MANAJEMEN STRES PADA INDIVIDU YANG SELAMAT (SURVIVOR) DARI BENCANA ALAM. Kartika Adhyati Ningdiah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam

PENDAHULUAN Latar Belakang

TIM CMHN BENCANA DAN INTERVENSI KRISIS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

PENANGGULANGAN BENCANA (PB) Disusun : IdaYustinA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mengenang kembali peristiwa erupsi Gunung Merapi hampir dua tahun lalu

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. 1

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

Mengenal Gangguan Stress Pasca Trauma

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB 1 PENDAHULUAN. peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu

Bencana dan Permasalahannya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengalami trauma sekunder tidak mengalami langsung kejadian. korban trauma. (Figley, McCann & Pearlman, dalam Motta 2008).

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan yang secara geografis terletak di daerah

Powered by TCPDF (

Bencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kerusakan. Gempa bumi adalah getaran atau guncangan bumi yang

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. Bencana

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan (Stress) merupakan suatu tanggapan adaptif, diperantarai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Tsunami berasal dari bahasa Jepang, terbentuk dari kata tsu yang berarti. longsoran yang terjadi di dasar laut (BMKG, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo, 2004). Jika dilihat dari

Laporan Hasil Assessmen Psikologis Penyintas Bencana Tanah Longsor Banjarnegara Tim Psikologi UNS 1. Minggu ke-1 (18 Desember 2014)

MITIGASI BENCANA BENCANA :

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bencana dilihat dari beberapa sumber memiliki definisi yang cukup luas.

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN.5 2. MENGENAL LEBIH DEKAT MENGENAI BENCANA.8 5W 1H BENCANA.10 MENGENAL POTENSI BENCANA INDONESIA.39 KLASIFIKASI BENCANA.

Adhyatman Prabowo, M.Psi

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencapai 50 derajat celcius yang menewaskan orang akibat dehidrasi. (3) Badai

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH

Definisi dan Jenis Bencana

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. terletakm pada 3 pertemuan lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Euro-Asia

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG SANTUNAN DAN BANTUAN SOSIAL BERUPA UANG UNTUK KORBAN BENCANA

MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB1 PENDAHULUAN. Krakatau diperkirakan memiliki kekuatan setara 200 megaton TNT, kira-kira

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BECANA DAERAH KABUPATEN LAMONGAN. SUPRAPTO, SH Pembina Tingkat I NIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

OLEH : Letkol Laut ( K/W) Drg. R Bonasari L Tobing, M.Si INTERVENSI PSIKOSOSIAL PADA BENCANA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tekanan mental atau beban kehidupan. Dalam buku Stress and Health, Rice (1992)

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

BUPATI BANDUNG BARAT

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Indeks Keamanan Manusia Indonesia (IKMI) Dimensi, Variabel, dan Indikator

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN NOMOR 2 TAHUN 2011

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pada 6`LU- 11` LS dan antara 95` BT - 141` BT1. Sementara secara geografis

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari uraian yang telah disampaikan dari Bab I sampai Bab IV, maka dapat

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional (UU RI No 24 Tahun 2007). penduduk yang besar. Bencana yang datang dapat disebabkan oleh faktor alam

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATIPANDEGLANG,

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BATU

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 11 TAHUN 2009

TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA BANJARBARU

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 4 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

Postraumatik stress bisa timbul akibat luka berat atau pengalaman yang menyebabkan organisme menderita kerusakan fisik maupun psikologis

BAB II LANDASAN TEORITIS. reaksi fisik yang disebabkan karena persepsi seseorang terhadap kehilangan (loss).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Tahun demi tahun negeri ini tidak lepas dari bencana. Indonesia sangat

Dampak Peliputan Traumatik pada Masyarakat Umum dan Wartawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

Empowerment in disaster risk reduction

BAB I PENDAHULUAN Posisi Indonesia dalam Kawasan Bencana

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian bencana yang datang silih berganti menimbulkan trauma pada

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITR TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

BUPATI SIAK PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Peta Ancaman Bencana Gunung Api Di Indonesia (Sumber : BNPB dalam Website, 2011)

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi

Transkripsi:

MANAJEMEN STRES PADA INDIVIDU YANG SELAMAT (SURVIVOR) DARI BENCANA ALAM Kartika Adhyati Ningdiah 10508117

Latar Belakang Masalah Bencana merupakan peristiwa atau kejadian yang dapat menyebabkan kerugian baik secara material maupun non-material. Menurut UU Nomor 24 tahun 2007, bencana diartikan sebagai peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Bencana yang terjadi mempengaruhi segala aspek dan lapisan kehidupan keluarga. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh gejala-gejala alam yang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, kerugian materi, maupun korban manusia (Kamadhis UGM, 2007). Bencana alam menimbulkan masalah yang berat dan serius yang harus ditanggung tidak hanya oleh individu namun juga masyarakat dan negara. Belajar dari kenyataan bahwa Indonesia sangat rentan terhadap bencana alam dan juga belajar bahwa penanganan situasi pasca bencana adalah suatu hal yang berat dan rumit, maka penanganan bencana perludipersiapkansejakdini(amir, 2013 ).

Masykur (2006) secara psikologis, korban akan potensial dijangkiti ketidakseimbangan (disequilibrium) dalam struktur mental dan emosionalnya. Apabila berkepanjangan dan tidak mendapatkan penanganan yang adekuat, korban dikhawatirkan mengalami gangguan yang membahayakan yang sering disebut sebagai stress pasca trauma atau Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) yang biasa menjangkiti mereka yang mengalami stressor traumatik yang ekstrim. Korban juga berpotensi mengalami lagi aspek-aspek trauma, panik, paranoia, sulit tidur (insomnia), perasaan bersalah (guilty feeling) yang berlebihan, emosi yang labil, ingatan dan konsentrasi terganggu, takut berpisah dan kehilangan, takut kematian, disorientasi, agresi hingga kondisi terparah yang sama sekali tidak diharapkan, berupa gangguan fungsi kejiwaan yang psikosis atau bahkan berakhir pada peristiwa bunuh diri (suicide). Oleh karena itu, manajemen stres diperlukan untuk menghadapi kondisi setelah bencana. Pengertian Manajemen stres adalah teknik untuk mengontrol dan mengurangi stres. Manajemen stres merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan perubahan dari stres kerja yang berdampak negatif menjadi stres kerja yang berdampak positif bagi dirinya dan akhirnya akan menampilkan hasil kerja yang optimal(quick, 1997).

Manejemen Stres Pengertian Manajemen stres adalah teknik untuk mengontrol dan mengurangi stres. Manajemen stres merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan perubahan dari stres kerja yang berdampak negatif menjadi stres kerja yang berdampak positif bagi dirinya dan akhirnya akan menampilkan hasil kerja yang optimal(quick, 1997). Ada2jenisstresyaitu: Distress atau stress yang negatif. Terjadi karena hal-hal yang tidak menyenangkan seperti ketidakpastian hidup, anak yang rewel, suami yang tidak perhatian, masalah dengan mertua, masalah di tempat kerja, masalah ekonomi, pertengkaran dengan tetangga, dsb. Eustress atau stress yang positif. Terjadi karena hal-hal yang menyenangan seperti jatuh cinta, perkawinan, wisuda dan perayaan besar. Peristiwa tersebut menyenangkan tetapi tetap memerlukan penyesuaian pada tubuh.

1. Aspek-Aspek dalam manejemen stres Dalam hal manejemen stres perlu diperhatikan beberapa aspek dalam mengontrol stres, dimana aspek-aspek manejemen stres ini berasal dari individu masing-masing. Aspek manejemen stres meliputi: Aspek Fisik Aspek Kognitif Aspek Emosi 2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi manejemen stres Menurut Robbins (2001:565-567) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya Stres yaitu: Faktor Lingkungan Faktor Organisasi Faktor Individu

3. Pengelolaan Manajemen Stres ( Cara Mengendalikan Stres) Losyk (2005) menjelaskan berbagai cara untuk mengendalikan stres menenangkan diri dan mengisi tenaga. Manajemen stres berjuan untuk mencegah berkembangnya stres jangka pendek menjadi stres jangka panjang atau stres kronis. Macam-macam cara tersebut adalah sebagai berikut : Latihan Fisik Latihan Kekuatan

Bencana Alam Menurut Undang-Undang No.24 Tahun 2007, bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Jenis- Jenis Bencana Alam Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bencana alam dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan penyebabnya yaitu : Bencana geologis Bencana alam geologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh gaya-gaya dari dalam bumi. Bencana klimatologis Bencana alam klimatologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim, suhu atau cuaca. Bencana ekstra-terestrial Bencana alam ekstra-terestrial, yaitu bencana alam yang disebabkan oleh gaya atau energi dari luar bumi, bencana alam geologis dan klimatologis lebih sering berdampak terhadap manusia.

Karakteristik Bencana di Indonesia Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (2010) karakteistik bencana di Indonesia, antara lain: Gempa Bumi Tsunami Letusan Gunung Berapi Tanah Longsor Banjir Kekeringan Angin Topan Gelombang Pasang Kebakaran

Dampak Bencana Alam Secara umum, berdasarkan hasil observasi dan interview di lapangan, para korban bencana umumnya mengalami kondisi psikologis: Dampak emosional Dampak emosional ditandai dengan perilaku terkejut, marah, sedih, mati rasa, duka yang mendalam, over sensitivitas, disosiasi, mengalami keterpakuan dengan bencana sehingga seringkali merasa tidak berdaya dengan peristiwa tersebut. Kejadiannya berlangsung begitu dahsyat, menakutkan, cepat dan tiba-tiba. Dampak fisik Dampak fisik meliputi kondisi fisik yang cedera ataupun terluka akibat gempa yang terjadi, patah tulang, tubuh lebem-lebam karena tertimpa material bangunan, kelelahan fisik, sulit tidur, sakit kepala hingga menurunnya kekebalan tubuh sehingga korban cenderung rentan terhadap penyakit. Kondisi ini diperparah dengan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang sangat terbatas, sehingga banyak diantara mereka yang terluka tidak dapat dirawat sebagaimana mestinya. Banyak diantara korban yang kemudian meninggal karena tidak mendapat pertolongan medis dengan segera.

Dampak kognitif Dampak kognitif berupa kesulitan konsentrasi, sulit mengambil keputusan, gangguan fungsi memori, serta seringkali kehilangan rasionalitas dalam bertindak. Kondisi psikologis yang kurang sehat, ditambah dengan tidak terpenuhinya kebutuhan kehidupan mereka memang cenderung membuat para korban bencana kehilangan kemampuan berpikir terbaiknya. Dampak sosial Dampak sosial berupa terbatasnya relasi dengan orang lain, menarik diri dari pergaulan serta rentan berkonflik dengan orang lain karena sensitivitas yang berlebihan. Rasa curiga dan sinis kadang juga ditujukan kepada para pendatang, karena para korban bencana menganggap orang-orang yang menyambangi mereka sedang menikmati apa yang mereka sebut sebagai wisata bencana, menonton penderitaan mereka. Potensi konflik antarwarga menjadi membesar ketika para korban bencana saling berebut akibat diliputi oleh keadaan serba berkekurangan, makanan yang menipis, air minum yang terbatas serta harta yang terkuras.

Individu yang selamat (suvivor) dari bencana alam Secara terminologi, korban adalah manusia/orang, dan sebagainya menderita, mati, dan sebagainya akibat suatu kejadian dan sebagainya (Salim & Salim, 1991). Sementara survivor (korban selamat), adalah orang yang terluput dari bencana, atau orang yang selamat(diana, 2012). Aspek-Aspek Pada Individu Pasca Bencana(Masykur, 2009) Trauma Panik Paranoid Sulit tidur(insomnia) Perasaan bersalah(guilty feeling) yang berlebihan Emosi yang labil Ingatan dan konsentrasi terganggu Takut berpisah dan kehilangan Takut kematian Disorientasi Agresi hingga kondisi terparah seperti gangguan kejiwaan atau bahkan berakhir pada peristiwa bunuh diri.

Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan metode studi literatur (Literature Method). Seperti diketahui bahwa sebuah studi literatur merupakan survei dan pembahasan literatur pada bidang tertentu dari suatu penelitian. Studi ini merupakan gambaran singkat dari apa yang telah dipelajari, argumentasi, dan ditetapkan tentang suatu topik, dan biasanya diorganisasikan secara kronologis atau tematis. Tahap Penelitian PenelitianinimemilikibeberapatahappenelitianmenurutUniversity of Washington (2010), antara lain: 1. Pilih topik penelitian. Topik yang akan diteliti adalah manajemen stress pada individu yang selamat (survivor) dari bencana alam.

2. Mengumpulkan dan membaca artikel yang relevan dengan topik penelitian. Artikel yang terkait manajemen stres Euis Sunarti dan Junita Sari Syahrini. (2010). Pengelolaan stres pada keluarga korban bencana longsor di - kabupaten Bogor. Martam, Irma S. 2009. Mengenali Trauma Pasca Bencana. Jurnal PULIH Vol. 14 hal. 1-2. Artikel yang terkait bentuk-bentuk dampak psikologis dari bencana Achmad M. Masykur. (2009). Potret psikososial korban gempa 27 Mei 2006. Sabran. (2013). Bentuk pengalaman survivor pada komunitas rawan bencana di lereng selatan gunung merapi. 3. Menulis bahasan artikel berdasarkan teori. Pengertian Manajemen stres adalah teknik untuk mengontrol dan mengurangi stres. Manajemen stres merupakan kemempuan seseorang untuk melakukan perubahan dari stres kerja yang berdampak negatif menjadi stres kerja yang berdampak positif bagi dirinya dan akhirnya akan menampilkan hasil kerja yang optimal (Quick, 1997). Pengertiantraumaadalah kekagetan yang disebabkan oleh peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba, diluar kendali, menekan bahkan seringkali membahayakan kehidupan atau mengancam jiwa. Peristiwa ini begitu mengagetkan, menyakitkan dan melebihi situasi stres yang kita alami sehari-hari. Peristiwa ini dinamakan sebagai peristiwa traumatis (Irma S. Martam, 2009). Pengertianstress adalah suatu pengalaman emosional yang bersifat negatif dan dapat diprediksi secara biokimia, fisiologis, kognitif, dan perubahan perilaku terhadap stressfull event (Taylor, 2003).

Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah penelusuran literatur, dengan melakukan beberapa teknik analisis data menurut Sastrodiwiryo (2010) antara lain: Compare Mencari kesamaan pada kasus yang diteliti. Contrast Tahap ini peneliti mencari perbedaan pada kasus yang diteliti. Criticize Tahap ini peneliti memberikan kritik atau pandangan pada kasus yang diteliti. Synthesize Membandingkan kasus-kasus yang telah diteliti. Summarize Meringkas kasus-kasus yang telah diteliti.