BAB I PENDAHULUAN. atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan siswa perlu ditingkatkan. Dalam kamus umum

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. optimalnya nilai ulangan siswa di sekolah. Guru memberikan ulangan kepada. Permendiknas nomor 20 tahun 2007, menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ASEP MUNIR HIDAYAT, 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. usaha pemberian informasi dan pembentukan keterampilan saja, namun diperluas

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. SMP (Sekolah Menengah Pertama) atau MTS (Madrasah Tsanawiyah). SMK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. yaitu memperhatikan masalah pendidikan.isi pendidikan diharapkan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mewujudkan pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang terlibat dalam pengembangan aktivitas belajar siswa dan upaya mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Berdasarkan pernyataan di atas, bahwa peserta didik harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. hekekatnya untuk membangun suatu Negara dibutuhkan individu individu yang

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), secara mendasar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

BAB I PENDAHULUAN. mutu peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan dituntut untuk mampu memberikan kontribusi nyata,

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Profesional seorang guru adalah salah satu faktor yang dapat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. bahasan fisika kelas VII B semester ganjil di salah satu SMPN di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Sedangkan Sekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berhubungan dengan dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aset masa depan yang menentukan maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ujung tombak bagi keberhasilan proses pembelajaran. Seorang guru

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan saat ini adalah kualitas hasil pembelajaran di sekolah, dimana sekolah

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menuntut. meningkatkan minat belajar siswa yaitu SMK Bina Wisata Lembang.

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 26 dikemukakan :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. reaksi dan sikap secara mental dan fisik.tingkah laku yang berubah sebagai hasil

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Apriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BABI PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Rupert Evan merumuskan tujuan Pendidikan Kejuruan (SMK) : 1) memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan. formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

I. PENDAHULUAN. menghasilkan, mencipta, sekalipun tidak banyak suatu penciptaan dibatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang bagaimanakah yang paling tepat untuk anak-anak? Oleh karena struktur

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan senantiasa menjadi topik pembicaraan yang menarik bagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa dan merupakan tolak ukur terhadap maju mundurnya sebuah negara, hal ini sesuai dengan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk melanjutkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Buchori (dalam Khabibah, 2006:1), Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Sanjaya (2006:2) mengatakan Pendidikan tidak semata-mata berusaha untuk mencapai hasil belajar, akan tetapi bagaimana memperoleh hasil atau proses yang terjadi pada diri anak. Berdasarkan Undang- Undang dan pendapat Sanjaya mengenai pendidikan, dapat diambil kesimpulan pendidikan dalam skala kecil yaitu dalam proses pembelajaran dikelas, hendaknya kegiatan berorientasi pada siswa dan mengaktifkan siswa, peningkatan aktiitas belajar agar mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, Rita Aneli Fauzia, 2013 Uniersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

2 yang mengarah pada peningkatan prestasi belajar.trinandita (dalam Doantara, 2008:20), yang menyatakan bahwa: Hal yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masingmasing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktiitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi belajar. Guru adalah pendidik profesional, menurut Undang-undang nomor 14 Tahun 2005, yang tertuang pada Bab 1 pasal 1 ayat 1 : Guru adalah pendidik profesional yang tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengealuasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas peserta didik terlepas apapun latar belakang siswa didiknya, guru berperan penuh terutama pada proses belajar mengajar karena guru dituntut dapat menguasai metode pembelajaran yang beragam dengan tujuan agar bisa memilih metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi, peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran secara seksama dan memperoleh pemahaman terhadap materi yang disampaikan oleh guru dengan tujuan memberikan motiasi kepada siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik dan keterampilan. Berdasarkan hasil wawancara baik secara classical maupun indiidual terungkap bahwa motiasi belajar siswa rendah karena kebiasaan belajar yang dianggap monoton oleh siswa, guru hanya menyampaikan materi pelajaran yang Rita Aneli Fauzia, 2013 Uniersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3 begitu banyak tanpa melibatkan kegiatan siswa. Untuk itu diperlukan metode yang dapat meningkatkan motiasi siswa dan meningkatkan prestasi siswa baik secara akademik maupun keterampilan. Untuk dapat melaksanakan metode yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan sesuai dengan standar kompetensi yang diberikan maka peneliti melakukan wawancara kepada pihak sekolah terutama kepada bagian sarana dan prasarana yang ada disekolah SMK Pasundan 1 Cimahi. Tabel 1. 1 Daftar Inentaris Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pasundan 1 Cimahi Tahun Ajaran 2011-2012 No Nama Barang Jumlah Status Tidak rusak Rusak Mesin Pencetak 1 Mesin Tik 20 buah - 20 buah 2 Komputer 20 buah 14 buah 6 buah Mesin Pengganda 3 Photo Copy 1 buah 1 buah - 4 Risograph 1 buah 1 buah - 5 Stensil 1 buah 1 buah - Mesin Presentasi 6 Oerhead Projector 4 buah 4 buah - 7 Infocus 2 buah - 2 buah Sumber : SMK Pasundan 1 Cimahi Pada jenjang SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) khususnya Program Administrasi Perkantoran mengharuskan siswanya bisa menggunakkan peralatan kantor dengan baik dan benar. Akan tetapi umumnya kebanyakan siswa jurusan Administrasi Perkantoran tidak bisa menggunakan alat-alat perkantoran, hal tersebut merupakan rendahnya keterampilan siswa dalam mengikuti mata pelajaran yang bersangkutan khususnya menguasai alat penggandaan dokumen.dilihat dari daftar inentaris yang dimiliki oleh sekolah, mendukung perlunya metode yang mengaju kepada ranah psikomotorik siswa. Hal ini terlihat Rita Aneli Fauzia, 2013 Uniersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4 pada tes pra penelitian yang dilakukan dengan memberikan tes simulasi kepada 40 orang siswa. 20 Siswa dari Kelas AP 1 dan 20 Siswa dari kelas AP 2, adapun lampiran tes simulasi pada tabel 1.2, 1.3 dan 1.4 Tabel 1. 2 Nilai Praktek Kompetensi Dasar Melakukan Penggandaan Dokumen (Mesin Fotocopy) Skor No Nama Siswa Pelaksanaan 1. 1. Dapat menunjukkan 3 bagian utama mesin fotocopi 2. Memilih jenis kertas yang akan digunakan 3. Mengatur posisi kertas apabila menggunakan kertas ukuran A4 4. Mengatur kontras warna 5. Mengatur kontras warna apabila yang akan difotocopi adalah kertas buram 6. Mengatur sistem zoom 7. Mengatur jumlah salinan yang akan digandakan 8. Dapat merubah jumlah salinan yang akan digandakan dengan sistem yang tersedia 9. Dapat mengcopy dua halaman menjadi satu halaman 10. Dapat Menormalkan kembali sistem untuk penggunaan berikutnya. Sumber: Nilai tes Pra Penelitian Alokasi Waktu Hasil 0 0 1 Rita Aneli Fauzia, 2013 Uniersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5 Tabel 1. 3 Nilai Praktek Kompetensi Dasar Melakukan Penggandaan Dokumen (Printer) No Nama Siswa Pelaksanaan 2. 1. Dapat memilih file yang akan di gandakan dengan printer yang tersedia pada komputer 2. Memilih menu file pada toolbar yang tersedia pada komputer 3. Memilih printer drie yang tersedia di menu pada komputer 4. Mengisi kotak isian Number of copies pada menu print 5. Mengisi print range pada Page(s) Skor Alokasi Waktu 0 1 Sumber: Nilai tes Pra Penelitian Hasil 3 Rita Aneli Fauzia, 2013 Uniersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

6 Tabel 1. 4 Nilai Praktek Kompetensi Dasar Melakukan Penggandaan Dokumen (Scanner) No Nama Siswa Pelaksanaan 3. 1. Memastikan komputer Sumber: Nilai tes Pra Penelitian terhubung dengan scanner 2. Memilih program scann pada komputer misalnya HP Deskjet F2410 3. Setelah program terbuka memilih format scan baik dalam bentuk JPEG, PDF, TIF 4. Mengatur file yang akan discan dari menu yang tersedia pada komputer misalnya Rotate, crop, Lighten/Darken 5. Kemudian Sae Alokasi Waktu Skor Hasil 0 0 1 V Rita Aneli Fauzia, 2013 Uniersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

7 Tabel 1.2, 1.3 dan 1.4 merupakan penilaian psikomotorik untuk mengukur penampilan atau kinerja yang telah dikuasai peserta didik, yang dalam hal ini berupa tes simulasi. Tes simulasi ini dilakukan apabila tersedianya alat yang sesungguhnya, tetapi tes simulasi juga dapat dilakukan apabila tidak tersedianya alat peraga yang sebenarnya maka bisa menggunakan bantuan peralatan tiruan.hasil tes simulasi tersebut rata-rata siswa dinyatakan siswa gagal dalam mempraktekan alat pengganda dokumen.kategori perolehan skor yang dinyatakan berhasil adalah dengan skor 100 yaitu berhasil. Selain dari hasil tes simulasi peneliti juga melakukan obserasi yang dilakukan sebagai pendahuluan diperoleh data mengenai hasil belajar siswa yang menjadi acuan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran (AP) di SMK Pasundan 1 Cimahi untuk standar kompetensi Menangani Penggandaan Dokumen Tabel 1. 5 Nilai Ujian Akhir Semester Standar Kompetensi Menangani Penggandaan dokumen Tahun Pelajaran 2010/2011 NO Kelas KKM >90 81>90 71>80 <70 Presentase di bawah Jumlah KKM 1 XI AP 1 70 3 17 22 52% 42 2 XI AP 2 70 2 16 25 58% 43 XI AP 3 3 70 2 20 18 45% 40 Sumber : Data Pra penelitian yang telah diolah Rita Aneli Fauzia, 2013 Uniersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Persentase 8 Tabel 1. 6 Nilai Akhir Semester Standar Kompetensi Menangani Penggandaan Dokumen Tahun Pelajaran 2011/2012 NO Kelas KKM >90 81>90 71>80 <70 Presentase di Jumlah bawah KKM 1 XI AP 1 70 6 15 18 46% 39 2 XI AP 2 70 7 12 19 50% 38 3 XI AP 3 70 3 14 21 55% 38 Sumber : Data Pra penelitian yang telah diolah Tabel 1. 7 Nilai Ujian Akhir Semester Standar Kompetensi Penggandaan Dokumen Tahun Pelajaran 2012/2013 NO Kelas KKM >90 81>90 76>80 <75 Presentase di bawah Jumlah KKM 1 XI AP 1 75 6 9 24 62% 39 2 XI AP 2 75 7 11 21 54% 39 Sumber : Data Pra penelitian yang telah diolah 70% 60% 50% Persentase Nilai Ujian Akhir Semester Standar Kompetensi Penggandaan Dokumen 40% 30% 20% 10% 0% 2010-2011 2011-2012 2012-2013 XI AP 1 52% 46% 62% XI AP 2 58% 50% 54% XI AP3 45% 55% Sumber : Tata Usaha Smk Pasundan 1 Cimahi Rita Aneli Fauzia, 2013 Uniersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

9 Analisis dari persentase nilai Ujian Akhir Semester diatas adalah bahwa pada tahun 2010-2011 pada kelas XI AP 1 diperoleh persentase siswa dibawah KKM sebesar 52%, terjadi penurunan 6% pada tahun 2011-2012 yaitu dengan persentase nilai dibawah KKM 46 %, tetapi terjadi peningkatan cukup tinggi pada tahun 2011-2012 persentase nilai siswa dibawah KKM sebesar 62% dengan peningkatan 16%. Adapun Pada kelas XI AP 2 pada tahun 2012-2013 diperoleh persentase siswa dibawah KKM sebesar 58% terjadi penurunan 8% pada tahun 2011-2012 dengan persentase yang diperoleh yaitu 50%, terjadi sedikit peningkatan sebesar 4% pada tahun 2012-2013 dengan jumlah persentase 54%. Adapun pada kelas XI AP 3 jumlah persentase siswa dibawah KKM pada tahun 2010-2011 45% tetapi pada tahun 2010-2011 terjadi peningkatan 10% pada tahun 2011-2012 yaitu sebesar 55%. Data tersebut adalah sebagai data awal yang diperoleh dari hasil nilai kelas XI jurusan Administrasi Perkantoran, data ini sebagai acuan peneliti untuk memperbaiki prestasi belajar khususnya pada kompetensi Menangani Penggandaan Dokumen yang tahun ini standar kompetensi menangani penggandaan dokumen menjadi mata pelajaran produktif pada kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran. Hasil nilai yang diperoleh terlihat bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa baik pada faktor internal maupun faktor eksternal, yang berpengaruh terhadap motiasi belajar siswa yang rendah. Untuk mengoptimalkan prestasi belajar siswa diperlukan pemilihan metode belajar untuk memberikan motiasi kepada siswa, dalam kegiatan belajar mengajar sebagian guru terbiasa dan terlalu nyaman dengan hanya menggunakan Rita Aneli Fauzia, 2013 Uniersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

10 metode konensional atau biasa dikenal dengan metode ceramah. Metode ceramah guru berperan lebih dominan di dalam kelas sehingga siswa jenuh pada saat mengikuti kegiatan belajar, hal ini berdampak pada siswa yang sulit untuk berperan aktif.sebagai calon tenaga pendidik harus dapat melakukan perubahan terutama untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan menjadikan siswa mampu bersaing terutama pada siswa SMK, karena lulusan SMK tidak hanya melanjutkan pada perguruan tinggi tetapi siap menghadapi dunia kerja, perubahan yang dimaksud adalah merubah cara belajar yang terbiasa seluruhnya menggunakan metode konensional menjadi metode pelajaran bermakna, dimana siswa memiliki peran dalam kegiatan belajar mengajar. Usaha untuk melengkapi komponen strategi pembelajaran adalah metode pembelajaran, maka dipilihlah metode yang sesuai dengan kebutuhan siswa yaitu metode simulasi. Metode pembelajaran simulasi merupakan metode yang dalam penyajiannya dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya ataupun tiruan yang disertai dengan penjelasan lisan, metode simulasi didesain untuk meningkatkan keterampilan. Adapun alternatif untuk menjadi bahan perbandingan dengan metode simulasi adalah metode demonstrasi. Menurut Saiful Sagala (dalam Abdul Majid, 2013:197), metode demonstrasi adalah petunjuk tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata. Sebagai metode Rita Aneli Fauzia, 2013 Uniersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

11 penyajian demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memerhatikan. Menurut B. Bloom (dalam Nana S, 2010:23), menyatakan terdapat dua faktor yang dominan terhadap hasil belajar yaitu karakteristik siswa yang meliputi kemampuan, minat, hasil belajar sebelumnya dan motiasi. Sementara menurut Robert Gagne (Santrock, John, 2002:10), Proses pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal indiidu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri indiidu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam indiidu. Sedangkan kondisi eksternal rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi indiidu dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dikaji, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang PENGGUNAAN METODE SIMULASI DALAM MENINGKATKAN PRESTASIBELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR (Studi Kuasi Eksperimen Pada Kompetensi Dasar Melakukan Penggandaan Dokumen Kelas X Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi Tahun Ajaran 2013/2014 ) Rita Aneli Fauzia, 2013 Uniersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

12 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat dikaji bahwa masalah yang dihadapi pada penelitian ini adalah prestasi belajar siswa yang rendah, khususnya di SMK Pasundan 1 Cimahi Standar Kompetensi Menangani Penggandaan Dokumen. Eksperimen pada penelitian ini adalah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang digunakan pada standar kompetensi menangani Penggandaan dokumen, metode pembelajaran berkaitan dengan prestasi belajar, prestasi belajar akan terlihat dari hasil belajar siswa dengan metode yang digunakan. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor internal dan eksternal, adapun faktor yang disoroti pada penelitian ini adalah faktor metode pembelajaran. 1.3 Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini secara spesifik dapat dirumuskan dalam pertanyaan penelitian yaitu: Adakah Perbedaan prestasi belajar siswa dengan menggunakan Metode Simulasi dibandingkan dengan Metode Demonstrasi pada Standar Kompetensi Menangani Penggandaan Dokumen. Rita Aneli Fauzia, 2013 Uniersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

13 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menguji penggunaan metode pembelajaran, apakah terdapat perbedaan pada prestasi belajar siswa menggunakan metode pembelajaran simulasi (eksperimen) dan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi (kontrol) pada kompetensi dasar Melakukan Penggandaan Dokumen. 1.5 Kegunaan Penelitian berikut : Adapun hasil penelitian ini diharapkan untuk memberikan kegunaan sebagai 1. Manfaat Teoritis sebagai manfaat akademik Penelitianini diharapkan dapat dijadikan sebuah referensi sebagai suatu tindak lanjut mengenai metode pembelajaran simulasi. 2. Manfaat Empiris atau praktek a. Bagi Penulis sebagai bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional yang dapat menguasai berbagai metode pembelajaran. b. Bagi Sekolah sebagai bahan pertimbangan sebagai masukan bagi sekolah sebagai informasi dan bahan penilaian dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan metode pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Rita Aneli Fauzia, 2013 Uniersitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu