PENYAKIT TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA

dokumen-dokumen yang mirip
PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

Pengaruh Waktu Inokulasi dan Jumlah Inokulum Terhadap Patogenisitas Phytophthora nicotianae pada Bibit Tembakau

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

MENGENAL PENYAKIT PENTING TANAMAN TEMBAKAU

LAPORAN PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN TAHUNAN PENYAKIT PADA KOMODITAS PEPAYA. disusun oleh: Vishora Satyani A Listika Minarti A

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV. EKOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jarak pagar berupa perdu dengan tinggi 1 7 m, daun tanaman

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

BEGINILAH BEGOMOVIRUS, PENYAKIT BARU PADA TEMBAKAU

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

PENYAKIT-PENYAKIT PENTING PADA TANAMAN HUTAN RAKYAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tembakau dalam sistem klasifikasi tanaman masuk dalam famili

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27

Deskripsi Varietas Unggul Tembakau (Nicotiana tabacum)

PENYAKIT PADA TANAMAN TEMBAKAU

HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT

BAB III. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TUMBUHAN PENDAHULUAN

MODUL-12 MENGENAL GEJALA PENYAKIT DAN TANDA PADA TANAMAN. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP A. KOMPTENSI DASAR B.

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

MENGENAL LEBIH DEKAT PENYAKIT LAYU BEKTERI Ralstonia solanacearum PADA TEMBAKAU

II. TINJAUAN PUSTAKA. Benih adalah ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu

KARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO

KULIAH 2. ILMU PENYAKIT TUMBUHAN DASAR

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 10. HAMA DAN PENYAKIT TANAMANlatihan soal 10.2

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

I. PENDAHULUAN. Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan jenis tanaman yang dipanen

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

DASAR DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN. Oleh: Tim Dosen HPT. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya 2013

WASPADA TERHADAP EKSPLOSIF PENYAKIT MOSAIK (Marmor tabaci Holmes) MELANDA PADA TEMBAKAU

Akibat Patik Setitik, Rusaklah Penghasilan Petani

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN HUTAN

SIKLUS PENYAKIT DAN PENGHITUNGAN INTENSITAS PENYAKIT TANAMAN. Compilled by N.Istifadah

Strategi Pengelolaan untuk Mengurangi Serangan Phythopthora capsici pada Tanaman Lada

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai berbentuk perdu dengan tinggi lebih kurang cm.

I. PENDAHULUAN. penting di antara rempah-rempah lainnya (king of spices), baik ditinjau dari segi

Hama Patogen Gulma (tumbuhan pengganggu)

KEMENTERIAN PERTANIAN ISBN :

Diagnosa Penyakit Akibat Jamur pada Tanaman Padi (Oryza sativa) di Sawah Penduduk Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

III. PROSES TERJADINYA PENYAKIT TUMBUHAN

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT SEMANGKA. Dr. M. SYUKUR, SP, MSi INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

VARIETAS UNGGUL TEMBAKAU TEMANGGUNG

Ralstonia solanacearum

SERANGAN PENYAKIT LANAS Phytopthora nicotianae PADA TEMBAKAU DI WILAYAH PROPINSI JAWA TIMUR BULAN AGUSTUS 2013

Mengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi

Serangan Hama dan Penyakit Tembakau Tahun 2015 di Kabupaten Probolinggo dan Dampak Kerugian

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis(zea mays var saccarata) merupakan tanaman pangan yang. bahan baku industri gula jagung (Bakhri, 2007).

KONSEP TIMBULNYA GANGGUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit antraknosa pada tanaman cabai disebabkan oleh tiga spesies cendawan

Cara Menyerang Patogen (1) Mofit Eko Poerwanto

Penyakit Busuk Daun Kentang

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 130/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN TEMBAKAU VIRGINIA VARIETAS PVH 20 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KONSEP, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI PENYAKIT TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. Colletotrichum capsici dan Fusarium oxysporum merupakan fungi

MENGENAL ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) DAN MUSUH ALAMINYA PADA TANAMAN CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

HAMA DAN PENYAKIT BENIH Oleh: Eny Widajati

IV INTERAKSI FAKTOR PENYEBAB DAN EPIDEMI PENYAKIT

Penyakit Karena Bakteri

PROSES PENYAKIT TUMBUHAN

WASPADA PENYAKIT Rhizoctonia!!

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dwidjoseputro (1978), Cylindrocladium sp. masuk ke dalam

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Virus pada Pertanaman Mentimun

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Lahan

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Hama dan Penyakit pada Tanaman Pangan Page 1 Tanaman Padi

KEJADIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI KECIL YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA VERTIKULTUR DI SIDOARJO ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

FENOMENA PENYAKIT BUDOK PADA TANAMAN NILAM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman pangan penghasil beras yang tergolong dalam famili

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. website merupakan salah satu wujud dari perkembangan teknologi tersebut.

PENDAHULUAN. Cabai merah adalah salah satu komoditas sayuran penting yang banyak

MENGENAL BEBERAPA PENYAKIT PENTING TANAMAN PISANG

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

Bibit Sehat... Kebun Kopi Selamat

TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit Eucalyptus spp. Ada beberapa penyakit penting yang sering menyerang tanaman. Eucalyptus spp.

KESESUAIAN VARIETAS INTRODUKSI TEMBAKAU VIRGINIA FC

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Alexopoulus dan Mims (1979), jamur Ceratocystis fimbriata

I. PENDAHULUAN II. KULTUR TEKNIS PERSIAPAN TANAM

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... xi

Lampiran 2 Pengaruh kombinasi varietas, aplikasi mulsa, serta aplikasi PGPR terhadap insidensi penyakit busuk pangkal

Hama penghisap daun Aphis craccivora

(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet)

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak

Transkripsi:

PENYAKIT TANAMAN TEMBAKAU VIRGINIA Nurul Hidayah dan Supriyono *) PENDAHULUAN Penyakit tanaman merupakan salah satu faktor pembatas dalam budi daya tanaman, termasuk tembakau virginia. Berbagai penyakit yang disebabkan oleh berbagai macam patogen baik itu jamur, bakteri, virus, maupun nematoda diketahui dapat menyerang tanaman tembakau virginia. Pada prinsipnya, terjadinya penyakit pada suatu tanaman itu akibat adanya interaksi antara patogen yang virulen, tanaman yang rentan, serta kondisi lingkungan yang mendukung bagi perkembangan penyakit (Agrios 1997). Patogen penyebab penyakit tanaman dapat menyerang saat tanaman masih di pembibitan hingga tanaman dewasa di lapangan. Beberapa penyakit yang terjadi di pembibitan di antaranya adalah lanas yang disebabkan oleh Phytophthora nicotianae, rebah kecambah yang disebabkan oleh Pythium sp., Sclerotium rolfsii, maupun Rhizoctonia solani. Penyakit yang terjadi saat tanaman dewasa di lapangan di antaranya adalah lanas, penyakit kerupuk yang disebabkan oleh tobacco leaf curl virus (TLCV), penyakit mosaik yang disebabkan baik oleh tobacco mozaic virus (TMV) maupun cucumber mozaic virus (CMV), layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum, puru akar yang disebabkan oleh nematoda Meloidogyne spp., dan bercak daun yang disebabkan oleh Cercospora sp. dan Alternaria sp. (Dalmadiyo et al. 1997). Pengetahuan mengenai sifat-sifat patogen, gejala penyakit, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit tanaman merupakan salah satu hal penting yang harus diketahui untuk menentukan metode pengendalian yang tepat bagi patogen yang menjadi targetnya. Tulisan ini mengulas tentang jenis-jenis patogen penyebab penyakit tanaman, sifat-sifatnya, gejala yang ditimbulkan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan patogen. PENYAKIT UTAMA TEMBAKAU VIRGINIA 1. Penyakit Rebah Kecambah (damping off) Pada umumnya yang sering dijumpai sebagai penyebab penyakit rebah kecambah (damping off) pada tanaman tembakau adalah jamur Pythium sp. Gejala penyakit yang tam- *) Masing-masing Peneliti pada Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang 106

pak pada bibit yang terserang oleh Pythium sp. adalah pangkal bibit berlekuk seperti terjepit, busuk berwarna cokelat, bibit menjadi layu dan kering secara mendadak. Seringkali infeksi terjadi pada akar atau pangkal batang, sementara pada daun jarang terjadi infeksi (Dalmadiyo et al. 1997; Semangun 2000). Semangun (2000) mengungkapkan bahwa jamur Pythium sp. bertahan hidup di dalam tanah dan bahan organik yang mengalami dekomposisi. Pythium sp. termasuk jamur yang memiliki kisaran inang cukup luas. Saat tanaman masih muda merupakan fase yang paling sering terinfeksi oleh jamur tersebut. Perkembangan penyakit rebah kecambah terutama dipengaruhi oleh kelembapan yang tinggi di sekitar areal pembibitan. Selain itu juga dapat dipicu oleh banyaknya embun yang terjadi waktu malam, penyebaran biji yang terlalu rapat, serta pemberian pupuk nitrogen yang terlalu banyak (Semangun 2000). 2. Penyakit Lanas Penyebab penyakit lanas yang terjadi di pembibitan sama dengan lanas yang terjadi saat tanaman dewasa di lapangan yakni jamur P. nicotianae. Gejala penyakit lanas yang timbul di pembibitan adalah daun berwarna kuning, layu, kemudian menjadi busuk cokelat yang akhirnya pembibitan tampak lonyok seperti disiram air panas (Gambar 1). Semangun (2000) mengemukakan bahwa penyakit lanas di pembibitan akan cepat meluas sehingga mengakibatkan kerusakan pada bibit. Inokulasi buatan dengan menggunakan suspensi P. nicotianae pada bibit tembakau akan menghasilkan gejala penyakit dalam waktu 3 6 hari setelah inokulasi (Elena 2000), karena bibit yang masih muda batangnya lebih sukulen sehingga mengakibatkan lebih rentan terhadap serangan patogen. Pada kultivar tanaman yang rentan, gejala penyakit pada tanaman dewasa adalah daun layu secara mendadak, terjadinya pembusukan yang berwarna cokelat kehitaman dan agak berlekuk pada pangkal batang. Selanjutnya daun-daun tersebut nantinya berwarna cokelat dan kering sebelum waktunya sehingga tidak laku dijual. Layu yang diakibatkan oleh P. nicotianae ini lebih cepat dan parah dibandingkan dengan kelayuan yang disebabkan oleh jamur Fusarium. Sementara itu pada kultivar tanaman yang tahan, meskipun terjadi infeksi pada akar tetapi bagian daunnya tetap hijau dan tidak terlihat adanya serangan patogen. Infeksi P. nicotianae ini akan menjadi lebih parah dengan keberadaan nematoda puru akar, bahkan kultivar yang resisten pun bisa berkurang ketahanannya apabila disertai dengan serangan nematoda puru akar (Shew 1991). Gejala khas serangan P. nicotianae adalah apabila pangkal batangnya dibelah maka empulur tampak kering dan bersekatsekat atau seringkali disebut mengamar (Gambar 2). Spora dari jamur P. nicotianae mampu bertahan di dalam tanah selama bertahun-tahun. Saat terdapat inang, maka spora ini akan berkecambah menjadi zoospora. Dengan adanya air, zoospora bergerak menuju ke akar tanaman tembakau yang ada di lapangan, ke- 107

mudian melakukan penetrasi jaringan akar. Jika kondisi lingkungannya mendukung, maka terjadilah infeksi pada tanaman. Air juga berperan penting dalam membantu penyebaran penyakit ke tanaman lain yang masih sehat. Oleh karena itu, adanya hujan merupakan salah satu faktor yang mendukung perkembangan penyakit. Selain itu, kelembapan yang tinggi juga dapat meningkatkan kejadian penyakit lanas (Semangun 2000). Daur hidup P. Nicotianae disajikan dalam Gambar 3. Gambar 3. Daur hidup P. nicotianae (sumber: Gallup et al. 2006) 108

Penggunaan tanah yang tidak steril juga menjadi salah satu pemicu timbulnya penyakit karena patogen mampu bertahan di dalam tanah dalam bentuk klamidospora. Kondisi lingkungan sekitar pembibitan yang terlalu lembap juga mendukung bagi perkembangan penyakit lanas di pembibitan. 3. Penyakit Kerupuk Penyakit kerupuk disebabkan oleh virus yang bernama Tobacco leaf curl virus (TLCV). Penularan virus ini terjadi melalui vektor kutu kebul, Bemisia tabaci. Selain sebagai serangga hama yang mengisap cairan tanaman, peranan B. tabaci sebagai vektor virus justru harus lebih diwaspadai. B. tabaci ini lebih aktif dan banyak berkembang pada musim kering dibandingkan dengan musim hujan sehingga penyakit kerupuk ini lebih banyak dijumpai pada musim kering (Aidawati 2001; Dalmadiyo et al. 1997). Penyakit kerupuk jarang muncul di pembibitan. Penyakit ini lebih banyak terjadi di lapangan ketika tanaman berumur 2 3 minggu setelah dipindah ke lahan. Gejala penyakit kerupuk adalah tepi daun menggulung, tulang daun menebal, dan berkelok-kelok, permukaan daun tidak rata, serta daun menjadi lebih kaku dan rapuh (Gambar 4). Secara lebih rinci, Semangun (2000) membagi gejala penyakit kerupuk ke dalam tiga tipe yakni 1) kerupuk biasa yaitu daun agak berkerut-kerut dan tepinya melengkung ke atas, tulang daun bengkok-bengkok dan di tempat-tempat tertentu menebal. Pada perkembangan selanjutnya penebalan akan berubah menjadi anak daun (enasi); 2) kerupuk jernih yaitu tepi daun melengkung ke bawah, tulang-tulang daun tidak menebal tetapi menjadi jernih karena tidak mengandung klorofil; dan 3) keriting yaitu daun sangat berkerut-kerut, tepi daun melengkung ke atas, dan tulang-tulang daun bengkok dan membentuk penebalan. 4. Penyakit Bercak Daun Penyakit bercak daun yang diakibatkan oleh jamur Cercospora nicotianae sering juga disebut dengan penyakit mata katak. Kemungkinan ini dikarenakan gejala yang ditimbulkan berbentuk bulat yang mirip dengan mata katak. Penyakit bercak daun ini dapat terjadi saat pembibitan, saat tanaman dewasa, maupun ketika dalam penyimpanan. C. nicotianae dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman di dalam tanah. Infeksi primer dapat berasal dari benih dan penyebaran selanjutnya melalui konidia yang terbawa oleh angin. Penyakit bercak daun berkembang dengan cepat pada suhu 20 30 o C dan kelembapan 80 90%. Selain itu, jarak tanam yang rapat, frekuensi pengairan yang tinggi, dan pemberian pupuk N yang berlebihan akan memperparah kejadian penyakit ini (Alasoadura dan Fajola 1970). Di pembibitan, gejala penyakit tersebut terlihat saat berumur 4 6 minggu atau tanaman mempunyai 4 8 daun. Gejala semakin parah jika populasi tanaman pembibitan sangat rapat. Gejala yang muncul pertama kali adalah adanya bercak daun transparan dengan diameter 1,5 2 mm dan berkembang dengan cepat hingga 4 6 mm (Gambar 5). 109

Pada kondisi lembap, daun yang terinfeksi akan menjadi berwarna kuning dan busuk, sedangkan pada kondisi kering daun menjadi kering dan rontok. Adapun gejala bercak daun yang terjadi di lapangan adalah munculnya bercak berbentuk lingkaran pada daun dengan diameter berukuran 3,5 6 mm, bagian pusat lingkaran berwarna keputihan dan bagian tepinya cokelat tua (Alasoadura dan Fajola 1970). 5. Penyakit Mosaik Tembakau Penyakit mosaik tembakau disebabkan oleh virus mosaik tembakau yang bernama Tobacco mosaic virus (TMV) dan Cucumber mosaic virus (CMV). Gejala mosaik pada daun tembakau yang terjadi di lapangan seringkali disebabkan oleh kedua virus tersebut dan sulit dibedakan secara morfologi. Pada tanaman tembakau yang terinfeksi virus mosaik, daun-daun muda memiliki tulang daun yang lebih jernih dibandingkan daun yang sehat. Seringkali daun melengkung, saat daun bertambah tua, pada daun yang masih muda terdapat bercak-bercak kuning dan pada perkembangan selanjutnya terjadi bercak-bercak klorotik yang tidak teratur sehingga terbentuk mosaik atau belang (Gambar 6). Bagian yang berwarna hijau mempunyai warna yang lebih tua dibandingkan daun yang sehat dan pertumbuhan daunnya terhambat (Semangun 2000). Penularan penyakit mosaik pada tanaman tembakau yang disebabkan oleh CMV terjadi melalui vektor, secara mekanis, kontak atau sentuhan baik oleh pekerja (manusia) maupun oleh daun itu sendiri yakni ketika daun yang sakit bersentuhan dengan daun yang masih sehat. Lebih dari 80 spesies aphid (kutu daun) diketahui menularkan CMV, di antaranya Aphis gossypii dan Myzus persicae (CABI 2003). Sementara penyakit mosaik yang disebabkan oleh TMV dapat ditularkan melalui luka pada jaringan tanaman sehingga jika terjadi kontak dengan tanaman yang sakit maka virus akan masuk ke jaringan tanaman yang sehat melalui luka tersebut. Saat tidak ada tanaman tembakau di lapangan, virus dapat bertahan di dalam tanah dan tumbuhan inang lain. Keberadaan virus di dalam tanah dapat mencapai satu tahun atau lebih, tetapi hal ini tidak menjadi masalah jika dilakukan rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan inangnya. Keberadaan tanaman inang lain seperti tomat, cabai, ceplukan, terung, ketimun, dan semangka juga perlu diwaspadai karena dapat menjadi tempat bertahan virus dan menjadi sumber inokulum bagi tanaman tembakau berikutnya (Semangun 2000; CABI 2003). 110

Gambar 4. Gejala penyakit kerupuk akibat serangan TLCV Gambar 5. Gejala bercak daun Cercospora pada daun tembakau Gambar 6. Gejala mosaik pada daun tembakau 111

112 PENYAKIT-PENYAKIT SEKUNDER TEMBAKAU VIRGINIA Selain penyakit-penyakit utama tersebut di atas, terdapat penyakit lain pada tanaman tembakau virginia di Indonesia yang tidak terlalu menjadi masalah adalah penyakit layu bakteri, puru akar, bercak karat, dan embun tepung. 1. Penyakit Layu Bakteri Penyakit layu bakteri disebabkan oleh bakteri R. solanacearum. Penyakit ini berkembang baik pada tanah tegal yang ringan, kisaran ph agak asam sampai netral. Gejala penyakit layu bakteri adalah layu pada salah satu sisi tanaman, bentuk daun asimetris, pangkal batang busuk berwarna cokelat, dan apabila dicabut sebagian maupun keseluruhan akarnya juga berwarna cokelat dan busuk. Selain itu, apabila batang disayat, akan terlihat alur-alur berwarna cokelat pada berkas pembuluhnya dan seringkali diikuti pada tulang daun. Apabila batang maupun tulang daun tersebut dipotong dan dicelupkan ke air akan terlihat aliran massa bakteri putih seperti asap rokok (Dalmadiyo et al. 1997). 2. Penyakit Puru Akar Penyakit puru akar disebabkan oleh nematoda puru akar (Meloidogyne spp.). Penyakit puru akar banyak ditemukan pada tanah ringan. Gejala penyakit puru akar adalah pertumbuhan tanaman terhambat (kerdil), layu sementara pada siang hari, dan apabila terjadi kekurangan air maka tanaman akan lebih cepat mati. Apabila tanaman dicabut, akan terlihat puru (pembengkakan) pada akar. Adanya serangan nematoda ini mempermudah infeksi patogen lain seperti P. nicotianae karena tusukan stilet nematoda menimbulkan luka pada jaringan tanaman dan ini dapat menjadi jalan masuk bagi jamur maupun bakteri lain. Seringkali serangan nematoda ini diikuti dengan infeksi P. nicotianae ataupun R. solanacearum sehingga memperparah kondisi tanaman (Dalmadiyo et al. 1997). 3. Penyakit Bercak Karat Penyakit bercak karat pada daun tembakau disebabkan oleh jamur A. alternata. Penyebaran penyakit bercak karat ini melalui konidia yang terbawa angin atau percikan air. Gejala penyakit bercak karat adalah timbulnya bercak kecil berwarna cokelat muda atau cokelat tua pada daun-daun bagian bawah. Perkembangan berikutnya bercak berubah menjadi nekrosis yang berwarna cokelat dengan batas yang jelas pada jaringan yang sakit dan sehat. Nekrosis pada daun bawah memilki diameter dengan ukuran sekitar 3 cm dan pada daun bagian atas berukuran 1,5 cm. Pada keadaan lembap, bercak dapat cepat meluas dan menyatu sehingga mengakibatkan daun robek atau masak sebelum waktunya (Dalmadiyo et al. 1997; Semangun 2000). 4. Penyakit Embun Tepung Penyakit embun tepung disebabkan oleh jamur Oidium tabaci. O. tabaci merupakan kelompok parasit obligat yang hanya dapat hidup pada tanaman yang hidup saja sehingga keberadaan tanaman inang lain seperti ketimun, semangka, dan bunga matahari

penting untuk tempat bertahan hidup jamur. Penyakit embun tepung ini dapat terjadi di pembibitan maupun di pertanaman. Gejala yang tampak pada tanaman tembakau yang terinfeksi O. tabaci adalah pada permukaan daun bagian atas terdapat bercak putih kelabu tipis, yang sebetulnya adalah sekumpulan miselium, konidiofor, dan konidia jamur. Pada awalnya bercak-bercak ini kecil dan bulat, pada perkembangan selanjutnya apabila kondisi lingkungan sesuai maka bercak meluas dengan cepat dan menyatu sehingga timbul bercak yang lebar dan berwarna putih seperti tepung. Pada serangan yang lebih lanjut, seluruh permukaan daun akan tertutupi oleh bercak ini (Semangun 2000). PENUTUP Penyakit-penyakit utama pada tanaman tembakau virginia adalah rebah kecambah (damping-off), lanas, kerupuk, bercak daun, serta mosaik. Sementara itu yang termasuk penyakit sekunder pada tanaman tembakau virginia adalah layu bakteri, puru akar, bercak karat daun, dan embun tepung. DAFTAR PUSTAKA Agrios, G.N. 1997. Plant Pathology. Ed. ke-4. Academic Press, New York. Aidawati, N. 2001. Penularan virus kerupuk tembakau dengan Bemisia tabaci (Gennadius) (Hemiptera: Aleyrodidae). www.repository.ipb.ac.id. Alasoadura, S.O. & A.O. Fajola. 1970. Studies on the frog eye disease of tobacco (Nicotiana tabacum L.) in Nigeria. Mycopathologia 42:177 185. CAB International. 2003. Crop Protection Compendium. Wallingford, UK: CAB International. Dalmadiyo, G., Supriyono & B. Hari-Adi. 1997. Penyakit tanaman tembakau virginia dan pengendaliannya. Monograf Tembakau Virginia Buku 1. Balai Penelitian Tembakau dan Tanaman Serat, Malang. Hlm. 64 76. Elena, K. 2000. Patogenicity of Phytophthora nicotianae isolates to tobacco and tomato cultivars. Phytopathol. Mediterr. 39:245 250. Gallup, C.A., M.J. Sullivan & H.D. Shew. 2006. Black shank of tobacco. The Plant Health Instructor. DOI: 10.1094/PHI-I-2006-0717-01. Semangun, H. 2000. Penyakit-Penyakit Tanaman Perkebunan di Indonesia. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Shew, H.D. 1991. Black shank. In Compendium of Tobacco Diseases. Shew, H.D. & Lucas E.D. editor. APS Press, St. Paul Minnesota USA. p. 17 20. 113