BAB 2 LANDASAN TEORI. Terdapat beberapa definisi tentang sistem yaitu: melalui proses transformasi. (O Brien, 2008).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian (yang disebut

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. direkam ke dalam berbagai bentuk media. (Gultom et al, 2005).

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. Landasan Teori

BAB III LANDASAN TEORI

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB III. Landasan Teori

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III LANDASAN TEORI. sistem secara garis besar dibedakan menjadi 2, yaitu: tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya.

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau

RINGKASAN SKRIPSI. Telkom Flexi merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB III 3 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. aktifitas-aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. yang saling berhubungan yaitu antara sistem dan informasi. Sistem adalah suatu

BAB III LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. berkelanjutan tentang kegiatan/program sehingga dapat dilakukan tindakan

BAB III LANDASAN TEORI. Jasa akan selalu melekat pada sumbernya atau pada penjualnya. Dengan

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH REKAYASA PERANGKAT LUNAK ( PEMODELAN DATA )

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber:

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB III LANDASAN TEORI. 1. Suatu proses hubungan pribadi yang bersifat dinamis. 2. Suatu bentuk bantuan yang sistematis kepada murid.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Sistem Informasi

SISTEM IFORMASI GEOGRAFI

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ladjamudin (2005) Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini pemakaian komputer sebagai alat bantu khususnya yang berkaitan

: ENDRO HASSRIE NIM : MATKUL : REKAYASA PERANGKAT LUNAK PEMODELAN DATA

MODEL ANALISA. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Rekayasa Perangkat Lunak. Dosen Pembimbing : Wachyu Hari Haji, S.Kom, MM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. skala menengah yang bergerak di bidang penjualan spare part mesin

Bab III. Landasan Teori

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek data penulis adalah Sistem Informasi Penjualan Produk untuk

BAB III LANDASAN TEORI. dikutip oleh Supardi & Leonard mengatakan, Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh,

BAB 2 LANDASAN TEORI

L-1 PO CUST 1 SJ 1 INVOICE 1

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Geografi. unsur pokok yaitu sistem, informasi dan geografi. Dengan memperhatikan

Modern structured analysis Approch(MSAA) dan structured system Analysis and Design Method (SSADM) BY LILIS PUSPITAWATI, SE.,M.SI

BAB II LANDASAN TEORI. mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

BAB III LANDASAN TEORI. berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarki.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lainnya dan terpadu.

Pengertian Sistem Informasi Geografis

BAB III LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu.menurut Mulyadi (2006:4) Sistem pada dasarnya adalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. masukan-masukan (input) dan menghasilkan output dalam proses transformasi yang

II. LANDASAN TEORI. spesifikasi pada komputer yang berdasarkan pada sistem informasi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB III LANDASAN TEORI. beberapa pengertian tentang ilmu yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi,

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu, (Scott, 1996:89). Menurut Robert

Konsep Basis Data (Lanjut)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Nama : Rendi Setiawan Nim :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III 3. LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PE P NGE N NAL NA AN AN K ONS K E ONS P P D A D S A A S R A BAS A I S S D S A D T A A T ( A R ( ev e i v ew) e Dr. Karmilasari

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam analisis sistem ini akan diuraikan sejarah singkat dari Apotek 55 yang

Daftar Isi... Dedikasi... Prakata...

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini dilaksanakan pada event organizer Putra Gembira

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori Kaitan Basis Data Bagian ini menjelaskan teori-teori yang menjelaskan basis data.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. 2.2 Sistem Suku Bunga Secara umum terdapat dua metode dalam perhitungan bunga, yaitu metode Flat dan Efektif.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi sistem menurut [Jog05] adalah sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Terdapat beberapa definisi tentang sistem yaitu: 1. Sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berelasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan menerima masukkan dan menghasilkan keluaran melalui proses transformasi. (O Brien, 2008). 2. Sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. (Jogiyanto, 2009). 3. Prahasta (2007) mendefinisikan sistem sebagai suatu sekumpulan obyek, ide, berikut saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran bersama. 4. Menurut Ladjamudin (2005) Sistem adalah kumpulan komponen yang saling berkaitan dan bekerjasama untuk mencap ai tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian sistem seperti yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sistem merupakan sesuatu yang terdiri dari bebagai komponen atau elemen yang saling terkait dan mempunyai tujuan atau peranan yang sama. Suatu sistem memiliki karakteristik agar tidak menyimpang dari tujuan dan fungsinya. Karakteristik sistem adalah : 6

7 1. Komponen Sistem terdiri dari sejumlah komponen berupa subsistem atau elemen sistem yang melakukan fungsi tertentu. Komponen-komponen tersebut berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan sistem. 2. Batas Sistem Sistem dibatasi oleh suatu area untuk membatasinya dengan sistem lainnya. Batasan sistem menunjukkan ruang lingkup sistem itu sendiri. 3. Lingkungan Luar Sistem Lingkugan luar sistem meliputi segala sesuatu yang berada diluar sistem yang mempengaruhi kerja sistem. 4. Penghubung Sistem Penghubung sistem adalah suatu media yang menghubungkan antar elemen atau subsistem dalam sistem. Melalui media ini memungkinkan pengiriman masukan dan keluaran dari suatu sistem ke sistem lain. 5. Masukan Sistem Masukan sistem atau input sistem adalah segala sesuatu yang diperlukan sistem untuk diproses sehingga sistem dapat mencapai hasil yang diharapkan. 6. Pengolahan Sistem Suatu unit yang mengolah masukan ke sistem menjadi keluaran melalui proses atau prosedur tertentu. 7. Keluaran Sistem Hasil yang diharapkan berasal dari masukan yang diproses. Hasil tersebut bisa menjadi hasil akhir atau masukan bagi sistem lainnya. Memberikan laporan

8 kepada pihak manajemen dalam pengambilan keputusan secara efektif dan efisien dan dapat menerima umpan balik serta kontrol dari arus informasi tertentu. 8. Sasaran dan Tujuan Memberikan laporan kepada pihak manajemen dalam pengambilan keputusan secara efektif dan efisien dan dapat menerima umpan balik serta kontrol dari arus informasi tertentu. 2.1.2 Pengertian Informasi Menurut O Brien (2002) informasi adalah data yang telah diubah menjadi bentuk yang memiliki arti dan berguna dalam konteks tertentu bagi pemakainya. memiliki arti. Menurut McLeod (2001) adalah data yang telah dip roses, atau data yang telah Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan data dalam suatu sistem, yang bermanfaat bagi penerimanya, sehingga dapat digunakan untuk bertindak atau mengambil keputusan, sesuai dengan konteks informasi yang diterima dan tujuan sistem. Adapun fungsi-fungsi informasi adalah sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan pengetahuan bagi pemakai. 2. Untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan. 3. Menggambarkan keadaan yang sebenarnya dalam suatu hal.

9 2.1.3 Pengertian Sistem Informasi Menurut O Brien (2002), sistem informasi adalah kombinasi yang terhubung antara pengguna, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber data yang mengumpulkan, mentransformasi, dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi. Menurut Laudon (2005), sistem informasi adalah komponen yang saling berhubungan, yang mengumpulkan atau menampilkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan, koordinasi dan kontrol di dalam organisasi. Adapun menurut Prahasta (2007) sistem informasi adalah kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumberdaya fisik maupun logika. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sistem yang berguna untuk menghasilkan informasi dari data yang tersedia untuk mendukung tindakan dan pengambilan keputusan dalam organisasi. 2.2 Pengertian Geografi Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geos dan graphein. Geos berarti bumi atau permukaan bumi, sedangkan graphein menceritakan atau melukiskan. Berdasarkan asal katanya, geografi dapat diartikan pencitraan bumi. Dalam arti yang lebih luas, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan timbal balik antara

keduanya. Permukaan bumi ialah tempat makhluk hidup yang meliputi daratan, air atau perairan, dan udara atau lapisan udara. 10 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1997, secara harafiah geografi adalah ilmu tentang permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi. Sedangkan kata geografis artinya adalah segala sesuatu yang bersangkut paut dengan ruang muka bumi (spasial). 2.3 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.3.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis Menurut Prahasta (2007), Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem berbasis computer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasiinformasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek serta fenomena-fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data yang bereferensi geografis, yaitu: masukan, keluaran, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), serta analisis dan manipulasi data. 2.3.2 Komponen Sistem Informasi Geografis Komponen-komponen dalam SIG adalah sebagai berikut

11 1. Perangkat Keras Dalam SIG, perangkat keras digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan data melalui proses digitasi peta, menyimpan, memproses data dan peta, serta menampilkan hasil analisa. Perangkat keras terdiri dari : a. Perangkat untuk mengumpulkan data, berguna untuk mengkoversi data analog dalam peta menjadi data digital yang digunakan dalam SIG. Jenis perangkat tersebut antara lain : 1. Digitizer : Alat yang mengkombinasikan cara memposisikan secara manual dengan penginderaan secara elektromagnetik pada permukaan bidang datar, yang berisi kabel-kabel tipis bermuatan arus listrik. Pengkonversian koordinat pada peta analog menjadi peta digitaldapat 20 dilakukan digitizer melalui sebuah sensor kecil yang mendeteksi medan elektromagnetik pada permukaan bidang datar. 2. Scanner : Sistem elektromekanis yang dapat mengubah suatu gambar ke bentuk titik-titik raster. 3. Pendeteksi garis otomatis : Digitizer otomatis, yang bekerja dengan menggunakan sensor pintar otomatis untuk mengikuti garis pada peta/layer. b. Perangkat penyimpanan, berguna untuk menyimpan data peta dan atribut, program, hasil masukan atau proses, dan lain-lain. Sifat penyimpanannya ada yang permanen dan tidak permanen. Contoh perangkat penyimpanan yang tidak permanen adalah memori komputer, cache memory, dan

12 register. Sedangkan contoh perangkat penyimpan yang permanen adalah disket, hard disk, pita magnetik, dan optical disc. c. Perangkat pemroses, berfungsi untuk mengartikan dan mengeksekusi instruksi program, manipulasi data dan peta, dan mengontrol peralatan keluaran dan masukan. d. Perangkat untuk menampilkan hasil pemrosesan dalam bentuk visual atau cetakan dapat berupa layar/monitor, plotter dan printer. 2. Perangkat Lunak Perangkat lunak membantu perangkat keras untuk memasukkan, memanipulasi, menyimpan serta mengatur data geografi. Menurut Burrough (1987), terdapat lima modul utama dalam perangkat lunak SIG : a. Masukan dan pengecekan data, meliputi pengubahan data konvensional dalam bentuk peta analog hasil pengamatan lapangan, sensor satelit, dan foto udara menjadi data digital. b. Menyimpan dan mengatur data, berhubungan dengan struktur dan aturan data posisi/topologi dan atribut elemen geografi, dapat berupa titik, garis, dan area yang menggambarkan objek-objek di dunia nyata c. Mengatur cara menampilkan data dan pelaporan hasil analisa ke pengguna dalam bentuk peta, tabel, laporan, dan sebagainya. d. Memproses data, mencakup kegiatan mengurangi kesalahan akibat pemasukan data atau hasil proses yang kurang baik, menganalisa data, mengatur data, misalnya perubahan skala peta, menghubungkan data

13 geometris dengan atribut, melaksanakan logika untuk memproses data geometridengan data atribut, menampilkannya, dan lain-lain. e. Melakukan interaksi dengan pengguna untuk menentukan apakah perangkat lunak SIG itu dapat diterima atau tidak. Dapat dilakukan melalui penggunaan menu, format perintah, window, query, dan lainlain. 3. Data Merupakan salah satu komp onen yang paling p enting dalam SIG. Data ini diperoleh dengan mengintegrasikan data spasial dengan sumber-sumber data lainnya (data non spasial). 4. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia berfungsi untuk mendefinisikan proses produksi, menentukan sistem berkas/file, mendeskripsikan data, menentukan aliran data, komunikasi antar proses, otorisasi pengguna, menentukan cara pemrosesan dan pemeliharaan data. 2.3.3 Sumber Data Sistem Informasi Geografi Data SIG didapat melalui berbagai sumber yang dikutip dalam Gumelar (2007), yaitu : 1. Citra satelit, data ini menggunakan satelit sebagai wahananya. Kelebihannya adalah kemampuan merekam cakupan wilayah yang luas dan tingkat resolusi dalam merekam obyek yang sangat tinggi.

14 2. Peta analog, merupakan bentuk tradisional dari data spasial, data ditampilkan dalam bentuk kertas atau film. Peta analog dapat di scan menjadi format digital dan disimpan di basisdata. 3. Foto udara, merupakan sumber data yang banyak digunakan untuk menghasilkan data spasial selain dari citra satelit. 4. Data tabular, data ini berfungsi sebagai atribut bagi data spasial, data ini umumnya berbentuk tabel. 5. Data survei, data ini dihasilkan dari hasil survei atau pengamatan di lapangan. 2.3.4 Jenis Data Sistem Informasi Geografi Menurut Prahasta (2007) data yang digunakan dalam SIG dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: 1. Data Atribut Data yang mendeskripsikan karakteristik atau fenomena yang dikandung pada satu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan dengan posisi geografis. Contohnya, data atribut sebuah lautan berupa kedalaman, kualitas air, habitat, komposisi kimia, konfigurasi biologis, dan lain-lain. 2. Data Spasial Merupakan data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang. Data spasial memiliki komponen-komponen sebagai berikut : a. Titik, merupakan penggambaran yang sederhana untuk suatu obyek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi diatas

peta dan dapat ditampilkan diatas layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol. 15 Gambar 2.1 Data Spasial berupa titik b. Garis, merupakan bentuk linier yang menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk merepresentasikan obyek satu dimensi. Gambar 2.2 Data Spasial berupa garis c. Poligon, digunakan untuk merepresentasikan obyek-obyek dua dimensi. Jak-Pus Jak-Sel Jak-Tim Gambar 2.3 Data Spasial berupa polygon

16 2.3.5 Fungsi Analisis Spasial Sistem Informasi Geografi Fungsi analisis spasial SIG terdiri dari : 1. Klasifikasi (reclassify) Fungsi ini mengklasifikasikan atau mengklasifikasikan kembali suatu data spasial atau atribut menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria tertentu. 2. Overlay Fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal dua data spasial yang jadi masukkannya. 3. Buffering Fungsi ini akan menghasilkan data spasial baru yang berbentuk poligon dengan jarak tertentu dari data spasial yang menjadi masukkannya. 2.4 Pemetaan 2.4.1 Pengertian Peta Menurut Prahasta (2007), Peta adalah suatu alat peraga untuk menyampaikan suatu ide berupa sebuah gambar mengenai tinggi rendahnya suatu daerah (topografi), penyebaran penduduk, jaringan jalan dan hal lainnya yang berhubungan dengan kedudukan dalam ruang. Kemajuan dalam bidang teknologi yang berbasiskan komputer telah memperluas wawasan dan wahana mengenai peta. Peta tidak hanya dikenal sebagai gambar pada lembaran kertas, tetapi juga penyimpanan, pengelolaan, analisa dan penyajiannya dalam bentuk digital terpadu antara gambar, citra dan teks. Peta yang dikelola melalui model

17 digital mempunyai keuntungan penyajian dan penggunaan secara konvensional peta garis cetakan (hardcopy) dan keluwesan, kemudahan penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisa, dan penyajian secara interaktif bahkan realtime pada media komputer (softcopy). 2.4.2 Jenis Peta Peta dapat dibedakan menjadi beberapa jenis diantaranya menurut kegunaannya, isi dan skala. A. Jenis peta menurut kegunaannya : 1. General Reference Map (Peta Referensi Umum) Peta ini digunakan untuk mengindentifikasi dan verifikasi macam-macam bentuk geografi termasuk fitur tanah, badan air, perkotaan, jalan dan lain sebagainnya. 2. Mobility Map Peta ini bermanfaat dalam menentukan jalur dari satu tempat ke tempat lainnya, digunakan untuk perjalanan di darat, laut dan udara. 3. Thematic Map (Peta tematik) Peta ini menenjukkan penyebaran dari objek tertentu seperti populasi, curah hujan, sumber daya alam. 4. Inventory Map (Peta inventaris) Peta ini menunjukkan lokasi dari fitur khusus misalnya: posisi semua gedung di wilayah Jakarta Barat.

18 B. Jenis peta berdasarkan isi : 1. Peta Umum Melukiskan semua keadaan muka bumi pada suatu wilayah secara umum. Contoh: Peta Indonesia, Peta Asia, Peta Dunia. 2. Peta Tematik atau Peta Khusus Peta yang menonjolkan satu macam data saja pada wilayah yang dipetakan. Contoh: Peta Iklim, Peta Perhubungan. C. Jenis peta berdasarkan skala : 1. Peta kadaster / teknik: Berskala antara 1 : 100 1 : 5.000 2. Peta berskala besar: Berskala antara 1 : 5.000 1 : 250.000 3. Peta berskala sedang: Berskala antara 1 : 250.000 1 : 500.000 4. Peta berskala kecil: Berskala antara 1 : 500.000 1 : 1.000.000 5. Peta geografi: Berskala lebih dari 1 : 1.000.000 2.4.3 Syarat-syarat Peta Peta yang ideal harus mempunyai beberapa komponen didalamnya, diantaranya mencakup Judul Peta, Tahun Pembuatan, Skala Peta, Penunjuk Arah, Legenda dan Garis astronomi. Ditinjau dari sifat-sifat asli yang dipertahankan, penggambaran peta ke bidang datar atau proyeksi harus mengikuti hal-hal sebagai berikut:

19 1. Peta harus conform, artinya bentuk peta yang tergambar meskipun kecil harus sebangun dengan keadaan senyatanya, tidak boleh mengubah bangun-bangun kenampakkan yang ada. 2. Peta harus ekuiditas, artinya jarak-jarak yang tergambar pada peta harus sesuai dengan keadaan senyatanya. 3. Peta harus ekuivalen, artinya sesuai dengan skala yang sudah dicantumkan. Sistem, informasi dan geografi membentuk suatu hubungan yang disebut dengan SIG. Dimana SIG merupakan suatu aplikasi, dalam proses pembentukkannya membutuhkan beberapa peta, guna mendukung pembentukan SIG agar lebih optimal. 2.5 Basis Data 2.5.1 Pengertian Basis Data Menurut Connolly (2005) basis data adalah kumpulan bersama dari data-data logikal yang saling terkait, dan deskripsi dari data tersebut, dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. (basis data, menurut McLeod, adalah kumpulan data komputer yang terintegrasi, diatur dan disimpan berdasarkan suatu cara yang memud ahkan pengambilan kembali. basis data merupakan sebuah gudang data tunggal dan besar yang disharing dan dapat digunakan secara simultan oleh banyak departemen dan banyak user).

20 2.5.2 Pengertian Sistem Manajemen Basis Data (DBMS) Menurut Connolly (2005) DBMS adalah sebuah sistem perangkat lunak yang memungkinkan user untuk menentukan, menciptakan, memelihara dan mengontrol akses ke basis data. Sebuah DBMS menyediakan fasilitas-fasilitas berupa : 1. Data Definition Language (DDL) yang memungkinkan user menentukan basis data, misalnya jenis data, struktur data, dan batasan-batasan pada data yang hendak disimpan dalam basis data. 2. Data Manipulation Language (DML) yang memungkinkan user untuk memungkinkan, meng-update, menghapus dan me-retrieve data dari basis data. 3. Akses terkontrol ke basis data, contohnya: a. Sistem keamanan yang mana mencegah user yang tidak berhak untuk akses ke basis data. b. Sistem terintegrasi yang mana memelihara konsistensi data yang disimpan. c. Sistem kontrol konkuren yang mana memperbolehkan akses bersama terhadap basis data. d. Sistem kontrol pengembalian data yang mana dapat mengembalikan data keadaan sebelumnya apabila terjadi kegagalan perangkat keras atau perangkat lunak. e. Katalog yang dapat diakses user yang mana berisi deskripsi data dalam basis data

21 2.5.3 Perancangan Basis Data Menurut Fathansyah (1999) (dikutip dari Prahasta 2007) sistem basisdata merupakan sistem yang terdiri dari kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan dan sekumpulan program yang memungkinkan beberapa pemakai dan program lain untuk mengakses dan memanipulasi file-file tersebut. Data dalam sebuah basisdata disusun berdasarkan hierarki data, yaitu : 1. Basisdata, merupakan kumpulan file yang saling terkait satu sama lain misalnya file karyawan, file jabatan, dan lain-lain. 2. File dan Tabel, file adalah kumpulan semua kejadian dan struktur record yang ditentukan record, sedangkan tabel adalah ekuivalen database relasional dari sebuah file. Beberapa tipe dan tabel konvensional antara lain: a. Master file, tabel yang terdiri dari record-record permanen. b. Transaction file, sebuah tabel yang terdiri dari record-record yang mendeskripsikan kejadian-kejadian bisnis. c. Document file, tabel yang terdiri dari data histories. d. Archival file, tabel yang berisi record-record file master dan transaksi yang telah dihapus dari penyimpanan online. e. Table look-up file, tabel yang berisi data statis yang dapat dipakai bersama. f. Audit file, tabel yang berisi record-record pembaruan untuk file-file lain. 3. Record, merupakan kumpulan field yang disusun dalam format yang telah ditetapkan sebelumnya.

22 4. Field, merupakan unit terkecil dari data yang berarti untuk disimpan pada sebuah file atau basisdata. Field memiliki 4 tipe, yaitu : a. Primary key, field yang secara unik mengidentifikasi record pada file. b. Secondary key, sebuah field yang mengidentifikasi record tunggal atau sebuah subset dari record-record yang terkait. c. Foreign key, field yang menunjuk kepada record pada file lain pada sebuah database. d. Description key, field nonkey 2.5.4 Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram (ERD) adalah model data yang menggunakan beberapa notasi untuk menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan yang dideskripsikan oleh data tersebut (Whitten et al. 2004). Komponen-komponen ERD adalah: 1. Entitas Kelompok orang, tempat, kejadian, atau konsep tentang apa yang kita perlukan untuk menangkap dan menyimpan data. 2. Atribut Sifat atau karakteristik suatu entitas. Contoh atribut dari entitas Pelanggan seperti ID_Pelanggan, Nama_Pelanggan, dan lain-lain. 3. Relasi (Relationship) Hubungan alami yang ada diantara satu atau lebih entitas. 4. Kardinalitas (Cardinality)

Jumlah maksimum dan minimum kemunculan satu entitas yang mungkin dihubungkan dengan kemunculan tunggal dari entitas lain. 23 Jenis-jenis hubungan entity atau multiplicity menurut Connoly dan Begg (2005), yaitu : 1. One to One (1..1) Sebuah entity A hanya bisa diasosiasikan dengan maksimal satu entity di B atau sebaliknya. Gambar 2.4 One to One Relationship 2. One to Many (1..*) Sebuah entity di A diasosiasikan dengan nol atau lebih entity di B, namun entity di B hanya bisa diasosiasikan dengan maksimal satu entity di A.

24 Gambar 2.5 One to Many Relationship 3. Many to Many (*..*) Sebuah entity di A bisa diasosiasikan dengan nol atau lebih entity di B dan sebuah entity di B juga bisa diasosiasikan dengan nol atau lebih entity di A. Gambar 2.6 Many to Many Relationship 2.6 Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram (DFD) adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut (Whitten et al. 2004).

25 2.6.1 Komponen DFD DFD mempunyai 4 komponen, yaitu : 1. External entity (entitas luar) Merupakan entity di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lain yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan masukan (input) atau menerima keluaran (output) dari sistem. External entity disimbolkan dengan suatu kotak. Gambar 2.7 Simbol external entity pada DFD 2. Data flow (aliran data) Merupakan data yang menjadi masukan (input) atau keluaran (output) menuju atau dari proses. Arus data diberi simbol dengan suatu panah. Gambar 2.8 Simbol data flow pada DFD 3. Proses Merupakan kerja yang dilakukan oleh sistem sebagai respon terhadap aliran data masuk. Suatu proses ditunjukkan dengan simbol lingkaran atau empat persegi panjang tegak dengan sudut-sudutnya tumpul.

26 Gambar 2.9 Simbol proses pada DFD 4. Data store (penyimpanan data) Merupakan simpanan dari data yang dapat berupa file, database, arsip, tabel, suatu legenda atau buku. Simpanan data disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel yang tertutup disalahsatunya. Gambar 2.10 Simbol data store pada DFD 2.6.2 Levelisasi DFD Untuk memudahkan pembacaan DFD, maka penggambaran DFD disusun berdasarkan level dari atas ke bawah, yaitu: 1. Diagram konteks Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan lingkup proses. Diagram konteks menggambarkan input dan output dari sistem secara global.

27 2. Diagram 0 Merupakan diagram yang berada diantara diagram konteks dan diagram detail serta menggambarkan proses utama dari DFD. Diagram Nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani. 3. Diagram detail Merupakan penguraian dalam proses yang ada dalam Diagram 0. Diagram yang paling rendah dan tidak dapat diuraikan lagi. 2.7 State Transition Diagram (STD) Menurut Pressman (2002) State Transition Diagram (STD) merupakan suatu alat pemodelan yang menggambarkan sifat ketergantungan dari suatu sistem. State adalah suatu kumpulan dari tingkah laku yang dapat diobservasi. STD mewakili suatu tingkah laku dari suatu sistem dengan menggambarkan state dan kejadian yang menyebabkan sistem ke state yang lain. STD menggambarkan sifat suatu sistem informasi, menjelaskan cara sistem melakukan suatu tindakan untuk setiap kejadian dan bagaimana kejadian mengubah state suatu sistem (Yourdon, 1989). STD memiliki komponen-komponen utama yaitu state dan arrow yang mewakili sebuah perubahan state. Setiap gambar persegi panjang mewakili sebuah state dimana sistem tersebut berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu atribut-atribut atau keadaan suatu sistem pada suatu saat tertentu.

28 Tujuan dari STD adalah mewakili sistem dengan sejumlah state dan serangkaian aktivitas yang berhubungan, menggambarkan hubungan antar state, menunjukkan bagaimana sistem bergerak dari suatu state ke state yang lain dan mendokumentasikan urutan dan prioritas dari state. 2.8 Listrik 2.8.1 Pengertian Listrik Pengertian listrik itu sendiri adalah kondisi dari partikel sub-atomik tertentu, seperti elektron dan proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya. Atau dengan kata lain pengert ian listrik adalah sumber energi yang disalurkan melalui kabel. Arus listrik timbul karena muatan listrik mengalir dari saluran positif ke saluran negatif. Bersama dengan magnetisme, listrik membentuk interaksi fundamental yang dikenal sebagai elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena fisika yang dikenal luas, seperti petir, medan listrik, dan arus listrik. Listrik digunakan dengan luas di dalam aplikasi-aplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik. Listrik secara harafiah dapat dikatakan dengan bahan isolator yang masih berkaitan dengan konsep listrik, karena pada prinsipnya semua atom adalah bergerak, bergetar dan mempunyai sifat kelistrikan.

29 2.8.2 Jaringan Listrik Jaringan adalah keseluruhan rangkaian yang terdiri dari hantaran atau saluran (bawah tanah dan udara) berikut gardu-gardunya. Berikut adalah macam-macam saluran: 1. Saluran keluar adalah saluran distribusi yang keluar dari gardu induk menuju ke rangkaian gardu-gardu distribusi. 2. Saluran masuk adalah saluran yang menuju ke rel distribusi di gardu induk. 3. Saluran udara adalah saluran yang menggunakan hantaran yang melalui udara terbuka / melalui tiang. 4. Saluran bawah tanah adalah saluran dengan hantaran kabel berada di dalam tanah. 2.8.3 Komponen-komponen Pendistribusian Listrik Berikut merupakan komponen-komponen dalam pendistribusian listrik kepada pelanggan : 1. Gardu Listrik Gardu adalah tempat atau bangunan dimana dilakukan transformasi tegangan (dengan trafo), atau pekerjaan-pekerjaan manufer (dengan menggunakan peralatan pemisah atau pemutus), selain sebagai penurun dan penaik tegangan gardu juga berguna sebagai pendistribusian tegangan.

30 Gardu Induk Distribusi dibagi menjadi dua bagian yaitu : a. Gardu Induk (GI) Gardu induk berfungsi menerima daya listrik dari jaringan subtransmisi dan menurunkan tegangannya menjadi tegangan jaringan distribusi primer (jaringan tegangan menengah / JTM). Jadi pada bagian ini terjadi penurunan tegangan dari tegangan tinggi ataupun tegangan extra tinggi ke tegangan menengah 20 kv. b. Gardu Hubung (GH) Gardu hubung berfungsi menerima daya listrik dari gardu induk yang telah diturunkan menjadi tegangan menengah dan menyalurkan atau membagi daya list rik tanpa merubah tegangannya melalui jaringan distribusi primer (JTM) menuju gardu atau transformator distribusi. 2. Tiang Listrik Tiang listrik terbuat dari pipa besi / plate, biasa digunakan untuk menyangga antar kabel listrik satu dengan kabel listrik lainnya dan juga merupakan tempat terhubungnya saluran-saluran listrik dari berbagai macam bangunan pelanggan. 3. Jaringan Tegangan Menengah (JTM) Jaringan tegangan menengah berfungsi menyalurkan daya listrik, menjelajahi daerah asuhan ke gardu / transformator distribusi. Jaringan ini dilayani oleh gardu hubung atau langsung dari gardu induk atau dari pusat pembangkit. 4. Jaringan Tegangan Rendah (JTR) Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan/ menghubungkan sisi tegangan rendah transformator distribusi ke konsumen mengunakan jaringan

31 hantaran udara 3 fasa 4 kawat dengan tegangan 127/ 220 Volt atau 220/ 380 Volt. Kecuali untuk daerah-daerah khusus dengan pertimbangan keindahan, keselamatan dan keandalan yang tinggi dipergunakan sistem kabel bawah tanah. 5. Sambungan Rumah (SR) Pada sambungan rumah, biasanya tegangan yang diterima sebesar 110-400 volt, yaitu tegangan saluran beban menghubung kepada peralatan. Pada sambungan rumah, tegangan yang diterima disesuaikan antara 220/380 volt.