PERANCANGAN WADUK MUNDINGAN DI KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN EMBUNG BLORONG KABUPATEN KENDAL, JAWA TENGAH. Muhammad Erri Kurniawan, Yudha Satria, Sugiyanto *), Hari Budieny *)

PERENCANAAN WADUK DESEL GUNA PENANGGULANGAN BANJIR PADA SUNGAI BERINGIN, SEMARANG

PERENCANAAN EMBUNG SEMAR KABUPATEN REMBANG. Muchammad Chusni Irfany, Satriyo Pandu Wicaksono, Suripin *), Sri Eko Wahyuni *)

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

KAJIAN PENANGANAN BANJIR SUNGAI BERINGIN SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM LONG STORAGE

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

PENGARUH PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI CANDI TERHADAP SUNGAI KREO DI KOTA SEMARANG DAN PENANGANANNYA

ABSTRAK Faris Afif.O,

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan

PERENCANAAN TUBUH EMBUNG ROBATAL, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG

PERENCANAAN DETAIL EMBUNG UNDIP SEBAGAI PENGENDALI BANJIR PADA BANJIR KANAL TIMUR

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

PENERAPAN SISTEM SEMI POLDER SEBAGAI UPAYA MANAJEMEN LIMPASAN PERMUKAAN DI KOTA BANDUNG

PENENTUAN KAPASITAS DAN TINGGI MERCU EMBUNG WONOBOYO UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR DI DESA CEMORO

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

PENERAPAN KOLAM RETENSI DALAM PENGENDALIAN DEBIT BANJIR AKIBAT PENGEMBANGAN WILAYAH KAWASAN INDUSTRI

Perencanaan Embung Juruan Laok, Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep

TUGAS AKHIR ANALISIS ROUTING ALIRAN MELALUI RESERVOIR STUDI KASUS WADUK KEDUNG OMBO

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB III METODOLOGI

PERENCANAAN BENDUNGAN BENER KABUPATEN PURWOREJO. Claudia Ratna KD, Dwiarta A Lubis Sutarto Edhisono, Hary Budieni

Kata Kunci : Waduk Diponegoro, Rekayasa Nilai.

PENGENDALIAN DEBIT BANJIR SUNGAI LUSI DENGAN KOLAM DETENSI DI KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

ANALISIS POTENSI LIMPASAN PERMUKAAN (RUN OFF) DI KAWASAN INDUSTRI MEDAN MENGGUNAKAN METODE SCS

KAJIAN SISTEM DRAINASE PATUKANGAN-PEGULON KABUPATEN KENDAL

PERENCANAAN BENDUNGAN SALAK KABUPATEN KULON PROGO, YOGYAKARTA. Aprilia Cheni Hermawati 1, Arinda Puspitaningtyas 1 Suseno Darsono 2, Sugiyanto 3

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BONAI KABUPATEN ROKAN HULU MENGGUNAKAN PENDEKATAN HIDROGRAF SATUAN NAKAYASU. S.H Hasibuan. Abstrak

ANALISIS BANJIR TAHUNAN DAERAH ALIRAN SUNGAI SONGGORUNGGI KABUPATEN KARANGANYAR

PENGENDALIAN BANJIR DAS DOLOK PENGGARON PADA SUNGAI BABON

METODOLOGI BAB III III Tinjauan Umum

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

Perencanaan Penanggulangan Banjir Akibat Luapan Sungai Petung, Kota Pasuruan, Jawa Timur

Studi Pengendalian Banjir Sungai Cimanuk dengan Menggunakan Retarding Basin pada Hilir Bendungan Jatigede di Provinsi Jawa Barat

KALIBRASI PARAMETER TERHADAP DEBIT BANJIR DI SUB DAS SIAK BAGIAN HULU

PENINGKATAN FUNGSI BENDUNG PLUMBON-SEMARANG SEBAGAI PENGENDALI BANJIR

MODEL HIDROGRAF BANJIR NRCS CN MODIFIKASI

KAJIAN KARAKTERISTIK DAS (Studi Kasus DAS Tempe Sungai Bila Kota Makassar)

Analisis Hidrologi untuk Pendugaan Debit Banjir dengan Metode Nakayasu di Daerah Aliran Sungai Way Besai

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN HIDROLOGI DAERAH ALIRAN SUNGAI TUKAD PAKERISAN DENGAN SOFTWARE HEC-HMS TUGAS AKHIR

BAB IV HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISA. Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena

Bab 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN CHECK DAM DALAM USAHA MENANGGULANGI EROSI ALUR

PERANCANGAN CHECK DAM PRAMUKA UNTUK MENGATASI SEDIMENTASI DI BANJIR KANAL BARAT KOTA SEMARANG

PENELUSURAN BANJIR WADUK DENGAN HYDROGRAF SERI

PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI DOMBO SAYUNG KABUPATEN DEMAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI MELAWI DENGAN TANGGUL

4.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel 4.

PERENCANAAN EMBUNG TAMANREJO KECAMATAN SUKOREJO, KABUPATEN KENDAL. Bachtiar Khoironi Wibowo, Arvie Narayana, Abdul Kadir *), Dwi Kurniani *)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN... iii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI...

ANALISIS DEBIT BANJIR RANCANGAN BANGUNAN PENAMPUNG AIR KAYANGAN UNTUK SUPLESI KEBUTUHAN AIR BANDARA KULON PROGO DIY

BAB III METODOLOGI. 2. Kerusakan DAS yang disebabkan karena erosi yang berlebihan serta berkurangnya lahan daerah tangkapan air.

KAJIAN LEBAR BANGUNAN PELIMPAH TIPE LENGKUNG TERHADAP ELEVASI MUKA BANJIR (STUDI KASUS WADUK TENAYAN)

PERENCANAAN BANGUNAN PENGENDALI SEDIMEN DAERAH ALIRAN SUNGAI KREO KOTA SEMARANG

TANGGUL SUNGAI SERAYU HILIR DARI MUARA HINGGA BENDUNG GERAK SERAYU

PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI BRINGIN SEMARANG

PERENCANAAN BANGUNAN PENGENDALI SEDIMEN DI KALI KREO

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU

TINJAUAN DEBIT BANJIR KALA ULANG TERHADAP TINGGI MUKA AIR WADUK KRISAK KABUPATEN WONOGIRI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... I HALAMAN PERSETUJUAN... II HALAMAN PERSEMBAHAN... III PERNYATAAN... IV KATA PENGANTAR... V DAFTAR ISI...

PERENCANAAN EMBUNG SIDOMULIH KABUPATEN BANYUMAS JAWA TENGAH

STUDI PENELUSURAN ALIRAN (FLOW ROUTING) PADA SUNGAI KRUENG TEUNGKU KEC. SEULIMUM KAB. ACEH BESAR

PERENCANAAN STRUKTUR BENDUNGAN BANDUNGHARJO DESA BANDUNGHARJO - KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

KAJIAN HIDROLIS RUNTUHNYA EMBUNG JOHO DI KECAMATAN SEMEN KABUPATEN KEDIRI

SURAT KETERANGAN PEMBIMBING

BAB III METODOLOGI 3.1 URAIAN UMUM

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

PERENCANAAN CHECK DAMSUNGAI LEBUGINI KABUPATENKUDUS, JAWA TENGAH. Fikri Amirullah, Raditya Nalendro, Sri Eko Wahyuni *), Salamun *)

ANALISIS DEBIT BANJIR RANCANGAN DAN KAPASITAS PELIMPAH BENDUNGAN WAY YORI

Perbandingan Hasil Pemodelan Aliran Satu Dimensi Unsteady Flow dan Steady Flow pada Banjir Kota

PENGARUH HUJAN EKSTRIM DAN KONDISI DAS TERHADAP ALIRAN

STUDI PENGENDALIAN BANJIR KOTA TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

STUDI PERENCANAAN PELIMPAH EMBUNG KRUENG RAYA KELURAHAN KRUENG RAYA KECAMATAN MESJID RAYA KABUPATEN ACEH BESAR

STUDI PERBANDINGAN ANTARA HIDROGRAF SCS (SOIL CONSERVATION SERVICE) DAN METODE RASIONAL PADA DAS TIKALA

5. Evaluasi UTS, UAS, partisipasi field trip, Design Project

3 BAB III METODOLOGI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. menyimpan semua atau sebagian air yang masuk (inflow) yang berasal dari

BAB III METODA ANALISIS. Wilayah Sungai Dodokan memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) Dodokan seluas

REKAYASA PERLINTASAN SUNGAI BRINGIN DAN JALAN TOL SEMARANG-BATANG


BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)

PERENCANAAN SALURAN PENANGGULANGAN BANJIR MUARA SUNGAI TILAMUTA

PERENCANAAN DRAINASE KAWASAN PAGARSIH KOTA BANDUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan dilakukan bertempat di kolam retensi taman lansia kota bandung.

Royna Kristian Yudi, Agung Mukti Nugroho, Suseno Darsono *), Dyah Ari Wulandari *)

PERENCANAAN EMBUNG TAMANREJO KECAMATAN SUKOREJO, KABUPATEN KENDAL

PERENCANAAN EMBUNG ROBATAL KABUPATEN SAMPANG

PERENCANAAN EMBUNG MANDIRADA KABUPATEN SUMENEP. Oleh : M YUNUS NRP :

PERENCANAAN PENANGGULANGAN BANJIR MENGGUNAKAN SOFTWARE HEC RAS (Studi Kasus Situ Cilangkap) Citra Adinda Putri Jurusan Teknik Sipil Fakultas

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain :

ANALISIS KAPASITAS PELIMPAH EMBUNG TETEASA DI KECAMATAN ANGATA KABUPATEN KONAWE SELATAN

PEMODELAN SEDIMENTASI PADA TAMPUNGAN BENDUNG TIBUN KABUPATEN KAMPAR

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN BENDUNGAN BENDO PONOROGO

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UPAYA MENGURANGI ANGKUTAN SEDIMEN SUNGAI GARANG KOTA SEMARANG. Langlang Adi Pratama, Susilowati, Suseno Darsono *), Dwi Kurniani *)

PERENCANAAN EMBUNG MAMBULU BARAT KECAMATAN TAMBELANGAN KABUPATEN SAMPANG MADURA

Transkripsi:

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 406 414 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 406 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PERANCANGAN WADUK MUNDINGAN DI KOTA SEMARANG Muhammad Taufiq Abror, Rizka Setiawan, Suseno Darsono *), Hari Nugroho *) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, Tembalang, Semarang. 50239, Telp.: (024)7474770, Fax.: (024)7460060 ABSTRAK Banjir di kota Semarang terjadi setiap tahun di musim penghujan, kekeringan dan kesulitan air bersih di musim kemarau. Telah dibangun Waduk Jatibarang dan di bagian hulunya terdapat potensi waduk yang dapat menambah suplai air baku dan pengendalian banjir. Analisis yang digunakan dalam perencanaan waduk yaitu analisis hidrologi dan hidrolika. Analisis hidrologi menggunakan metode Soil Conservation Service Unit Hydrograph Synthetic (SCS) dan Hidrograf Satuan Sintetis GAMA I. Debit banjir Q 100 dengan hujan rencana 165 mm, hasil dari metode SCS Unit Hydrograph yang dibantu program HEC-HMS sebesar 442 m 3 /dt sedangkan metode HSS GAMA I dengan hujan rencana 218 mm debit yang dihasilkan sebesar 359.02 m 3 /dt. Perhitungan debit banjir yang dipakai adalah metode SCS. Banjir PMF yang dihasilkan dari hujan sedalam 677 mm sebesar 2408.7 m 3 /dt. Dengan desain penggelontoran air sebesar 1.7 m 3 /dt maka volume tampungannya sebesar 20.000.000 m 3 dan volume tampungan sedimen sebesar 1.000.000 m 3. Dengan adanya waduk dapat mereduksi banjir periode 100 tahun sebesar 77% dari 442.9 m 3 /dt menjadi 97.1 m 3 /dt, dan mereduksi debit PMF sebesar 66% dari 2408.7 m 3 /dt menjadi 814.2 m 3 /dt dan tampungan total sebesar 38.000.000 m 3. Tinggi bendungan 34 m, lebar mercu 10 m, tipe urugan batu berzona dan lebar mercu spillway 20 m. kata kunci : banjir, kekeringan, waduk, bendungan ABSTRACT Flood in the Semarang City occur every year in the rainy season, drought and water shortages in the dry season. It has been built Jatibarang Reservoir and upstream there is a potential reservoir that could add to the raw water supply and flood control. The analysis used in planning reservoir that is the analysis of hydrology and hydraulics. Hydrological analysis using methods Soil Conservation Service Unit Hydrograph Synthetic (SCS) and Unit Hydrograph Synthetic of GAMA I. Q 100 flood discharge plan with 165 mm of rain, the result of a method SCS unit hydrograph assisted HEC-HMS program amounting to 442 m 3 / sec while the HSS GAMA I method with 218 mm of rain discharge plan generated at 359.02 m 3 / sec. Flood discharge calculation used is a method SCS. PMF flood resulting from rainfall of 2408.7 mm deep as 677 m 3 / sec. With the design of flushing water of 1.7 m 3 / sec then storage volume up to 20,000,000 m 3 and a storage volume of sediment up to 1,000,000 m 3. With the reservoir can reduce flooding 100-year period by 77% from 442.9 *) Penulis Penanggung Jawab 406

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 407 m 3 / sec to be 97.1 m 3 / sec, and reduces the PMF discharge of 66% of 2408.7 m 3 / sec to be 814.2 m 3 / sec and reservoirs totaling 38 million m 3. Dam 34 m high, dam crest 10 m wide, rock fill zone embankment type and spillway crest width of 20 m. keywords: flood, drought, reservoir, dam PENDAHULUAN Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah yang hampir setiap tahun di musim penghujan dihadapkan dengan banjir, kekeringan dan kesulitan air bersih ketika musim kemarau maka perlu dilakukan rekayasa sipil pada daerah khususnya di Daerah Aliran Sungai Garang. DAS Garang adalah Daerah Aliran Sungai dimana sebagian besar wilayahnya berada di Kota Semarang dan sebagian kecil berada di Kabupaten Semarang dan Kabupaten Kendal, dengan hulunya dari Gunung Ungaran mengalir ke hilir ke Laut Jawa. DAS Garang terdiri dari tiga anak sungai utama yaitu, Sungai Garang, Sungai Kreo dan Sungai Kripik yang bergabung menjadi satu sungai yaitu Sungai Garang di Tugu Suharto. Setelah melewati Bendung Simongan namanya berubah menjadi Kanal Banjir Barat. Pada DAS Garang tersebut telah dibangun Waduk Jatibarang yang didesain mampu mengendalikan debit banjir periode ulang 50 tahun dan mampu mengalirkan air baku sebanyak 1.05 m 3 /dt dengan volume tampungan total 20,400,000 m 3. Dan dalam studi JICA terdapat potensi waduk di hulu Waduk Jatibarang yaitu Waduk Mundingan. Sehingga diharapkan jika Waduk Mundingan juga dibangun maka dapat memanfaatkan sumber daya air secara maksimal dan mengendalikan banjir yang memasuki Kota Semarang. Maksud dari perencanaan Waduk Mundingan ini adalah mendesain bendungan yang diperlukan untuk menahan laju debit banjir sungai dan penambahan penyediaan air baku untuk Kota Semarang. Adapun tujuan perencanaan Waduk Mundingan adalah sebagai berikut: - Menyiapkan desain bagi pelaksana konstruksi bendungan, - Membantu Waduk Jatibarang dalam mengendalikan debit banjir di Sungai Kreo, - Menambah persediaan air baku untuk Kota Semarang. Waduk direncanakan di aliran Kali Kranji (7 4'16.97" LS dan 110 20'31.83" BT) yang merupakan anak Sungai Kreo, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah. Lokasi tersebut berjarak kurang lebih 5 km dari lokasi Waduk Jatibarang ke arah hulu. (Gambar 1) METODOLOGI Metodologi Perencanaan Bendungan Metodologi perencanaan yang digunakan dalam perencanaan bendungan di Waduk Mundingan sebagai berikut: - Identifikasi masalah - Studi pustaka - Pengumpulan data - Analisis data 407

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 408 Gambar 1. Peta rencana lokasi Waduk Mundingan, Semarang, Jawa Tengah - Perencanaan konstruksi - RAB, penjadwalan dan gambar - Rencana kerja dan syarat-syarat Langkah Kerja Langkah kerja dalam perencanaan bendungan dapat digambarkan dengan diagram alir sebagai berikut: Mulai Identifikasi Masalah Studi Pustaka Input Data A Data: 1. Peta Topografi 2. Hidrologi 3. Geologi 4. Tanah 5. Tata Guna Lahan 6. Kebutuhan Air Gambar 2. Diagram alir kerja 408

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 409 A Analisis Hidrologi: 1. Curah Hujan Daerah 2. Curah Hujan Rencana 3. Curah Hujan Rencana Maksimum (PMP) 4. Debit Banjir Rencana 5. Debit Banjir Rencana Maksimum (PMF) (kontrol) Ketersediaan Air Neraca Air Kebutuhan Air Tidak Cek Keseimbangan Neraca Air Ya Kapasitas Tampungan Waduk Flood Routing B Gambar 2. Diagram alir kerja (lanjutan) 409

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 410 B Desain Bendungan: 1. Pemilihan Tipe Bendungan 2. Tinggi Bendungan 3. Lebar Mercu Bendungan 4. Material Konstruksi 5. Pondasi Bendungan 6. Bangungan Pelengkap a. Pelimpah b. Diversion Channel/Tunnel c. Cofferdam d. Intake Cek Stabilitas Bendungan Tidak Ya Gambar, RAB, Penjadwalan & RKS Selesai ANALISIS HIDROLOGI Curah Hujan Rencana Gambar 2. Diagram alir kerja (lanjutan) Penentuan daerah aliran sungai pada peta topografi yang termasuk DAS Garang seluas 200.23 km 2. Pembagian DAS Garang menjadi subdas Kanal Banjir Barat, subdas Garang, subdas Kripik, subdas Gung, subdas Contok, subdas Kandri, subdas Kreo dan subdas Mundingan. Analisis curah hujan rata-rata DAS dihitung dengan metode 410

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 411 thiessen dengan stasiun hujan yang berpengaruh stasiun hujan Simongan (42), stasiun hujan Tugu (41), stasiun hujan Ungaran (65) dan stasiun hujan Sumur Jurang (65c). Curah hujan rencana dihitung dengan 4 (empat) metode distribusi yaitu Distribusi Normal, Distribusi Gumbel tipe I, Distribusi Log Normal dan Distribusi Log Pearson tipe III. Penentuan jenis distribusi menggunakan parameter statistik dan uji Smirnov-Kolmogorov. Dari hasil perhitungan curah hujan rencana yang memenuhi syarat adalah dengan metode Distribusi Log Pearson tipe III. Curah hujan rencana periode ulang 100 tahun pada DAS Garang sebesar 165 mm. Sedangkan pada subdas Mundingan sebesar 218 mm. Perhitungan curah hujan maksimum boleh jadi (Probability Maximum Precipitation) menggunakan metode Hersfield dengan rumus (BSN, 2004).... (1) Hasil perhitungan curah hujan maksimum boleh jadi yang diperoleh di DAS Garang sebesar 677 mm. Debit Banjir Rencana Perhitungan debit banjir rencana menggunakan 2 (dua) metode yaitu metode Hidrograf Satuan Sintetik GAMA I dan Hidrograf Satuan Sintetik SCS. Pada penggunaan HSS GAMA I hanya diperuntukkan subdas Mundingan sedangkan HSS SCS diperuntukkan untuk seluruh DAS Garang. Rumus yang digunakan dalam perhitungan debit banjir metode HSS GAMA I sebagai berikut (Triatmodjo, 2009). - Debit puncak: (2) - Debit ke t: (3) Maka hasil dari perhitungan debit metode HSS GAMA I pada banjir periode ulang 100 tahun sebesar 359.02 m 3 /dt. Pada perhitungan debit banjir rencana metode HSS SCS mencakup seluruh DAS Garang menggunakan program bantu HEC-HMS. Penentuan parameter fisik DAS Garang dilakukan berdasarkan data peta topografi untuk menghitung waktu konsentrasi (Tc) dan waktu tunda (Lag) dari masing-masing subdas dan pada anak sungai atau sungai utamanya dihitung pula nilai Muskingum K dan x. Nilai Curve Number (CN) dan impervious masing-masing subdas dilihat dari tata guna lahan di lokasi masing-masing. Setelah pengaturan pada program HEC-HMS selesai maka program tersebut dijalankan dan dihasilkan debit banjir pada lokasi waduk rencana sebesar 442.9 m 3 /dt. Terdapat perbedaan hasil debit banjir rencana dari kedua metode tersebut. Sehingga digunakan hasil debit yang dapat dikalibrasi dengan keadaan eksisting di lapangan yaitu debit banjir rencana metode HSS SCS dengan besar debit 442.9 m 3 /dt. Perhitungan selanjutnya menggunakan debit dari hasil tersebut. 411

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 412 Perhitungan debit banjir maksimum boleh jadi menggunakan metode HSS SCS dengan bantuan program HEC-HMS. Hasil perhitungan debit banjir maksimum boleh jadi dengan hujan PMP sebesar 677 mm diperoleh debit sebesar 2408.7 m 3 /dt. Debit banjir maksimum boleh jadi hanya digunakan sebagai kontrol keamanan dari desain bendungan, bukan sebagai kapasitas pengendalian banjir yang harus ditangani. Ketersediaan Air Ketersediaan air dihitung dengan metode debit bangkitan dengan data hujan yang ada sepanjang pengamatan kemudian diubah menjadi debit dengan menyatakan hubungan antara data hujan dengan data debit yang ada di tahun yang sama. Hubungan tersebut menghasilkan persamaan sebagai berikut (Triatmodjo, 2009).... (4) Dari persamaan tersebut dihasilkan perkiraan debit yang mengalir pada lokasi waduk yang tersedia sepanjang data hujan yang digunakan. Volume Tampungan Waduk Perhitungan volume kebutuhan tampungan waduk menggunakan metode simulasi. Waduk diasumsikan penuh pada pengoperasian awal. Direncanakan Waduk Mundingan dapat menggelontorkan air sebesar 1.7 m 3 /dt dan volume tampungan waduk sebesar 20 juta m 3. Dianggap tidak ada proses kehilangan air dalam simulasi ini. Air yang digelontorkan dari Waduk Mundingan dialirkan ke Waduk Jatibarang sebagai pemasok air tambahan. Dalam proses simulasi tampungan Waduk Mundingan tidak terjadi kegagalan. Kondisi air di Waduk Jatibarang pun hanya berkurang sedikit dibanding sebelum adanya Waduk Mundingan. Kemampuan Waduk Jatibarang dalam menggelontorkan air pun bertambah dari 1.05 m 3 /dt menjadi 2.1 m 3 /dt atau meningkat 100% dari sebelumnya. Berikut ini simulasi tampungan Waduk Mundingan dan Waduk Jatibarang. Gambar 3. Simulasi tampungan Waduk Mundingan 412

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 413 PENELUSURAN BANJIR Gambar 4. Simulasi tampungan Waduk Jatibarang Perhitungan penelusuran banjir dilakukan untuk melihat seberapa besar reduksi banjir yang terjadi jika dibangun Waduk Mundingan dengan desain lebar spillway 20 m. Ternyata dengan adanya Waduk Mundingan banjir dapat tereduksi hingga 77% yaitu dari 442.9 m 3 /dt menjadi 97.1 m 3 /dt. Sedangkan debit PMF tereduksi sebesar 66% dari 2408.7 m 3 /dt menjadi 814.2 m 3 /dt dan tampungan total sebesar 38.000.000 m 3 dengan tinggi genangan total saat PMF 33.1 m dari dasar bendungan. Maka tinggi tubuh bendungan di desain setinggi 34 m dengan lebar mercu 10 m, menggunakan tipe bendungan urugan batu berzona dengan inti tegak dan lebar mercu spillway 20 m. Gambar 5. Penelusuran banjir periode ulang 100 tahun di Waduk Mundingan 413

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 414 KESIMPULAN Pembangunan Waduk Mundingan di hulu Waduk Jatibarang dapat berdampak secara signifikan dalam pengendalian banjir di DAS Garang yang melewati kota Semarang, yaitu dapat mereduksi banjir hingga 77% dari 442.9 m 3 /dt menjadi 97.1 m 3 /dt. Waduk ini juga berguna untuk menampung air dan digunakan untuk air baku PDAM yang bisa menambah suplai air menjadi 100% dari kondisi eksisting dari Waduk Jatibarang sebesar 1.05 m 3 /dt menjadi 2.1 m 3 /dt. Waduk Mundingan dapat menampung volume air sebanyak 38,000,000 m 3 dengan tinggi bendungan 34 m, lebar mercu bendungan 10 m dan lebar mercu spillway 20 m. DAFTAR PUSTAKA Badan Standardisasi Nasional, 2012. SNI 1726:2012, Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Badan Standardisasi Nasional, 2004. SNI T-02-2004. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004. Pedoman Konstruksi dan Bangunan (Pd T-14-2004-A), Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta. Natural Resources Conservation Service, 2004. NEH Part 630 Hydrology, U.S. Department of Agriculture, Washington DC. Peterka, A. J, 1984. Hydraulic Design of Stilling Basins and Energy Dissipators, United States Department of the Interior Bureau of Reclamation, Denver. Soedibyo, 2003. Teknik Bendungan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Sosrodarsono dan Takeda, 1989. Bendungan Type Urugan, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Sugiyanto, 1994. Pengendalian Banjir, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang. Triatmodjo, B, 2009. Hidrologi Terapan, Beta Offset, Yogyakarta. Triatmodjo, B, 2008. Teknik Pantai, Beta Offset, Yogyakarta. USACE Institute for Water Resources, 2010. Hydrologic Modeling Sytem HEC-HMS User's Manual Version 3.5, USACE Institute for Water Resources Hydrologic Engineering Center, Davis. Ven Te Chow, P. D, 1959. Open Channel Hydraulics. McGraw-Hill Book Company Inc, New York. 414