PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG TARIF LAYANAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ACEH

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG TARIF LAYANAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G POLA TARIF BLUD RSUD PROF.DR.M.A HANAFIAH SM BATUSANGKAR

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 25 Tahun 2014 Seri E Nomor 22 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

2018, No b. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Kendari pada Kepolisian Negara Republik Indonesia

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BATAM

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BUPATI BENGKULU SELATAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

2 c. bahwa Menteri Kesehatan melalui Surat Nomor: KU/Menkes/326/VII/2013 tanggal 9 Juli 2013, telah menyampaikan usulan tarif layanan Badan Layanan Um

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2014, No Umum Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Tangerang pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

2 c. bahwa Menteri Kesehatan melalui Surat Nomor: KU/MENKES/326/VII/2013 tanggal 9 Juli 2013, telah menyampaikan usulan tarif layanan Badan Layanan Um

2017, No Paru Masyarakat Surakarta 2016, telah mengajukan usulan perubahan tarif layanan Badan Layanan Umum Balai Besar Kesehatan Paru Masyarak

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 560/MENKES/SK/IV/2003 TENTANG POLA TARIF PERJAN RUMAH SAKIT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

2014, No tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Bhayangkara Setukpa pada Kepolisian Negara Republik Indonesia; d. bahwa usulan tarif layan

2 Umum Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN. PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR Nomor: 18 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

W A L I K O T A M A T A R A M PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2014

2014, No Umum Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Soeradji Tirtonegoro Klaten pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 04 Tahun : 2008 Seri : C

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

No.1156, 2014 KEMENHAN. Tarif. Pelayanan Kesehatan. Penentuan. Tata Cara.

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 6 TAHUN 2015 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2018 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 32 TAHUN 2012 BERITA DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012 NOMOR 32 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INQONESIA SALIN AN TENT ANG TARIF LAYANAN BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT III KENDARI

TENTANG PEMANFAATAN DANA NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA PUSKESMAS KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG

2016, No layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Tulungagung pada Kepolisian Negara Republik Indonesia; d. bahwa usulan t

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 115 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENETAPAN BESARAN TARIF PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG

2 Umum Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Balai Besar Laboratori

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 120 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMUNERASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2014, No d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Bhayangkara Kediri pada Kepolisian Negara Republik Indonesia, telah dibaha

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KOTA BLITAR

BUPATI KUDUS T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA KAPITASI DAN NON KAPITASI

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Transkripsi:

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG POLA TARIF BADAN LAYANAN UMUM BALAI KESEHATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa pelayanan kesehatan di Badan Layanan Umum Balai Kesehatan di lingkungan Kementerian Kesehatan telah berkembang dengan pesat sehingga perlu ditunjang dengan sistem pembiayaan yang memadai melalui pengaturan pola tarif; b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 9 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan sesuai dengan kewenangannya menetapkan pola tarif layanan pada Badan Layanan Umum berdasarkan usul tarif layanan dari Menteri teknis terkait; c. bahwa untuk menyusun tarif layanan sebagaimana dimaksud dalam huruf b, Badan Layanan Umum Balai Kesehatan mengacu pada pengaturan pola tarif; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pola Tarif Badan Layanan Umum Balai Kesehatan di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan; : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang

- 2-2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340); 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1652/Menkes/Per/XII/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Kesehatan Mata Masyarakat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan tentang 2353/Menkes/Per/XI/2011 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 882); 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 558/Menkes/Per/VII/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan tentang 2352/Menkes/Per/XI/2011 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 881); 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 532/Menkes/Per/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2354/Menkes/Per/XI/2011 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 883); MEMUTUSKAN:

- 3 - MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG POLA TARIF BADAN LAYANAN UMUM BALAI KESEHATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Balai Kesehatan adalah salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, perorangan, dan institusi yang berupa pelayanan medik dan/atau penunjang medik. 2. Badan Layanan Umum Balai Kesehatan di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan yang selanjutnya disebut BLU Balai Kesehatan adalah Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan yang menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK- BLU). 3. Tarif adalah sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan kegiatan pelayanan di instansi Badan Layanan Umum Kementerian Kesehatan, yang dibebankan kepada masyarakat sebagai imbalan atas jasa pelayanan yang diterimanya. 4. Pola Tarif adalah pedoman dasar dalam pengaturan dan perhitungan besaran tarif setiap layanan yang diberikan kepada masyarakat oleh Badan Layanan Umum Kementerian Kesehatan. 5. Pimpinan Badan Layanan Umum Balai Kesehatan yang selanjutnya disebut Pimpinan BLU Balai Kesehatan adalah Pimpinan BLU Balai Kesehatan yang bertanggung jawab terhadap kinerja operasional BLU yang sebutannya dapat disesuaikan dengan nomenklatur yang berlaku pada BLU yang bersangkutan. 6. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Pasal 2

- 4 - Pasal 2 Pengaturan Pola tarif BLU Balai Kesehatan bertujuan sebagai acuan bagi Balai Kesehatan di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan yang telah menerapkan pola keuangan Badan Layanan Umum dalam menyusun tarif pada masing-masing Balai Kesehatan. Pasal 3 Pengaturan pola tarif BLU Balai Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi kebijakan tarif, komponen tarif, kegiatan yang dikenakan tarif, pola perhitungan tarif, dan pengelolaan pendapatan BLU Balai Kesehatan. Pasal 4 (1) BLU Balai Kesehatan terdiri atas: a. Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) b. Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) c. Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) (2) BKMM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. (3) BBKPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. (4) BBLK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. BAB II

- 5 - BAB II KEBIJAKAN TARIF Pasal 5 (1) Semua kegiatan pelayanan dan kegiatan non pelayanan di BLU Balai Kesehatan dikenakan tarif layanan. (2) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan seluruh biaya yang dibebankan kepada masyarakat, dan/atau institusi atas penyelenggaraan kegiatan di BLU Balai Kesehatan. (3) Tarif layanan di BLU Balai Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan berdasarkan asas gotong royong dan adil dengan mengutamakan kepentingan masyarakat berpenghasilan rendah serta tidak mengutamakan untuk mencari keuntungan. Pasal 6 (1) Tarif pelayanan ditetapkan berdasarkan perhitungan biaya satuan (unit cost). (2) Biaya satuan (unit cost) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada kegiatan yang diberikan oleh BLU Balai Kesehatan. Pasal 7 Tarif untuk golongan masyarakat yang pembayarannya dijamin oleh pihak penjamin ditetapkan berdasarkan prinsip kesetaraan dan saling menguntungkan dengan suatu ikatan perjanjian kerja sama secara tertulis. Pasal 8 Pimpinan BLU Balai Kesehatan mengusulkan tarif layanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 kepada Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan melalui Menteri untuk ditetapkan. Pasal 9 Pimpinan BLU Balai Kesehatan dapat membebaskan sebagian atau seluruh biaya pelayanan bagi masyarakat tidak mampu tanpa mengurangi kualitas pelayanan. BAB III

- 6 - BAB III KOMPONEN TARIF Bagian Kesatu Komponen Tarif untuk BKMM dan BBKPM Pasal 10 (1) Tarif kegiatan pelayanan untuk BKMM dan BBKPM meliputi komponen tarif jasa sarana dan jasa pelayanan. (2) Komponen tarif jasa sarana untuk BKMM dan BBKPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan imbalan yang diterima oleh BKMM dan BBKPM atas pemakaian akomodasi, bahan non medis, obat-obatan, bahan/alat kesehatan habis pakai, media reagensia yang digunakan langsung dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pemeriksaan dengan memperhitungkan biaya investasi. (3) Komponen tarif jasa pelayanan untuk BKMM dan BBKPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan atas jasa yang diberikan kepada pasien dalam rangka pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, dan/atau pelayanan lainnya. (4) Jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri atas jasa medis, jasa keperawatan, jasa kesehatan lain, dan jasa tenaga lainnya. (5) Jasa medis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi jasa seluruh tenaga medis yang melakukan pelayanan medis. Bagian Kedua Komponen Tarif untuk BBLK Pasal 11 (1) Tarif kegiatan pelayanan untuk BBLK meliputi komponen tarif jasa sarana dan jasa pelayanan. (2) Komponen

- 7 - (2) Komponen tarif jasa sarana untuk BBLK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan imbalan yang diterima oleh BBLK atas pemakaian akomodasi, bahan non medis, media reagensia, dan bahan/alat habis pakai yang digunakan langsung dalam rangka pelayanan pemeriksaan dengan memperhitungkan biaya investasi. (3) Komponen tarif jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan, pemeriksa atas jasa yang diberikan kepada pasien atau pelanggan dalam rangka pemeriksaaan laboratorium dan uji pemeriksaan kesehatan, dan/atau pelayanan lainnya. (4) Jasa pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari jasa medis, jasa keperawatan, jasa tenaga kesehatan lain, dan jasa tenaga lainnya. (5) Jasa medis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi jasa seluruh tenaga medis yang melakukan pelayanan pemeriksaaan laboratorium dan uji pemeriksaan kesehatan, dan/atau pelayanan lainnya. Bagian Ketiga Komponen Tarif untuk Kegiatan Non Pelayanan Pasal 12 Tarif kegiatan non pelayanan yang berlaku pada BLU Balai Kesehatan meliputi komponen jasa sarana dan/atau jasa lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB IV KEGIATAN YANG DIKENAKAN TARIF Bagian Kesatu Kegiatan Pelayanan BKMM dan BBKPM Pasal 13 (1) Kegiatan pelayanan BKMM dan BBKPM yang dikenakan tarif dikelompokkan berdasarkan tempat pelayanan dan jenis pelayanan. (2) Tempat

- 8 - (2) Tempat pelayanan BKMM dan BBKPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas pelayanan rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, dan pelayanan yang dilakukan di luar Balai Kesehatan. (3) Tempat pelayanan rawat jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi poliklinik, kamar operasi, rawat rehabilitasi, penunjang medis, dan kamar tindakan lainnya. (4) Tempat pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi ruang perawatan, rawat intensif, kamar tindakan, dan kamar operasi. (5) Jenis pelayanan balai kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas pelayanan medis dan pelayanan penunjang medis. (6) Jenis pelayanan, tindakan, dan pemeriksaan baru selain sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dan ayat (4), dan ayat (5) ditetapkan oleh Pimpinan BLU Balai Kesehatan. (7) Pelayanan yang dilakukan di luar BLU Balai Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pada ayat (2) tidak dikenakan tarif. Pasal 14 (1) Jenis pelayanan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) meliputi : a. Pemeriksaan, konsultasi, atau konseling; b. Visite, konsultasi, atau konseling; c. Tindakan medis operatif; dan d. Tindakan medis non operatif. (2) Pemeriksaan, konsultasi, atau konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan pelayanan medis yang dilakukan di rawat jalan dan gawat darurat. (3) Visite, konsultasi, atau konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan pelayanan medis yang dilakukan di rawat inap dan rawat intensif. (4) Tindakan medis operatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c merupakan tindakan pembedahan yang menggunakan pembiusan umum, regional, atau pembiusan lokal. (5) Tindakan

- 9 - (5) Tindakan medis operatif sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi : a. tindakan medis operatif kecil; b. tindakan medis operatif sedang; dan c. tindakan medis operatif besar. (6) Tindakan medis non operatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d merupakan tindakan medis tanpa pembedahan yang meliputi: a. tindakan medis non operatif kecil; b. tindakan medis non operatif sedang; dan c. tindakan medis non operatif besar. Pasal 15 (1) Pelayanan penunjang medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) merupakan pelayanan untuk penunjang penegakan diagnosis, pemantauan pengobatan, dan penentuan prognosis. (2) Jenis pelayanan penunjang medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. pelayanan laboratorium; b. pelayanan radiodiagnostik; c. pelayanan diagnostik elektromedis; d. pelayanan diagnostik khusus; e. pelayanan rehabilitasi medis; f. pelayanan farmasi; g. pelayanan gizi; dan h. pelayanan penunjang medis lainnya. Pasal 16 (1) Pelayanan laboratorium sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf a terdiri atas: a. pemeriksaan patologi klinik; b. pemeriksaan patologi anatomi; dan c. pemeriksaan mikrobiologi klinik. (2) Pelayanan rehabilitasi medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf e terdiri atas: a. pelayanan rehabilitasi medis; b. pelayanan rehabilitasi psikososial; dan c. pelayanan fisioterapi. (3) Pelayanan

- 10 - (3) Pelayanan farmasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf f terdiri atas: a. pelayanan farmasi klinis; dan b. pelayanan farmasi non klinis. (4) Pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) huruf b,c,d,g, dan h masing-masing merupakan satu kesatuan pelayanan. Bagian Kedua Kegiatan Pelayanan BBLK Pasal 17 (1) Tempat pelayanan BBLK dapat dilakukan di dalam dan di luar institusi sarana pelayanan kesehatan laboratorium. (2) Kegiatan pelayanan BBLK yang dikenakan tarif terdiri atas pelayanan pemeriksaan laboratorium klinik dan laboratorium kesehatan masyarakat, serta uji pemeriksaan kesehatan perorangan. Pasal 18 Pelayanan laboratorium meliputi : a. Pemeriksaan patologi klinik; b. Pemeriksaan patologi anatomi; c. Pemeriksaan mikrobiologi; d. Pemeriksaan imunologi; e. Pemeriksaan kimia kesehatan dan lingkungan; f. Pemeriksaan virologi; g. Pemeriksaan biologi molekuler; h. Pembuatan media reagensia; i. Uji media reagensia; dan j. Uji pemeriksaan kesehatan perorangan. Bagian Ketiga Kegiatan Non Pelayanan Pasal 19 (1) Kegiatan non pelayanan BLU Balai Kesehatan yang dikenakan tarif terdiri atas kegiatan pendidikan dan pelatihan, penelitian, dan kegiatan penunjang lainnya. (2) Kegiatan

- 11 - (2) Kegiatan pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi magang, orientasi, studi banding, praktek lapangan dan kegiatan pendidikan dan pelatihan lainnya. (3) Kegiatan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penelitian kesehatan dan penelitian non kesehatan. (4) Kegiatan penunjang lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain kegiatan sewa lahan/ruang, parkir, kantin, penginapan, ambulans, dan kerja sama operasional. (5) Jenis kegiatan non pelayanan selain yang ditetapkan pada ayat (1) ditetapkan oleh Pimpinan BLU Balai Kesehatan. BAB V POLA PERHITUNGAN TARIF Bagian Kesatu Umum Pasal 20 (1) Pola tarif merupakan dasar perhitungan untuk menetapkan besaran tarif layanan BLU Balai Kesehatan. (2) Besaran tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan biaya satuan dengan mempertimbangkan kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan dan kompetisi yang sehat. (3) Biaya satuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan hasil perhitungan total biaya operasional pelayanan yang diberikan Balai Kesehatan dibagi dengan total hasil kegiatan. (4) Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan seluruh pengeluaran yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja modal. Bagian

- 12 - Bagian Kedua Pola Perhitungan Tarif BKMM dan BBKPM Pasal 21 Pola tarif pada Balai Kesehatan dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu: a. Rawat jalan; b. Rawat inap; dan c. Gawat darurat. Paragraf 1 Rawat Jalan Pasal 22 (1) Pelayanan rawat jalan merupakan pelayanan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa tinggal di ruang rawat inap. (2) Tarif pelayanan rawat jalan meliputi : a. tarif jasa sarana umum; b. tarif jasa sarana tindakan medis; c. tarif jasa sarana penunjang medis; dan d. tarif jasa pelayanan medis dan penunjang medis. (3) Tarif jasa sarana umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diperhitungkan dari total biaya sarana umum dibagi jumlah kunjungan dalam 1 (satu) tahun. (4) Tarif jasa sarana tindakan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diperhitungkan dari total biaya sarana tindakan medis dibagi jumlah tindakan medis dirawat jalan dalam 1 (satu) tahun. (5) Tarif jasa sarana penunjang medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c diperhitungkan dari total biaya sarana pemeriksaan penunjang medis dibagi jumlah pemeriksaan penunjang medis dirawat jalan dalam 1 (satu) tahun. (6) Tarif jasa pelayanan medis dan penunjang medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d ditetapkan oleh Pimpinan BLU Balai Kesehatan. Paragraf 2

- 13 - Paragraf 2 Rawat Inap Pasal 23 (1) Pelayanan rawat inap merupakan pelayanan kepada pasien untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan atau pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur. (2) Pelayanan rawat inap terdiri dari : a. rawat sehari (one day care); b. rawat siang hari (day care); c. rawat intensif; d. perawatan di kamar operasi; dan e. perawatan di kamar tindakan lainnya. (3) Rawat Sehari (One Day Care) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan pelayanan kepada pasien untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medis dan atau pelayanan kesehatan lain yang menempati tempat tidur lebih dari 12 (dua belas) jam sampai dengan 1 (satu) hari. (4) Rawat Siang Hari (Day Care) sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan pelayanan berkesinambungan kepada pasien untuk pengobatan dan rehabilitasi atau pelayanan lainnya yang menempati tempat tidur 6 (enam) jam sampai dengan 12 (dua belas) jam. Pasal 24 (1) Tarif di pelayanan rawat inap meliputi : a. tarif jasa sarana akomodasi ruang perawatan; b. tarif jasa sarana akomodasi rawat sehari (one day care); c. tarif jasa sarana akomodasi rawat siang hari (day care); d. tarif jasa sarana akomodasi rawat intensif; e. tarif jasa sarana akomodasi kamar operasi; f. tarif jasa sarana akomodasi kamar tindakan lainnya; g. tarif jasa sarana tindakan medis; h. tarif jasa sarana penunjang medis; dan i. tarif jasa pelayanan medis dan penunjang medis. (2) Tarif

- 14 - (2) Tarif jasa sarana akomodasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a sampai huruf e diperhitungkan dari total biaya masingmasing sarana akomodasi rawat inap dibagi jumlah hari rawat dalam 1 (satu) tahun. (3) Tarif jasa sarana tindakan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g diperhitungkan dari total biaya sarana tindakan medis dibagi jumlah tindakan medis di rawat inap dalam 1 (satu) tahun. (4) Tarif jasa sarana penunjang medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h diperhitungkan dari total biaya sarana pemeriksaan penunjang medis dibagi jumlah pemeriksaan penunjang medis dirawat inap dalam 1 (satu) tahun. (5) Tarif jasa pelayanan medis dan penunjang medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i ditetapkan oleh Pimpinan BLU Balai Kesehatan. Pasal 25 Hari rawat dihitung dari sejak tanggal pasien masuk sampai dengan tanggal pasien keluar. Paragraf 3 Gawat Darurat Pasal 26 (1) Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan kesehatan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah dan/atau menanggulangi resiko kematian dan/atau kecacatan. (2) Tarif di pelayanan gawat darurat meliputi : a. tarif jasa sarana umum; b. tarif jasa sarana tindakan medis; c. tarif jasa sarana penunjang medis; dan d. tarif jasa pelayanan medis dan penunjang medis. (3) Tarif jasa sarana umum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a diperhitungkan dari total biaya sarana umum dibagi jumlah kunjungan dalam 1 (satu) tahun. (4) Tarif

- 15 - (4) Tarif jasa sarana tindakan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diperhitungkan dari total biaya sarana tindakan medis dibagi jumlah tindakan medis di gawat darurat dalam 1 (satu) tahun. (5) Tarif jasa sarana penunjang medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c diperhitungkan dari total biaya sarana pemeriksaan penunjang medis dibagi jumlah pemeriksaan penunjang medis di gawat darurat dalam 1 (satu) tahun. (6) Tarif jasa pelayanan medis dan penunjang medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d ditetapkan oleh Pimpinan BLU Balai Kesehatan. Bagian Ketiga BBLK Pasal 27 (1) Tarif pemeriksaan di BBLK meliputi : a. Jasa sarana pemeriksaan patologi klinik; b. Jasa sarana pemeriksaan patologi anatomi; c. Jasa sarana pemeriksaan mikrobiologi; d. Jasa sarana pemeriksaan imunologi; e. Jasa sarana pemeriksaan kimia kesehatan dan lingkungan; f. Jasa sarana pemeriksaan virologi; g. Jasa sarana pemeriksaan biologi molekuler; h. Jasa sarana pembuatan media reagensia; i. Jasa sarana uji media reagensia; j. Jasa sarana uji pemeriksaan kesehatan; dan k. Jasa pelayanan medis dan penunjang medis. (2) Tarif jasa sarana pemeriksaan patologi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diperhitungkan dari total biaya pemeriksaan laboratorium patologi klinik dibagi jumlah pemeriksaan laboratorium di instalasi patologi klinik dalam 1 (satu) tahun. (3) Tarif jasa sarana pemeriksaan patologi anatomi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b diperhitungkan dari total biaya patologi anatomi dibagi jumlah pemeriksaan laboratorium di instalasi patologi anatomi dalam 1 (satu) tahun. (4) Tarif

- 16 - (4) Tarif jasa sarana mikrobiologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diperhitungkan dari total biaya mikrobiologi dibagi jumlah pemeriksaan laboratorium di instalasi mikrobiologi dalam 1 (satu) tahun. (5) Tarif jasa sarana imunologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diperhitungkan dari total biaya sarana imunologi dibagi jumlah pemeriksaan laboratorium di instalasi imunologi dalam 1 (satu) tahun. (6) Tarif jasa sarana pemeriksaan kimia kesehatan dan lingkungan; sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e diperhitungkan dari total biaya sarana pemeriksaan kimia kesehatan dan lingkungan dibagi jumlah pemeriksaan laboratorium di instalasi kimia kesehatan dan lingkungan dalam 1 (satu) tahun. (7) Tarif jasa sarana pemeriksaan virologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f diperhitungkan dari total biaya sarana pemeriksaan virologi dibagi jumlah pemeriksaan laboratorium di instalasi virologi dalam 1 (satu) tahun. (8) Tarif jasa sarana pemeriksaan biologi molekuler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g diperhitungkan dari total biaya sarana pemeriksaan biologi molekuler dibagi jumlah pemeriksaan laboratorium di instalasi virologi dalam 1 (satu) tahun. (9) Tarif jasa sarana pembuatan media reagensia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h diperhitungkan dari total biaya sarana pembuatan media reagensia dibagi jumlah pemeriksaan laboratorium di instalasi media dan reagensia dalam 1 (satu) tahun. (10) Tarif jasa sarana uji media reagensia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i diperhitungkan dari total biaya sarana uji media reagensia dibagi jumlah uji media reagensia di instalasi media dan reagensia dalam 1 (satu) tahun. (11) Tarif jasa sarana uji pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j diperhitungkan dari total biaya sarana uji pemeriksaan kesehatan dibagi jumlah pemeriksaan uji pemeriksaan kesehatan di instalasi uji pemeriksaan kesehatan dalam 1 (satu) tahun. (12) Tarif jasa pelayanan medis dan penunjang medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k ditetapkan oleh pimpinan BLU BBLK. Bagian

- 17 - Bagian Kelima Tarif Kegiatan Non Pelayanan Pasal 28 (1) Tarif kegiatan pendidikan dan pelatihan, serta penelitian diperhitungkan dari total biaya pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dibagi jumlah kegiatan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dalam 1 (satu) tahun. (2) Tarif kegiatan penunjang lain ditentukan oleh Pimpinan BLU Balai Kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BAB VI PENGELOLAAN PENDAPATAN BLU Pasal 29 (1) Pendapatan BLU Balai Kesehatan berasal dari pendapatan usaha kegiatan pelayanan dan kegiatan non pelayanan. (2) Pendapatan usaha dari kegiatan pelayanan merupakan pendapatan yang diperoleh sebagai imbalan atas barang/jasa yang diberikan kepada pasien dan/atau pelanggan. (3) Pendapatan usaha dari kegiatan non pelayanan merupakan pendapatan yang berasal dari hasil kerja sama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lainnya. Pasal 30 (1) Pendapatan BLU Balai Kesehatan dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU Balai Kesehatan sesuai dengan Rencana Bisnis dan Anggaran. (2) Pendapatan BLU Balai Kesehatan dapat juga diperoleh dari hasil kerja sama operasional dengan pihak ketiga. (3) Kerja sama operasional dengan pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 31

- 18 - Pasal 31 Tata cara pengelolaan seluruh pendapatan BLU Balai Kesehatan meliputi perencanaan, penerimaan dan pengeluaran kas, pemungutan, penyetoran, pembukuan, penyimpanan dan pengelolaan rekening, penyaluran, pembayaran, penggunaan, pertanggungjawaban dan pelaporan, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 32 (1) Pendapatan BLU Balai Kesehatan digunakan secara langsung untuk membiayai pengeluaran balai kesehatan yang terdiri atas pengeluaran untuk biaya pegawai, biaya operasional, dan biaya investasi. (2) Penggunaan pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh Pimpinan BLU Balai Kesehatan dengan proporsi sebagai berikut: a. biaya operasional dan biaya investasi paling sedikit 40% (empat puluh persen); dan b. biaya pegawai paling banyak 60% (enam puluh persen). BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 33 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, tarif pada BLU Balai Kesehatan masih tetap berlaku sampai dengan ditetapkannya tarif baru oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan berdasarkan Peraturan Menteri ini. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 34 Semua BLU Balai Kesehatan wajib menyusun tarif sesuai dengan Peraturan Menteri ini dalam jangka waktu paling lambat 1 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan. Pasal 35

- 19 - Pasal 35 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Juni 2013 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Diundangkan di Jakarta pada tanggal 9 Juli 2013 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd NAFSIAH MBOI ttd AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2013 NOMOR 917