Advokat. 2. Komisi Pendidikan Profesi Advokat Indonesia ( KP2AI ) adalah suatu organ yang didirikan oleh Dewan Pimpinan Nasional ( DPN ) Perhimpunan Advokat Indonesia ( PERADI ) dan bertanggung jawab untuk melaksanakan PKPA. 3. Laporan Awal adalah laporan yang disampaikan institusi/lembaga mitra pelaksana PKPA kepada PERADI sebelum dilaksanakannya PKPA. 4. Laporan Akhir adalah laporan yang disampaikan institusi/lembaga mitra pelaksana PKPA kepada PERADI setelah berakhirnya pelaksanaan PKPA. 5. Organisasi Pendiri adalah delapan organisasi advokat yang menjadi pendiri PERADI, yaitu Ikatan Advokat Indonesia ( IKADIN ), Asosiasi Advokat Indonesia ( AAI ), Ikatan Penasihat Hukum Indonesia ( IPHI ), Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia ( HAPI ), Serikat Pengacara Indonesia ( SPI ), Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia ( AKHI ), Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal ( HKHPM ), dan Asosiasi Pengacara Syari ah Indonesia ( APSI ). 6. Proposal adalah deskripsi rencana pelaksanaan PKPA yang disampaikan oleh institusi/lembaga calon mitra pelaksana PKPA. 7. Undang-Undang Advokat adalah Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat. 8. Menteri adalah menteri bertanggung jawab dalam bidang pendidikan nasional. BAB II KEWENANGAN PELAKSANAAN PKPA Pasal 2 (1) PERADI sebagai organisasi advokat yang didirikan berdasarkan Undang-Undang Advokat memiliki kewenangan untuk melaksanakan PKPA sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Advokat. (2) PERADI dapat bekerjasama dengan pihak lain untuk melaksanakan PKPA. BAB III PERSYARATAN UNTUK MENJADI MITRA PELAKSANA PKPA Pasal 3 (1) Setiap institusi/lembaga yang ingin menjadi mitra PERADI dalam pelaksanaan PKPA (mitra pelaksana PKPA) harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari PERADI yang tertuang dalam surat perjanjian. (2) Persetujuan PERADI diberikan apabila institusi/lembaga sebagaimana dimaksud ayat (1) telah memenuhi persyaratan sebagaimana diatur pada pasal 4. 2

(3) Persetujuan sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan dalam jangka waktu tersebut setiap mitra pelaksana PKPA diberikan kesempatan untuk melaksanakan PKPA sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali. Pasal 4 (1) Syarat untuk mendapat persetujuan sebagai mitra pelaksana PKPA adalah sebagai berikut: a. calon mitra pelaksana harus merupakan institusi/lembaga yang telah mempunyai izin sebagai lembaga penyelenggara pendidikan formal atau non-formal dari Menteri; b. dalam hal calon mitra pelaksana PKPA merupakan Organisasi Pendiri dan tidak/belum mempunyai izin sebagai lembaga penyelenggara pendidikan formal atau non-formal dari Menteri, maka Organisasi Pendiri harus bekerja sama dengan institusi/lembaga yang telah mendapatkan izin tersebut; c. calon mitra pelaksana harus mengajukan Surat Permohonan, yang disertai dengan Proposal; d. calon mitra pelaksana harus dapat memenuhi ketentuan pelaksanaan PKPA yang ditetapkan oleh PERADI. (2) Proposal sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c Pasal ini, minimal harus berisi penjelasan mengenai kesanggupan calon mitra pelaksana untuk memenuhi syarat-syarat pelaksanaan PKPA, sebagai berikut: a. informasi mengenai institusi/lembaga calon mitra pelaksana PKPA, dengan melampirkan dokumen-dokumen pendukung; b. sarana untuk melaksanakan PKPA, yang meliputi informasi mengenai gedung, ruangan, serta peralatan pendukung yang diperlukan. Jumlah ruangan sesuai dengan jumlah kelas PKPA, lengkap dengan fasilitas pembelajaran; c. rencana jadual pelaksanaan PKPA; d. daftar dan kualifikasi masing-masing pengajar, serta materi pengajaran yang menjadi tanggung jawabnya; e. biaya yang akan ditetapkan kepada setiap calon peserta untuk setiap PKPA yang akan dilaksanakan; f. susunan kepanitiaan dan alamat lengkap sekretariat calon mitra pelaksana. (3) Persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (1) disampaikan kepada PERADI c.q. KP2AI. BAB IV PELAKSANAAN PKPA 3

Pasal 5 (1) Dalam melaksanakan PKPA, setiap mitra pelaksana PKPA harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: a. menginformasikan terlebih dahulu rencana pelaksanaan PKPA kepada PERADI melalui surat pemberitahuan yang disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan PKPA dimaksud; b. menyediakan sarana yang diperlukan untuk melaksanakan PKPA, sekurangkurangnya terdiri dari: i. tempat pelaksanaan PKPA; ii. peralatan pendukung yang memadai yang diperlukan untuk kegiatan belajar pada waktu pelaksanaan PKPA; c. memberikan materi pengajaran sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan oleh PERADI; d. menyediakan tenaga pengajar PKPA yang memiliki kualifikasi sesuai dengan ketentuan pasal 7, dengan ketentuan bahwa sekurang-kurangnya 2 (dua) di antara para pengajar tersebut, adalah dari DPN PERADI; e. telah menerima pendaftaran calon peserta PKPA minimal 50 (lima puluh) orang untuk setiap pelaksanaan PKPA; f. membuat dan menyerahkan Laporan Awal dan Laporan Akhir kepada PERADI; g. bersama-sama dengan PERADI menentukan biaya yang ditetapkan kepada setiap calon peserta untuk mengikuti PKPA, yaitu paling sedikit sebesar Rp.3.000.000,00 (tiga juta Rupiah) dan paling banyak sebesar Rp.5.000.000,00 (lima juta Rupiah), dengan mempertimbangkan waktu, wilayah, dan tempat pelaksanaan pendidikan; h. PERADI sekurang-kurangnya mendapatkan 10% (sepuluh persen) dari penerimaan kotor pelaksanaan PKPA (penerimaan yang berasal dari biaya mengikuti PKPA). (2) PERADI dapat menetapkan biaya pelaksanaan PKPA yang menyimpang dari ketentuan ayat (1) huruf g Pasal ini, berdasarkan usulan/permintaan dari mitra pelaksana PKPA yang didasari pertimbangan tujuan dilaksanakannya PKPA atau kondisi ekonomi tempat dilaksanakannya PKPA. Pasal 6 (1) Materi PKPA sebagaimana dimaksud pasal 5 ayat (1) huruf c terdiri dari materi wajib dan materi pilihan. (2) Materi wajib adalah materi dasar, materi hukum acara (litigasi), materi non-litigasi, dan materi pendukung (keterampilan hukum) yang harus disampaikan dalam setiap pelaksanaan PKPA, sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran 1. (3) Materi pilihan adalah materi tambahan yang dapat dipilih oleh pelaksana PKPA untuk diberikan kepada peserta PKPA diluar materi wajib. 4

Pasal 7 (1) Pengajar sebagaimana dimaksud pasal 5 ayat (1) huruf d harus memenuhi kualifikasi sebagai berikut: a. Memiliki keahlian dan pengalaman praktik sesuai dengan materi PKPA yang menjadi tanggung jawabnya; b. Untuk pengajar yang berasal dari advokat atau profesi penegak hukum lainnya, harus memiliki pengalaman di profesi masing-masing sekurang-kurangnya selama 10 (sepuluh) tahun; c. Untuk pengajar yang berasal dari kalangan akademisi, sekurang-kurangnya berijazah S2 dan/atau dengan pangkat sekurang-kurangnya Lektor Kepala serta mempunyai pengetahuan tentang praktik Advokat. (2) Pengajar yang akan memberikan materi di PKPA harus menyerahkan daftar riwayat hidup dan membuat rencana pengajaran. (1) Laporan Awal sekurang-kurangnya berisi: Pasal 8 a. data peserta PKPA yang terdiri dari: 1. nama lengkap; 2. tempat dan tanggal lahir; 3. alamat lengkap (dalam hal alamat domisili berbeda dengan alamat yang tercantum dalam kartu tanda penduduk, maka disebutkan alamat keduanya); 4. alamat kantor (bagi yang sudah bekerja); 5. asal perguruan tinggi dan nomor ijazah; b. daftar nama pengajar PKPA. (2) Laporan Awal disampaikan kepada PERADI paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pendaftaran PKPA ditutup. (1) Laporan Akhir sekurang-kurangnya berisi: Pasal 9 a. daftar nama peserta yang telah mengikuti PKPA; b. daftar nama pengajar yang telah memberikan materi di PKPA; c. daftar kehadiran setiap peserta dan setiap pengajar; d. modul setiap pengajar yang disampaikan di PKPA; e. lembar penilaian peserta atas pelaksanaan PKPA, termasuk pengajar di PKPA tersebut (contoh lembar penilaian dapat dilihat pada Lampiran 2); f. waktu PKPA yang telah dilaksanakan; g. laporan keuangan singkat mengenai pelaksanaan PKPA; 5

(2) Laporan Akhir disampaikan kepada PERADI paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah selesainya pelaksanaan PKPA. Pasal 10 Setiap calon peserta PKPA harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Menyerahkan formulir pendaftaran yang telah diisi; b. Menyerahkan 1 (satu) lembar fotokopi ijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum dan yang telah dilegalisir; c. Menyerahkan 3 (tiga) lembar foto berwarna ukuran 4x6; d. Membayar biaya yang telah ditetapkan untuk mengikuti PKPA, yang dibuktikan dengan fotokopi bukti pembayaran; e. Mematuhi tata tertib belajar. Pasal 11 (1) Peserta PKPA yang memenuhi ketentuan kehadiran sekurang-kurangnya 80% (delapan puluh persen) dari seluruh sesi PKPA, berhak mendapatkan sertifikat PKPA. (2) Sertifikat PKPA dikeluarkan oleh PERADI berdasarkan permintaan dari pelaksana PKPA dan setelah PERADI menerima laporan pelaksanaan PKPA dari mitra pelaksana PKPA. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, seluruh ketentuan dalam Petunjuk Pelaksana Pendidikan Khusus Profesi Advokat yang dikeluarkan oleh KP2AI pada 30 April 2005, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 13 Peraturan ini mulai berlaku pada saat ditandatangani. Jakarta, 8 Desember 2006 Dewan Pimpinan Nasional Ttd. DR. Otto Hasibuan, S.H., M.M. Ketua Umum Ttd. Harry Ponto, S.H., LL.M. Sekretaris Jenderal 6