I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONTEN PEDAGOGIS DENGAN PENGELOLAAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI JURNAL. Oleh PUJI HAYATI ( )

II. KAJIAN PUSTAKA. keterampilan dalam bekerja. Peningkatan profesionalisme guru atau

I. PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan. selanjutnya. Masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan non fisik. Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

OLEH : NINING SRININGSIH, M.PD NIP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HAND OUT MATA KULIAH KONSEP DASAR PENDIDIKAN ANAK USIA DIN KODE MK/SKS : UD 100/3 SKS

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

III. METODE PENELITIAN. oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya anak usia dini memiliki potensi yang dibawa sejak lahir, dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, melalui bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah tunas berpotensi, generasi penerus yang merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada dasarnya merupakan lembaga

I. PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak-anak pada masa usia dini. jasmani sampai rohani. Dimana bentuk layanan tersebut diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

Standar kopetensi Pendidikan oleh Fauzan AlghiFari / / TP-B

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

Di susun Oleh: PUJI RAHAYU A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

PEDOMAN PEMBELAJARAN. C. Prinsip Prinsip yang digunakan dalam proses pembelajaran anak usia dini sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu. kemampuan kognitif, afektif, psikomotor, bahasa, sosial emosional dan


II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PROGRAM PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN DI TAMAN KANAK-KANAK. Disusun oleh : Rita Mariyana, M.Pd, dkk.

BAB I PENDAHULUAN. belum dewasa sehingga perlu diberi pendidikan (Samino, 2011:19). membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

I. PENDAHULUAN. yang berkualitas. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada tiga sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. sejajar atau menyeluruh agar dapat menghasilkan insan sumber daya manusia yang

Rendahnya mutu pendidikan tersebut dapat dlihat dari hasil belajar anak. Rendahnya mutu pendidikan disebabkan karena pembelajaran yang diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan (Uno, 2009: 11) pendidikan adalah proses pemberdayaan, yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia untuk pembangunan. Sumber daya manusia indonesia

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. pembentukan karakter anak. Sangatlah penting sebagai seorang guru untuk. mendidik dan membimbing anak untuk mengembangkannya sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk menumbuhkembangkan semua kemampuan, bakat, kreativitas dan kemandirian anak. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Butir 14 dalam Sujiono (2013: 8) Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan dari anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan uraian di atas bahwa PAUD merupakan pendidikan yang ditujukan kepada anak sejak lahir untuk mengembangkan semua potensi dalam dirinya yang meliputi semua aspek perkembangan anak baik kognitif, moral agama, sosial emosional, bahasa, dan fisik motorik anak yang di dalamnya melibatkan pendidik dan orang tua. Standar PAUD merupakan bagian integral dari Standar Nasional Pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014

2 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan pengelolaan dan penyelenggaraan PAUD dan menjadi acuan dalam pengembangan, implementasi, dan kurikulum PAUD. Standar PAUD terdiri atas delapan kelompok, yaitu (1) Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan, (2) Standar Isi, (3) Standar Proses, (4) Standar Penilaian, (5) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (6) Standar Sarana dan Prasarana, (7) Standar Pengelolaan, dan (8) Standar Pem biayaan (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014). Merujuk pada konsep di atas yang pertama yaitu standar tingkat pencapaian perkembangan yang dimaksud adalah semua aspek perkembangan diharapkan dapat berkembang secara optimal bukan hanya belajar secara akademik namun bermain sambil belajar untuk mengembangkan kemampuan yang sudah dimiliki anak seperti perkembangan moral, agama, bahasa, kognitif, fisik motorik, dan sosial emosional dapat terintegrasi dengan baik. Kedua, standar isi meliputi pengembangan tema dan sub tema. Pengembangan tema dan sub tema diberikan ke anak melalui berbagai kegiatan bermain dan pembiasaan, tujuannya agar seluruh aspek perkembangan anak dapat tercapai secara optimal sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan anak. Ketiga, standar proses mencakup kegiatan dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran serta pengawasan pembelajaran. Dengan ini seorang guru dalam pelaksanaan pembelajaran mempunyai tahapan-tahapan dimulai dari penyusunan perencanaan pembelajaran, interaksi dalam kegiatan, kemudian menilai proses pada saat kegiatan anak.

3 Keempat, standar penilaian yaitu kegiatan penilaian dilakukan dengan cara melihat kriteria penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan standar tingkat pencapaian perkembangan dan tingkat usia anak. Kelima, standar pendidik dan kependidikan menentukan keberhasilan suatu pelaksanaan pembelajaran di PAUD. Standar pendidik yang dimaksud memuat kualifikasi akademik ke-paud-an dan kompetensi yang dipersyaratkan seperti empat kompetensi pedagogik, sosial, profesional, dan kepribadian. Pendidik bertugas dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, pengasuhan, dan perlindungan kepada anak. Keenam standar sarana dan prasarana di sini juga sangat berpengaruh bagaimana guru mampu memberikan media pembelajaran yang aman sesuai dengan apa yang dibutuhkan anak. Kelengkapan penyelenggaraan sarana prasarana di sini bertujuan agar pengelolaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara optimal. Ketujuh, standar pengelolaan yaitu pelaksanaan yang mengacu pada standar isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta pembiayaan. Standar pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini meliputi perencanaan program, pengorganisasian, pelaksanaan kerja dan pengawasan. Kedelapan, standar pembiayaan meliputi biaya operasional dan biaya personal digunakan untuk gaji pendidik dan tenaga kependidikan, tunjangan yang melekat, penyelenggaraan program pembelajaran, pengadaan sarana dan prasarana, serta pengembangan SDM.

4 Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dalam Aqib (2009: 47) tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 28 ayat (1) dinyatakan bahwa Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Ayat (2) Kualifikasi akademik sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Atas dasar hal itu, sesuai dengan kurikulum PAUD bahwasannya syarat seorang pendidik adalah minimal memiliki kualifikasi akademik S-1, dimana seorang pendidik tentunya memiliki keahlian atau kompetensi yang profesional dalam mendidik. Proses pembelajaran di kelas anak usia dini tidak terlepas dari bagaimana peran guru dalam menciptakan suasana belajar, strategi pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan, serta penggunaan media pembelajaran yang tepat. Kompetensi guru menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 28 Ayat 3 dalam Aqib (2009: 47) Standar Pendidikan Nasional Bab VII, mengatur kompetensi pendidik. (1) Kompetensi pedagogis; (2) Kompetensi kepribadian; (3) Kompetensi profesional; (4) Kompetensi sosial. Hal-hal tersebut merupakan sejumlah kriteria yang harus dipenuhi seorang calon guru. Seperti kemampuan pedagogis yaitu sebagai seorang guru PAUD, ia tidak hanya sekedar pandai teori tetapi juga harus pandai dalam prakteknya, harus bisa menyampaikan apa yang ia ketahui dan dipandang kondusif dengan kondisi anak, membuat perencanaan kegiatan, mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, memberikan lingkungan belajar yang nyaman, melakukan evaluasi ketika anak-anak melakukan kegiatan dan memilih media yang tepat dan aman untuk anak dalam

5 memahami berbagai konsep yang dikemas dalam kegiatan bermain yang menyenangkan sehingga anak tidak bosan dikelas. Kemudian kompetensi kepribadian yang dimaksud adalah bagaimana peran guru dalam mencontohkan dan memberikan panutan yang baik dalam pengembangan kemampuan dasar. Selanjutnya untuk kemampuan profesional yaitu guru memiliki keahlian khusus, kemampuan dan pengalaman yang baik serta mampu membimbing anak dalam pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi sosial adalah dimana seorang guru mampu bersikap, berinteraksi dan melakukan komunikasi yang baik dengan anak didik, sesama pendidik dan lingkungan. Berdasarkan studi pendahuluan pada sekolah di saat melakukan Program Pengenalan Proses Pembelajaran dan Kompetensi Akademik (P4KA) di TK dan PAUD se-kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung seperti TK Alam Kreasi Edukasi, TK Xaverius 3, TK Al-Azhar 4, TK Al-Azhar 2, PAUD Raudatul Dzikri, TK Islam Bina Balita menunjukkan gejala-gejala masih ada guru yang hanya mengajar bukan membimbing, mengajarkan bernyanyi, mengajarkan membaca, menulis huruf, dan berhitung secara abstrak tidak melalui media konkrit, melatih melipat, menggunting, mewarnai, melatih anak untuk menghafal tanpa memahami suatu konsep, anak sering tidak dilibatkan dalam suatu kegiatan, pembelajaran tidak melalui bermain, anak tidak bereksplorasi sesuai dengan kebutuhannya, pembelajaran hanya berpusat pada guru, sebagian guru berlatar belakang bukan dari ke-paud-an dari 53 jumlah guru terdapat 48 guru yang belum memiliki kualifikasi akademik S-1 PAUD.

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi : 1. Sebagian besar guru umumnya berlatar belakang bukan dari ke-paud-an dari 53 jumlah guru terdapat 48 guru yang belum memiliki kualifikasi akademik S-1 PAUD di Kecamatan Way Halim 2. Guru mengutamakan calistung ( membaca, menulis, berhitung) secara abstrak daripada menggunakan media yang konkrit 3. Sebagian besar guru hanya berperan sebagai pengajar 4. Sebagian besar pembelajaran berpusat pada guru 5. Masih ada pembelajaran yang tidak melalui bermain 6. Pembelajaran didominasi oleh intervensi guru dengan kata lain peluang pengembangan potensi dan kreativitas terbatas C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, serta mempertimbangkan keterbatasan kemampuan, waktu, dan biaya, maka penulis membatasi masalah pada penguasaan konten pedagogis dengan pengelolaan pembelajaran anak usia dini di PAUD se- Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015. D. Rumusan Masalah dan Permasalahan Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka rumusan masalah ini adalah sebagian besar rendahnya kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran. Dengan demikian permasalahan yang diajukan adalah Bagaimanakah hubungan antara penguasaan konten pedagogis dengan pengelolaan

7 pembelajaran anak usia dini di PAUD se-kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015? Dengan demikian judul penelitian ini adalah : Hubungan antara Penguasaan Konten Pedagogis dengan Pengelolaan Pembelajaran Anak Usia Dini di PAUD se- Kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui hubungan antara penguasaan konten pedagogis dengan pengelolaan pembelajaran anak usia dini di PAUD se-kecamatan Way Halim Kota Bandar Lampung Tahun Ajaran 2014/2015. F. Manfaat Penelitian Adapun penelitian deskriptif kuantitatif ini bermanfaat : 1. Secara Teoritis : Dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai pentingnya penguasaan konten pedagogis untuk menjamin keberhasilan pengelolaan pembelajaran di PAUD. 2. Secara Praktis : a. Bagi Kepala Sekolah : Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Kepala Sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah mengenai pentingnya penguasaan konten pedagogis untuk menjamin keberhasilan pengelolaan pembelajaran di PAUD.

8 b. Bagi Guru : Dapat memberikan pemahaman mengenai penguasaan konten pedagogis penting dimiliki oleh setiap guru untuk menjamin keberhasilan pengelolaan pembelajaran di PAUD. c. Bagi Peneliti : Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi diri peneliti, menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai penguasaan konten pedagogis penting untuk menjamin keberhasilan pengelolaan pembelajaran di PAUD. d. Bagi Peneliti Lain : Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti lain, menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai penguasaan konten pedagogis penting untuk menjamin keberhasilan pengelolaan pembelajaran di PAUD.