BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan peningkatan yang signifikan pada periode pasca krisis moneter

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berpusat pada produk, namun berkembang kepada penciptaan nilai bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan dan telah dimanfaatkan oleh para investor dari dalam negeri maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang perdagangan eceran yang berbentuk toko, minimarket, departement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pada sarana angkutan antar wilayah, kini tuntutan tersebut telah lebih berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya. Salah satunya terjadi di bidang otomotif. Makin banyaknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring dengan semakin berkembangnya industri perbankan syariah.

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari hari dengan luas ruang penjualan ±

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

I. PENDAHULUAN. Pada prinsipnya setiap perusahaan dalam menjual produk-produknya akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Banyak negara-negara didunia menjadikan pariwisata sebagai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Artinya keberhasilan sebuah bisnis kuliner dalam. tepat serta hubungan baik yang dijalani dengan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

I. PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan Indonesia dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Di negara mana pun, termasuk Indonesia, keadaan perekonomian sangat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bertambahnya jumlah mahasiswa disertai dengan bertambahnya

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITAN. semakin ketat yang membuat berbagai rumah sakit berlomba-lomba dalam

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat terus berkembang. Hal ini disebabkan oleh persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa dewasa ini telah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dinamika

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Kepraktisan sudah menjadi tuntutan utama masyarakat perkotaan saat ini.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API BISNIS SENJA KEDIRI PADA PT. KAI (DAOP VII) MADIUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan tersebut ditandai dengan banyaknya jumlah bank dan

BAB I PENDAHULUAN. laba, untuk itu seorang manajer harus dapat menentukan suatu kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan setiap informasi bisnis tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bagi

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. cara memberikan pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain menjadi semakin ketat. Terbukti dengan adanya peningkatan UKDW

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya peluang bisnis ritel di Indonesia telah memacu perusahaan ritel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor penting yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dan penghasilan masyarakat menambah kesadaran pelanggan untuk mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. para konsumen, banyaknya perusahaan tidak mengutamakan kualitas suatu

Bisma, Vol 1, No. 12, April 2017 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP REPURCHASE INTENTION KONSUMEN PADA HOTEL KAPUAS PALACE DI PONTIANAK

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian selanjutnya. Penelitian-penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah

I. PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dewasa ini berkembang dengan cepat dan pesat, terlebih

produk dan jasa perusahaan, keinginan dan kebutuhan pelanggan serta kegiatankegiatan

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB I PENDAHULUAN. tetapi karena budaya maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia hiburan pada kehidupan sekarang sudah semakin maju, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

BAB I PENDAHULUAN. teliti. Terutama tentang suka atau tidaknya konsumen terhadap barang dan jasa. yang ditawarkan dan alasan yang mendasarinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat dan kompetitif dari dunia usaha.. Konsekuensi dari hal. kebutuhan pokok maupun untuk kegiatan lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Pemasaran a. Pengertian Pemasaran Dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaanperusahaan diharuskan untuk berkembang dan memperoleh keuntungan agar tujuan tersebut tercapai, perusahaan harus melakukan salah satu fungsi pokoknya yaitu pemasaran. Pemasaran mempunyai arti penting bagi perusahaan, karena pemasaran merupakan saran yang berhubungan dengan pasar (konsumen) dalam keadaan dimana kekuatan tawar menawar berada di tangan pembeli. Dalam keadaan pasar yang di kuasai pembeli perusahaan tidak dapat memproduksi produk tanpa meneliti terlebih dahulu produk apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh pasar (konsumen). Penelitian atas produk yang di inginkan, di butuhkan dan bagaimana cara memuaskan konsumen adalah inti dari kegiatan pemasaran. Sebagaimana kita ketahui bahwa definisi pemasaran yang terdapat pada ilmu-ilmu sosial mengenai berbagai ragam dasar definisi yang menyebutkan berbagai kegiatan yang ada dalam pemasaran 5

6 dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009) adalah sebagai berikut : Pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. b. Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran merupakan fungsi bisnis yang sangat penting, karena sukses atau tidaknya suatu perusahaan tergantung dari manajemen pemasarannya. Agar perusahaan itu mampu bertahan dalam ketatnya persaingan bisnis saat ini, perusahaan perlu menentukan manajemen yang tepat bagi pemasarannya. Pengertian manajemen pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009) adalah sebagai berikut : Manajemen Pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan konsumen dengan menciptakan, dan menyertakan dan mengkomunikasikan nilai konsumen yang unggul. Dari definisi diatas dapat di simpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang mencakup analisis, perencanaan, koordinasi, dan pengendalian program-program, yang mencakup barang, jasa, dan gagasan berdasarkan pertukaran, dengan tujuan memberikan keuntungan.

7 2. Kualitas Pelayanan a. Pengertian Kualitas Pelayanan Pada dasarnya nilai pelanggan sangat kuat didasarkan oleh faktor kualitas jasa atau pelayanan. Dimana kualitas suatu produk atau jasa adalah sejauh mana produk atau jasa telah dapat memenuhi produk atau jasa dalam spesifikasi-spesifikasinya. Citra kualitas pelayanan yang baik bukanlah berdasarkan pada persepsi pihak penyedia jasa tetapi melainkan berdasarkan persepsi pelanggan karena pelangganlah yang mengkonsumsi dan menikmati jasa pelayanan perusahaan sehingga konsumen yang seharusnya menentukan kualitas pelayanan yang diberikan oleh penyedia. Menurut Keller, Kevin Lane, dan Phillip Kotler (2005) menyebutkan bahwa kualitas mengandung berbagai macam penafsiran, sebab kualitas memiliki sejumlah level, seperti universal (sama di mana pun), kultural (tergantung sistem budaya), sosial dan personal (tergantung preferensi atau setiap individu). b. Dimensi Kualitas Pelayanan Menurut Kotler (2005), dimensi kualitas pelayanan, yaitu : 1). Reliabilitas (Reliability), yakni kemampuan memberikan layanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. 2). Daya Tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap.

8 3). Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf : bebas dari bahaya, risiki, atau keragu-raguan. 4). Empati (empathy), meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan pemahaman atas kebutuhan individual para pelanggan. 5). Bukti Fisik (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. 3. Lokasi a. Pengertian Lokasi Menentukan lokasi tempat untuk setiap bisnis merupakan suatu tugas penting bagi pemasar, karena keputusan yang salah dapat mengakibatkan kegagalan sebelum bisnis dimulai. Memilih lokasi berdagang merupakan keputusan penting untuk bisnis yang harus membujuk pelanggan untuk datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan kebutuhannya. Menurut Lupiyoadi (2009), mendefinisikan lokasi adalah tempat dimana perusahaan harus bermarkas melakukan operasi. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu : 1). Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan), apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau dengan kata lain harus strategis.

9 2). Pemberi jasa mendatangi konsumen, dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas. 3). Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu langsung, berarti service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, computer, dan surat. b. Dimensi Lokasi Menurut Fandy Tjiptono (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan sebuah lokasi adalah : 1). Place Adalah hal-hal yang berhubungan dengan letak maupun posisi. Sebaiknya sebuah gerai dekat dengan pusat keramaian atau dekat dengan daerah yang pada penduduknya. 2). Parking Gerai sebaiknya mempunyai tempat parkir sendiri atau menggunakan tempat parkir umum yang luas, nyaman, dan aman baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat. 3). Accesibility Gerai seharusnya berada di jalan yang mudah untuk mencapainya, baik dengan kendaraan pribadi maupun dengan transportasi umum. 4). Visibility Bangunan dari gerai tersebut sebaiknya mudah dilihat dan diketahui banyak orang.

10 5). Infrastructure Bagian ini menyangkut keseluruhan bagian gedung dimana sebuah gerai beroperasi, misalnya : fasilitas umum, transportasi, dll. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan daerah pembelanjaan adalah luas daerah perdagangan, dapat dicapainya dengan mudah, potensi pertumbuhannya, lokasi tokotoko saingan. Sedangkan keputusan tentang lokasi toko di dalam pusat pembelanjaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang lebih spesifik seperti biaya dan lamanya sewa, pelayanan yang diberikan oleh pengusaha pusat pembelanjaan, luas ruangan beserta layoutnya, arus pengunjung, jarak dari tempat parkir (Swastha dan Irawan, 2008). Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lokasi dalam penelitian ini adalah letak yang strategis dari jangkauan konsumen meliputi tranportasi, lokasi penjualan, dan jarak antara lokasi toko dengan rumah. 4. Minat Beli Menurut Kotler & Keller (2012), minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli dan memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk.

11 Minat beli (Purchase Intention) merupakan suatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk/jasa tertentu, serta berapa banyak unit produk/jasa yang dibutuhkan pada periode tertentu (Kumala, 2012). Rossister dan Percy dalam Prawira dan Yasa (2012) mengemukakan bahwa minat beli merupakan instruksi diri konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan perencanaan, mengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti mengusulkan, dan akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pembelian. Menurut Ferdinand Augusty (2005), minat beli dapat didefinisikan melalui indikator-indikator sebagai berikut : a. Minat Transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. b. Minat Refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain. c. Minat Preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi dengan produk preferensinya. d. Minat Eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai suatu produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

12 Menurut Kotler dan Keller (2008). Dalam tahap-tahap minat beli konsumen terdapat suatu suatu konsep AIDA, diantaranya : a. Perhatian (Attention). Merupakan tahap awal dalam menilai suatu produk atau jasanya yang dibutuhkan calon pelanggan, dimana dalam tahap ini calon pelanggan nilai mempelajari produk / jasa yang ditawarkan. b. Ketertarikan (Interest). Minat calon pelanggan timbul setelah mendapatkan informasi yang lebih terperinci mengamati produk / jasa. c. Keinginan (Desire). Calon pelanggan memikirkan serta berdiskusi yang menyebabkan keinginan dan hasrat untuk membeli produk / jasa yang ditawarkan. Dalam tahapan ini calon pelanggan harus maju serta tingkat dari sekedar tertarik akan produk. Tahap ini ditandai dengan hasrat yang kuat dari calon pelanggan untuk membeli dan mencoba produk. d. Tindakan (Action). Melakukan pengambilan keputusan yang pasif atas penawaran. Pada tahap ini calon pelanggan yang telah mengunjungi perusahaan akan mempunyai tingkat kemantapan akan membeli atau menggunakan suatu produk / jasa yang ditawarkan.

13 5. Hubungan antara Kualitas Pelayanan terhadap Minat Beli Konsumen Menurut Parasuraman (dalam Karsono, 2005) semakin tinggi tingkat kualitas pelayanan yang dipersepsikan, semakin meningkatnya minat beli konsumen. pernyataan tersebut menegaskan adanya hubungan yang erat antara kualitas pelayanan dengan minat beli konsumen. Ukuran kualitas pelayanan yang diterima adalah tingkat perbandingan dari apa yang diharapkan oleh konsumen dengan pelayanan yang diterima. Sedangkan ukuran minat beli adalah evaluasi konsumen terhadap pelayanan yang diterima konsumen. Dengan demikian kualitas pelayanan mempunyai hubungan yang erat dengan minat beli. Kualitas pelayanan memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. 6. Hubungan antara Lokasi terhadap Minat Beli Konsumen Untuk membangun suatu bisnis, lokasi juga mengambil peran penting dalam kelangsungan bisnis tersebut. Menurut Lupiyoadi (2009), lokasi merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. Apabila lokasi suatu perusahaan semakin strategis dan memiliki akses yang mudah maka minat beli konsumen pada perusahaan tersebut akan meningkat.

14 7. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul Variabel Hasil Penelitian Apriliana Putri Setyaningrum (2014) Pengaruh Letak Lokasi dan Kualitas Pelayanan terhadap Minat Beli Konsumen di Indomaret Kecamatan Grobogan. Dedy Yuzwar (2009) Pengaruh Lokasi dan Promosi terhadap Minat Beli pada Supermarket Madinah Syariah Plaza Millenium Medan. Darlina Yunia Sari (2013) Pengaruh Kualitas Pelayanan, Reputasi Perusahaan, Atribut Produk, dan Citra Rasa terhadap Minat Beli Teh Botol Sosro pada Konsumen Pujasera Jl. PB. Sudirman Jember. - Letak Lokasi - Kualitas Pelayanan - Minat Beli - Lokasi - Promosi - Minat Beli - Kualitas Pelayanan - Reputasi Perusahaan - Atribut Produk - Citra Rasa - Minat Beli 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara letak lokasi dan kualitas pelayanan terhadap minat beli konsumen 2. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif 1. Faktor lokasi merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi minat beli pada Supermarket Madinah Syariah Plaza Millenium Medan 2. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif 1. Terdapat pengaruh yang signifikan variabel kualitas pelayanan, reputasi perusahaan, atribut produk, dan citra rasa berpengaruh terhadap minat beli ulang baik secara simultan dan parsial. 2. Metode yang digunakan meliputi uji intrumen, uji asumsi klasik dan uji hipotesis.

15 B. Rerangka Pemikiran Dalam menentukan pokok permasalahan, penulis berinisiatif untuk membuat kerangka pemikiran yang berdasarkan pada variabel yang diteliti yaitu kualitas pelayanan dan lokasi terhadap minat beli konsumen pada MOR Store cabang Taman Semanan Indah Jakarta Barat. Dalam hal tersebut, penulis menyajikannya dalam gambar sebagai berikut : Gambar 2.1 Model Penelitian Hubungan antar Variabel Kualitas Pelayanan ( X 1 ) Lokasi ( X 2 ) H 1 H 2 H 3 Minat Beli ( Y ) C. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis dapat menarik suatu kesimpulan berupa hipotesis, yaitu jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, baik dilihat dari hipotesis parsial dan hipotesis simultan.

16 H 1 : Diduga Kualitas Pelayanan dan Lokasi berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada MOR Store Cabang Poris Indah, Tangerang. H 2 : Diduga Kualitas Pelayanan berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada MOR Store Cabang Poris Indah, Tangerang. H 3 : Diduga Lokasi berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada MOR Store Cabang Poris Indah, Tangerang.