SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INDUSTRI DI KABUPATEN KUDUS

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERKEMBANGAN INDUSTRI KONVEKSI DI KABUPATEN KUDUS

BAB V PEMBAHASAN DAN IMPLEMENTASI

Nilai Informasi Konsep Sistem Informasi Sistem Informasi Geografis Pengertian Geografi

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN UMKM ROKOK BERPOTENSI PAJAK. Arif Setiawan 1*, Fajar Nugraha 1. Gondangmanis, PO Box 53, Bae, Kudus 59352

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, Sistem Informasi Geografis merupakan Sistem. yang dapat menjelaskan situasi dan keadaan tempat tersebut.

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SLTP DI KOTAMADYA JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi informasi dan didistribusikan untuk pemakai. apapun seiring dengan perkembangan teknologi. Semakin tingginya wawasan

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan Aplikasi Pencarian Rute Terpendek Menggunakan

PEMETAAN INDUSTRI BORDIR DI KABUPATEN KUDUS BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MENGGUNAKAN GOOGLE MAP API

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri

1.2 TUJUAN PENELITIAN

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun TV dan Radio di Kota Medan. Diharapkan dengan dibuatnya tugas akhir

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

VISUALISASI INDUSTRI KONVEKSI DI KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. komputer yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

Web GIS untuk Bank Swasta di Kota Semarang

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TEMPAT PENGOLAHAN BARANG BEKAS DI SURAKARTA

HASIL DAN PEMBAHASAN c. Karakteristik Pengguna Analisis Kebutuhan a. Deskripsi Sistem b. Kebutuhan Fungsional Sistem Perancangan Konseptual

ABSTRAK. Kata kunci: Pelayanan kesehatan, Georaphical Information System (GIS), Kebumen, Rumah sakit dan puskesmas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi georafis atau Georaphic Information Sistem (GIS) capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi,

DAFTAR ISI. WebSIGIT - Web Sistem Informasi Geografis Infrastruktur Terpadu

PENERAPAN LAYANAN LOCATION BASED SERVICE PADA PETA INTERAKTIF KOTA BANDUNG UNTUK HANDPHONE CLDC/1.1 dan MIDP/2.0

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan proses perencanaan wilayah dan kota adalah Geographic

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENDIDIKAN KOTA DEPOK BERBASIS WEB MENGGUNAKAN QUANTUM GIS

BAB I PENDAHULUAN. capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, kondisi bumi. Teknologi Georaphic Information System mengintegrasikan

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. SIG sebagai suatu sistem yang mengorganisir hardware, software, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Medan Belawan adalah sebagai pusat kegiatan budi daya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. analisis terhadap sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi dimuka bumi.

BAB I PENDAHULUAN. akhir, hal itu menjadi sebuah peluang bagi para pengembang Information

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB MENGENAI PENYEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN, PERUMAHAN, DAN RUMAH SAKIT DI KOTA BEKASI. Fie Jannatin Aliyah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR...

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN DAN ANALISADAERAH PERTANIAN DI KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.

WebGIS-PT Website Geographic Information System - Pariwisata Terpadu 1

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. transaksi setelah melalui proses tawar-menawar harga. Biasanya pasar tradisional

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi informasi seperti layanan informasi website sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Tempat Pemakaman Umum biasa disingkat TPU merupakan kawasan. tempat pemakaman yang biasanya dikuasai oleh pemerintah daerah dan

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SEBARAN TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN QUANTUM GIS

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki,

Praktikum 2 - Digitasi Peta : Membuat Peta Digital

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KOTA BEKASI UNTUK KANTOR PEMERINTAHAN DAN JALUR TRANSPORTASI KRL ABSTRAK

PEMETAAN MEREK DAN DESAIN INDUSTRI UMKM BERPOTENSI HKI DI KABUPATEN KUDUS BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS MENGGUNAKAN GOOGLE MAP API

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Aplikasi GIS PDP3D G.I.S P.D.P.3.D PT. Lexion Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. data spasial berikut atribut-atributnya, seperti memodifikasi bentuk, warna,

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DESA PENGRAJIN BATIK DI KABUPATEN BANTUL BERBASIS WEB

BAB I PENDAHULUAN. informasi-informasi itu diolah oleh komputer, dan hasilnya berupa peta digital.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mereka kurang mengetahui potensi pelayanan umum yang ada di

Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Potensi Usaha Industri Kreatif

BAB I PENDAHULUAN. Produk dan Layanan. Gambar 1.1 Data Produk dan Tabungan Sumber : Dokumentasi Bank Muamalat Indonesia.2011

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

PETUNJUK TEKNIS APLIKASI PEMETAAN PARTISIPATIF PUSAT PENGELOLAAN DAN PENYEBARLUASAN INFORMASI GEOSPASIAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Alur Metodologi Penelitian

I. PENDAHULUAN. kejenjang yang lebih tinggi, setelah selama 3 tahun memperoleh ilmu di Sekolah

SISTEM PEMETAAN AREA PERSAWAHAN DESA GANTUNG KABUAT EN BELITUNG TIMUR BERBASIS GEORAPHICAL INFORMATION SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, kondisi bumi. Teknologi Geographic Information Sistem mengintegrasikan

BAB I PENDAHULUAN. berdarah tercatat dari Januari September 2011 sebanyak 813 orang menderita

menginformasikan gedung, jalan utama, lapangan, taman, tempat parkir dan lain

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BENCANA ALAM BANJIR JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT USIA DI KABUPATEN SUKOHARJO BERBASIS WEB DISUSUN OLEH : AHMAD SIDIQ (K )

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan Bank sangat dibutuhkan masyarakat hampir di semua. dengan lokasi Bank yang lebih dekat dengan tempat tinggal masyarakat.

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 3. Metode dan Perancangan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. media cetak/peta, cd-rom, dan media penyimpanan lainya dirasakan kurang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap segala sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. telah dibuat pada tahap tiga. Adapun kebutuhan software (perangkat lunak) dan

Transkripsi:

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS INDUSTRI DI KABUPATEN KUDUS Pratomo Setiaji 1 Fakultas Teknik, Universitas Muria Kudus, E-mail : pratomo.setiaji@yahoo.com ABSTRAK Saat ini perkembangan industri sangat penting disamping penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar, juga penghasilan dalam hal pajak untuk negara. Di kabupaten kudus sendiri ada banyak industri yang belum terpublikasi khususnya melalui bidang Sistem Informasi Geografi sehingga banyak yang belum mengetahui tentang keberadaan dan perkembangan industri yang ada di Kabupaten Kudus itu sendiri karena minimnya informasi dan sarana publikasi dari pemerintah setempat. Untuk itu perlu suatu media yang bisa menyajikan informasi seputar perkembangan industri di Kabupaten Kudus baik lokasi, bidang usaha, kebutuhan tenaga kerja, hingga penyerapan permodalan yang dibutuhkan GIS bertujuan untuk menghasilkan suatu sistem yang dapat membantu mengetahui titik letak industri di kabupaten Kudus. GIS ini dirancang dengan menggunakan pemodelan dengan UML Sedangkan pemrograman yang digunakan adalah Quatum GIS dan Map Server dan menghasilkan GIS untuk Mengetahui lokasi industri di Kabupaten Kudus Kata kunci : SIG, Industri 1. PENDAHULUAN Industri di Kabupaten Kudus Tahun 2010 terdapat 15 Jenis peusahaan Mikro, Kecil dan Menengah diantaranya adalah 1.Furniture dari kayu (243 unit), 2. Kerajinan Ukir Grobyok (41 unit) 3.Barang dari kulit buatan (279 unit), 4.Alas Kaki (73 unit), 5.Konveksi/Garmen (1.527 unit), 6.Kerajinan Bordir (412 unit) 7.Jenang/Dodol (54 unit), 8.Tahu (153 unit) 9.Tempe (349 unit), 10.Krupuk (297 unit), 11.Gula Tumbu/Gula Merah (309 unit), 12.Kapuk Randu (27 unit), 13.Barang dari Logam (420 unit), 14.Percetakan (78 unit), 15.Rokok Kretek (151 unit).maka perlu adanya Sistem yang mudah untuk mendapatkan informasi industri Se-Kabupaten Kudus. Pemetaan lokasi industri merupakan penyajian informasi yang akurat terkait dengan keberadaan suatu usaha disuatu wilayah sangat diperlukan selain untuk memonitor peluang usaha dan kebutuhan tenaga kerja juga dapat dijadikan sebagai informasi untuk menyerap para investor untuk menanam modal. Agar mempermudah penyajian informasi perkembangan industri maka dibutuhkan suatu teknologi yang lebih mudah dipahami yaitu melalui Tabel dan gambar teknologi ini sering dikenal dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) Teknik SIG sangat berguna untuk studi pemilihan lokasi karena kemampuan yang sangat baik dalam menyimpan, menganalisis dan menampilkan data spasial sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan pengguna [1]. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka GIS merupakan suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain, GIS merupakan suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja, Disamping itu, GIS juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi [2]. Dengan metodologi SIG dapat memberikan kontribusi dengan cara memanipulasi data dan melakukan analisis yang diperlukan dengan waktu yang singkat dan murah, dan SIG juga berkontribusi untuk menghasilkan bentuk yang berbeda yang dapat disajikan secara grafis [3] SIG memengkinkan kita untuk mempelajari logika distribusi dari fenomena yang ada di permukaan bumi dengan meneliti Historical GIS (HGIS) [4], dengan SIG kita bisa menentukan jarak tujuan terdekat dengan posisi kita sekarang [5], GIS menunjukkan bahwa tiap ruas jalan bisa kit lihat sebagai bentuk tulang ikan yang saling berhubungan dan sehingga bisa di ketahui alternatif alternatif jalan yang bisa kita lewati [6]. INFRM 235

2.2 Metodologi Penelitian 1. Sumber data primer Data yang diperoleh secara langsung dari instansi, baik melalui pengamatan maupun pencatatan terhadap obyek penelitian, meliputi : a. Observasi Pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala atau peristiwa yang diselidiki pada obyek sasaran yakni mengunjungi lokasi Industri dan dinas perindustrian b. Wawancara Pengumpulan data melalui tatap muka dan tanya jawab langsung dengan sumber data atau pihak-pihak yang berkepentingan yang berhubungan dengan penelitian. Adapun pertanyaan yang diajukan antara lain : 1) Obyek industri apa saja yang terdapat di Kabupaten Kudus 2) Pengelolaan obyek industri yang selama ini telah dilakukan 3) Kendala-kendala yang ada pada pengelolaan obyek industri di kabupaten kudus 4) Jumlah modal, jumlah karyawan dan perkembangan dari industri 2. Sumber data sekunder Data yang diambil dari buku-buku, dokumentasi, dan literatur-literatur, meliputi : 1. Studi Kepustakaan Pengumpulan data dari buku-buku yang sesuai dengan tema permasalahan, yaitu buku-buku yang ada data-data dari Dinas perindustrian, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, buku Geografi tenang Pemetaan. 2. Studi Dokumentasi Pengumpulan data dari literatur-literatur dan dokumentasi dari Internet, diktat, dan sumber informasi lain, misalnya ; gambar-gambar denah peta. 2.3 Metode Pengembangan Sistem Dalam pembangunan perangkat lunak menggunakan model Linear Sequential/Waterfall Model. Model ini merupakan model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software dengan tahapan sebagai berikut : 1. Pendefinisian Masalah Pada tahap ini, yang dilakukan adalah mendefinisikan permasalahan yang ada, yaitu mengidentifikasi masalah, memberikan batasan-batasan, tujuan, dan pokok permasalahan. 2. Analysis Mengumpulkan kebutuhan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibangun meliputi : analisis sistem lama, analisis kebutuhan sistem baru dan analisis pieces yang meliputi : a. Analisis kebutuhan perangkat keras Yaitu menganalisis perangkat keras (hardware) apa saja yang dibutuhkan untuk sistem ini. b. Analisis kebutuhan perangkat lunak Yaitu menganalisis perangkat lunak (software) apa saja yang dibutuhkan agar sistem dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. c. Analisis kebutuhan sumber daya manusia Yaitu menganalisis sumber daya manusia apa saja yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem ini. 3. Design (Perancangan) Desain dikerjakan setelah kebutuhan selesai dikumpulkan secara lengkap. Desain meliputi : desain proses, desain database, desain struktur menu, desain user interface dan desain arsitektur sistem. 4. Implementacion and Testing Unit Pada tahap ini, yang dilakukan adalah menerjemahkan hasil perancangan ke dalam kode-kode program untuk menghasilkan aplikasi sistem informasi dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi. 5. Test and integration Penyatuan unit-unit program kemudian diuji secara keseluruhan (testing) yang akan menghasilkan sebuah sistem yang baik 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Lingkungan Implementasi Perangkat lunak Aplikasi Sistem informasi geografis industri di kabupaten Kudus, di implementasikan pada platform dengan konfigurasi sebagai berikut : a. Sistem operasi yang digunakan adalah Windows XP Service Pack II b. QuantumGis 1.4.0-1 INFRM 236

c. Apache MS4W Web Server Sedangkan perangkat keras Aplikasi Sistem informasi geografis industri di kabupaten Kudus, di implementasikan pada komputer dengan spesifikasi setara Pentium IV atau lebih 3.2 Implementasi dengan Quantum Data yang digunakan diperoleh dari hasil analisa, disimpulkan kebutuhan beberapa peta yaitu peta kabupaten Kudus, Desa dan jalan. Pengolahan data dilakukan dengan proses digitasi dan penambahan atribut menggunakan perangkat lunak QuantumGis. Data yang digunakan pada sistem ini merupakan hasil digitasi peta kabupaten Kudus. Dalam sistem ini beberapa data yang akan diolah adalah data dalam format shp, karena dapat langsung dimanfaatkan oleh MapServer. Tentu saja semua data tersebut tidak langsung digunakan, tetapi perlu dilakukan penyesuaian dahulu baik mengenai jenis data, atribut yang ada, sampai proses penggabungan data. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemrosesan data awal (preprocessing) dapat dilihat pada gambar 1 Gambar 1. Pemrosesan data awal Pembuatan Peta Keluaran Bagian ini akan dibahas proses proses pembuatan peta dalam rancangan peta keluaran. Proses pembuatan peta yang dimaksud adalah dengan melakukan tampilan terhadap peta dasar sebagai acuan lokasi dengan peta baru yang akan dibuat dengan proses digitasi. Jenis peta yang akan dibuat bertipe polygon dengan atribut yang mewakili informasi tiap bagian area. 1. Membuka QuantumGis Langkah awal untuk memulai proses digitasi adalah dengan aktif pada QuantumGis 1.4.0-1 seperti pada gambar 2 Gambar 2. Layout QuantumGis 2. Membuka Layer baru Penempatan atau penggambaran setiap objek sesuai dengan letaknya pada peta, maka yang perlu dilakukan adalah menambahkan vector layer yang baru dengan tipe titik atau point untuk menggambarkan letak industri. Langkah yang harus dilakukan adalah memilih New Vector Layer seperti pada gambar 3. Kemudian Mengisikan atribut-atribut yang diperlukan untuk pendefinisian layer tersebut dengan memilih tombol Tambah yang ada pada kotak dialog New Vector Layer Setelah semuanya selesai, maka dipilih tombol Ok, kemudian file tersebut disimpan dengan nama obyek.shp. INFRM 237

3. Melakukan digitasi pada peta Gambar 3. Menu New Vektor Layer Dalam gambar 4 menjelaskan untuk membuat titik pada peta, maka dipilih tombol Toggle editing, kemudian dipilih Capture polygon Gambar 4. Digitasi pada peta Digitasi dilakukan untuk beberapa layer sesuai dengan jumlah peta yang dibuat. Peta yang di buat dapat dilihat pada gambar 5 3.3 Pembuatan Aplikasi Web Gambar 5. Digitasi pada peta kabupaten kudus Kebutuhan data dan informasi untuk SIG industi di kabupaten kudus adalah sebagai berikut: a. Data kabupaten kudus b. Data jalan c. Data kecamatan kabupaten kudus INFRM 238

d. Data desa kabupaten kudus e. Data Industri kabupaten kudus Data tersebut disimpan didalam file yang berbentuk DBF dengan menginputkannya melalui Quantum GIS melalui menu Plugins Delimited text Add delimited text layertext data yang digunakan diambil dari pendataan yang di simpan didalam file berbentuk xls, data dapat dilihat pada gambar 8 Gambar 8. Penginputan Data Setelah dibuat dalam QuantumGis kemudian diupload dalam Pmamper. Untuk melihat tampilan program di Pmapper, dengan cara browsing menggunakan web browser seperti Internet Explorer atau Mozilla Firefox. Ketikkan http://localhost/} kemudian akan muncul tampilan menu utama seperti pada gambar 9. Gambar 9. Tampilan Menu Utama Pada gambar 10 menunjukkan daerah yang telah di pilih dan tampilannya bisa diperbesar dengan klik zoom Gambar 10: Peta daerah yang telah dipilih INFRM 239

Dalam gambar 11 merupakan tata letak Industri di kabupaten Kudus Gambar 11. tata letak Industri di kabupaten Kudus 4. PENUTUP Dari hasil analisis Perancangan Sistem Informasi Geografis industri di Kabupaten Kudus dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perancangan Sistem Informasi Geografis industri di Kabupaten Kudus k menggunakan Bahasa Pemrograman Quantum GIS. 2. Perancangan Sistem Informasi Geografis industri di Kabupaten Kudus ini meliputi Peta Kabupaten, Peta jala, dan lokasi industri. 3. Perancangan sistem baru ini dapat membantu User dalam Memperoleh Informasi industri di Kabupaten Kudus dengan Menggunakan Quantum GIS. DAFTAR PUSTAKA [1] Wael M Jabr and Faraj A. El-Awar, "Analitic Hierarchy Process For Sitting Water Harvesting Reservoirs," User Conference Proceedings, 2004. [2] Ji-ping LIU, Na ZHOU, and Yong WANG, "The Experimental Research on the Method of Integrating AHP with GIS," IEEE Computer Society, 2008. [3] Ali Yalcin and Fikri Bulut, "Landslide susceptibility mapping using GIS and digital photogrammetric techniques: a case study from Ardesen (NE-Turkey)," Springer Science+Business Media B.V., 2006. [4] Mateu Morillas- Torné, "Creation of a Geo-Spatial Database to Analyse Railways in Europe (1830-2010). A Historical GIS Approach," Journal of Geographic Information System, 2012, 4, 176-187, pp. 176-187, Apr. 2012. [5] Nathan Daun Barnett and Britany Affolter Caine, "Utilizing Geographic Information Systems (GIS) to Influence State Policy: A new," in Public Policy Conference, Philadelphia, 2005. [6] Chengliang Liu and Ruilin Yu, "Spatial Accessibility of Road Network in Wuhan Metropolitan Area Based on Spatial Syntax," Journal of Geographic Information System, pp. 128-135, Apr. 2012. INFRM 240