Hubungan Nilai Konsolidasi dan Nilai Kuat Tekan Bebas pada Tanah Lempung yang Disubtitusi Material Pasir. Dedy Kurniawan 1) Iswan 2) Setyanto 3)

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

Hubungan Batas Cair dan Plastisitas Indeks Tanah Lempung yang Disubstitusi Pasir Terhadap Nilai Kohesi Tanah pada Uji Direct Shear

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

Korelasi antara Kuat Tekan Bebas dengan Kuat Tekan Geser langsung pada Tanah Lanau Disubstitusi dengan Pasir

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR. Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2)

Korelasi Kuat Tekan dengan Kuat Geser pada Tanah Lempung yang Didistribusi dengan Variasi Campuran Pasir. Albertus Willy P 1) Iswan 2) M.

Pengaruh Subtitusi Pasir Pada Tanah Organik Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Geser. Rizky Dwi Putra 1) Iswan 2) Lusmeilia Afriani 2)

PENGARUH KUAT TEKAN DAN KUAT GESER SAMPEL DRYSIDE OF OPTIMUM (KERING OPTIMUM) DAN WETSIDE OF OPTIMUM (BASAH OPTIMUM) PADA TANAH LEMPUNG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

Time Variation Effect on Unconfined Compressive Strength Value on Clay and Silt Stabilized using Cement on Soaking Condition

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

STUDI KUAT TEKAN TANAH PASIR BERLEMPUNG YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN ABU GUNUNG MERAPI. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Aditya Nugraha 2)

KORELASI PARAMETER KEKUATAN GESER TANAH DENGAN MENGGUNAKAN UJI TRIAKSIAL DAN UJI GESER LANGSUNG PADA TANAH LEMPUNG SUBSTITUSI PASIR

Pengaruh Kuat Tekan dan Kuat Geser pada Sampel Dry Side of Optimum (Optimum Kering) dan Wet Side of Optimum (Optimum Basah) Tanah Organik

STUDY DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN ECOMIX. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Erik Permana 2)

Study Analisis Penurunan Tanah Lempung Lunak dan Lempung Organik Menggunakan Pemodelan Matras Beton Bambu dengan Tiang

PEMANFAATAN LIMBAH BETON SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO KABUPATEN SRAGEN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

STABILISASI TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KERIKIL UNTUK MENINGKATKAN DAYA DUKUNG (CBR) DI LABORATORIUM SEBAGAI BAHAN TIMBUNAN

PENGARUH BAHAN CAMPURAN ARANG TEMPURUNG TERHADAP KONSOLIDASI SEKUNDER PADA LEMPUNG EKSPANSIF

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

Pengaruh Penambahan Pasir Terhadap Tingkat Kepadatan dan Daya Dukung Tanah Lempung Lunak. Christian Prasenda 1) Setyanto 2) Iswan 3)

Studi Perbandingan Uji Pemadatan Standar dan Uji Pemadatan Modified Terhadap Nilai Koefisien Permeabilitas Tanah Lempung Berpasir

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU DAN SERBUK GYPSUM TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tanah serta sifat sifatnya, baik itu sifat fisik, mekanis, maupun kimiawi. Tanah

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

INFO TEKNIK Volume 9 No. 2, Desember 2008 ( )

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG KECAMATAN SUKODONO YANG DISTABILISASI DENGAN GARAM DAPUR (NaCl) PUBLIKASI ILMIAH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung (soft clay) yang

JRSDD Edisi Juni 2016, Vol. 4, No. 2, Hal: (ISSN: )

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

TINJAUAN PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG BAYAT, KLATEN YANG DISTABILISASI DENGAN TRAS

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODA PERBAIKAN TANAH LUNAK PADA RUAS JALAN SEKINCAU - SUOH DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

PENGARUH TANAH GADONG TERHADAP NILAI KONSOLIDASI DAN KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG TANON YANG DI STABILISASI DENGAN SEMEN

I. PENDAHULUAN. Dalam pembangunan konstruksi sipil, tanah mempunyai peranan yang sangat

Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu dan Semen Terhadap Karakteristik Tanah Lempung Ekspansif Di Bojonegoro

PERBAIKAN PENGEMBANGAN TANAH MENGGUNAKAN ZAT ADDITIVE KAPUR DENGAN PEMODELAN ALAT KONSOLIDASI

I. PENDAHULUAN. Tanah memiliki peranan yang penting yaitu sebagai pondasi pendukung pada

Korelasi Kuat Tekan Bebas dengan Kuat Geser Langsung pad Tanah Lempung yang dicampur dengan Zeolit. M. Iqbal Hermawan 1) Lusmeilia Afriani 2) Iswan 2)

TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI

I. PENDAHULUAN. Dalam perencanaan dan pekerjaan suatu konstruksi bangunan sipil tanah

Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Kapur Dengan Alat Pemadat Modifikasi. Diah Larasati 1) Iswan 2) Setyanto 3)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung yang diambil dari

I. PENDAHULUAN. beban lainnya yang turut diperhitungkan, kemudian dapat meneruskannya ke

I. PENDAHULUAN. beban akibat konstruksi di atasnya, maka diperlukan perencanaan yang

ABSTRAK

TINJAUAN KUAT TEKAN BEBAS DAN PERMEABILITAS TANAH LEMPUNG TANON YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR DAN FLY ASH. Tugas Akhir

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI POTENSI TANAH TIMBUNAN SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI TANGGUL PADA RUAS JALAN NEGARA LIWA - RANAU DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. G.

Perilaku Penurunan Tanah Terhadap Dry Side of Optimum dan Wet Side of Optimum pada Kepadatan Tanah Organik

STABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN KOLOM KAPUR DENGAN VARIASI JARAK PENGAMBILAN SAMPEL

BAB III LANDASAN TEORI

Pengaruh Penambahan Pasir Terhadap Tingkat Kepadatan dan Daya Dukung Tanah Lempung Organik. Ferdi Ferdian 1) Muhammad Jafri 2) Iswan 2)

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP DAYA DUKUNG STABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN TX-300. M. Jafri 1) Setyanto 1) A.

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

PENGARUH PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JRSDD, Edisi Juni 2016, Vol. 4, No. 2, Hal: (ISSN: )

MEKANIKA TANAH KEMAMPUMAMPATAN TANAH. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

JRSDD, Edisi Juni 2015, Vol. 3, No. 2, Hal: (ISSN: )

PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSION TEST) PADA STABILITAS TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN SEMEN DAN ABU CANGKANG SAWIT

EFEKTIFITAS GIPSUM SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP NILAI PENURUNAN KONSOLIDASI SUBGRADE JALAN SUKODONO SRAGEN

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

STUDI PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN MENGGUNAKAN SEMEN

kelompok dan sub kelompok dari tanah yang bersangkutan. Group Index ini dapat

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KEKUATAN PAVING BLOCK PASCA PEMBAKARAN MENGGUNAKAN MATERIAL TANAH DAN KAPUR UNTUK JALAN LINGKUNGAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

PENGARUH KADAR LEMPUNG DENGAN KADAR AIR DIATAS OMC TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG ORGANIK

KARAKTERISITIK KUAT GESER TANAH MERAH

PENGARUH CAMPURAN KAPUR DAN ABU JERAMI GUNA MENINGKATKAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG

KORELASI ANTARA TEGANGAN GESER DAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG DENGAN BAHAN CAMPURAN SEMEN

I. PENDAHULUAN. bangunan, jalan (subgrade), tanggul maupun bendungan. dihindarinya pembangunan di atas tanah lempung. Pembangunan konstruksi di

Transkripsi:

JRSDD, Edisi Maret 2015, Vol. 3, No. 1, Hal:131-144 (ISSN:2303-0011) Hubungan Nilai Konsolidasi dan Nilai Kuat Tekan Bebas pada Tanah Lempung yang Disubtitusi Material Pasir Dedy Kurniawan 1) Iswan 2) Setyanto 3) Abstract This study was conducted to determine the behavior of reduction and compressive strength in clay which is substituted with sand material and to see the correlation between the value of consolidation and the compressive strength on the soil. Because the clay when getting loading there will be a significant reduction in soil that affects the reduction in carrying capacity or compressive strength of the soil. In this study used clay from the village of Belimbing Sari, Jabung district, East Lampung with the coordinates of 105 39 '10.74 "T and 5 31' 44.26" S. The research was done by testing on samples without a mixture of clay and the clay soil mixed with sand with varying amounts of sand mixture of 10%, 20%, and 30%. Testing was conducted on a standard compaction test to find the optimum water content, consolidation testing to find the value of the coefficient of consolidation (Cv), compression index (Cc) and coefficient of compression (Av) and compressive strength testing are free to seek the compressive strength on the soil. Based on the results of this study can be seen in the behavior of a mixture of clay and sand without once mixed with sand material that is an increase in the value of the coefficient of consolidation (Cv), a decrease in the value of compression index (Cc) and coefficient of compression (Av) and an increase in the compressive strength (qu) in the clay soil. Value increases and decreases that occur without a mixture of clay and after mixed variations mixture of 10%, 20%, and 30% tend to be stable. From this study it can be concluded that the value of consolidation and strong correlation press substituted clay with sand material that is smaller then the consolidation of soil compressive strength will be greater as well. Keywords: Soil Clay, Sand, Consolidation, Soil Compressive Strength Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku penurunan dan kuat tekan pada tanah lempung yang disubtitusi dengan material pasir serta untuk melihat hubungan antara nilai konsolidasi dan nilai kuat tekan pada tanah tersebut. Karena pada tanah lempung apabila mendapat pembebanan maka akan terjadi penurunan yang signifikan pada tanah yang mempengaruhi berkurangnya daya dukung atau kuat tekan tanah tersebut. Pada penelitian ini tanah lempung yang digunakan berasal dari desa Belimbing Sari Kec. Jabung, Lampung Timur dengan titik koordinat 105 o 39 10.74 T dan 5 o 31 44.26 S. Penelitian ini dilakukan dengan cara pengujian pada sampel tanah lempung tanpa campuran dan pada tanah lempung yang dicampur pasir dengan variasi jumlah campuran pasir sebesar 10%, 20% dan 30%. Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian pemadatan standar untuk mencari nilai kadar air optimumnya, pengujian konsolidasi untuk mencari nilai koefisien konsolidasi (Cv), indeks pemampatan (Cc) dan koefisien pemampatan (Av) serta pengujian kuat tekan bebas untuk mencari nilai kuat tekan pada tanah tersebut. 1) Mahasiswa pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. 2) Staf pengajar pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jalan. Prof. Sumantri Brojonegoro 1. Gedong Meneng Bandar lampung. 35145. 3) Staf pengajar pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jalan Prof. Sumantri Brojonegoro 1. Gedong Meneng Bandar Lampung.

Hubungan nilai konsolidasi dan nilai kuat tekan bebas pada tanah Dedy lempung Kurniawan,... Iswan, Setyanto Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat perilaku tanah lempung tanpa campuran pasir dan setelah dicampur dengan material pasir yaitu terjadi peningkatan pada nilai koefisien konsolidasi (Cv), penurunan pada nilai indeks pemampatan (Cc) dan koefiensien pemampatan (Av) serta peningkatan pada nilai kuat tekan (qu) pada tanah lempung tersebut. Nilai peningkatan dan penurunan yang terjadi dari tanah lempung tanpa campuran dan setelah dicampur variasi campuran 10%, 20%, 30% cenderung stabil. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan nilai konsolidasi dan kuat tekan tanah lempung yang disubtitusi dengan material pasir yaitu semakin kecil penurunan yang terjadi maka kuat tekan tanahnya akan semakin besar juga. Kata kunci :Tanah Lempung, Pasir, Penurunan Tanah, Kuat Tekan Tanah 1. PENDAHULUAN Mendirikan bangunan di atas tanah lempung akan menimbulkan beberapa permasalahan, diantaranya kuat tekan tanah dan penurunan tanah. Terjadinya penurunan (konsolidasi) tanah apabila mengalami pembebanan diatasnya maka tekanan air pori akan naik sehingga air-pori ke luar yang menyebabkan berkurangnya volume tanah, oleh karena itu akan terjadi penurunan signifikan pada tanah yang akan mempengaruhi berkurangnya daya dukung tanah untuk menahan beban yang ada di atas tanah tersebut. Pada tanah lempung jika menerima beban diatasnya akan mengalami penurunan yang tinggi. Dalam waktu lama hal ini dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada bangunan akibat penurunan yang berlebihan. Tanah lempung merupakan jenis tanah yang berbutir halus yang mempunyai nilai daya dukung yang rendah dan sangat sensitif terhadap perubahan kadar air, yaitu mudah terjadi perubahan volume dan kembang susut. Hal ini sangat tidak menguntungkan bila tanah lempung digunakan sebagai tanah dasar untuk menopang suatu bangunan. Maka salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang perilaku tanah lempung tersebut dengan pengujian konsolidasi dan pengujian kuat tekan. Untuk mengetahui pengaruh dari pencampuran pasir terhadap perilaku penurunan dan kuat tekan tanah lempung Desa Belimbing Sari Kabupaten Lampung Timur, dilakukan pengujian Konsolidasi dan kuat tekan yang disubtitusi dengan material pasir. Pada pengujian ini, variasi pencampuran pasir dibuat berbeda-beda yaitu dengan presentase 10 %, 20 % dan 30 % dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan penurunan dan kuat tekan pada tiap variasi. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Lempung. Tanah lempung merupakan agregat partikel-partikel berukuran mikroskopik dan submikroskopik yang berasal dari pembusukan kimiawi unsur-unsur penyusun batuan, dan bersifat plastis dalam selang kadar air sedang sampai luas. Dalam keadaan kering sangat keras, dan tak mudah terkelupas hanya dengan jari tangan. Permeabilitas lempung sangat rendah (Terzaghi, 1987). Pelapukan kimiawi menghasilkan pembentukan kelompok-kelompok partikel yang berukuran koloid (< 0,002 mm) yang dikenal sebagai mineral lempung. Sifat yang khas dari tanah lempung adalah dalam keadaan kering akan bersifat keras, dan jika basah akan bersifat lunak plastis, dan kohesif, mengembang dan menyusut dengan cepat, sehingga mempunyai perubahan volume yang besar dan itu terjadi karena pengaruh air. Lempung merupakan tanah berbutir halus koloidal yang tersusun dari mineral-mineral 132 2

Dedy Kurniawan, Iswan, Setyanto. Buktin yang dapat mengembang. Lempung ekspansif memiliki sifat khusus yaitu kapasitas pertukaran ion yang sangat tinggi yang apabila terjadi perubahan kadar air. Jika kadar air bertambah, tanah lempung ekspansif akan mengembang disertai dengan kenaikan tekanan air pori dan tekanan pengembangannya. Sebaliknya, jika kadar air turun sampai dengan batas susutnya, lempung ekspansif akan mengalami penyusutan yang cukup tinggi. (Bowles, 1989) 2.2. Pasir. Secara partikel, ukuran partikel pasir besar dan sama atau seragam,bentuknya bervariasi dari bulat sampai persegi. Bentuk-bentuk yang dihasilkan dari abrasi dan pelarutan adalah sehubungan dengan jarak transportasi sedimen. Perilaku terjadinya massa disebabkan oleh jarak pori di antara butiran masing-masing yang bersentuhan. Mineral pasir yang lebih dominan adalah kwarsa yang pada dasarnya stabil, lemah dan tidak dapat merubah bentuk. Pada suatu saat, pasir dapat meliputi granit, magnetit dan hornblende. Karena perubahan cuaca di mana akan cepat terjadi pelapukan mekanis dan terjadi sedikit pelapukan kimiawi, mungkin akan ditemui mika, feldspar atau gypsum, tergantung pada batuan asal. Secara permeabilitas, pasir merupakan material yang mempunyai permeabilitas tinggi, mudah ditembus air. Kapilaritas pasir dapat dikatakan rendah, sehingga dapat diabaikan. Kekuatan hancur pasir diperoleh dari gesekan antar butiran. Dan berkenaan dengan kekuatan hancur, perlu diperhatikan bahwa pada pasir lepas sedikit tersementasi dapat menyebabkan keruntuhan struktur tanah. Dalam hal kemampuan berdeformasi, pasir bereaksi terhadap beban cepat seperti tertutupnya pori-pori dan padatnya butiran akibat pengaturan kembali. Deformasi atau perubahan bentuk pasir pada dasarnya plastis, dengan beberapa pemampatan elastis yang terjadi di dalam butiran-butiran. Jumlah pemampatan dihubungkan dengan gradasi kerapatan relatif dan besarnya tegangan yang bekerja. Kepekaan dan terjadinya kerapatan pasir disebabkan getaran keras dan materialmaterial yang siap dipadatkan. Kehancuran dapat terjadi pada butiran-butiran pada saat tegangan-regangan yang bekerja relatif rendah. 2.3. Penurunan. Jika lapisan tanah dibebani, maka tanah akan mengalami penurunan (settlement). Penurunan yang terjadi dalam tanah disebabkan oleh berubahnya susunan tanah maupun oleh pengurangan rongga pori/air di dalam tanah tersebut. Jumlah dari penurunan sepanjang kedalaman lapisan merupakan penurunan total tanah. Penurunan akibat beban adalah jumlah total dari penurunan segera dan penurunan konsolidasi.pada tanah berpasir yang sangat tembus air (permeable), air dapat mengalir dengan cepat sehingga pengaliran air pori keluar sebagai akibat dari kenaikan tekanan air pori dapat selesai dengan cepat. Keluarnya air dari dalam pori selalu disertai dengan berkurangnya volume tanah,berkurangnya volume tanah tersebut dapat menyebabkan penurunan lapis tanah itu karena air pori didalam tanah berpasir dapat mengalir keluar dengan cepat, maka penurunan segera dan penurunan konsolidasi terjadi secara bersamaan (Das, 1985). 2.4. Konsolidasi. Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan volume secara perlahan lahan pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengaliran sebagian air pori. Proses tersebut berlangsung terus menerus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total benar benar hilang. 133

Hubungan nilai konsolidasi dan nilai kuat tekan bebas pada tanah Dedy lempung Kurniawan,... Iswan, Setyanto Penambahan beban di atas suatu permukaan tanah dapat menyebabkan lapisan tanah dibawahnya mengalami pemampatan. Pemampatan tersebut disebabkan oleh adanya deformasi partikel tanah, relokasi partikel, keluarnya air atau udara dari dalam pori, dan sebab sebab lain. (Hardiyatmo, 1995) 2.5. Koefisien Konsolidasi (Cv). Koefisien pemampatan (av) adalah koefisien yang menyatakan kemiringan kurva e-p. Jika tanah dengan volume V 1 mampat sehingga volumenya menjadi V 2, dan mampatnya tanah dianggap hanya sebagai akibat pengurangan rongga pori. C v 0,848H t 90 2 t (1) 2.6. Indeks Pemampatan (C c). Indeks pemampatan, C c adalah kemiringan dari bagian garis lurus grafik e-log p. Untuk dua titik yang terletak pada bagian lurus dari grafik. Cc dapat dinyatakan dalam persamaan : e1 e2 e Cc log p2' log p1' log p2' / p1' (2) 2.7. Kuat Tekan Bebas. Kuat tekan bebas merupakan pengujian yang umum dilaksanakan dan dipakai dalam proses penyelidikan sifat sifat stabilisasi tanah. Disamping pelaksananya yang praktis, sampel yang dibutuhkan juga tidak banyak. Percobaan ini dilakukan untuk mengukur daya dukung vertikal tanah pada posisi terbuka ( tidak ada tekanan horisontal ). Nilai kuat tekan bebas diperoleh dari hubungan nilai regangan dan tegangan tanah yang dilakukan dengan uji UCS. qu didapat dari pembacaan proving ring dial yang maksimum. kxr qu A (3) 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Pengambilan Sampel. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi dengan material pasir. Sampel tanah yang digunakan dari desabelimbing sari kec. Jabung, Lampung Timur dengan titik koordinat 105 o 39 10.74 T dan 5 o 31 44.26 S. sedangkan pasir yang digunakan sebagai bahan campuran pada penelitian ini yaitu pasir dari daerah Gunung Sugih, Lampung Tengah. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Terlebih dahulu membersihkan dan mengupas permukaan tanah lalu tabung ditekan perlahan-lahan sampai kedalaman kirakira 50 cm, kemudian diangkat kepermukaan sehingga terisi penuh oleh tanah dan ditutup dengan plastik agar terjaga kadar air aslinya. Sampel yang sudah diambil ini selanjutnya digunakan sebagai sampel untuk pengujian awal, dimana sampel ini disebut tanah tidak terganggu. Sedangkan pengambilan sampel untuk tanah terganggu, dilakukan dengan cara penggalian dengan menggunakan cangkul kemudian dimasukkan kedalam karung. 134 4

Dedy Kurniawan, Iswan, Setyanto. Buktin 3.2. Pelaksanaan Pengujian. Pengujian-pengujian sifat fisik tanah tanah yg dilakukan meliputi kadar air, berat volume, berat jenis, batas cair, batas plastis, analisa saringan dan hidrometer (Adha, 2008). Tanah yang telah diketahui karakteristiknya yaitu yang sesuai dengan karakteristik dari tanah lempung akan digunakan dalam pencampuran. Kemudian langkah selanjutnya adalah pelaksanaan pencampuran dari tanah dan pasir. Pada penelitian ini digunakan benda uji dalam 3 variasi campuran yang berbeda yaitu yaitu Sampel A, Sampel B, dan Sampel C masing-masing terdiri dari 3 sampel yang bertujuan untuk melihat pengaruh dari jumlah komposisi tanah dan pasir dengan nilai konsolidasi dan kuat tekan dari benda uji. Pencampuran dan pencetakan dilakukan dilakukan di laboratorium mekanika tanah fakultas teknik universitas lampung. Untuk kebutuhan bahan tanah lempung dan pasir pada masing-masing campuran dimisalkan satu buah benda uji seberat 2500 gram.adapun pengujian utama yang dilakukan yaitu pengujian pemadatan standar, konsolidasi, dan kuat tekan bebas. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Fisik. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan melaksanakan pembangunan suatu konstruksi. Pengujian sifat fisik tanah ini dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Lampung. Dari hasil pengujian sifat fisik tanah didapatkan nilai-nilai berikut : Tabel 1. Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah Lempung (Soft Clay). NO. PENGUJIAN HASIL UJI SATUAN Sampel Tanah Tidak Terganggu 1 Kadar Air 47,01 % 2 Berat Volume 1,79 gr/cm 3 Sampel Tanah Terganggu 3 Kadar Air 32 % 4 Berat Jenis 2,584 5 analisis Saringan a. Lolos Saringan no. 10 98,74 % b. Lolos Saringan no. 40 93,80 % c. Lolos Saringan no. 200 85,87 % 6 Batas-batas Atterberg a. Batas Cair (Liquid Limit) 90,92 % b. Batas Plastis (Plastic Limit) 53,78 % c. Indeks Plastisitas (Plasticity Index) 37,1385 % Hasil Analisis : Pengujian kadar air tanah asli dilakukan sebanyak tiga sampel dengan jenis tanah yang sama. Dari hasil pengujian Sampel tanah tidak terganngu dapat diambil rata-rata kadar air pada tanah tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa tanah yang berasal dari Desa Belimbing Sari, Kecamatan Jabung Lampung Timur memiliki kadar air sebesar 47,01 %. Sedangkan pengujian sampel tanah terganggu didapat nilai kadar airnya sebesar 32 %. Sampel tanah terganggu inilah yang selanjutnya digunakan untuk penelitian. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tanah tersebut memiliki kandungan air yang cukup tinggi. Berdasarkan pengujian kadar air maka tanah tersebut merupakan tanah lempung lunak yang berkisar antara 30-50%. Berdasarkan hasil pengujian nilai batas plastis (PL) tanah asli adalah sebesar 53,78%, artinya kadar air yang dibutuhkan oleh tanah tersebut untuk 135

Hubungan nilai konsolidasi dan nilai kuat tekan bebas pada tanah Dedy lempung Kurniawan,... Iswan, Setyanto mentransisi tanah dari keadaan semi-padat ke keadaan plastis adalah sebesar 53,78%. Sedangkan hasil pengujian batas cair (LL) tanah asli adalah sebesar 90,92%, artinya kadar air yang dibutuhkan oleh tanah asli tersebut untuk mentransisi tanah dari keadaan plastis ke keadaan cair adalah sebesar 90,92%. Serta nilai indeks plastisitas (PI) sebesar 37,1385%. 4.1.1 Analisa Hasil Pengujian Berat Jenis campuran pasir Hasil pengujian berat jenis (Gs) yang sudah dilakukan di laboratorium dilakukan dengan pengujian sebanyak dua sampel. Dari pengujian tersebut didapatkan nilai berat jenis sebesar 2,584, kemudian di lakukan pengujian berat jenis tanah asli yang di campur dengan pasir dengan variasi campuran 10%, 20%, dan 30% dengan hasil pengujian seperti berikut : Tabel 2. Hasil Pengujian Berat Jenis. Fraksi lempung Fraksi pasir Berat jenis (%) (%) 100 0 2,584 90 10 2,596 80 20 2,615 70 30 2,62 0 100 2,664 Gambar 1. Grafik Hasil Pengujian Berat Jenis 4.1.2. Uji Batas Atterberg campuran pas ir Batas Atterberg adalah batas plastisitas tanah yang terdiri dari batas atas kondisi plastis disebut batas plastis (plastic limit) dan batas bawah kondisi plastis disebut batas cair (liquid limit). Adapun hasil pengujian batas Atterberg pada sampel tanah asli dan campuran dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini : 136 6

Dedy Kurniawan, Iswan, Setyanto. Buktin fraksi lempung Tabel 3. Hasil Pengujian Batas Atterberg. fraksi pasir (%) (%) LL PL PI 100 0 90,92 53,78 37,14 90 10 85,27 51,72 33,55 80 20 78,13 45,25 32,88 70 30 73,66 43,18 30,48 Gambar 2. Grafik Hasil Pengujian Batas Atterberg. 4.2. Data Hasil Pengujian Pemadatan Tanah Dilakukan pengujian pemadatan tanah ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan tanah dengan cara dipadatkan sehingga rongga-rongga udara pada sampel tanah asli dapat berkurang yang mengakibatkan kepadatan menjadi meningkat. Hal tersebut dilakukan dengan cara memberikan beban yang ditumbuk secara berulang sehingga didapat lah nilai kadar air optimum dan nilai berat isi kering maksimum. Pengujian pemadatan tanah dilakukan dengan menggunakan metode pemadatan standar (standart proctor) karena penelitian ini digunakan untuk mengetahui perilaku dari tanah lempung yang nantinya dapat digunakan sebegai referensi atau acuan penelitian berikutnya. Adapun hasil data pengujian pemadatan tanah yang dilakukan di laboratorium dengan metode pemadatan standar (standart proctor) didapat nilai kadar air optimum (ωopt) dapat dilihat di tabel 4.4. Tabel 4. Hasil Uji Pemadatan Standar Persentase Campuran Pasir L(0%) A (10%) B (20%) C (30%) Kadar Air Opimum (%) 32 27 24 2 Berat Volume Kering 1,38 1,46 1,52 1,56 Dari tabel di atas dapat dibuat grafik seperti berikut : 137

Hubungan nilai konsolidasi dan nilai kuat tekan bebas pada tanah Dedy lempung Kurniawan,... Iswan, Setyanto Gambar 3. Grafik Hubungan persentase campuran tanah lempung dengan nilai kadar air optimum dan berat volume kering. Dari hasil penelitian didapat pola grafik nilai kadar air optimum cenderung linier menurun terlihat pada sampel tanah asli sampai penambahan campuran pasir 30 % nilai kadar air terus turun. Hal ini menunjukan bahwa setiap penambahan campuran pasir pada tanah lempung menyebabkan nilai kadar air optimumnya semakin menurun. Hal ini disebabkan mengecilnya rongga rongga antara partikel campuran tanah akibat pencampuran pasir dan tertutupnya mikropori pada tanah lempung oleh pasir sehingga air tidak dapat masuk dalam pori-pori tanah lempung. Dari hasil penelitian didapat pola grafik nilai berat volume kering cenderung linier meningkat terlihat pada sampel tanah asli sampai penambahan campuran pasir 30 % nilai berat volume kering terus naik. Hal ini menunjukan bahwa setiap penambahan campuran pasir pada tanah lempung menyebabkan nilai berat volume kering semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena semakin merapatnya jarak antar partikel tanah lebih padat sehingga terjadinya peningkatan berat jenis campuran. Penambahan pasir juga akan menyebabkan mikropori yang ada pada tanah lempung akan ditutupi oleh pasir. Pasir akan mendesak air keluar dari pori sehingga rongga pada tanah lempung yang berisi air akan diganti oleh pasir. 4.3. Klasifikasi Tanah Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik, sampel tanah yang digunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 4.3.1. Sistem Klasifikasi Tanah Unified Soil Classification System (USCS) Berdasarkan nilai persentase lolos saringan No. 200, sampel tanah di atas memiliki persentase lebih besar dari 50%, maka berdasarkan tabel klasifikasi USCS tanah ini secara umum dikategorikan golongan tanah berbutir halus. Dari tabel sistem klasifikasi USCS untuk data batas cair dan indeks plastisitas didapatkan identifikasi tanah yang lebih spesifik. Dengan merujuk pada hasil yang diperoleh maka tanah berbutir halus yang diuji termasuk kedalam kelompok CH yaitu tanah lempung anorganik dengan plastisitas tinggi, lempung gemuk (fat clays).(craig,1987) 4.4. Analisa Hasil Pengujian Konsolidasi 4.4.1. Hasil Pengujian Konsolidasi Nilai kecepatan waktu konsolidasi diperoleh dari grafik penurunan dengan waktu (akar waktu). Dari grafik ini waktu untuk mencapai konsolidasi 90 % (t90) dapat ditentukan. 138 8

Dedy Kurniawan, Iswan, Setyanto. Buktin Nilai-nilai hasil dari grafik konsolidasi pada sampel A, sampel B, dan sampel C dapat dilihat pada tabel : Tabel 5. Hasil PerhitunganT90 Beban (gr) 500 1000 2000 4000 8000 Sampel 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Tanah Asli 4,41 6,25 2,89 2,89 5,76 3,24 5,76 7,29 7,29 6,25 7,29 5,76 4,84 4,41 4 Sampel A 2,56 12,25 3,24 4 4,41 1,96 10,24 5,76 5,29 9 6,25 4,41 5,76 6,76 4 Sampel B 3,61 10,89 4 10,24 7,29 5,76 4,84 5,76 5,29 5,76 4,84 3,61 2,89 2,89 4 Sampel C 3,24 9,61 9 4,84 4 3,61 5,29 5,76 4,84 2,89 3,24 2,89 3,61 3,61 3,61 Kurva yang dibentuk pada kertas semi-logaritma (lampiran) dari hasil percobaan konsolidasi di laboratorium menunjukkan bahwa tanah tersebut struktur tanahnya tidak rusak (Undisturbed), dan terkonsolidasi secara normal (Normaly Consolidated) dengan derajat sensitivitas rendah sampai sedang. Koefisien konsolidasi (Cv) yang diperoleh dari grafik yang terdapat pada lampiran berbanding lurus dengan waktu terjadinya konsolidasi. Semakin besar koefisien konsolidasi, maka konsolidasi akan berlangsung semakin cepat. Berikut hasil dari perhitungan koefisien konsolidasi (Cv) pada tanah asli, sampel a, sampel b, dan sampel c dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Nilai rata-rata Campuran Tanah lempung dan pasir dengan Koefisien Konsolidasi (Cv). Persentase Campuran (%) Uraian L (0) A (10) B (20) C (30) Cv (cm²/det) Rata-rata 0,1533 0,1833 0,2300 0,3267 Dari tabel di atas dapat dibuat grafik seperti berikut : Gambar 4. Grafik Hubungan persentase campuran tanah lempung dan pasir nilai koefisien konsolidasi (Cv). 139

Hubungan nilai konsolidasi dan nilai kuat tekan bebas pada tanah Dedy lempung Kurniawan,... Iswan, Setyanto Dari hasil penelitian didapat pola grafik Cv (koefisien konsolidasi) cenderung linier meningkat terlihat pada sampel tanah asli sampai penambahan campuran pasir 30 % nilai koefisien konsolidasi terus naik. Hal ini menunjukan bahwa setiap pertambahan campuran pasir pada tanah lempung menyebabkan nilai koefisien konsolidasi (Cv) semakin meningkat atau waktu penurunannya semakin cepat. Hal ini dikarenakan pasir mempunyai sifat permeabilitas yang tinggi sehingga pada tanah lempung yang dicampur dengan pasir akan lebih mudah di tembus oleh air. Apabila mendapat tekanan dari pembebanan maka air pori dapat mengalir keluar dari dalam tanah dengan cepat sehingga waktu penurunan tanah yang terjadi juga akan semakin cepat seiring bertambahnya persentase campuran pasir. Nilai indeks pemampatan (Cc) (Compression Index) serta koefisien pemampatan (Av) (Coefficient of Compression) berhubungan dengan penurunan konsolidasi. (semakin kecil Cc maka penurunan konsolidasi semakin kecil) sedangkan keofisien pemampatan (Av) adalah koefisien yang menyatakan kemiringan kurva e p. Dari hasil perhitungan Cc dapat dihitung dengan rumus : (Cc = e0 e1 / log P2 P1). Sedangkan Av dapat dihitung dengan rumus : (av = Δ e / Δp atau av= e1 e2 / P2 P1 ). diperoleh Cc, Av dapat dilihat pada tabel. Tabel 7. Nilai rata-rata Campuran Tanah lempung dan pasir dengan Indeks pemampatan (Cc). Persentase Campuran (%) Uraian L (0) A (10) B (20) C (30) Cc Rata-rata 0,9643 0,8267 0,7727 0,727 Dari tabel di atas dapat dibuat grafik seperti berikut : Gambar 5. Grafik Hubungan persentase campuran tanah lempung dan pasir dengan nilai Indeks Pemampatan (Cc). Dari hasil penelitian didapat pola grafik indeks pemampatan (Cc) cenderung linier menurun terlihat pada sampel tanah asli sampai penambahan campuran pasir 30 % nilai indeks pemampatan terus turun. Hal ini menunjukan bahwa setiap penambahan campuran pasir pada tanah lempung menyebabkan nilai indeks pemampatan semakin menurun atau penurunan tanah yang terjadi semakin kecil. Hal ini dikarenakan pasir mempunyai kemampuan berdeformasi dapat mengisi rongga-rongga pori yang ada pada tanah lempung dan partikel-partikel yang ada pada kedua material tersebut saling mengikat 140 10

Dedy Kurniawan, Iswan, Setyanto. Buktin sehingga struktur tanahnya menjadi lebih padat. Jadi semakin banyak persentase campuran pasir yang ditambahkan maka angka pori yang ada pada tanah lempung tersebut akan semakin berkurang dan ketinggian sampel akan mengalami penurunan. Apabila mendapat tekanan dari pembebanan maka penurunan tanah yang terjadi akan semakin berkurang seiring bertambahnya persentase campuran pasir. Tabel 8. Nilai rata-rata Campuran Tanah lempung dan pasir dengan Koefisien pemampatan (Av). Persentase Campuran (%) Uraian L (0) A (10) B (20) C (30) Av (cm 2 /kg) Rata-rata 1,1433 1,0633 0,9767 0,9067 Dari tabel di atas dapat dibuat grafik seperti berikut : Gambar 6. Grafik Hubungan persentase campuran tanah lempung dan pasir dengan nilai Koefisien Pemampatan (Av). Dari hasil penelitian didapat pola grafik koefisien pemampatan (Av) cenderung linier menurun terlihat pada sampel tanah asli sampai penambahan campuran pasir 30 % nilai koefisien pemampatan terus turun. Hal ini menunjukan bahwa setiap penambahan campuran pasir pada tanah lempung menyebabkan nilai koefisien pemampatannya semakin menurun atau pemampatan tanah yang terjadi semakin kecil. Hal ini dikarenakan pasir dapat mengisi rongga-rongga dalam tanah lempung sehingga udara dan air keluar dari pori-pori tanah dan apabila mendapat tekanan dari pembebanan maka pemampatan tanah yang terjadi akan semakin kecil seiring bertambahnya persentase pasir. 4.5. Analisa Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas 4.5.1. Hasil Pengujian Kuat Tekan Bebas Percobaan ini dilakukan untuk mengukur daya dukung vertikal tanah pada posisi terbuka ( tidak ada tekanan horisontal ). Nilai kuat tekan bebas diperoleh dari hubungan nilai regangan dan tegangan tanah yang dilakukan dengan uji UCS. Dari hasil pengujian UCS pada tanah asli di dapatkan nilai regangan dan tegangan seperti pada tabel di bawah ini. 141

Hubungan nilai konsolidasi dan nilai kuat tekan bebas pada tanah Dedy lempung Kurniawan,... Iswan, Setyanto Tabel 9. Nilai rata-rata Campuran Tanah lempung dan pasir dengan Kuat tekan bebas (qu). Uraian Persentase Campuran (%) L (0) A (10) B (20) C (30) qu (kg/cm 2 ) Rata-rata 0,2579 0,3472 0,4347 0,4880 Dari tabel di atas dapat dibuat grafik seperti berikut : Gambar 7. Grafik Hubungan persentase campuran tanah lempung dan pasir dengan nilai dengan Kuat tekan bebas (qu). Dari hasil penelitian didapat pola grafik nilai kuat tekan tanah (Qu) cenderung linier meningkat terlihat pada sampel tanah asli sampai penambahan campuran pasir 30 % nilai kuat tekannya terus naik. Hal ini menunjukan bahwa setiap penambahan persentase campuran pasir pada tanah lempung menyebabkan nilai kuat tekan atau daya dukung tanah semakin meningkat. Hal ini dikarenakan pasir mempunyai struktur yang keras dan mampu berdeformasi serta dapat mengisi rongga-rongga pori yang ada dalam tanah sehingga cenderung meningkatan kepadatan tanah. Jadi kuat tekan tanah atau daya dukung tanah semakin meningkat seiring bertambahnya persentase campuran pasir. 4.6. Hubungan Nilai konsolidasi Dan Kuat tekan bebas Dari hasil pengujian konsolidasi dan Kuat tekan bebas pada tanah lempung yang di campurkan dengan pasir dapat dilihat hubungan pada kedua nilai hasil pengujian tersebut. Hubungan kedua pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 : Tabel 10. Hubungan nilai konsolidasi dan kuat tekan bebas. Uraian Persentase Campuran (%) 0 10 20 30 qu (kg/cm 2 ) Rata-rata 0,2579 0,3472 0,4347 0,488 Cv Rata-rata 0,1533 0,1833 0,23 0,3267 Cc Rata-rata 0,9643 0,8267 0,7727 0,7277 Av Rata-rata 1,1433 1,0633 0,9767 0,906 142 12

Dedy Kurniawan, Iswan, Setyanto. Buktin Dari tabel di atas dapat dibuat grafik seperti berikut : Gambar 8. Grafik hubungan nilai koefisien konsolidasi (Cv) dan pasir dengan nilai dengan nilai kuat tekan bebas (qu). Gambar 9. Grafik hubungan kuat tekan bebas (qu) dengan nilai indeks pemampatan(cc) Gambar 10.Grafik hubungan kuat tekan bebas (qu) dengan nilai koefisien pemampatan (Av) 143

Hubungan nilai konsolidasi dan nilai kuat tekan bebas pada tanah Dedy lempung Kurniawan,... Iswan, Setyanto Dari grafik di atas dapat dilihat pola hubungan nilai konsolidasi atau penurunan tanah dan nilai kuat tekan bebas pada tanah lempung yang dicampur material pasir cenderung. Hal ini menunjukan bahwa pada setiap penambahan persentase campuran pasir dapat menyebabkan peningkatan nilai koefisien konsolidasi (Cv) dan penurunan indeks pemampatan (Cc) dan koefisien pemampatan (Av) yang disebabkan karena pasir dapat mengisi rongga-rongga pori yang ada pada tanah lempung dan partikel-partikel yang ada pada kedua material tersebut saling mengikat sehingga penurunan yang terjadi semakin kecil. Sedangkan terjadi peningkatan pada nilai kuat tekan (Qu) atau daya dukung pada tanah lempung yang disebabkan karena pasir mempunyai struktur yang keras dan cenderung meningkatkan kepadatan tanah sehingga kuat tekan atau daya dukung tanah mengalami peningkatan seiring bertambahnya persentase campuran pasir. Jadi hubungan nilai konsolidasi atau penurunan tanah dan kuat tekan tanah lempung yang dicampur material pasir yaitu semakin kecil penurunan yang terjadi maka kuat tekan atau daya dukung tanah tersebut semakin kuat. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat perilaku tanah lempung tanpa campuran pasir dan setelah dicampur dengan material pasir yaitu terjadi peningkatan pada nilai koefisien konsolidasi (Cv), penurunan pada nilai indeks pemampatan (Cc) dan koefiensien pemampatan (Av) serta peningkatan pada nilai kuat tekan (qu) pada tanah lempung tersebut. Nilai peningkatan dan penurunan yang terjadi dari tanah lempung tanpa campuran dan setelah dicampur variasi campuran 10%, 20%, 30% cenderung stabil. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan nilai konsolidasi dan kuat tekan tanah lempung yang disubtitusi dengan material pasir yaitu semakin kecil penurunan yang terjadi maka kuat tekan tanahnya akan semakin besar juga. DAFTAR PUSTAKA Adha, Idharmahadi, 2008, Penuntun Praktikum Mekanika Tanah. Bowles, J.E., 1989, Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah. Erlangga. Jakarta. Craig, R.F., 1987, Mekanika Tanah, Edisi Keempat, Erlangga, Jakarta. Das, B. M., 1985, Mekanika tanah. (Prinsip-prinsip Rekayasa Geoteknis). Jilid I. Penerbit Erlangga. Surabaya. Terzaghi, K., 1987, Mekanika Tanah dalam Praktek Rekayasa Edisi Kedua Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Hardiyatmo, christady H.,1995, Mekanika Tanah II. Erlangga. Jakarta. 144