BAB I PENDAHULUAN. Menurut Monroe dan Woodliff (1993), definisi expectation gap adalah sebagai. auditor dalam memeriksa laporan keuangan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Audit merupakan pekerjaan yang memegang suatu peranan kontrol dan evaluasi

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang ahli dalam bidangnya atau yang disebut sebagai auditor.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada entitas

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang sesuai dengan perkembangan bisnis dan

BAB V PENUTUP. bukti adanya expectation gap mengenai kegunaan laporan keuangan.

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik

BAB I PENDAHULUAN. McGough (1974) menyatakan bahwa auditor merupakan penghubung

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sendiri telah memiliki peraturan-peraturan yang mengatur

BAB I. Pendahuluan. yaitu investor, kreditor dan pemerintah membutuhkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin meningkat. Informasi laporan keuangan antara satu

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perusahaan dan tuntutan masyarakat atas jasa yang bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

BAB I PENDAHULUAN. membedakan dua jenis salah saji yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud).

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan adanya kesamaan status gejala tersebut dengan membandingkannya

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat memicu persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. auditor sebagai pihak yang dianggap independen dan memiliki profesionalisme

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat sekarang ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu bentuk organisasi akuntan publik yang. memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Munculnya skandal-skandal keuangan yang terjadi di Indonesia akibat

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak (absolute assurance)

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

PENGARUH PENGALAMAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KEAHLIAN AUDITOR DALAM BIDANG AUDITING (Study Survei di KAP wilayah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak ( absolute assurance) mengenai. hasil akhir proses audit yaitu laporan auditor.

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, tujuan dan manfaat peneltian, serta sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN. penilai yang bebas terhadap seluruh aktivitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, profesi auditor mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. keputusan yang tepat. Tujuan laporan keuangan memberikan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemakai laporan keuangan. Perkembangan profesi akuntan publik di suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dihasilkan oleh organisasi jasa profesi akuntan. Pihak - pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. keuangan umumnya adalah perusahaan yang punya kepentingan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi para pengguna (Purn amasari dan Hernawati,

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. diaudit dapat dihandalkan dan manajemen juga akan mendapat keyakinan dan. melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini telah menjadi sorotan bagi akuntan publik. Banyaknya kasus

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa. Keuangan pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa Badan Pemeriksa Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. maraknya dengan skandal-skandal di lingkup internasional. Meskipun tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap perusahaan yang berbentuk perseroan terbuka, bidang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada. tantangan-tantangan yang berat. Mereka sama-sama harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pertimbangan yang dibuat auditor dalam menanggapi setiap bukti dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu perusahaan dilihat dari bagaimana posisi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai asersi tentang kegiatan-kegitan dan kejadian-kejadian ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Dari waktu ke waktu perkembangan dunia usaha terus semakin meningkat yang

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan berperan untuk mengurangi risiko informasi yang terkandung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semakin meluasnya kebutuhan jasa professional akuntan publik sebagai

ARUM KUSUMAWATI B

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kantor akuntan publik (KAP) dari waktu ke waktu semakin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Profesi sebagai akuntan publik, saat ini sangat dibutuhkan bagi perusahaan perusahaan besar maupun sedang berkembang. Kebutuhan akan informasi keuangan yang relevan dan handal menciptakan permintaan akan jasa seorang auditor untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan apakah laporan keuangan tersebut disajikan secara wajar atau tidak. Tanggung jawab yang diberikan oleh pihak manajemen kepada auditor memberikan sedikit persepsi yang berbeda antara auditor itu sendiri dengan para pemakai laporan keuangan. Pihak manajemen dimana dalam hal ini adalah sebagai pemakai laporan keuangan, seringkali menuntut lebih atas pekerjaan auditor. Perbedaan persepsi yang seperti inilah yang disebut sebagai expectation gap. Menurut Monroe dan Woodliff (1993), definisi expectation gap adalah sebagai berikut: Expectation gap adalah perbedaan persepsi atau keyakinan antara auditor dan pemakai laporan keuangan serta publik tentang tanggung jawab seorang auditor dalam memeriksa laporan keuangan. Sedangkan Konrath (2002:64) mendefinisikan expectation gap sebagai : Perbedaan persepsi antara auditor dan pemakai laporan keuangan atas kualitas dari jasa yang telah diberikan akuntan publik. 1

Adanya perbedaan persepsi yang sering terjadi, memunculkan beberapa kasus yang pernah terjadi di perusahaan-perusahaan dalam maupun luar negeri. Fenomena yang terjadi tersebut telah diteliti beberapa peneliti yang meneliti tentang keberadaan kesenjangan harapan audit ini seperti penelitian Humprey et al. (1993), Gay dan Schelluch (1993) di Australia, Best et al (2001) di Singapura, Fadzly dan Ahmed (2004) di Malaysia, Dixon et al (2006) di Mesir. Peneliti-peneliti tersebut menyatakan bahwa kesenjangan harapan audit (expectation gap) dapat diukur dalam tiga dimensi yaitu : 1. tanggung jawab auditor dalam mendeteksi, menemukan dan melaporkan kekeliruan dan ketidakberesan terutama kecurangan (responsibility) 2. keandalan dari laporan keuangan yang telah diaudit (reliability) 3. kegunaaan laporan keuangan yang telah diaudit dalam pengambilan keputusan (decision usefulness) Sedangkan penelitian di Indonesia oleh Yaniarti (2006) menjelaskan bahwa terdapat expectation gap yang signifikan atas tanggung jawab auditor untuk mengungkapkan kecurangan. Dalam penelitiannya, Yaniarti menggunakan sampel yang berada di Jakarta, Purwokerto dan Kebumen. Selain itu Nasrulah Jamil juga telah melakukan penelitian yang dihubungkan dalam tiga faktor. Faktor pertama yaitu mengenai responsibility, kedua adalah reliability, dan ketiga yakni decision usefulness dan mendapatkan hasil bahwa terjadi audit expectation gap antara auditor dengan bankir, investor juga manajemen. 2

Sebagai auditor, perlu adanya pendekatan keraguan professional yang dilakukan terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen. Dalam hal ini auditor tidak boleh untuk tidak percaya terhadap laporan keuangan yang telah disusun manajemen, namun juga tidak boleh menerima begitu saja tanpa memperhatikan kebenarannya. Kecurangan yang terjadi bisa menjadi unsur kesengajaan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Menurut PSA 02 (SA No.2) laporan keuangan yang disajikan kepada pihak pemakai merupakan tanggung jawab penuh pihak manajemen. Tanggung jawab auditor atas laporan keuangan yang disajikan oleh pihak manajemen hanya terbatas pada memberikan pernyataan pendapat bahwa laporan keuangan tesebut wajar atau tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Profesi auditing memandang auditor tidak bertanggung jawab terhadap kebenaran isi atau menemukan kecurangan (fraud) yang dilakukan secara sengaja atau tidak sengaja oleh pihak manajemen berdasar Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Para akuntan berpendapat bahwa satu penyebab dari adanya expectation gap adalah kegagalan publik untuk menilai kealamian dan batasan audit (Frank et al, 2001). Dalam penelitian Fadzly dan Ahmed (2004) di Malaysia menemukan bahwa investor mempunyai harapan yang tinggi terhadap auditor untuk mendeteksi kecurangan. Dan penelitian-penelitian lain yang telah dilakukan oleh Humprey et al. (1993), Gay dan Schelluch (1993) di Australia, Best et al (2001) di Singapura, menghasilkan jawaban bahwa kalayak umum secara sistematik mengharapkan lebih dari apa yang auditor seharusnya bisa berikan. Perbedaaan persepsi inilah yang 3

menjadikan hasil dari penelitian yang pernah dilakukan memiliki kesimpulan bahwa expectation gap terjadi pada auditor dan pemakai laporan keuangan. Dari berbagai penelitian dan hasil yang ada, namun tidak menutup kemungkinan bahwa bisa saja terjadi perbedaan hasil bila dengan metode yang berbeda dan daerah penelitian yang berbeda pula. Maka atas dasar pendapat tersebut peneliti ingin menunjukkan apakah perbedaan persepsi tersebut juga terdapat pada kelompok auditor dengan pemakai laporan keuangan khususnya bagi para manajer dalam bidang perbankan untuk daerah Yogyakarta, Surakarta dan Semarang. Maka dari itulah peneliti memilih judul berikut. Analisis Expectation gap Atas Tanggung Jawab Auditor Antara Auditor dengan Manajer Bank Daerah Yogyakarta, Surakarta dan Semarang. 1.2. RUMUSAN MASALAH Penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh Humprey et al. (1993), Gay dan Schelluch (1993) di Australia, Best et al (2001) di Singapura menegaskan bahwa expectation gap dikarenakan persepsi yang menyimpang dari beberapa kelompok diantaranya kelompok analisis keuangan, pegawai bank kredit, pemilik perusahaan, dan auditor (Frank et al, 2001). Berdasar dari penelitian yang telah terurai dalam latar belakang, maka rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat expectation gap atas tanggung jawab auditor antara auditor dengan manajer bank mengenai faktor tanggung jawab (responsibility)? 4

2. Apakah terdapat expectation gap atas tanggung jawa auditor antara auditor dengan manajer bank mengenai faktor kehandalan laporan keuangan (reliability)? 3. Apakah terdapat expectation gap atas tangggung jawab auditor antara auditor dengan manajer bank mengenai faktor kegunaan laporan keuangan (decision usefulness)? 1.4. TUJUAN PENELITIAN Penelitian yang dilakukan dengan melibatkan auditor dan pemakai laporan keuangan yaitu manajer bank ini ditujukan agar memperoleh bukti empiris tentang expectation gap antara kelompok auditor dengan bankir terutama di daerah Yogyakarta, Surakarta dan Semarang. 1.5 MANFAAT PENELITIAN Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berguna bagi beberapa pihak. 1. Bagi auditor dan pemakai laporan keuangan Dengan mengetahui apakah terdapat expectation gap atas tanggung jawab auditor, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan kepada auditor dan pemakai laporan keuangan terutama manajer bank agar dapat memperkecil adanya expectation gap. 5

2. Bagi pihak lain Sebagai wawasan yang berguna dalam memperluas pemahaman terhadap ruang lingkup atas tanggung jawab auditor dalam mendeteksi kecurangan yang mungkin akan sangat berguna dalam dunia kerja. 1.6 SISTEMATIKA PENULISAN BAB I :PENDAHULUAN Sebagai pendahuluan akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II :LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Berisi teori-teori yang menguatkan penelitian untuk mengembangkan hipotesis. Bab ini akan menjelaskan mengenai audit laporan keuangan, manajer, expectation gap, dan tanggung jawab auditor serta memaparkan hasil-hasil penelitian terdahulu. BAB III :METODA PENELITIAN Membahas secara keseluruhan metoda yang akan digunakan, dari populasi dan sampel, pengambilan sampel, serta alat analisis. 6

BAB IV :ANALISIS DATA Menganalisis seluruh data yang telah terkumpul dan menjelaskan hasil dari olahan data dengan metode yang digunakan yakni uji T-Test. Pada bagian akhir dijelaskan mengenai hasil dari penelitian. BAB V :KESIMPULAN Berisi kesimpulan dari hasil yang ada dari pengolahan data serta penjelasan-penjelasan lain yang berkaitan dengan hasil pengolahan data. 7