BAB I PENDAHULUAN. pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 DAMPAK HASIL BELAJAR PROGRAM KEAKSARAAN USAHA MANDIRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

Latar Belakang Diselenggarakannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Lifeskills) 1/5

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan melalui peningkatan kualitas manusia,

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dari kebodohan dan kemiskinan. Hal ini Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini manusia dihadapkan pada suatu kehidupan masyarakat yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai warga negara perlu mengembangkan diri untuk dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat terutama setelah terjadi krisis ekonomi tahun Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan suatu bangsa erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah fondasi untuk membangun bangsa. Upaya untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mengembangkan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan merupakan perwujudan dan cita-cita luhur bangsa dan negara, yaitu menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh rakyat sebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan merata. Sebaliknya berhasilnya pembangunan tergantung pula kepada peran seluruh rakyat, hal ini berarti bahwa pembangunan harus dilaksanakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan nasional bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja tetapi merupakan tanggung jawab seluruh Bangsa Indonesia. Pembangunan nasional mencakup pembangunan yang menyeluruh. Pembangunan tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah saja tetapi mewujudkan adanya keseimbangan, keselarasan dan keserasian baik materiil maupun immateriil. Namun pada dasarnya pembangunan itu dikatakan berhasil atau tidak sangat ditentukan oleh faktor manusianya. Manusia merupakan tujuan sekaligus pelaksana pembangunan. Dengan kata lain tujuan pembangunan adalah pembangunan manusia, pelaksana pembangunan adalah manusia dan hasil pembangunan adalah untuk kepentingan manusia. Pendidikan Nasional Bangsa Indonesia merupakan sebuah sistem pendidikan yang berakar pada kebudayaan Bangsa Indonesia dan atas dasar Nina Setiawaty, 2012 Dampak Pelatihan Yang Dilakukan Oleh Rumah Zakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 Pancasila dan Undang Undang Dasar Tahun 1945. Pendidikan nasional mempunyai fungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Nomor 20 Tahun 2003, mengatakan bahwa : Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan pembaruan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan. Pendidikan itu dapat diperoleh melalui jalur sekolah, dan jalur luar sekolah. Seperti yang termuat dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 BAB IV pasal 13 tentang sistem pendidikan nasional yang menegaskan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya satu sama lainnya. Pendidikan nasional merupakan sistem layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non formal, informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Satuan pendidikan nonformal seperti tertuang dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, meliputi lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, PKBM, dan majelis ta'lim serta pendidikan sejenis. Pelatihan merupakan satuan pendidikan luar sekolah termasuk pendidikan sejenis di samping keluarga, kelompok belajar, dan kursus yang mencakup

3 komponen pendidikan luar sekolah. Pendidikan mencakup semua komunikasi nyata masyarakat, lingkungan keluarga, lembaga, dunia kerja, dan lingkungan kehidupan lainnya. (Sudjana, 2004: 13). Dalam Undang Undang No. 2 Tahun 1990 Pasal 9 menyatakan adanya dua jalur penyelenggaraan pendidikan, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Kedua jalur pendidikan saling komplementer dalam sistem pendidikan nasional. Apabila satuan pendidikan yang disebut sekolah berjenjang dan berkesinambungan, sedangkan satuan pendidikan luar sekolah tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Satuan pendidikan luar sekolah ini meliputi pendidikan keluarga, kelompok belajar, kursus, dan pendidikan yang sejenis. Dalam pengertian kedua jenis pendidikan terselip konsep pendidikan yang tidak terbatas usia dan ruang sekolah yang formal. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di masyarakat yang dilakukan oleh para praktisi didorong oleh hasrat dan rasa pengabdian mereka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan bangsa akan pendidikan. Kesempatan pelatihan ini diberikan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kehidupan, serta untuk menumbuhkan hasrat dan partisipasi masyarakat dalam usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat. Program pelatihan yang dilakukan diantaranya pendidikan orang dewasa, keaksaraan fungsional, latihan ketrampilan produktif, pendidikan kewanitaan dan kerumah tanggaan, pendidikan dan latihan kepemudaan dan yang lainnya. Desa Langensari merupakan sebuah desa yang berada di wilayah Bandung Barat dengan potensi yang dimilikinya yaitu dalam bidang perkebunan,

4 peternakan dan lain-lain. Masyarakat Desa Langensari sebagian besar penduduknya hanya lulusan SD, SMP dan SMA sehingga sebagian besar pekerjaan masyarakatnya hanya sebagai buruh dan petani. Kondisi Desa Langensari tersebut mendorong lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat di Desa Langensari. Lembaga yang cukup konsisten dalam membangun masyarakat di Desa Langensari salah satunya adalah Rumah Zakat. Rumah Zakat adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara lebih profesional dengan menitikberatkan pembinaan dan pemberdayaan sosial melalui 4 empat rumpun program yaitu program pendidikan (EduCare), kesehatan (HealthCare), pemberdayaan ekonomi (EcoCare) dan kepemudaan (YouthCare). EduCare merupakan rumpun program yang bertujuan ikut mencerdaskan bangsa melalui sejumlah layanan pendidikan yang diberikan secara gratis kepada masyarakat kurang mampu. YouthCare Rumah Zakat memberikan wahana pemberdayaan pemuda melalui aksi nyata Program Pengembangan Kapasitas Relawan, Pengembangan Kemandirian Pemuda, dan Siaga Bencana. Selain itu, disediakan juga Youth Development Centre sebagai Balai Latihan Keterampilan Usaha. Para pemuda dan relawan kini siap tampil lebih berdaya. HealthCare. Salah satu program Rumah Zakat ikut menyehatkan masyarakat khususnya masyarakat kurang mampu. Program ini berbasis layanan kesehatan gratis untuk meningkatkan kesadaran dan aksesibilitas masyarakat terhadap kesehatan. EcoCare berbekal semangat pengabdian untuk memajukan perekonomian negeri,

5 rumpun EcoCare dirancang Rumah Zakat untuk memberdayakan ekonomi rakyat melalui serangkaian kegiatan pembinaan terpadu serta kemitraan modal. EcoCare diimplementasikan dalam program Kelompok Usaha Kecil Mandiri (KUKMI). Rumah Zakat berdiri menjadi jembatan harmoni antara para muzakki dan mustahiq, menyambungkan empati dalam simpul pelayanan gratis hingga pemberdayaan. Dalam pengembangan keempat rumpun programnya Rumah Zakat mengembangkan program pendampingan dan pemberdayaan intensif berbasis komunitas yang disebut Integrated Community Development (ICD) yang dilaksanakan per kecamatan maupun per kelurahan. Untuk setiap ICD dikelola oleh satu orang atau lebih Mustahiq Relation Officer (MRO) yang tinggal di tengah-tengah masyarakat yang dibinanya sehingga pemantauan dan keberlangsungan program lebih terjaga. Semangat membumikan nilai spiritualitas menjadi kesalehan sosial membingkai gerak lembaga ini sebagai mediator antara nilai kepentingan muzakki dan mustahiq. Antara yang memberi dan menerima, antara para aghniya (orang kaya) dan mereka yang dhuafa sehingga kesenjangan sosial bisa semakin dikurangi jaraknya. Rumah Zakat yang berada di wilayah Lembang telah melakukan survey data potensi yang ada di lingkungan kecamatan Lembang, sehingga terpilih Desa Langensari yang berpotensi untuk bisa dikembangkan. Dengan berbagai pertimbangan maka Mustahiq Relation Officer (MRO) yang disebut amil zakat terfokus pada pemberdayaan ekonomi dengan melakukan beberapa pelatihan diantaranya pelatihan beternak lele, pelatihan merajut, pelatihan membuat

6 makanan ringan. Dengan adanya pelatihan yang dilakukan oleh rumah zakat diharapkan masyarakat di Desa Langensari mempunyai keterampilan yang bisa dikembangkan baik yang dilakukan secara pribadi maupun kelompok dan sedikitnya dapat membantu perekonomian keluarga. Bagi masyarakat Desa Langensari adanya program pelatihan yang dilakukan oleh Rumah Zakat dijadikan sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan kesejahteraan keluarga. Keterampilan dan pengetahuan tersebut merupakan modal bagi masyarakat untuk dapat bersaing di dunia kerja. Kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh Rumah Zakat yang sampai sekarang masih berjalan yaitu pelatihan merajut. Pelatihan merajut merupakan salah satu pelatihan yang sangat diminati oleh masyarakat, disini terlihat dari banyaknya masyarakat yang mengikuti kegiatan pelatihan merajut dibandingkan dengan kegiatan pelatihan yang lain. Merajut adalah suatu kegiatan kerajinan yang dilakukan dengan cara mengaitkan benang (wol) dengan jarum khusus (hakpen). Merajut adalah metode membuat kain, pakaian atau perlengkapan busana dari benang rajut. Merajut bisa diartikan juga sebagai suatu kesenian yang membutuhkan keahlian tersendiri dan sangat memerlukan keterampilan tangan untuk membuat hasil rajutan yang menarik dan rapi. Merajut tersendiri memiliki nilai ekstetika yang sangat tinggi karena dibuat dengan penuh kesabaran dan rasa cinta. Pelatihan merajut yang sudah dilaksanakan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam peningkatan pendapatan mantan peserta pelatihan, disini

7 terlihat dari terpenuhinya kecukupan sehari-hari masyarakat dan banyaknya aktifitas di masyarakat yang dilakukan setelah mengikuti kegiatan pelatihan marajut. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai: Dampak Pelatihan Yang Dilakukan Oleh Rumah Zakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan hasil studi di lapangan, maka penulis mencoba mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh rumah zakat dalam melaksanakan program pelatihan, diantaranya : 1. Dari peserta yang mengikuti pelatihan merajut 50 % nya telah memanfaatkan hasil pelatihan dengan cara membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang bertujuan untuk melaksanakan usaha kesejahteraan sosial dan usaha ekonomi dalam semangat kebersamaan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya. 2. Mantan peserta pelatihan yang tergabung dalam KUBE telah merasakan adanya perubahan pendapatan ke arah yang lebih diantaranya adanya peningkatan kemampuan berusaha para anggota KUBE, Pengembangan usaha, serta peningkatan kepedulian dan kesetiakawanan sosial di antara anggota KUBE dan masyarakat sekitar. 3. Mantan peserta pelatihan memiliki interaksi sosial yang lebih baik dibandingkan sebelum mengikuti program KUBE.

8 Berdasarkan identifikasi masalah di atas dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana Dampak Pelatihan Yang Dilakukan Oleh Rumah Zakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?. Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini selanjutnya dibatasi pada aspek yang di susun dalam pertanyaan di bawah ini: 1. Bagaimanakah Persepsi masyarakat terhadap pelatihan merajut yang diselenggarakan di Desa Langensari Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat? 2. Bagaimana pemanfaatan hasil pelatihan merajut yang diselenggarakan di Desa Langensari Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat? 3. Bagaimanakah tingkat kesejahteraan masyarakat yang mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan di Desa Langensari Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat? 4. Apakah kegiatan pelatihan berdampak terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendeskripsikan dan menganalisis persepsi masyarakat terhadap pelatihan merajut yang diselenggarakan di Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

9 2. Mendeskripsikan dan menganalisis pemanfaatan hasil pelatihan merajut yang diselenggarakan di Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. 3. Mendeskripsikan dan menganalisis tingkat kesejahteraan masyarakat yang mengikuti program pelatihan merajut yang diselenggarakan di Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. 4. Mendeskripsikan dampak program pelatihan merajut terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat di Desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. D. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif, dengan alasan penggunaan metode deskriptif yaitu sebagai berikut: 1. Memusatkan diri pada permasalahan-permasalahan yang ada pada masa sekarang pada masalah-masalah yang aktual. 2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian di analisa. Dalam pelaksanaannya penelitian deskriptif ini tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Sugiyono (2008: 147) yang menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang terjadi pada saat ini. Di dalamnya terdapat upaya pencatatan deskripsi, analisa dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang terjadi atau ada.

10 Penelitian deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu masyarakat atau suatu kelompok orang tertentu atau gambaran tentang suatu gejala atau hubungan antara dua gejala atau lebih. Dalam hal ini digunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan bagaimana upaya Rumah Zakat dalam meningkatkan pendapatan keluarga melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE), hasil-hasil yang telah dicapai dan kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. E. Manfaat /Signifikansi Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan penelitian ini agar dapat memberikan kontribusi bagi beberapa pihak yang terkait, diantaranya : 1. Secara Praktis Sebagai bahan untuk pengembangan lebih lanjut tentang program yang dilakukan oleh Rumah Zakat dan bagi penyelenggara program temuan ini dapat dijadikan umpan balik untuk pengembangan lebih lanjut yang berhubungan dengan penyelenggaraan program pelatihan keterampilan merajut terhadap perubahan sikap dan prilaku serta kemandirian berwirausaha. 2. Secara Teoritis a. Memberikan manfaat dan sumbangan terhadap ilmu pendidikan khususnya dalam bidang pendidikan dan pelatihan. b. Diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta wawasan berpikir khususnya bagi penulis umumnya bagi pihak lain yang memerlukannya.

11 F. Struktur Organisasi Skripsi BAB I : Pendahuluan, didalamnya membahas Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat atau Signifikansi Penelitian, Struktur Organisasi Skripsi. BAB II : Tinjauan Teoritis yang didalamnya membahas beberapa Konsep Persepsi, Konsep Pelatihan, Konsep Pelatihan dalam Pendidikan Luar Sekolah, Konsep Pembangunan Kesejahteraan Sosial, dan Hipotesis Penelitian. BAB III : Metode Penelitian, berisi tentang uraian Lokasi dan Subjek Populasi/sampel penelitian, variabel dan pengembangan Indikator, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, langkah-langkah pengolahan dan analisis data, teknik pengolahan dan analisis data. BAB IV : Gambaran Lokasi, Analisis Deskriptif Identitas Responden, Deskripsi Data dan Pembahasan Hasil Penelitian BAB V : Kesimpulan dan saran.