PSAP NO 08 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

dokumen-dokumen yang mirip
AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 12 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BAB IX AKUNTANSI KONTRUKSI DALAM PENGERJAAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

Makalah Konstruksi Dalam Pengerjaan BAB I PENDAHULUAN

01 Pernyataan ini harus diterapkan pada akuntansi untuk kontrak konstruksi di dalam laporan keuangan kontraktor.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

tedi last 11/16 Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 AKUNTANSI KONTRAK KONSTRUKSI

PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI ASET TETAP DALAM KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta

AKUNTANSI KONSTRUKSI UNTUK PERUSAHAAN PROPERTY DAN DEVELOPER. Andriani Widiarti STMIK AMIKOM Yogyakarta

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MAKALAH PSAK 34: KONTRAK KONSTRUKSI

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK )

: 1. Dr. Arifuddin, SE., M.Si., Ak., CA 2. Dr. Andi Kusumawati, SE., M.Si., Ak., CA 3. Dr. Kartini Hanafi Idris, SE., M.Si., Ak.

LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 09 AKUNTANSI ASET TETAP

BAB II LANDASAN TEORI. Tujuan dari standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan akuntansi

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

BAB IX SISTEM AKUNTANSI ASET TETAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

KEBIJAKAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI ASET TETAP KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

DAMPAK PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

Oleh: Syaiful, SE, Ak., MM*

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

Pertanggungjawaban Barang Milik Negara pada Kementerian Negara/Lembaga

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA Catatan atas Laporan Keuangan Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013

Standar Akuntansi Keuangan. Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat diterima paling lambat tanggal 30 November 2010 oleh

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 PROFIL RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO (RSUPN-CM)

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI PEMERINTAHAN (Menurut PP No 71 Tahun 2010 ttg SAP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

tedi last 11/16 Definisi Dan Klasifikasi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN. Pada bab ini, pertama penulis akan membahas penerapan persentase

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CONTOH SOAL ASET TETAP BERWUJUD LANJUTAN (TANGIBLE ASSETS)

BERITA DAERAH KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 NOMOR 4 SERI F NOMOR 300

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN AKHIR TAHUN (CALK) T.A 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN PADA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA KABUPATEN MINAHASA

Bab TRANSAKSI KDP. Tampilan Menu Perekaman Transaksi KDP adalah sbb:

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV KONSEP PENANDINGAN DAN PROSES PENYESUAIAN

BAB I PENDAHULUAN. penunjang dan sarana pendukung dalam instansi pemerintah adalah. oleh masyarakat umum. (PSAP No. 7 tahun 2010).

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN I.08 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURW OREJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/ KEKAYAAN DAERAH BUPATI PURWOREJO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II LANDASAN TEORI. tugas akhir ini. Hal ini sangat penting karena teori-teori tersebut digunakan

50 BAB VII PENUTUP BAB VII PENUTUP A. RANGKUMAN

TERKAIT OPINI LAPORAN KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut IAI (2004 dan 2009) pendapatan (revenue) adalah :

BUPATI GRESIK PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 dan 2010

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01/KM.12/2001 TENTANG

PEMERINTAH ACEH NERACA Per 31 Desember 2012 dan 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan pemberian Otonomi Daerah kepada Daerah atas dasar. desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK DAERAH

Aset Tetap 1. Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan Pemerintah

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan di Indonesia. Perkembangan dunia bisnis yang pesat menjadikan

BUPATI PAKPAK BHARAT. NOMOR l0 TAHUN 20{ f

BAB II LANDASAN TEORITIS

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.1. Aset Lancar

C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca

KEWAJIBAN Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah 2

11/20/15. GAMBARAN UMUM ASET TETAP, SUBSTANSI & SYSREQ Aplikasi SIMDA BMD V GAMBARAN UMUM ASET TETAP

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 07

Transkripsi:

PSAP NO 08 AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan tedi last 11/16

DEFINISI Konstruksi Dalam Pengerjaan : Aset-aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan yang meliputi tanah ; peralatan dan mesin ; gedung dan bangunan ; jalan, irigasi dan jaringan, serta ; aset tetap lainnya, yang proses perolehannya/pembangunannya memerlukan suatu periode waktu tertentu dan belum selesai. Perolehan aset dapat dilakukan dengan cara : 1.Swakelola 2.Kontrak Konstruksi

lanjutan Kontrak Konstruksi : Perikatan yang dilakukan secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan atau penggunaan utama. Kontrak Konstruksi meliputi : 1. Kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan perencanaan konstruksi aset, seperti jasa arsitektur; 2. Kontrak untuk perolehan atau konstruksi aset; 3. Kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan pengawasan konstruksi aset yang meliputi manajemen konstruksi dan value engineering; 4. Kontrak untuk membongkar atau merestorasi aset dan restorasi lingkungan.

lanjutan Untuk kontrak konstruksi yang mencakup sejumlah aset, maka konstruksi dari setiap aset diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah bila : 1. Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset; 2. Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah dan kontraktor serta pemberi kerja dapat menerima atau menolak bagian kontrak yang berhubungan dengan masing-masing aset tersebut; 3. Biaya masing-masing aset dapat diidentifikasikan. Suatu kontrak dapat berisi klausul yang memungkinkan konstruksi aset tambahan atas permintaan pemberi kerja atau dapat diubah sehingga konstruksi aset tambahan dapat dimasukkan ke dalam kontrak tersebut. Konstruksi tambahan diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi bila : a) Aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam rancangan, teknologi, atau fungsi dengan aset yang tercakup dalam kontrak semula; atau b) Harga aset tambahan tersebut ditetapkan tanpa memperhatikan harga kontrak semula

PENGAKUAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN Suatu benda berwujud diakui sebagai konstruksi Dalam Pengerjaan bila : 1.besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan dengan aset tersebut akan diperoleh 2.biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal 3.aset tersebut masih dalam proses pengerjaan. Konstruksi Dalam Pengerjaan dipindahkan ke rekening/pos/akun Aset Tetap terkait bila : 1.Konstruksi secara substansi (dinyatakan) telah selesai dikerjakan dan siap digunakan. 2.Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehan.

PENGUKURAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN Konstruksi Dalam Pengerjaan dicatat berdasarkan Biaya Perolehan. Nilai konstruksi yang dikerjakan secara Swakelola, meliputi : 1.biaya yang berhubungan langsung dengan konstruksi (misal : biaya pekerja lapangan dan penyelia, biaya bahan, biaya pemindahan bahan dan peralatan, sewa peralatan, biaya rancangan dan bantuan teknis langsung) 2.biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan dapat dialokasikan ke konstruksi tersebut (misal : asuransi, biaya rancangan dan bantuan teknis tidak langsung, biaya inspeksi) 3.biaya lain yang secara khusus dibebankan sehubungan konstruksi ybs.

PENGUKURAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN Nilai konstruksi yang dilakukan dengan Kontrak Konstruksi meliputi : 1. Termin yang telah dibayarkan sehubungan dengan tingkat penyelesaian pekerjaan 2. Kewajiban yang msh harus dibayar berhubung pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar pada tanggal pelaporan 3. Pembayaran klaim kepada kontraktor/pihak ketiga sehubungan dengan pelaksanaan kontrak konstruksi (misal : klaim karena keterlambatan yang disebabkan oleh pemberi kerja, kesalahan spesifikasi/rancangan, dan perselisihan penyimpangan dalam pengerjaan kontrak)

lanjutan : pengukuran Kapitalisasi Biaya Pinjaman : 1. Bila konstruksi dibiayai dari pinjaman maka biaya pinjaman yang timbul selama masa konstruksi dikapitalisasi dan menambah biaya konstruksi, sepanjang biaya tsb dapat diidentifikasikan dan ditetapkan secara andal. 2. Jml biaya pinjaman yg dikapitalisasi tidak boleh melebihi jml biaya bunga yg dibayar dan yg masih harus dibayar pada periode ybs. 3. Bila pinjaman digunakan untuk membiayai beberapa jenis aset yang diperoleh dalam suatu periode tertentu, biaya pinjaman periode yang bersangkutan dialokasikan ke masing-masing konstruksi dengan metode rata-rata tertimbang atas total pengeluaran biaya konstruksi. 4. Bila kegiatan konstruksi dihentikan sementara (bukan karena force majeur), maka biaya pinjaman yg dibayarkan selama masa pemberhentian sementara pembangunan konstruksi harus dikapitalisasi. 5. Kontrak konstruksi yang mencakup beberapa jenis pekerjaan yang penyelesaiannya jatuh pada waktu yang berbeda-beda, maka biaya pinjaman hanya dikapitalisasi untuk jenis pekerjaan yang masih dalam proses pengerjaan.

PENGUNGKAPAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN Konstruksi dalam Pengerjaan disajikan dalam Neraca masuk dalam kelompok Aset Tetap. Informasi yang harus diungkapkan mengenai Konstruksi Dalam Pengerjaan pada akhir periode akuntansi : 1. Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaian 2. Nilai kontrak konstruksi dan sumber pendanaannya 3. Jumlah biaya yang telah dikeluarkan dan yang masih harus dibayar 4. Uang muka kerja yang diberikan 5. Retensi (misal : termin pembayaran terakhir yang masih ditahan oleh pemberi kerja selama masa pemeliharaan)