BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Diena San Fauzia, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODEL PEMROSESAN INFORMASI GAYA SUARA ANDA BERBASIS KOMUNIKASI INTERAKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

KEEFEKTIFAN STRATEGI INKUIRI YURISPRUDENSIAL DENGAN MEDIA TAYANGAN BERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Stella Talitha, 2013

2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. penilaian guru tidak dapat mengetahui kemampuan peserta didik menerima

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam ranah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK UBAH CATATAN HARIAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan observasi atau studi pendahuluan yang penulis

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan secara teratur, terus menerus, dan berkelanjutan. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rafina Widowati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Ninah Hasanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai alat komunikasi manusia yang paling efektif, bahasa memegang. penanan yang sangat penting. Dengan berbahasa, manusia mampu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan. terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan memiliki keterikatan dengan lainnya. Kaitan dengan penelitian yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di era globalisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Satu sisi pendidikan dilaksanakan

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prabawati Nurhabibah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, pendapat, dan perasaan yang bahasanya bersifat produktif-aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan secara khusus adalah mampu menguasai empat aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Model Kreatif Pemecahan Masalah dalam pembelajaran menulis karangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap setiap siswa akan berbeda dan bervariasi. Tidak setiap siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan salah satu modal utama dalam kehidupan. Oleh karena itulah, bahasa menjadi salah satu pelajaran yang wajib dipelajari di setiap jenjang pendidikan. Secara gamblang BSNP (2006:107) menerangkan bahwa bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pernyataan tersebut secara jelas menerangkan bahwa bahasa memiliki peranan penting dalam pembelajaran. Lebih lanjut, BSNP (2006:107) menerangkan bahwa pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Semakin jelaslah bahwa pembelajaran bahasa merupakan salah satu kegiatan penting yang harus dijalani oleh setiap peserta didik. Pentingnya pembelajaran bahasa ini terbukti dari ketetapan BSNP yang memasukkan mata pelajaran bahasa, khususnya mata pelajajaran Bahasa Indonesia ke dalam setiap jenjang pendidikan, termasuk SMA (Sekolah Menengah Atas). Bahasa Indonesia memang patut dijadikan mata pelajaran wajib di setiap jenjang. Hal ini berkenaan dengan peran bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang tentu digunakan dalam kehidupan bermasyarakat. BSNP (2006:107) menyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia salah satunya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis. Sesuai dengan hasil pengembangan BSNP, pembelajaran pada setiap mata pelajaran mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

2 telah ditetapkan, begitu pula dengan mata pelajaran bahasa Indonesia. Standar kompetensi dan kompetensi dasar inilah yang kemudian juga menjadi arahan guru dan siswa dalam pembelajaran. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, standar kompetensi dituangkan ke dalam empat keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap standar kompetensi tersebut kemudian dikembangkan ke dalam kompetensi dasar yang sesuai dengan setiap standar kompetensi. Semua kompetensi yang tercantum dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah distandarkan memiliki kepentingan dan tujuan umum yang sama, yakni salah satunya adalah agar peserta didik terampil berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis (BSNP, 2006:110). Namun kemudian, keterampilan berbicara menjadi satu keterampilan yang dianggap perlu mendapat perhatian lebih dibandingkan dengan keterampilan lainnya. Hal ini dilatarbelakangi oleh begitu pentingnya keterampilan berbicara sebagai bentuk berbahasa produktif secara lisan yang dinilai lebih efektif digunakan dalam berkomunikasi dan menyampaikan pendapat. Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan Nurgiyantoro (2009:277) yakni bahwa bahasa lisan lebih fungsional dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran di kelas, kompetensi berbicara ternyata menjadi salah satu kompetensi yang masih sulit dikuasai oleh siswa. Hal ini terlihat dari hasil penelitian Effendi (2006:2) yang menyatakan bahwa pembelajaran keterampilan berbicara masih terlihat fakum, di antaranya siswa masih memiliki rasa malu dalam mengungkapkan gagasan, tidak ada keberanian tampil di kelas, dan belum adanya rasa percaya diri pada diri siswa. Selain dari hasil penelitian terdahulu, penulis juga menganggap bahwa pembelajaran berbicara memang masih belum berjalan secara efektif. Keadaan tersebut tergambar dari hasil wawancara dengan beberapa guru yang menyatakan bahwa sulit mekakukan pembelajaran berbicara secara merata. Dalam artian, pada

3 saat pembelajaran berbicara, hanya beberapa siswa saja yang berkesempatan dan mampu berbicara. Sebagai contoh, dalam pembelajaran berbicara di SMA kelas X dengan standar kompetensi 10 yakni mengungkapkan komentar terhadap informasi dari berbagai sumber dan dengan kompetensi dasar 10.1 yakni memberikan kritik terhadap informasi dari media cetak atau elektronik, hanya beberapa siswa saja yang melakukan pembelajaran berbicara secara aktif. Sementara itu, siswa lainnya hanya sebagai pembelajar pasif, yakni hanya mendengarkan temannya berbicara. Padahal sesungguhnya, pembelajaran berbicara merupakan kegiatan aktif produktif. Pembelajaran tersebut akan bermakna ketika setiap peserta didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar berbicara. Berkenaan dengan masalah di atas, pembelajaran berbicara untuk kompetensi ini diakui guru dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan. Pada nyatanya, alokasi waktu tersebut tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin, sehingga mengakibatkan pembelajaran yang kurang optimal. Penggunaan alokasi waktu tersebut, secara langsung berdampak pada penguasaan kompetensi bagi setiap siswa yang pada akhirnya tidak mendapatkan penilaian yang merata. Lebih lanjut, secara terus terang beberapa guru berpendapat bahwa sesungguhnya kondisi pembelajaran seperti yang telah diuraikan bukan hanya semata-mata masalah alokasi waktu. Mereka mengemukakan bahwa sesungguhnya ketidakberhasilan pembelajaran terletak pada siswa itu sendiri. Guru telah memberikan kesempatan bagi siapa saja yang mau berbicara. Namun, permasalahan muncul ketika hanya sebagian kecil siswa saja yang mau ikut aktif berbicara, sementara yang lainnya hanya sebagai pendengar. Ditelisik lebih jauh, permasalahan tersebut muncul karena adanya ketidakmampuan siswa dalam mengaplikasikan dan mempraktikkan kegiatan berbicara. Satu nilai lebih untuk siswa aktif yang tidak dimiliki siswa pasif adalah mereka telah mampu mengatasi rasa malu dan grogi. Namun, di sisi lain, yang

4 menjadi faktor ketidakberhasilan pembelajaran berbicara yang dirasakan siswa adalah sulitnya mengungkapkan gagasan dengan bahasa yang teratur. Selain permasalahan di atas, muncul permasalahan lain yang melatarbelakangi kurang optimalnya pembelajaran berbicara di dalam kelas. Salah satunya adalah kurangnya motivasi dalam diri siswa akan pentingnya keterampilan berbicara dalam kehidupan sehari-hari. Mereka cenderung tidak menyadari bahwa terampil berbicara bukan sekadar menyampaikan maksud, melainkan juga bagaimana maksud tersebut dapat diterima oleh pendengar. Karena hal itu, pada akhirnya banyak dari mereka yang seolah merasa tidak perlu melakukan pembelajaran berbicara secara aktif. Padahal, untuk memperoleh keterampilan berbicara mereka harus melakukan praktik berbicara. Uraian permasalahan-permasalahan di atas pada akhirnya memberikan gambaran bahwa dari pihak guru, keterampilan berbicara menjadi kompetensi yang dinilai sulit dan rumit untuk diajarkan secara merata karena beberapa faktor. Pertama, guru merasa sulit memberikan kesempatan yang sama kepada setiap siswa karena selalu ada siswa yang aktif berbicara dan yang enggan berbicara. Kedua, guru merasa sulit melakukan penilaian objektif kepada setiap individu karena dinilai membutuhkan banyak waktu. Sementara itu, dari pihak siswa permasalahan muncul dari aspek motivasi berbicara. Permasalahan di atas sangat penting dan wajib diatasi karena hal tersebut akan berdampak besar pada keterampilan berbicara siswa. Semua siswa harus mendapatkan kesempatan yang sama dan semuanya juga harus mendapatkan penilaian. Kesempatan yang merata untuk setiap siswa sangat penting karena itu menjadi modal awal bagi mereka untuk memiliki keterampilan berbicara. Penilaian pada setiap siswa juga penting karena itu sebagai bentuk evaluasi agar dapat melakukan refleksi untuk menguasai sebuah keterampilan. Seperti yang kita ketahui bersama, pembelajaran berbicara merupakan sebuah pembelajaran yang sangat penting karena bersifat praktis dan tentu sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan berbicara merupakan

5 modal awal seseorang untuk dapat berinteraksi. Orang yang mampu bahkan terampil berbicara tentu akan mendapatkan apresiasi lebih baik dari lingkungannya. Oleh karena itulah, permasalahan-permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya perlu diatasi secara serius. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan adalah dengan menerapkan sebuah model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sejalan dengan pemikiran Aunurrahman (2012:143) yang menyatakan bahwa penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan kepada siswa untuk memahami pelajaran, sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik. Model yang dianggap tepat untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya adalah model yang bukan hanya berorientasi pada proses, melainkan juga yang sekaligus berorientasi pada hasil yang dapat diukur dengan nilai. Sebagaimana yang diuraikan Aunurrahman (2012:143) yang menyatakan bahwa ukuran keberhasilan mengajar guru utamanya terletak pada terjadi tidaknya peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba mengembangkan sebuah model pembelajaran yang dipadukan dengan salah satu gaya program acara televisi yang diyakini akan mampu mengatasi permasalahan yang muncul. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran pemrosesan informasi yang merupakan sebuah model pembelajaran yang berdasar pada teori belajar kognitif. Sementara gaya program acara sebagai salah satu dasar pengembangan model pembelajaran ini merupakan program acara berita dengan nama Suara Anda yang tayang di stasiun televisi Metro TV. Program acara Suara Anda merupakan salah satu program acara televisi yang dinilai efektif dalam kegiatan berbicara yang berorientasi proses dan hasil.

6 Berdasarkan penelusuran, model pemrosesan informasi telah digunakan dalam beberapa penelitian, di antaranya adalah dalam penelitian peningkatan keterampilan menyimak yang dilakukan oleh Nadelia (2008). Berdasarkan hasil penelitian, pemrosesan informasi berhasil meningkatkan keterampilan menyimak (2008:1-5). Selain itu, penelitian lainnya adalah yang dilakukan Utami (2011). Utami menggunakan model pemrosesan informasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar pada muatan lokal TIK. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa model pemrosesan informasi rumpun pencapaian konsep efektif meningkatkan hasil belajar siswa dalam aspek mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3) pada muatan lokal TIK (Utami, 2011:115-116). Penelitian mengenai penerapan model pemrosesan informasi juga telah dilakukan oleh Jalaludin (2011) dalam pembelajaran menulis karangan. Hasilnya, model pemrosesan informasi ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan. Sementara itu, mengenai program acara Suara Anda telah dianalisis dan menjadi objek dalam beberapa penelitian. Analisis singkat mengenai keseluruhan program acara ini dilakukan oleh Fadillah (2011) dan Saputro (2012). Hasil dari analisis Fadillah (2011) menyebutkan bahwa melalui acara Suara Anda ini masyarakat menjadi punya wadah untuk mengeluarkan aspirasinya. Selain itu, acara ini juga cukup memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang haus akan berita-berita aktual dan terkini. Saputro (2012) menyebutkan bahwa program acara Suara Anda merupakan program yang yang menarik dan variatif serta memberikan motivasi untuk berani berpendapat. Selain dua hasil analisis di atas, penelitian mengenai acara Suara Anda juga dilakukan oleh Novianti (2007) dengan judul Pengaruh Daya Tarik Tayangan Berita Suara Anda di Metro TV terhadap Tindakan Menonton Berita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tayangan Suara Anda di Metro TV dapat meningkatkan tindakan menonton masyarakat metropolitan. Dikaitkan dengan keterampilan berbahasa, hasil penelitian tersebut memang lebih mengarah pada

7 keterampilan menyimak. Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa berkenaan dengan hasil analisis yang telah diuraikan sebelumnya bahwa acara Suara Anda ini juga berkaitan erat dengan keterampilan berbicara. Acara ini memang merupakan program berita yang berbeda dengan kebanyakan berita. Pada dasarnya, program acara ini mengajak pemirsa untuk berinteraksi langsung dan dengan beberapa metode bahkan teknik pembawa acara merangsang pemirsa untuk memberikan komentar. Dengan demikian, pemirsa sebagai penyimak secara nyata juga menjadi seorang pembicara. Oleh karena itu, berdasarkan hasil analisis dan penelitian terdahulu yang telah diuraikan sebelumnya, program ini akan menarik untuk diadaptasi dan kemudian dikembangkan menjadi sebuah model pembelajaran yang efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara. Selain hal itu, pengembangan model yang dilakukan juga didasarkan pada teori komunikasi tertentu, yakni model komunikasi interaksional. Model komunikasi merupakan model yang mendukung dasar pengembangan karena memiliki prinsip yang sejalan dengan model yang akan dikembangkan. Berdasarkan permasalahan-permasalahan dan pertimbanganpertimbangan di atas, penelitian ini difokuskan pada konsep pemrosesan informasi, gaya program acara Suara Anda, komunikasi interaksional, serta berbicara dalam hal menanggapi dan memberikan kritik. Berdasarkan fokus-fokus penelitian tersebut, judul dari penelitian ini adalah Pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam Pembelajaran Berbicara. 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, ada beberapa masalah yang muncul yang kemudian penting untuk diteliti. Masalah-masalah tersebut berkenaan dengan bagaimana caranya merancang pembelajaran, khususnya pembelajaran berbicara, agar maksud dan tujuan yang diharapkan

8 BSNP yakni meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diwujudkan. Masalah selanjutnya adalah mengenai bentuk rancangan model pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis komunikasi interaksional sebagai salah satu model pengembangan yang diharapkan dapat menjadi alternatif model pembelajaran berbicara. Selain itu, mengenai bagaimana penggunaan model pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis komunikasi interaksional. Yang menjadi permasalahan lain yang muncul sebagai bagian dari uraian latar belakang adalah mengenai tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis komunikasi interaksional. Selain itu, masalah yang patut diteliti adalah mengenai pengaruh yang muncul dari penerapan model tersebut berkenaan dengan prestasi berbicara siswa. 1.3 Rumusan Masalah Penelitian Untuk memperjelas permasalahan yang diteliti, masalah-masalah dirumuskan sebagai berikut. 1) Bagaimanakah profil Program Acara Suara Anda sebagai salah satu landasan pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam pembelajaran berbicara? 2) Bagaimanakah rancangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam pembelajaran berbicara? 3) Bagaimanakah penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional di kelas X SMAN 12 Bandung?

9 4) Bagaimanakah tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional? 5) Apakah Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional efektif digunakan untuk pembelajaran berbicara? 1.4 Tujuan Penelitian Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah pengembangan model pembelajaran sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan, khususnya dalam pembelajaran berbicara. Adapun model pembelajaran itu adalah Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional Sementara itu, secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) mengetahui profil program acara Suara Anda sebagai salah satu landasan dalam pengembangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam pembelajaran berbicara; 2) mendeskripsikan rancangan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam pembelajaran berbicara; 3) mengetahui penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional di SMAN 12 Bandung; 4) mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional; serta

10 5) mengetahui efektivitas penggunaan Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional dalam peningkatan kemampuan berbicara siswa. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang bersifat teoretis, maupun yang bersifat praktis. Adapun manfaat-manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan model pembelajaran yang efektif digunakan dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran berbicara. Pemrosesan informasi sebagai model teori belajar dapat dikembangkan dengan pengombinasian konsep-konsep lain sebagai model pembelajaran yang praktis. Program acara Suara Anda yang notabene tayangan televisi ternyata dapat dimanfaatkan sebagai konsep pembelajaran di dalam kelas. Begitu juga dengan komunikasi interaksional yang merupakan model komunikasi dapat menjadi dasar pengembangan model pembelajaran. 2) Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebuah solusi dalam mengatasi masalah praktik pembelajaran berbicara di dalam kelas, baik itu untuk pihak guru, pihak siswa, maupun untuk praktisi-praktisi dan penelitipeneliti di bidang pembelajaran. a. Untuk guru, penelitian ini diharapkan: (1) memberikan petunjuk praktis tentang alternatif model pembelajaran dalam mengoptimalkan kegiatan pembelajaran berbicara; (2) menjadi sebuah solusi dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang timbul selama kegiatan pembelajaran berbicara;

11 b. Untuk siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan: (1) kualitas pembelajaran berbicara melalui alternatif model pembelajaran; (2) kemampuan siswa dalam berbicara, khususnya dalam menanggapi dan memberikan kritik. c. Untuk peneliti-peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi peluang penelitian lanjutan atau penelitian terkait lain yang sejenis untuk menemukan dan meningkatkan hasil pembelajaran yang lebih baik dan variatif.

12 1.6 Anggapan Dasar Penelitian ini dilandasi oleh beberapa anggapan dasar, yakni sebagai berikut. 1) Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar (Rusman, 2012:139). Pernyataan tersebut menjadi salah satu dasar penelitian dan menjadi dasar pengusungan model pemrosesan informasi sebagai model yang dikembangkan. Hal ini dilandasi oleh alur kegiatan pembelajaran itu sendiri, yakni dari input ke proses dan pada akhirnya menghasilkan output. Dalam pembelajaran, yang menjadi input adalah informasi, kemudian informasi tersebut diolah dalam proses, ketika informasi sebagai input pembelajaran telah diproses, maka keluarlah output sebagai hasil dari pembelajaran. 2) Siswa merupakan pencari yang aktif dan pemroses informasi (Schunk, 2012:230). Yang dimaksud pencari yang aktif adalah bahwa orang tidak selalu memberikan respon hanya jika ada stimulus yang datang. Namun, orang menyeleksi dan memerhatikan aspek-aspek dari lingkungan, mentransformasi dan mengulang informasi, menghubungkan informasiinformasi yang baru dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya, dan mengorganisasikan pengetahuan itu untuk membuatnya bermakna atau dapat dipahami (Mayer dalam Schunk, 2012:230). Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa setiap orang memiliki pengetahuan dasar atas suatu hal dan pengetahuan itulah yang kemudian diaktifkan dan dikeluarkan kembali untuk mendukung apa yang sedang dipelajari atau dibicarakan saat itu. Proses pemrosesan informasi adalah bagaimana cara seseorang menyimpan dan menarik kembali pengetahuan yang dimilikinya. 3) Berbicara sebagai salah satu bentuk komunikasi secara lisan merupakan bentuk interaksi yang ditandai dengan adanya proses aksi-reaksi. Dari pernyataan tersebut dapat diuraikan bahwa berbicara merupakan suatu bentuk penyampaian ide atau gagasan atas suatu hal atau informasi yang diterima.

13 Dengan kata lain informasi merupakan suatu pesan yang diterima sebelum penyampaian ide atu gagasan itu dilakukan. Anggapan dasar ini sejalan dengan anggapan dasar yang pertama yakni bahwa suatu kegiatan didasari oleh adanya input yang kemudian diperoses sehingga akhirnya menghasilkan output. Berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang telah diuraikan, berbicara dalam bentuk interaksi setidaknya terjadi di antara dua komunikator dan berlangsung dua arah. 4) Proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat mampu menghasilkan hasil pembelajaran yang optimal. 1.7 Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara. Dengan kata lain, berikut ini hipotesis kerja (Ha) dan hipotesis nol/nihilnya (Ho). Ha : Model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara. Ho : Model pembelajaran Pemrosesan Informasi Gaya Program Acara Suara Anda Berbasis Komunikasi Interaksional tidak efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara. 1.8 Metode dan Teknik Penelitian Sebagai bentuk cara pemecahan masalah untuk mencapai tujuan yang telah dikemukakan, metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau yang lebih dikenal dengan sebutan research and development (R&D). Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall (Setyosari, 2010:194) adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Langkah-langkah

14 penelitian atau proses pengembangan ini terdiri atas kajian tentang temuan penelitian produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan-temuan tersebut, melakukan uji coba lapangan sesuai dengan latar di mana produk tersebut akan dipakai, serta melakukan revisi terhadap hasil uji lapangan. Dalam penelitian ini, kajian dilakukan terhadap teori-teori berkenaan dengan model pemrosesan informasi dan komunikasi interaksional, kajian juga dilakukan terhadap program acara Suara Anda. Kajian ini dimaksudkan untuk dijadikan dasar dan landasan dalam penelitian dan pengembangan model pembelajaran pemrosesan informasi gaya program acara Suara Anda berbasis komunikasi interaksional dalam pembelajaran berbicara. Selanjutnya, hasil dari penyusunan awal ini berupa model hipotetik yang kemudian diujicobakan. Uji coba model dilakukan pada siswa kelas X SMAN 12 Bandung. Berdasarkan hasi uji coba, model selanjutnya dikaji dan direvisi terutama yang berkenaan dengan kelemahan dan kekurangan. Kegiatan ini bertujuan untuk menyempurnakan model sampai pada yang diharapkan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik studi dokumentasi, observasi, angket, wawancara, dan tes berbicara. Pengolahan data dilakukan dengan dua cara, yakni analisis kualitatif dan analisis kuantitatif, sesuai dengan karakteristik setiap data. Uraian lebih lengkap mengenai metode penelitian ini dijelaskan pada bab III. 1.9 Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dan menyamakan persepsi atas beberapa istilah yang menjadi variabel penelitian, berikut ini dijelaskan masingmasing definisi dari istilah-istilah itu secara operasional. 1) Model pembelajaran pemrosesan informasi merupakan salah satu model pembelajaran yang berdasarkan pada teori belajar kognitif, yakni dalam

15 pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar. 2) Program acara Suara Anda merupakan salah satu program acara berita yang tayang di Metro TV setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jum at pukul 20.05-21.00. Program acara ini menayangkan berita secara interaktif melalui telepon. 3) Komunikasi interaksional merupakan model komunikasi yang menekankan terjadinya interaksi dua arah antara para komunikator dengan umpan balik (feedback) atau tanggapan terhadap suatu pesan sebagai elemen pentingnya. 4) Kemampuan berbicara pada dasarnya adalah mengungkapkan pikiran berupa tanggapan dan kritikan atas suatu informasi secara lisan. Kemampuan berbicara ditinjau dari beberapa aspek, yakni (1) bahasa; (2) isi; (3) pengorganisasian gagasan; dan (4) performansi.