BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perekonomian dapat berfungsi dengan baik. Sulivan, Arthur, dan Steven M.

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JULI 2017

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MEI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR, IMPOR, DAN NERACA PERDAGANGAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JULI 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI APRIL 2015

Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jambi September 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MARET 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN JUNI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan September 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MARET 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JUNI 2016

Perkembangan Pariwisata dan Transportasi Sumatera Selatan Agustus 2017

NILAI EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI BULAN NOVEMBER 2009 MENGALAMI PENURUNAN

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi. Jambi 205,43 0,41% Muaro Jambi 5.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI APRIL 2017

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data dan review yang diperoleh dari 30 responden yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA SELATAN MEI 2017

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KABUT ASAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEREKONOMIAN SEKTOR RIIL PROVINSI JAMBI

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA MEI 2016

PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH KAJIAN

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN TRANSPORTASI OKTOBER 2014 PROVINSI LAMPUNG

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fisik pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SULAWESI SELATAN

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA MARET 2016

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur merupakan public service obligation, yaitu sesuatu yang

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB III DESKRIPSI AREA

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

JAKARTA INVESTOR DAILY (18/11/2014) : Pemerintah dalam lima t

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA NOVEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. menerus berupaya untuk mensejahterakan rakyatnya. Salah satu hal yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BERBINTANG DAN STATISTIK TRANSPORTASI PROVINSI BENGKULU, NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA FEBRUARI 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGGARA JUNI 2015

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BERBINTANG DAN STATISTIK TRANSPORTASI PROVINSI BENGKULU, JULI 2016

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU

BANDARA MUARA BUNGO. Latar Belakang Pembangunan

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA JANUARI 2016

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA JUNI 2017

Pesawat Polonia

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telepon, jaringan gas dan pemadam kebakaran. Utilitas umum ini membutuhkan

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI SUMATERA

GEOGRAFI REGIONAL ASIA TRANSPORTASI DI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, JULI 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG DAN STATISTIK TRANSPORTASI PROVINSI BENGKULU

A. PERKEMBANGAN EKSPOR/IMPOR FEBRUARI 2012

PERKEMBANGAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL BINTANG DAN STATISTIK TRANSPORTASI PROVINSI BENGKULU

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Infrastruktur Infrastruktur fisik dan sosial dapat diartikan sebagian kebutuhan dasar fisik pengorganisasian sistem struktur yang diperlukan untuk jaminan ekonomi sektor publik dan sektor privat sebagai layanan dan fasilitas yang diperlukan agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik. Sulivan, Arthur, dan Steven M. Sheffrin ( 2003 ) dan Oxford Dictionary. Istilah ini umumnya merujuk kepada hal infrastruktur teknis atau fisik yang mendukung jaringan struktur seperti fasilitas antara lain dapat berupa jalan, kereta api, air bersih, bandara, kanal, waduk, tanggul, pengolahan limbah perlistrikan telekomunikasi, pelabuhan secara fungsional. Selain itu infrastruktur dapat juga mendukung kelancaran aktivitas ekonomi masyarakat, distribusi aliran produksi barang dan jasa. Sebagai contoh bahwa jalan dapat melancarkan kemudian berlanjut transportasi pengiriman bahan baku sampai ke pabrik, untuk mendistibusikan ke pasar hingga sampai kepada masyarakat. Dalam beberapa pengertian istilah infrastruktur termasuk pula dalam infrastruktur sosial di bidang kebutuhan dasar sebagai contoh sekolah dan rumah sakit, (American Heritage Dictionary). Dalam militer, istilah ini dapat pula mengarah ke bangunan permanen dan instalasi yang diperlukan untuk mendukung 7

8 operasi dan pemindahan, ( Department of Dictionary of Military and Associated Terms ). 2.2. Infrastruktur di Indonesia Menurut Erlangga Djumena, dilangsir oleh Didik Purwanto, Rabu 5 Desember 2012 dari Jakarta, Kompas.com, kualitas infrastruktur Indonesia dinilai terendah se-asia Diantara Negara Negara se- Asia, kualitas infrastruktur di Indonesia menjadi terendah kedua, hanya lebih baik dari Filipina, kata ekonom Standar Chartered Bank, Erik Sugandi di hotel Four Season, Jakarta, Rabu (5/12/2012). Mengutip laporan World Economic Forum mengenai kualitas infrastruktur pada 2012 2013, kualitas infrastruktur Indonesia hanya memperoleh nilai peringkat 92. Nilai itu dipengaruhi oleh kualitas infrastruktur berupa kondisi jalan, rel kereta api, pelabuhan, bandara dan listrik. Dari sektor tertinggi 7, Indonesia hanya memperoleh nilai 3,4 untuk jalan 3,2, untuk rel kereta api, pelabuhan 3,6, bandara 4,2, dan listrik 3,9, rata rata nilai tersebut hanya 3,7. Indonesia hanya lebih baik dari Filipina dengan rangking 98. Di ata Indonesia, kualitas infrastruktur India, China,Thailand, Malaysia dan Singapura memiliki peringkat yang tinggi. India memiliki peringkat ke-87, China ke-69, Thailand ke-49, Malaysia ke-29 dan Singapura ke-2. Dibanding laporan pada tahun 2011-2012, peringkat kualitas infrastruktur Indoseia cenderung menurun. Sebelumnya, Indonesia masih diperingkat ke-82, sementara Filipina masih diperingatkan ke-113, India ke-86, China ke-69, Thailand ke-47, Malaysia ke-23, dan Singapura tetap di peringatkan ke-2. Rasio anggaran

9 infrastruktur terhadap seluruh anggaran belanja untuk Indonesia adalah 2,1 dalam persen ( % ). Hal ini berkaitan dengan nilai rendah dari infrastruktur Indonesia. 2.3 Infrastruktur di Provinsi Jambi Secara geografis Provinsi Jambi terletak pada 0 o 45-2 o 45 Lintang Selatan dan 101 o 10-104 o 55 Bujur Timur di bagian tengah Pulau Sumatera, sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau, Sebelah Timur dengan Laut Cina Selatan Provinsi Kepulauan Riau, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat. Posisi Provinsi Jambi cukup strategis karena langsung berhadapan dengan kawasan pertumbuhan ekonomi yaitu IMS-GT (Indonesia, Malaysia, Singapura Growth Triangle). Provinsi Jambi memiliki 3 buah dermaga untuk menunjang perekonomiannya. Pelabuhan pertama Pelabuhan Talang Duku yang berjarak 20 km arah timur dari Kota Jambi, di Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi. Pelabuhan yang berada di sisi Sungai Batanghari ini dapat disandari kapal berkapasitas hingga 750 dwt. Pemerintah Kota Jambi telah pula mempersiapkan rencana area datar seluas 560 ha di Kecamatan Jambi Timur yang relatif dekat dengan kawasan pelabuhan, dengan peruntukan area pembangunan kawasan industri berorientasi ekspor. Jumlah kapal yang sandar di Pelabuhan Talang Duku, tahun 2004 sebanyak 1.091 kapal, sedangkan yang berangkat sejumlah 786 kapal. Sementara jumlah penumpang yang datang sebanyak 692 orang dan yang berangkat sebanyak 662 orang. Jumlah barang yang dibongkar sebanyak 30.887 ton, sedangkan yang dimuat sebanyak 17.439 ton. Hinterland Pelabuhan Jambi

10 menghasilkan antara lain karet, kayu lapis, dan moulding, yang merupakan komoditi ekspor ke Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, Jepang, dan Korea. Pelabuhan kedua adalah Pelabuhan Kuala Tungkal, yang terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, berjarak 110 km arah Timur Kota Jambi. Dermaga yang memiliki kapasitas sandar kapal hingga bobot 800 dwt ini, setiap harinya melayani lalu lintas hydrofoil (speed-boat) yang menghubungkan Kuala Tungkal (Jambi) dengan Batam, Tanjung Pinang dan kepulauan lainnya di Provinsi Kepulauan Riau. Dermaga ini juga merupakan tempat berlabuhnya nelayan pencari ikan di daerah yang terkenal dengan kontribusi hasil perikanan lautnya tersebut. Pelabuhan ketiga adalah Pelabuhan Muaro Sabak yang terletak di Kapubaten Tanjung Jabung Timur (berjarak 100 arah Timur Kota Jambi), merupakan dermaga laut terbesar di Provinsi Jambi, yang dapat disandari kapal berbobot hingga 5.000 dwt. Dermaga yang berhadapan dengan Selat Berhala yang terhubung lansung ke Selat Malaka ini, rencananya akan ditingkatkan hingga mampu disandari kapal yang berbobot hingga 15.000 dwt. Salah satu perusahaan yang menggunakan fasilitas area di dermaga ini adalah Petro China International Jabung Ltd. yang Terminal 3 Asam Pipih dalam aktifitas operasional ekspor LPG dan LNG mereka dari FPU ke kapal tanker di laut lepas. Provinsi Jambi juga memiliki 2 bandar udara. Bandara utama adalah bandara Sultan Thaha. Saat ini Bandara Sultan Thaha telah mempunyai landasan pacu sepanjang 1.900 m sehingga dapat didarati oleh pesawat jenis F-100 dan Boeing 737. Bandara kedua adalah Bandara Muaro Bungo yang diresmikan pada

11 tahun 2010 Bandara Muaro Bungo dengan status bandara perintis yang memiliki panjang landasan pacu 1.350 m. (Official Website Provinsi Jambi) Selain infrastruktur diatas, Pemerintah Provinsi Jambi terutama Pemerintah Kota Jambi juga terus melakukan pengembangan dan penambahan infrastruktur di berbagai bidang. Seperti yang sudah diutarakan oleh Walikota Jambi, dr. Bambang Priyanto, Rabu, 10 April 2013, pada metronews.com, selama kurun waktu 3 tahun terakhir, yakni tahun 2009 hingga 2012, Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi fokus meningkatkan realisasi proyek pembangunan infrastruktur di Kota Jambi. Melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Jambi, Pemkot telah melaksanakaan semua proyek yang dianggarkan di tiga bidang, yakni Bidang Cipta Karya, Bina Marga, serta Pengairan dan Drainase. Di bidang Cipta Karya, pemerintah Kota Jambi terus membangun jalan lingkungan atau jalan setapak dipemukiman warga. Dia menjelaskan, selama tahun 2009 hingga 2012 pembangunan jalan mencapai 117,12 KM. Padahal, target yang ditetapkan selama kurun waktu hanyalah 100 KM. Artinya sudah melampaui target, yakni melebihi 17,12 KM, katanya. Sementara di tahun 2013, Pemkot Jambi mengalokasikan dana untuk pembangunan jalan lingkungan sepanjang 75 KM. Selanjutnya, masih di Cipta Karya, Pemkot Jambi juga melakukan peningkatan kualitas sarana air bersih. Sebagaimana diketahui, hal ini bertujuan untuk peningkatan pelayanan air bersih ke rumah-rumah warga. Salah satu buktinya adalah pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tanjung Sari yang bekerja sama degan Pemerintah Provinsi Jambi. Setiap tahunnya kita juga menganggarkan

12 untuk pemasangan pipa sambungan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, ujarnya. Kegiatan pembangunan sarana limbah juga hal yang prioritas bagi Pemkot Jambi. Hingga tahun 2013 ini, telah dibangun 65 MCK dan 10 lokasi pembangunan septiktank komunal di 13 kelurahan di Kota Jambi. Di Bidang Bina Marga, disebutkannya, Pemkot Jambi tetap melakukan peningkatan dan rehabilitasi jalan berstatus Kota. Yakni sepanjang 506.670 KM, yang terdiri dari 671 ruas jalan. Target selama periode 2009 hingga 2013 adalah 100 KM, sementara hingga akhir 2012 realiasasi sudah mencapai 77,55 KM. Tahun 2013 kita anggarkan untuk rehabilitasi 34 KM jalan kota, paparnya lagi. Selanjutnya di Bidang Perairan dan Drainase Dinas PU Kota Jambi, Pemkot Jambi selama periode 2009-2013 ditargetkan membangunan drainase sepanjang 30 m. Sementara realisasi hingga akhir tahun 2012 sudah sepanjang 22,60 KM. Untuk tahun 2013, Pemkot Jambi telah menganggarkan untuk pembangunan drainase sepanjang 8,7 KM. Pada akhir tahun itu pembangunannya akan melebihi dari apa yang ditargetkan, yakni 31,30 KM, ujarnya. Selanjutnya untuk mengatasi masalah banjir di Kota Jambi, saat ini Pemkot telah menyusun Dokumen Perencanaan dan DED (Detail Engineering Design) Drainase serta DED Jambi Flood Control. Dalam hal ini, untuk pembangunan Jambi Flood Control, Pemerintah Kota Jambi juga bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi, yang tujuannya untuk mengurangi genangan air ketika hujan. Karena ada sebagian wilayah kita yang rawan terkena banjir ketika hujan, tandasnya