BAB I PENDAHULUAN. Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat 9

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

I. PENDAHULUAN. jenjang pendidikan menengah, sehingga tanggung jawab para pendidik di

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. alam, ledakan penduduk, pengangguran dan lain-lain. Permasalahanpermasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. llmu Pengetahuan Sosial atau biasa disingkat IPS adalah istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan pelajaran yang wajib di

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia dalam menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran IPS di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aktivitas belajar merupakan hal penting yang wajib dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang harus diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan kualitas pendidikan ini menjadi suatu keharusan, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pelatihan. Pendidikan juga merupakan salah satu sarana untuk

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini pembelajaran fisika masih didominasi dengan penggunaan

I. PENDAHULUAN. demi peningkatan kualitas maupun kuantitas prestasi belajar peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan dasar. Menteri

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN. rendah. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator. Pertama, lulusan dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan siswa dapat memahami dan mengerti maksud pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

Penerapan Strategi Pembelajaran Kreatif-Produktif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas V SDN Inpres 5 Birobuli

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Undang - Undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat 1 berbunyi: tiap tiap warga negara berhak

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. atau penghargaan ). Belajar yang dapat mencapai tahapan ini disebut dengan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan, khususnya pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengajaran sejarah bertujuan agar peserta didik mampu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ataupun tidaknya suatu pendidikan pada bangsa tersebut. Oleh karena itu, saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sekarang ini telah mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Proses ini akan berjalan efektif apabila individu-individu yang terlibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV adalah mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. jika pendidikan yang ada buruk, maka bangsa tersebut belum bisa dikatakan. maju. Pendidikan sangat penting pengaruhnya.

V. SIMPULAN DAN SARAN. penelitian tindakan kelas VII G SMP Negeri 12 Bandar Lampung semester genap

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional yang saat ini diberlakukan mempunyai tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diantaranya melalui seminar, lokakarya, dan pelatihan-pelatihan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. ketiga dimensi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tersebut (Sulistyorini,2007).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

Zulham A.Ranya, Mohammad Jamhari, dan Amran Rede. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Temanggung merupakan SD paralel. Kelas IV Semester I Tahun Ajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang telah dipelajari mulai dari jenjang sekolah dasar. Bahkan

BAB I PENDAHULUAN. KKG. Salah satu contoh yaitu rendahnya nilai belajar siswa kelas IV-A tahun

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia, yang dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat menciptakan perubahan perilaku anak baik cara berfikir maupun

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BAB I PENDAHULUAN. dengan jenjang pendidikan yang sedang ditempuh. Mata pelajaran IPS di

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat 9 (sembilan) mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran tersebut adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata Pelajaran IPS mempunyai alokasi waktu 3 (tiga) jam pelajaran per minggu. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat 1, IPS termasuk dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. Mata pelajaran IPS di SD dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berfikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Tujuan Pembelajaran IPS adalah untuk (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungnnya, (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, (3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai nilai sosial dan kemanusiaan, (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global. Pada awal tahun pelajaran, setiap satuan pendidikan harus membuat kurikulum yang akan dipakai untuk kurun waktu satu tahun (KTSP). Salah satu bagian dari kurikulum tersebut yang menjadi kewenangan guru adalah menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Untuk selanjutnya KKM dipergunakan sebagai salah satu acuan keberhasilan pembelajaran. KKM dibuat pada setiap mata pelajaran. Dalam menentukan KKM guru tetap harus 1

memperhatikan beberapa faktor diantaranya adalah, (1) kemampuan peserta didik, (2) sarana dan prasarana yang tersedia, (3) keluasan materi, dan (4) kemampuan guru. Berdasarkan observasi di SD Negeri 2 Lugosobo didapatkan informasi bahwa perolehan nilai rata-rata kelas mata pelajaran Ilmu Pegetahuan Sosial (IPS) di kelas IV A dan kelas IV B masih di bawah KKM. Mata pelajaran lain nilai rata-rata kelas sudah mencapai KKM. Perolahan nilai rata-rata kelas untuk IV mata pelajaran akan ditampilkan dalam tabel berikut ini. Tabel 1. Daftar Perolehan Nilai Rata-Rata Kelas pada Kelas IV A SD Negeri 2 Lugosobo Tahun Pelajaran 2011/2012 semester 1 No Mata Nilai Ratarata Kelas KKM Pelajaran Keterangan 1 2 3 4 5 Bahasa Indonesia PKn Matematika IPA IPS 62,5 78 71 85 69 Sumber: Dokumentasi Guru Kelas IV A SD Negeri 2 Lugosobo Tabel 2. Daftar Perolehan Nilai Rata-Rata Kelas pada Kelas IV B SD Negeri 2 Lugosobo Tahun Pelajaran 2011/2012 semester 1 No Mata Nilai Ratarata Kelas KKM Pelajaran Keterangan 1 2 3 4 5 Bahasa Indonesia PKn Matematika IPA IPS 70 65 70 70 78 71 85 65 Sumber: Dokumentasi Guru Kelas IV B SD Negeri 2 Lugosobo Dalam penelitian ini berdasarkan wawancara dengan guru kelas IV SD Negeri 2 Lugosobo pada hari Rabu, tanggal 4 Januari 2011, guru kelas IV A dan kelas IV B menuturkan bahwa perolehan nilai rata-rata kelas mata pelajaran IPS di bawah KKM disebabkan oleh karena minat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran IPS relatif rendah. Ketika mengikuti pembelajaran peserta didik 2

kelihatan lelah, ogah-ogahan, bahkan cenderung ramai dan guru juga merasa sangat lelah. Berdasarkan perolehan data observasi tersebut peneliti berasumsi bahwa salah satu penyebab terjadinya perolehan nilai rata-rata kelas di bawah KKM adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diikuti dengan perubahan pemikiran guru. Guru yang masih terpatri pada kehidupan tradisional. Begitu pula pola mengajar guru yang masih terpaku pada pembelajaran ekspositori tanpa memperhatikan perubahan jaman dan minat peserta didik, sehingga pola mengajar guru sudah tidak menarik lagi bagi peserta didik. Perbedaan pola kehidupan tradisional yang menjadi pola kehidupan guru dan pola kehidupan moderen yang dimiliki peserta didik menjadi salah satu penyebab tidak berpadunya proses pendidikan di kelas IV tersebut. Tidak padunya pola pikir guru dan pola pikir peserta didik, menjadi salah satu penyebab mata pelajaran IPS kurang diminati peserta didik. Proses belajar mengajar ekspositori atau pembelajaran ekspositori, seringkali memposisikan peserta didik hanya menjadi peserta pembelajaran yang pasif. Peserta didik menjadi pendengar setia guru yang berceritera tentang materi pembelajaran IPS. Guru menjadi satu-satunya sumber belajar yang ada di dalam kelas. Kegiatan lain peserta didik berupa mencatat informasi materi pelajaran, membaca buku manakala diberi tugas oleh guru. Pola belajar pasif seperti ini terbukti hanya mampu menyimpan sedikit saja informasi yang didapat. Informasi yang diterima peserta didik betul-betul hanya dari nara sumber tunggal yaitu guru, sehingga informasi yang diterima sangat terbatas. Dalam pembelajaran IPS kelas IV A dan IV B guru SD Negeri 2 Lugosobo menggunakan strategi pembelajaran ekspositori, sehingga peserta didik 3

pasif. Guru sebagai pengolah materi pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik dari berbagai sumber, kemudian guru mengolahnya serta membuat rangkuman. Guru aktif menjelaskan kepada peserta didik dan peserta didik tinggal menerima kemudian mencatat. Guru berperan aktif, peserta didik terima jadi berupa rangkuman tanpa harus mencari informasi dari sumber lain. Melihat kejadian tersebut di atas, peneliti tertarik menerapkan sebuah metode pembelajaran inkuiri discovery untuk meningkatkan perolehan nilai ratarata kelas di atas KKM. Metode inkuri discovery pada dasarnya dua metode pembelajaran yang saling berkaitan. Inkuiri artinya penyelidikan atau penelitian sedangkan discovery adalah penemuan. Dengan melalui penelitian, peserta didik akhirnya dapat memperoleh suatu penemuan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalahmasalah pokok yang terjadi dapat diidentifikasikan sebagai berikut. 1. Rendahnya hasil belajar IPS peserta didik kelas IV SD Negeri 2 Lugosobo. 2. Kurang berminatnya peserta didik pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) karena pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mata pelajaran IPS dianggap tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman. 3. Proses belajar mengajar yang berlangsung secara ekspositori sehingga membosankan dan proses pembelajaran yang pasif sehingga peserta didik hanya menjadi pendengar guru. 4. Kurang variatifnya metode yang digunakan menyebabkan pembelajaran yang berlangsung tidak efektif sehingga perolehan prestasi belajar peserta didik dibawah KKM. 4

5. Belum diterapkannya metode inkuiri discovery sebagai salah satu jalan keluar untuk meningkatkan prestasi peserta didik. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka penelitian eksperimen ini akan dibatasi. 1. Rendahnya hasil belajar IPS peserta didik kelas IV SD Negeri 2 Lugosobo. 2. Belum diterapkannya metode inkuiri discovery sebagai salah satu jalan keluar untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah. 1. Adakah pengaruh positif metode inkuiri discovery terhadap prestasi belajar IPS pada kelas IV B SD 2 Lugosobo? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang timbul, penelitian ini bertujuan untuk. 1. Mengetahui ada tidaknya pengaruh yang positif metode inkuiri discovery terhadap prestasi belajar IPS pada kelas IV B SD Negeri 2 Lugosobo. F. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini akan memberikan manfaat bagi perorangan maupun lembaga sebagai berikut. 1. Bagi guru Dengan penelitian ini berguna untuk mengetahui pengaruh metode inkuiri discovery terhadap hasil belajar IPS pada kelas IV SD Negeri 2 Lugosobo. 5

2. Bagi peserta didik Hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi peserta didik karena dapat digunakan untuk usaha meningkatkan perolehan nilai mata pelajaran IPS. 3. Bagi sekolah Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah untuk meningkatkan perolehan nilai mata pelajaran IPS. 6