BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan lembaga perantara (intermediary) yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang dapat kita rasakan seperti sekarang, dimana hampir seluruh

BAB I PENDAHULUAN. akhibat krisis moneter yang melanda pada pertengahan Penyebab dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pengiriman uang. Piter dan Suseno (2003) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah kejadian yang menarik. Lahirnya Bank Syariah Mandiri di

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Antonio, 2001). Khairunisa, 2001 ). (Karim, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia mulai mengalami goncangan saat terjadinya krisis

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. imbalan dan penetapan beban yang dikenal dengan bunga. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Khairunisa, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penyimpanan dana, pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhinya, baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN MUSYARAKAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Gambaran Umum Perkembangan Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. didirikan pada tahun 1963 di Mesir, dengan namamitghamr Bank. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan dan asuransi. Namun yang paling menguasai pasar adalah sektor perbankan, oleh sebab itu sektor perbankan penting untuk dikaji peranannya dalam masyarakat. Kegiatan perbankan merupakan aktivitas suatu kelompok profesional, sehingga dapat berperan sebagai mediator (Intermediary Institution) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana. Kegiatan utama bank terdiri dari tiga jenis kegiatan, pertama yang bekaitan dengan sisi pasiva bank, dimana bank menghimpun dan memobilisasi dana dari sumber dana yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan sisi aktiva bank. Kedua kegiatan bank disisi aktiva berkaitan dengan bagaimana bank menggunakan atau mengalokasikan kembali dana tersebut dengan berbagai alternatif untuk memaksimalkan laba bank. Ketiga sisi jasa-jasa pada prinsipnya merupakan fungsi bank dalam hal pelayanan dibidang lalu lintas pembayaran (Dahlan Siamat 1993:90) Akibat adanya aktivitas perbankan tersebut, maka lembaganya disebut bank. Bank merupakan sektor penting dan berpengaruh dalam dunia usaha, banyak orang dan organisasi yang memanfaatkan jasa bank untuk menyimpan atau meminjam dana. Oleh karena itu bank memiliki peranan penting dalam memelihara kepercayaan masyarakat. 1

2 UU No. 10 tahun 1998 (ayat 3) yang berisi: Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dimana Bank Konvensional adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Sedangkan Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Bank syariah mampu bertahan dan memberikan manfaat bagi banyak kalangan disaat perekonomian Indonesia mengalami keterpurukan. Fakta yang menjadi indikasi utama bank syariah dapat memberikan manfaat adalah ketika krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1997, yaitu pada saat suku bunga melambung tinggi hingga puluhan persen, mengakibatkan banyaknya kalangan usaha yang tidak mampu membayar bunga. Tetapi fenomena ini tidak terjadi pada bank syariah. Para pengusaha tersebut tidak perlu membayar bunga sampai puluhan persen cukup berbagi hasil karena bank syariah menggunakan pendekatan prinsip bagi hasil dimana keuntungannya ditentukan sesuai dengan sifat dan jangka rekening investasi dan sesuai dengan hasil operasional investasi sebagai objek atau keuntungan dibagi sesuai perjanjian atau kesepakatan yang tertuang dalam kontrak. Mampu bertahannya bank syariah ketika kondisi ekonomi mengalami keterpurukan menarik banyak kalangan perbankan di Indonesia untuk berlomba-

3 lomba terjun ke dalam perbankan syariah. Ketertarikan kalangan perbankan sangat beralasan, hal ini dapat dilihat dari perkembangan bank syariah serta perkembangan aset perbankan syariah sebagai berikut : Tabel 1.1 Perkembangan Bank Syariah serta Perkembangan Aset Perbankan Syariah Tahun Perkembangan Bank Umum Syariah Unit Usaha Syariah Asset (%) 2000 55 kantor 3 unit,7 kantor 0,17 2004 227 kantor 15 unit, 322 kantor 1,1 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, 2007:85 Dari pertumbuhan jumlah kantor, dua Bank Umum Syariah (BUS) telah beroperasi di Indonesia dengan peningkatan dari 55 kantor pada akhir tahun 2000 menjadi 226 kantor sampai akhir Juni 2004. Sementara itu, tiga Unit Usaha Syariah (UUS) yang memiliki tujuh kantor pada akhir tahun 2000 telah tumbuh 91% per tahun, dan sampai akhir Juni 2004 telah menjadi 10 UUS dengan 58 kantor, sampai November 2004 telah bertambah lagi satu BUS, yaitu Bank Syariah Mega Indonesia, dan lima UUS, sehingga total kantor menjadi 322 buah. Sampai saat ini tercatat di statistik perbankan indonesia ada 20 unit usaha syariah sedangkan bank umum syariah ada tiga yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Syariah Mega Indonesia. Total aset perbankan syariah terhadap total aset seluruh perbankan yang baru 0,17% pada akhir tahun 2000 telah tumbuh 65% per tahun, dan sampai akhir Juni 2004 telah menjadi 0,94%. Sampai November 2004 pangsa total asset 1.1%.

4 Perkembangan yang serupa dialami juga oleh Bank Muamalat Indonesia, bank yang resmi beroperasi pada bulan mei 1992 memiliki 59 kantor cabang pada tahun 2004. Total aktiva Bank Muamalat tumbuh 57,50 %, dari Rp 3,3 triliun di tahun 2003 menjadi Rp 5,2 triliun pada 2004. Sampai akhir tahun 2004, jumlah dana masyarakat yang berhasil dihimpun Bank Muamalat mengalami peningkatan luar biasa, sebesar 72,6% atau dari Rp 2,5 triliun pada akhir tahun 2003 meningkat menjadi Rp 4,33 triliun. Seiring dengan itu, jumlah rekening juga turut meningkat dari 296.065 rekening pada tahun 2003, menjadi 436.308 rekening untuk tahun 2004. Sementara jumlah pembiayaan yang disalurkan Bank Muamalat meningkat sebesar 76,3% dari sekitar Rp 2,3 triliun pada tahun 2003 menjadi Rp 4,2 triliun di akhir tahun 2004. Bank Muamalat dalam melakukan kegiatan pembiayaan dengan mitra bisnisnya menggunakan prinsip bagi hasil. Pembiayaan bisnis dengan menggunakan prinsip bagi hasil terletak pada kerjasama yang baik antara kedua belah pihak yaitu shahibul mal (pihak penyedia dana) dengan mudharib (pihak yang mengelola usaha), yakni dalam perbankan syariah dikenal dengan pembiayaan bagi hasil (pembiayaan musyarakah dan pembiayaan (mudharabah). Dengan menggunakan prinsip bagi hasil, bank memiliki fleksibilitas yang tinggi dan terhindar dari negative spread. Ditambah dukungan faktor keagamaan yang kuat, dalilnya adalah (QS. 2: 275), Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Prinsip bagi hasil merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank islam secara keseluruhan. Namun disisi aktiva, mekanisme bagi hasil dalam bentuk produk-produk pembiayaan usaha ternyata belum memberikan

5 kontribusi yang berarti bagi tingkat pendapatan bank syariah. Dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1.2 Kontribusi Pembiayaan Bank-Bank Syariah Dunia dari Total Pembiayaan Pembiayaan Bagi Hasil Pembiayaan Jual Beli (Murabahah) Mudharabah Musyarakah 8,17 % 9,83% 65,66 % Sumber : IAIB (International Association of Islamic bank) Fenomena rendahnya kontribusi pendapatan dari pembiayaan bagi hasil jika dibanding pembiayaan jual beli terhadap tingkat pendapatan bank syariah merupakan permasalahan penting yang perlu dibahas. Melihat permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Analisis Kontribusi Pendapatan Bagi Hasil dan Pendapatan Jual Beli terhadap Pendapatan Operasi pada Bank Syariah. 1.2. Perumusan Masalah Dari uraian di atas perumusan masalah yang diangkat oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pendapatan bagi hasil dan pendapatan jual beli pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk? 2. Bagaimana pendapatan operasi pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk? 3. Seberapa besar kontribusi pendapatan bagi hasil dan pendapatan jual beli terhadap pendapatan operasi pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk?

6 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Dalam melakukan suatu kegiatan terlebih dahulu harus ditetapkan maksud dan tujuan yang akan dicapai dengan jelas. Penetapan maksud dan tujuan ini sangat penting untuk memberikan arah dan tujuan yang hendak dicapai bagi setiap kegiatan. Maksud dan tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pendapatan bagi hasil dan pendapatan jual beli pada bank syariah 2. Untuk mengetahui pendapatan operasi pada bank syariah 3. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi pendapatan bagi hasil dan pendapatan jual beli terhadap pendapatan operasi pada pada bank syariah. 1.4. Kegunaan Penelitian Penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini akan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut: a. Kegunaan Teoritis yaitu, memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai pendapatan bagi hasil dan pendapatan jual beli kontribusinya terhadap pendapatan operasi. Serta dapat meningkatkan pemahaman tentang teori-teori yang diterima dari pelajaran di bangku kuliah b. Kegunaan Praktis yaitu, secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan masukan bagi bank dalam menjalankan dan mengelola usahanya dalam memperoleh tingkat laba yang optimum

7 1.5. Kerangka Pemikiran Penyaluran dana bank syariah secara garis besar dapat dikelompokan menjadi pembiayaan dengan menggunakan prinsip bagi hasil dan pembiayaan dengan menggunakan prinsip jual beli. Kedua metode ini mempunyai karakteristik hasil (return) dan resiko yang yang berbeda (Antonio, 2001). Return pembiayaan bagi hasil tidak dapat ditentukan dimuka dan berubah sesuai dengan pendapatan atau keuntungan nasabah yang dibiayai. Sedangkan pembiayaan dengan prinsip jual beli memberikan return yang tetap dan ditentuka dimuka. Resiko pembiayaan bagi hasil adalah kelalaian dan kesalahan yang disengaja oleh nasabah serta penyembunyian keuntungan. Sedangkan resiko pembiayaan jual beli adalah default atau kelalaian, fluktuasi harga komparatif, penolakan nasabah atas barang yang telah disediakan bank dan penjualan asset oleh nasabah. Masing-masing model pembiayaan syariah memiliki sejumlah variasi transaksi. Pembiayaan bagi hasil antara lain terdiri dari pembiayaan musyarakah, mudharabah, muzara ah, dan muzaqat. Pembiayaan jual beli memiliki tiga bentuk transaksi, yaitu murabahah, salam, dan istishna. Adapun variasi dari bentuk penyediaan jasa dapat berupa pinjaman, anjak piutang, gadai, garansi bank, perwakilan, dan sewa. Bank syariah sebagai suatu lembaga perantara keuangan yang berfungsi menyalurkan dana dan menghimpun dana. Pihak pemilik dana adalah masyarakat yang menyimpan dananya di bank dalam bentuk titipan (simpanan). Bank syariah yang melakukan akumulasi dana nasabah tersebut kemudian mendistribusikannya kepada pihak ketiga yaitu para pengusaha yang membutuhkan modal untuk

8 melakukan investasi baru atau menambah kapasitas operasinya dengan menggunakan produk-produk pembiayaan syariah seperti pembiayaan bagi hasil dan pembiayaan jual beli. Dari nasabah, bank akan memperoleh pengembalian modal ditambah dengan pembagian bagi hasil (revenue sharing). Pengembalian modal ini adalah sejumlah atau besaran rupiah yang diberikan pihak bank sebagai modal kepada nasabah pembiayaan untuk melakukan investasi atau memperluas usaha mereka. Dari investai atau perluasan usaha tersebut diperoleh keuntungan, dan keuntungan inilah yang dibagi antara pihak nasabah pembiayaan dengan pihak bank sesuai dengan rasio bagi hasil yang telah ditetapkan dimuka. pendapatan bagi hasil diperoleh dari pendapatan usaha mudharib dikalikan dengan persentase nisbah bagi bank yang besarnya telah disepakati pada awal akad. Untuk penentuan besarnya nisbah, dilakukan dengan negosiasi antara pihak bank (shahibul maal) dan nasabah (mudharib). Dari faktor adanya prinsip bagi hasil yang diterapkan pada akad pembiayaan bank syariah disimpulkan adanya unsur keuntungan dari akad pembiayaan tersebut, dimana bagi bank syariah merupakan pendapatan operasi. Dengan demikian jumlah dan jenis metode pembiayaan yang digunakan akan memberikan pengaruh yang berbeda pula terhadap tingkat pendapatan operasi bank syariah. Pembiayaan merupakan salah satu sumber penghasilan utama bank di samping investasi, dan perdagangan surat berharga serta jasa dan memberikan kontribusi besar terhadap tingkat pendapatan pada bank syariah.

9 Alam S (2004: 25) mengemukakan bahwa: Pendapatan operasi adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan usaha utama perusahaan. Pendapatan operasi disini adalah sejumlah uang yang diperoleh pihak bank yang bukan hanya berasal dari pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Salah satu pendapatan bank syariah berasal dari titipan, pembiayaan jual beli, jasa dan sewa serta pendapatan dari penempatan pada bank syariah lain. Pendapatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup bank, pembiayaan pada bank syariah merupakan faktor yang sangat besar dalam mempengaruhi tingkat pendapatan sehingga bank mengamankan usahanya untuk mencapai tingkat pendapatan yang optimum. Dalam penelitian ini penulis menggambarkan skema kerangka pemikiran dalam bentuk paradigma seperti berikut ini : Nasabah (Pengelola Usaha) BANK SYARIAH Kesepakatan dalam Pembiayaan Pendapatan Bagi Hasil (Revenue Sharing) Pendapatan Jual Beli Kontribusi Pendapatan Operasi Bank Syariah = Ruang lingkup penelitian Gambar 1.1: Paradigma Penelitian Kontribusi Pendapatan Bagi Hasil dan Jual Beli terhadap Pendapatan Operasi pada Bank Syariah

10 1.6. Pertanyaan Penelitian Penelitian ini tidak memiliki hipotesis, sehingga untuk menegaskan permasalahan yang diteliti tersebut dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang biasa disebut pertanyaan penelitian. Berdasarkan hal tersebut yang menjadi pertanyaan pemelitian dalam skripsi ini yaitu: 1. Bagaimana pendapatan bagi hasil dan pendapatan jual beli pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk? 2. Bagaimana pendapatan operasi pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk? 3. Seberapa besar kontribusi pendapatan bagi hasil dan pendapatan jual beli terhadap pendapatan operasi pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk?