BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu bentuk organisasi akuntan publik yang. memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara dibutuhkan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. budaya organisasi, etos kerja, independensi auditor serta kinerja auditor.

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam perkembangan dan kemajuan dunia binis. Akuntan bukan hanya sekedar

BAB I PENDAHULUAN. di dalam bidang bisnis. Ada dua tanggung jawab akuntan publik dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

Perpustakaan Unika LAMPIRAN 59

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perusahaan go public di Indonesia berkembang dengan sangat cepat, hal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pasal 1 ayat 2 Kode Etik Akuntan Indonesia menyatakan bahwa

ANALISIS PENGARUH INDEPENDENSI AUDITOR, ETIKA AUDITOR, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berhasil mencapai visi dan misinya. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja berdasarkan pada seluruh kemempuan dan keterampilan serta

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas yang dihasilkan yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja

BAB I PENDAHULUAN. bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Auditor independen ialah merupakan suatau akuntan publik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pengaruh dari lingkungan etika, pengalaman auditor dan kompleksitas

BAB 1 PENDAHULUAN. independen sebagai pihak ketiga yaitu akuntan publik. eksistensinya dari waktu ke waktu semakin diakui oleh masyarakat bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan serta untuk menjamin bahwa tujuan akan tercapai secara hemat,

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR

INDEPENDENSI AUDITOR SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada kepercayaan publik. Masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

SKRIPSI. Oleh : MSY. FADHILAH DWINTASARI B

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP), yaitu jasa assurance dan jasa non assurance. Jasa

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis dituntut untuk lebih produktif dan memiliki kinerja yang baik

PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal, perusahaan besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jasa audit atas laporan keuangan merupakan jasa yang paling dikenal

PENGARUH KOMITMEN AUDITOR TERHADAP KEPUASAN KERJA: MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

BAB I PENDAHULUAN. Pengauditan merupakan bagian dari assurance service dari kantor akuntan

ARUM KUSUMAWATI B

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dimana profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Survey pada Auditor pada KAP Wilayah Jawa Tengah)

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan yang telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). laporan keuangan tersebut, jasa audit yang dimaksud adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi. Profesi ini dikenal masyarakat melalui jasa audit yang disediakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. atas Laporan Keuangan Kementerian Agama Tahun Hal ini menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. data terbaru Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016 ini terdapat 403 KAP

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meluasnya kebutuhan jasa professional akuntan publik sebagai

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Profesi akuntan publik memiliki peranan penting dalam melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat. Laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat umum terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan perkembangannya. Dalam menjalankan profesinya, auditor dituntut profesional dalam menjalankan segala pengelolaan di perusahaan atau organisasi tempat mereka bekerja. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesional adalah istilah bagi seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Dalam perusahaan, terdapat beberapa unsur, yaitu modal, sistem informasi, dan sumber daya manusia. Semua unsur tersebut saling bekerja sama membentuk suatu rangkaian untuk mencapai tujuan tertentu perusahaan. Perusahaan dapat menilai kinerja tersebut melalui laporan keuangan yang menjadi tanggungjawab manajemen, dan laporan keuangan tersebut harus dapat diandalkan. Laporan keuangan dikatakan dapat diandalkan apabila laporan tersebut bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diaandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan secara wajar diharapkan dapat disajikan. Agar laporan keuangan dapat diandalkan, maka permintaan jasa audit meningkat agar dapat meyakinkan pihak eksternal seperti investor bahwa laporan keuangan perusahaan menunjukkan kondisi yang sebenarnya (Yuskar dan Devisia, 2011) Fungsi dan tujuan laporan keuangan menurut Kieso, dkk. (2012) adalah: 1

a. Berguna untuk para investor, kreditur, dan pihak lain untuk menanamkan modal, memberikan kredit, dan keputusan keputusan lain. Serta membantu para investor untuk mengetahui ketidakpastian yang akan dihadapi, seperti jumlah dividen yang diterima. b. Memberikan informasi tentang sumber daya ekonomis dari perusahaan, hak dari sumber daya tersebut, serta melihat dampak atau efek dari transaksi transaksi, kejadian, dan keadaan keadaan yang mampu merubah sumber daya tersebut. Kondisi laporan keuangan yang baik dapat menandakan bahwa perusahaan tersebut dalam kondisi yang baik pula atau sehat. Namun, tidak sedikit pula perusahaan yang telah berdiri sekarang ini dalam kondisi tidak baik atau tidak sehat. Laporan keuangan yang dihasilkan pun bisa dikatakan tidak mampu menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Sehingga, banyak perusahaan yang pada akhirnya melakukan manipulasi terhadap laporan keuangannya. Audit adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti atau evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen (Arens et.al., 2012). Jasa audit yang banyak dikenal oleh masyarakat adalah Kantor Akuntan Publik (KAP). Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan perundang undangan dan mendapatkan izin usaha untuk 2

menyediakan jasa oleh profesi akuntan publik. Auditor ditugaskan untuk mengumpulkan dan memeriksa bukti audit untuk memastikan kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang ditetapkan dan kemudian mengkomunikasikan terhadap pengguna (Arens et.al., 2012). Dalam proses audit bukan hanya auditor eksternal saja yang melakukan audit namun juga auditor internal pun harus ikut serta dalam proses audit dalam suatu perusahaan. Audit internal biasanya mengevaluasi sistem pengendalian internal organisasi dan menilai kebijakan serta peraturan dalam organisasi telah dipatuhi oleh para anggota organisasi atau tidak (Wanadri dan Astuti, 2015). Apabila auditor melaksanakan proses audit sesuai dengan standar yang telah ditetapkan maka kinerjanya sebagai auditor semakin baik. Menurut Yuskar dan Devisia (2011) kinerja auditor adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan pemeriksaan secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apalah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, dan hasil usaha. Sedangkan menurut Safitri (2015), kinerja auditor adalah tingkat pencapaian hasil kerja dan usaha yang dilakukan auditor atas pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang dibebankan padanya yang dapat diukur secara kuantitatif, kualitas dan ketepatan waktu. Kinerja seseorang dapat dikatakan baik apabila hasil kerja individu tersebut dapat mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya dan sesuai dengan standar yang berlaku. 3

Selain hasil pemeriksaan yang berkualitas, kinerja auditor dapat diukur melalui beberapa faktor yaitu independensi auditor, komitmen organisasi, integritas auditor, budaya organisasi, dan sebuah motivasi auditor. Independensi harus dimiliki oleh seorang auditor. Yuskar dan Devisia (2011) berpendapat bahwa independensi akuntan publik merupakan salah satu karakter penting untuk profesi akuntan publik. Kode Etik Akuntan Indonesia pasal 1 ayat dua menyatakan bahwa setiap anggota harus mempertahankan integritas, objektivitas, dan independensi dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dilakukan agar pendapat audit dan rekomendasi yang diberikan atas hasil pemeriksaan tidak memihak pada pihak manapun (Putra dan Ariyanto, 2012). Dengan auditor jujur dan tidak mudah terpengaruh, berarti auditor tersebut telah melaksanakan audit sesuai dengan etika profesi serta peraturan yang berlaku yaitu SPAP. Standar Profesional Akuntan Publik adalah acuan yang ditetapkan menjadi ukuran mutu yang wajib dipatuhi oleh Akuntan Publik dalam pemberian jasanya (www.iapi.or.id). Apabila auditor dalam melakukan proses pemeriksaan memihak kepada salah satu pihak, maka laporan keuangan yang telah diaudit itu tidak independen. Oleh karena itu, untuk menghasilkan suatu laporan audit yang berkualitas maka diperlukan sikap independen dari auditor tersebut agar laporan audit tersebut dapat dipercaya dan diandalkan. Dengan mengikuti peraturan dan standar yang berlaku saat melakukan proses pemeriksaan, auditor dapat memberikan opini audit yang berkualitas, sehingga kinerja auditor pun dapat meningkat. 4

Independensi auditor dapat dilihat dari segi penyusunan program audit yang bebas dari campur tangan pimpinan untuk menentukan, mengeliminasi, atau memodifikasi bagian bagian tertentu yang diperiksa, bebas dari campur tangan atau suatu sikap tidak mau bekerjasama mengenai prosedur yang dipilih, serta bebas dari usaha usaha pihak lain terhadap subyek pekerjaan pemeriksaan selain untuk proses pemeriksaan yang disediakan. Selanjutnya, independensi pelaksanaan pekerjaan yaitu bebas dari kepentingan pribadi yang membatasi segala pelaksanaan, tidak memihak, dan independensi pelaporan yang bebas dari usaha tertentu untuk mengesampingkan pertimbangan akuntan pemeriksa terhadap isi laporan pemeriksaan baik fakta maupun pendapatnya. Pernyataan ini sesuai dengan Yuskar dan Devisia (2011) yang berpendapat bahwa independensi memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor. Faktor kedua yang mempengaruhi kinerja auditor yaitu komitmen organisasi. Menurut Yuskar dan Devisia (2011) komitmen organisasi merupakan kondisi di mana auditor sangat menjunjung tinggi nilai nilai, tujuan, dan sasaran organisasionalnya. Komitmen organisasional dibangun atas dasar kepercayaan auditor atas nilai nilai organisasi, kerelaan auditor dalam membantu mewujudkan tujuan organisasi, dan loyalitas untuk menjadi anggota organisasi. Oleh karena itu, komitmen organisasi akan menimbulkan rasa ikut memiliki atau (sense of belonging) bagi auditor terhadap organisasi. Jika auditor merasa dirinya terikat dengan nilai nilai organisasional yang ada maka ia akan merasa senang bekerja, sehingga kinerjanya dapat meningkat. 5

Menurut Arifah (2012) dalam Yulistiyani (2014) komitmen merupakan suatu konsistensi dari wujud keterikatan seseorang terhadap suatu hal. Adanya suatu komitmen dapat menjadi suatu dorongan bagi seseorang untuk bekerja lebih baik, auditor yang komitmen terhadap organisasi akan menunjukkan sikap dan gaya kepemimpinan yang baik terhadap lembaganya, auditor akan memiliki jiwa untuk tetap membela organisasinya, berusaha meningkatkan prestasinya, dan memiliki keyakinan yang pasti untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi. Hasil dari penelitian Yuskar dan Devisia (2011) menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor. Faktor ketiga yang mempengaruhi kinerja auditor yaitu, integritas. Menurut Yuskar dan Devisia (2011), integritas mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Apabila auditor tidak memiliki sikap jujur, dengan mudahnya auditor dapat menyalahgunakan profesi auditornya untuk kepentingan pribadi. Sehingga auditor harus memiliki kejujuran untuk bekerja sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dan taat pada peraturan peraturan. Selain itu, jika auditor memiliki sikap berani selama proses pemeriksaan sampai laporan audit dihasilkan, maka auditor tersebut menunjukkan bahwa ia tidak mudah diintimidasi, diancam atau dipengaruhi oleh berbagai pihak dan ia melakukan proses tersebut dengan standar yang berlaku secara umum. Auditor juga harus memiliki sikap yang bijaksana untuk menimbang berbagai 6

permasalahan berikut dengan akibat akibatnya dengan seksama, serta mempertimbangkan kepentingan negara. Dengan memiliki rasa tanggungjawab, auditor tidak akan mengelak dan menyalahkan orang lain yang dapat merugikan orang lain, memiliki rasa tanggungjawab bila hasil pemeriksaannya masih memerlukan perbaikan dan penyempurnaan, serta dalam menyusun rekomendasi, auditor harus berpegang teguh kepada ketentuan atau peraturan yang berlaku dengan tetap mempertimbangkan agar rekomendasi dapat dilaksanakan. Dengan auditor mempertahankan integritasnya, kinerja auditor tersebut dapat meningkat. Sama halnya dengan pendapat Sekarsari (2014), integritas berkaitan dengan profesi auditor yang dapat dipercaya karena menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran. Integritas tidak hanya berupa kejujuran tetapi juga sifat dapat dipercaya, bertindak adil dan berdasarkan keadaan yang sebenarnya. Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian Yuskar dan Devisia (2011) yang berpendapat bahwa integritas auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor. Faktor keempat yang mempengaruhi kinerja auditor adalah budaya organisasi. Menurut Yuskar dan Devisia (2011) budaya organisasi merupakan pola pemikiran, perasaan, dan tindakan dari suatu kelompok sosial yang membedakan dengan kelompok sosial yang lain. Budaya organisasi adalah gabungan atau integrasi dari falsafah, ideologi, nilai - nilai, kepercayaan, asumsi, harapanharapan, sikap dan norma (Hanna dan Firnanti, 2013). Dari pendapat Sitio dan Anisykurlilah (2014) diungkapkan bahwa budaya organisasi mempengaruhi seluruh aspek dalam organisasi termasuk individu 7

didalamnya. Perilaku organisasi ini akan sangat mempengaruhi dalam berkomitmen terhadap pekerjaannya dan organisasi, yang ditunjukkan dalam cara pencapaian tujuan organisasi. Anggota organisasi yang memiliki kesepakatan bersama akan sistem budaya organisasi dalam mencapai tujuan organisasinya akan meningkatkan pula kinerjanya. Contoh dari budaya organisasi ada pada KAP Ernst and Young yang sudah disepakati oleh seluruh insan EY: a. Inclusiveness Merekrut orang orang yang luar biasa adalah awalnya. Inklusivitas berarti memastikan suara para karyawan EY didengar dan dihargai. Hal ini tidak hanya membantu untuk menarik dan mempertahankan orang orang yang terbaik, tetapi juga untuk dapat membantu klien dan organisasi lebih baik lagi. b. Development Pendekatan EY untuk pengembangan melibatkan pembelajaran, pengalaman, dan melatih para karyawan EY yang dibutuhkan untuk memperluas karir mereka dan memberikan yang terbaik untuk klien. c. Engagement Manajemen EY ingin para karyawan EY merasa antusias pada pekerjaan dan para kolega, serta menjadi nyaman di organisasi yang memberikan mereka keluwesan untuk mencapai profesional dan aspirasi individu. EY mengikutsertakan para karyawan diberbagai cara, mulai memilih orang yang tepat untuk memimpin perubahan, untuk menghargai sesama, dan untuk 8

memastikan untuk selalu berkata terima kasih atas pekerjaan yang telah diselesaikan dengan baik. Budaya organisasi dapat dilihat dari budaya yang berorientasi kepada hasil pekerjaan, bukan dari siapa yang mengerjakannya, budaya yang mempertahankan auditor yang berprestasi, budaya kolektif dan sentralisasi, serta budaya kekeluargaan yang peduli dengan masalah pribadi auditor, dan mempunyai ikatan tertentu dengan masyarakat sekitar. Hasil dari penelitian Yuskar dan Devisia (2011) menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor. Faktor kelima yang mempengaruhi kinerja auditor adalah motivasi. Menurut Panjaitan dan Jatmiko (2014) apabila auditor memiliki pengetahuan yang memadai sebagai seorang auditor, serta memiliki hubungan yang baik dengan seluruh rekan kerja namun auditor tersebut merasa tidak puas atas kompensasi yang diterimanya, maka hal tersebut menyebabkan auditor tidak memiliki motivasi dalam menyelesaikan pekerjaannya. Sehingga auditor menginginkan pekerjaan di tempat lain, yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja yang dihasilkan. Motivasi auditor dapat dilihat dari faktor lingkungan kerja yang menyenangkan, faktor gaji yang diterima, serta mendapatkan penghargaan dari prestasi kerja, dan mendapatkan evaluasi kinerja yang memuaskan terhadap pekerjaan yang dilakukan. Sama halnya dengan apabila auditor memiliki hubungan baik dengan rekan kerjanya, memiliki pengetahuan memadai sebagai seorang auditor, serta mempunyai tujuan di dalam dirinya, hal itu menandakan 9

bahwa auditor tersebut memiliki motivasi. Sehingga, dengan memiliki motivasi, akan ada dorongan untuk menyelesaikan suatu hal dengan baik, maka hal tersebut akan mempengaruhi hasil kinerjanya. Motivasi karyawan adalah faktor penting dalam keberhasilan jangka panjang dari semua organisasi (Christiyanto, 2014). Untuk itu dalam penelitian Panjaitan dan Jatmiko (2014) motivasi berpengaruh terhadap kinerja auditor. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Yuskar dan Devisia (2011). Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang direplikasi yaitu: 1. Penelitian Yuskar dan Devisia (2011) berjudul Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Pemahaman Good Governance, Integritas Auditor, Budaya Organisasi, dan Etos Kerja terhadap Kinerja Auditor. Sedangkan penelitian ini berjudul Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Integritas Auditor, Budaya Organisasi, dan Motivasi terhadap Kinerja Auditor. Penulis tidak meneliti variabel Pemahaman Good Governance dan Etos Kerja dikarenakan dari hasil penelitian variabel tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor. Penulis juga menambahkan variabel Motivasi yang hasilnya berpengaruh terhadap kinerja auditor. Variabel tersebut berasal dari penelitian sebelumnya milik Panjaitan dan Jatmiko (2014) yang berjudul Pengaruh Motivasi, Stres, dan Rekan Kerja terhadap Kinerja Auditor. 2. Obyek dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik big four dan non - big four yang berada pada wilayah Tangerang 10

dan Jakarta. Sedangkan dalam penelitian Yuskar dan Devisia (2011) adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik Big Four. 1.2 Batasan Masalah Batasan masalah untuk penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah Tangerang dan Jakarta. Responden yang digunakan adalah auditor yang sudah bekerja lebih dari satu tahun di KAP yang berbeda. Variabel yang digunakan terdiri dari satu variabel dependen dan lima variabel independen. Variabel dependen dari penelitian ini adalah kinerja auditor. Variabel independen dari penelitian ini adalah independensi auditor, komitmen organisasi, integritas auditor, budaya organisasi, dan motivasi. 1.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah independensi auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor? 2. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor? 3. Apakah integritas auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor? 4. Apakah budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor? 5. Apakah motivasi auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dan mendapatkan bukti empiris bahwa: 1. Independensi auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor. 2. Komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor. 3. Integritas auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor. 11

4. Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor. 5. Motivasi auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian yang dikerjakan ini, penulis harapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain: 1. Mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa khususnya pada bidang akuntansi dalam pengambilan konsentrasi audit. 2. Auditor Untuk auditor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan yang bermanfaat untuk menjunjung tinggi independensi, komitmen organisasi, integritas, budaya organisasi, dan meningkatkan motivasi dalam menjalankan tugasnya sebagai auditor eksternal dengan baik. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. BAB II: TELAAH LITERATUR Bab ini terdiri atas penjelasan mengenai kinerja, auditor, kinerja auditor, independensi auditor, komitmen organisasi, integritas 12

auditor, budaya organisasi, motivasi, perumusan hipotesis yang akan diuji, dan model penelitian. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ini terdiri atas gambaran umum seperti obyek penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel, penjabaran mengenai variabel penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis yang digunakan untuk pengujian hipotesis. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas hasil hasil dari penelitian, dari tahap analisis, desain, hasil pengujian hipotesis dan pengaruhnya, serta memberikan penjelasan teoritis terhadap hasil tersebut. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya. 13