BUDIDAYA PEMBIBITAN TEMBAKAU DI WILAYAH JAWA TENGAH Oleh : Badrul Munir, S.TP, MP (PBT Ahli Pertama BBPPTP Surabaya)

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBANGUNAN KEBUN SUMBER BENIH TEMBAKAU DAN PENGEMBANGAN VARIETAS LOKAL DI WILAYAH JAWA TENGAH

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

MENGENAL VARIETAS UNGGULTEMBAKAUDI JAWA TIMUR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MUTU BENIH Oleh : Eko Purdyaningsih,SP PBT Ahli Muda BBPPTPSurabaya

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

III. BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suka Banjar Kecamatan Gedong Tataan

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

3. METODE DAN PELAKSANAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

MATERI DAN METODE. A 2 : 120 g/tanaman. A 3 : 180 g/tanaman

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

Tata Cara penelitian

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Pembuatan Pembibitan Tanaman

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober 2014 sampai bulan Januari 2015

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

USAHA PEMBIBITAN JABON YANG DISUSUN OLEH NAMA: ELISKA ERLIANDA NPM:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Cara Menanam Cabe di Polybag

Pendahuluan menyediakan dan mendiseminasikan rekomendasi teknologi spesifik lokasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

Created By Pesan bibit cabe kopay. Hub SEKILAS TENTANG CARA BERTANAM CABE KOPAY

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

Oleh : Iskandar Z. Siregar

MENGENAL BEBERAPA SISTEM PERSEMAIAN PADI SAWAH!!!

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

PETUNJUK PELAKSANAAN GELAR TEKNOLOGI BUDIDAYA TOMAT

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

Transkripsi:

BUDIDAYA PEMBIBITAN TEMBAKAU DI WILAYAH JAWA TENGAH Oleh : Badrul Munir, S.TP, MP (PBT Ahli Pertama BBPPTP Surabaya) I. Pendahuluan Tanaman tembakau (Nicotianae Tabacum L) merupakan komoditi tanaman semusim perkebunan yang sangat strategis dan mempunyai dampak sosial yang luas.peran tembakau bagi masyarakat cukup besar,hal ini karena aktivitas produksi dan pemasarannya melibatkan sejumlah penduduk untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan.sumbangan tembakau terhadap pendapatan petani dan negara cukup besar. Usaha tani dan industri tembakau dapat menghidupi sekitar 10 juta jiwa yang meliputi 4 juta petani, 600.000 orang tenaga kerja di pabrik-pabrik rokok, 4,5 juta orang yang terlibat dalam perdagangan dan 900.000 orang terlibat dalam transportasi dan periklanan. Tembakau memberikan sumbangan pendapatan negara dalam bentuk cukai yang meningkat setiap tahunnya yaitu pada tahun 2009 sebesar Rp. 55,4 trilyun, tahun 2010 sebesar Rp. 63,3 trilyun, tahun 2011 sebesar Rp. 66,01 trilyun, tahun 2012 sebesar 80 trilyun dan target tahun 2013 ini sebesar Rp. 95 trilyun (Ditjenbun, 2013). Namun, komoditi tembakau juga merupakan komoditi yang kontroversial yaitu antara manfaat dan dampaknya terhadap kesehatan, sehingga dalam pengembangannya harus mengacu pada penyeimbangan supply dan demand, peningkatan produktivitas dan mutu serta peningkatan peran kelembagaan petani (Anonim, 2012). Jawa Tengah merupakan sentra penghasil tembakau ketiga setelah Jawa Timur dan NTB. Total luasan tanaman tembakau di Jawa Tengah mencapai 45.930 ha (Tempo, 2012). Bahkan tembakau temanggung merupakan bahan penting dalam industri rokok kretek, karena memiliki aroma dan rasa yang khas (Balittas, 2011).Dalam upaya peningkatan mutu dan produktivitas, maka penggunaan benih tembakau unggul dan bermutu sangat diperlukan.usaha/budidaya

pembibitan tembakau yang baik dilakukan dalam rangka menyediakan kebutuhan benih unggul dan bermutu. II. Teknik Pembibitan Pada prinsipnya pembibitan tembakau dapat dilakukan secara bedengan dengan hasil bibit tembakau cabutan atau sistem polybag dengan hasil bibit dalam polybag. 1. Pembibitan Sistem Bedengan Kegiatan pembibitan tembakau dengan sistem bedengan dilakukan dengan langkah langkah sebagai berikut : a. Persiapan benih Langkah pertama dalam pembibitan adalah persiapan benih yaitu dengan menggunakan benih yang bermutu dari varietas unggul.benih yang bermutu dan varietas unggul dapat menentukan hasil tembakau.varietas unggul tembakau dapat diperoleh dari tetua-tetua yang memiliki sifat-sifat yang unggul. Benih tembakau sangat kecil dengan indeks biji 50-80 mg/1 000 biji atau setiap gram mengandung 13000 butir benih, dengan demikian untuk dapat menyebar secara merata di atas bedengan tidak dapat disebarkan secara langsung. Benih yang digunakan untuk pembibitan harus dipersiapkan dari areal khusus pembibitan dan diseleksi secara tepat.benih merupakan sarana produksi yang menentukan hasil tembakau karena setiap benih memiliki sifat genetik dan morfofisiologis yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Benih haruslah memiliki kemurnian yang tinggi tidak tercampur benih rusak, kotoran ataupun biji gulma, daya kecambah di atas 80 % dan bebas hama dan penyakit. Dengan demikian untuk pengadaan benih harus diseleksi dari pohon induk ataupun proses pemuliaan yang benar serta teknologi produksi benih yang memenuhi standar sehingga diperoleh benih unggul dan bermutu.

b. Pemilihan tempat pembibitan Tempat pembibitan harus cukup terbuka, dekat areal pertanian, mendapat sinar matahari yang cukup terutama pada pagi hari. Lapisan tanahnya cukup tebal, subur, daya menahan air dan drainase baik. Di samping itu, tempat pembibitan juga dekat dengan sumber air untuk memudahkan penyiraman, bebas dari tanaman famili Solanaseae pada pertanaman sebelumnya dan bebas dari gangguan hewan peliharaan, hama dan penyakit. c. Pembuatan bedengan Pembuatan bedengan diawali dengan pengolahan tanah.pengolahan tanah pesemaian bedengan dilakukan 30-35 hari sebelum penaburan benih.pengolahan tanah ini harus sudah dilakukan 70-80 hari sebelum tanam agar bibit siap salur pada waktu tanam, karena umur bibit tembakau siap salur adalah 40-45 hari. Pengolahan tanah terdiri dari pembajakan I dan pembajakan II dengan interval 1 sampai 2 minggu dan dengan kedalaman bajak 30-40 cm. Bedengan dibentuk dengan arah utara selatan yang berukuran lebar 1 m panjang 5 m sedangkan tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 75-100 cm. d. Penaburan benih Penaburan benih dilakukan setelah bedengan semai siap tanam. Sebelum penaburan benih dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk NPK dosis 0,5-1 kg/m2, 3 sampai 4 hari sebelum sebar. Benih tembakau dapat disebar di bedengan dengan perendaman atau tanpa rendaman sebelumnya. Perendaman benih dapat dilakukan selama 48 jam sebelum sebar. Penaburan benih dapat dilakukan dengan gembor berisi air ditambah sabun sebagai pendispersi agar benih tidak mengumpul.penyebaran benih tanpa perendaman dapat dilakukan dengan mencampur benih dengan abu atau pasir halus agar merata.

e. Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan dalam pembibitan meliputi penyiraman, pemupukan, pengaturan naungan, penjarangan mulsa, penyiangan, penjarangan tanaman, serta pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman pada pembibitan harus dilakukan secara intensif untuk memperoleh pertumbuhan bibit yang baik. Penjarangan bibit (reseting) perlu dilakukan untuk menghindari kelembaban yang berlebihan karena bibit terlalu padat yang dapat menimbulkan serangan penyakit rebah kecambah atau lanas. Disamping itu penjarangan juga diperlukan agar bibit tidak mengalami etiolasi dan tidak terjadi persaingan unsur hara sehingga bibit tumbuh dengan vigor seragam.reseting dilakukan pada umur 21 hari. Pembibitan perlu diberi naungan untuk melindungi benih dari cahaya matahari konstruksi atap naungan terbuat dari bambu berbentuk setengah lingkaran memanjang sepanjang bedengan. Naungan dapat digunakan plastik Polyetilen berukuran 5,2 m x 1,2 m x 0,5 m. Plastik Polyotilen (atap) dapat dibuka dari pukul 07.00 sampai 10.30 pada saat bibit berumur 15-20 hari, pukul 07.00-12.00 pada saat umur bibit 20-28 hari dan satu hari penuh setelah umur bibit 28 hari. Di atas benih perlu dihamparkan mulsa dari potongan jerami berukuran ± 25 cm. Mulsa tersebut berfungsi untuk mencegah benih berpindah pada saat penyiraman atau saat hujan, melindungi kecambah dari matahari dan mengurangi penguapan serta mencegah kerusakan permukaan bedengan. Setelah bibit berumur 20-25 hari dilakukan penjarangan, sehingga jarak antara bibit teratur antara 4 cm x 4 cm sampai 5 cm x 5 cm, sehingga tiap m 2 bedengan terdapat 400 625 bibit.atau dilakukan pencabutan bibit dan dipindah ke bedengan lain dengan jarak tanam 5 cm x 5 cm (disebut pataran bibit). Bedengan pataran biasanya di dekat lahan yang akan ditanami

tembakau. Bibit pataran ini dapat ditanam di lahan setelah 20-25 hari. Pengendalianhama dilakukan sesuai jenis hama dan penyakit yang menyerang tanaman tembakau dan dilakukan secara terpadu. Bahkan di awal pengolahan tanah juga dilakukan teknik solarisasi tanah. Menurut Cicu (2011), solarisasi tanah merupakan suatu metode disinfestasi tanah alternatif yang sederhana, aman, efektif, tidak meninggalkan residu, dapat dengan mudah diaplikasikan pada skala kecil atau skala luas, dan dapat dikombinasikan dengan metode pengendalian yang lain seperti aplikasi pestisida dosis rendah, aplikasi pupuk (pupuk hijau, pupuk organik, atau pupuk buatan), dan agens hayati, serta mempunyai efek pengendalian jangka panjang. Di samping itu, menurutnya penggunaan metode solarisasi juga dapat mengontrol patogen-patogen tanaman tular tanah (nematoda parasit, cendawan, dan beberapa bakteri) dan gulma secara efektif, memperbaiki kesuburan tanah, meningkatkan pertumbuhan tanaman meningkatkan ketersediaan nutrisi esensial di dalam tanah dan menstimulir pertumbuhan mikroflora tanah. Menurut Sinambela (2000), hama yang sering menyerang tanaman tembakau virginna di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah adalah, belalang, ulat grayak (Spodoptera litura F), ulat pupus (Heliothis assulta Gn) serta kutu daun (Myzus percisae Sulz). Di samping itu juga ada penyakit puru akar, TMV (Tobacco Mozaic Virus) dan layu bakteri. f. Seleksi dan pencabutan. Seleksi bibit dilakukan tiga kali yaitu pada umur 10-13 hari, 20-23 hari dan 33 hari. Bibit siap salur memiliki kriteria umur 38-40 hari, tinggi bibit 10-12 cm, diameter batang 0,8-1 cm, jumlah daun 5-6 lembar, warna daun coklat dan tanaman sehat. Pencabutan bibit dilakukan pada pagi atau sore hari dengan

menyiram bedengan sebelumnya.pencabutan dilakukan dengan menyatukan daun yang telah sempurna. 2. Pembibitan Sistem Polybag Kelebihan utama dari sistem pembibitan di dalam polybagadalah : mengurangi kerusakan akar pada saat pemindahan bibit, mengurangi tingkat kematian bibit, menghilangkan stagnasi dan menyeragamkan pertumbuhan bibit. Dengan demikian penyulaman dapat ditekan hingga tingkat nol. Cara pembibitan dengan sistem polybag pada awalnya sama seperti sistem bedengan, hanya setelah umur bibit 21 hari bibit dipindahkan ke polybag.media bibit sistem polybag terdiri dari tanah dicampur dengan pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan : 1. pada tanah berat 5 : 3 : 2 2. pada tanah sedang 5 : 2 : 2 3. pada tanah ringan 5 : 3 : 1 Di samping itu media dicampur dengan pupuk NPK dengan dosis 1,5 ± 2 kg pupuk NPK setiap 1 m 3 tanah. Ukuran plastik media adalah panjang 110 cm dan diameter 110 cm. Tanah media dimasukkan ke dalam plastik polybag.tanah media tersebut sebelumnya disterilisasi dengan metode solarisasi selama 14 ± 20 hari.selanjutnya bibit yang telah berumur 3 minggu (21 HSS) dipindahkan ke polybag dan dilakukan penyiraman seperti pada pembibitan bedengan. Pemeliharaan dan kriteria sealur seperti pada pembibitan bedengan, hanya bedanya pada pembibitan polybag telah dilakukan seleksi bibit dan pengaturan jarak tanam. Jadi semua alur sama dengan seperti dituturkan dalam pembibitan bedengan tersebut diatas.

III. Penutup Tanaman tembakau memberikan dampak cukup luas dalam kehidupan masyarakat khususnya jawa tengah sebagai sentra tanaman tembakau urutan ketiga setelah Jawa Timur dan NTB.Sehingga penyediaan benih unggul dan bermutu sangat diperlukan dan terus dikembangkan. Pembibitan tembakau dapat dilakukan dengan sistem bedengan maupun polybag.masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan, tergantung kebutuhan dan tujuan pembibitan dari masing masing penangkar/produsen bibit. Penanganan teknik pembibitan dilakukan secara baik dan professional mulai dari awal pemilihan varietas, pemilihan lokasi, pengolahan lahan/tanah, penaburan benih, pemeliharaan, pengendalian hama, penyakit danpencabutan benih agar didapatkan benih/bibit yang sesuai standar dan bermutu tinggi. Daftar Pustaka Anonim.2013.http://ditjenbun.deptan.go.id/tansim/berita-190- pertemuan-koordinasi-alokasi-dan-evaluasi-dana-bagi-hasil-cukaihasil-tembakau-dbhcht-tahun-2013.html. Diakses pada 12 Nopember 2013. Anonim.2012.http://www.herdinbisnis.com/2012/06/budidayatembakau-draft.html#.UnnvE_s3TMw. Diakses pada 12 Nopember 2013. Anonim.2012.http://www.tempo.co/read/news/2012/07/23/173418670/ Rencana-Konversi-Lahan-Tembakau-Ditolak. Diakses pada 12 Nopember 2013. Cicu. 2011. Pengelolaan Penyakit Tular Tanah Melalui Solarisasi. Superman (Suara Perlindungan Tanaman) Volume 1 Nomor 4 Tahun 2011. Mamuju Rochman, F dan Sri Yulaikah. 2011. Varietas Unggul Tembakau Temanggung. Balittas. Malang

Sinambela, R. S. M. 2000. Pengelolaan Persemaian Tanaman Tembakau Virginia di Pertanaman Tembakau Virginia Pengusaha Binaan PT. BAT Indonesia Bagian Pertembakauan Klaten Jawa Tengah.Skripsi. Institut Pertanian Bogor