Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Program

dokumen-dokumen yang mirip
1. KERANGKA KERJA MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PENINGKATAN MUTU GURU

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY. Ida Kaniawati

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MIPA MELALUI LESSON STUDY DI KABUPATEN SUMEDANG. Dr. Ida Kaniawati, M.Si. FPMIPA UPI

Untuk mengetahui perubahan serta peningkatan kualitas pembelajaran Matematika dan Sains melalui kegiatan Lesson Study di Kabupaten Sumedang

Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat

FORMAT WAWANCARA GURU

OPTIMALISASI PEMBINAAN LESSON STUDY BERDASARKAN KESULITAN YANG DIHADAPI GURU KELOMPOK MGMP SMPN 5 SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mudah dihadirkan di ruang kelas. Dalam konteks pendidikan di sekolah,

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU FISIKA MELALUI LESSON STUDY. Ida Kaniawati

EVALUASI DAMPAK KEGIATAN LESSON STUDY PADA KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SMP DI KABUPATEN SUMEDANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di 3 kecamatan di Kabupaten Kepulauan Anambas

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

B. Pengalaman Lesson Study di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

IMPLEMENTASI MEDIA COMPACT DISC (CD) INTERAKTIF DAN PERMAINAN SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GROBOGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Neneng Anisah, 2013

HASIL MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN PILOTING DAN LESSON STUDY PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MENENGAH KOTA MALANG

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 8 No. 1 Juni 2006 ISSN:

PEDOMAN OBSERVASI KONDISI DAN SITUASI SEKOLAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI PLUS SUKOWONO

POTRET KEGIATAN LESSON STUDY BIDANG KIMIA YANG DILAKSANAKAN DI KABUPATEN SUMEDANG

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu siswa supaya bisa belajar secara baik. yang baik dan merupakan unsur yang penting di dalam keseluruhan sistem

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

D036 MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF MELALUI LESSON STUDY. Ahmadi 1 1,2,3

BAB I PENDAHULUAN. umum, yaitu gabungan antara fisika, kimia, dan biologi yang terpadu. Materi

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Global Monitoring report, (2012) yang dikeluarkan UNESCO menyatakan bahwa

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB I PENDAHULUAN. sosial, teknologi, maupun ekonomi (United Nations:1997). Marzano, et al (1988)

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, seiring dengan kemajuan peradaban yang pesat,

Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan OPEN-ENDED Melalui Kegiatan LESSON STUDY di SMPN 1 Lembang Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. derajat persaingan mutupun terjadi secara signifikan. Tidak lagi persaingan. sudah lulus) kepada pelanggan (siswa dan masyarakat).

PRINSIP MONITORING DAN EVALUASI LESSON STUDY Dr. Ida Kaniawati, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendeskripsian data berisi penyajian data untuk masing-masing aspek

BAB I PENDAHULUAN. sudah dapat kita rasakan. Menurut pandangan ini, bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa sehingga pembelajaran

PENERAPAN METODE PEER INSTRUCTION

BAB I PENDAHULUAN. Fisika dan sains secara umum terbentuk dari proses penyelidikan secara sistematis

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu cara

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA DAN SAINS MELALUI LESSON STUDY

Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd

I. PENDAHULUAN. sains siswa adalah Trends in International Mathematics Science Study

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia. Manusia yang berkualitas memiliki

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENINGKATAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI LESSON STUDY BERBASIS MGMP KAWASAN SURABAYA SELATAN

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang memiliki banyak manfaat. Ilmu matematika

plan, do, dan see. Adapun sasaran utamanya adalah proses kerjasama

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I.PENDAHULUAN. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

LAPORAN HASIL WAWANCARA GURU DAN KEPALA SEKOLAH BASELINE SURVEY DI SMP NEGERI 1 TELUK JAMBE KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Fisika sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

EFEKTIVITAS LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) MODEL 5E UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Ayobelajarfisika.blogdetik.com Page 1

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembelajaran tentu diperlukan media sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari IPA adalah fisika yang merupakan cabang ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap implementasi KTSP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh komunitas sekolah, baik secara bersama-sama maupun masingmasing.

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LILIASARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA UPI

Bab 3 Mengapa Lesson Study?

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI DAN KENDALA PELAKSANAAN PEMBINAAN PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH MENENGAH UMUM MELALUI PROGRAM GURU MAGANG

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang telah dipaparkan pada bab IV, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KETERAMPILAN DASAR KINERJA ILMIAH PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu langkah untuk merubah sikap, tingkah

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIIB SMPN 3 PARINGIN PADA MATERI POKOK CAHAYA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

Transkripsi:

Mekanisme Monitoring dan Evaluasi Program Mekanisme monitoring dan evaluasi program tersebut menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product). Model ini bertujuan untuk memonitor dan mengevaluasi implementasi program melalui pengembangan perangkat instrumen untuk mendukung implementasi program Lesson Study (LS) lebih efektif.

Evaluasi Konteks Berfungsi sebagai need assessment yaitu mencari kebutuhan, kelemahan dan problem yang dihadapi guruguru di suatu wilayah untuk pengembangan profesional guru matematika dan sains. Dari hasil evaluasi konteks dapat disimpulkan substansi apa yang perlu menjadi muatan kegiatan Lesson Study MGMP, khususnya aspek-aspek kompetensi apa yang perlu dikembangkan pada diri guru melalui kegiatan Lesson Study. Kompetensi pedagogi yang mana dan kompetensi profesional yang mana? Disamping mengembangkan kolaborasi dikalangan guru mata pelajaran sejenis, LS hendaknya berisi intervensi untuk mengubah moda pembelajaran dari teacher centered ke arah student centered, serta dari teoritik ke arah hands-on.

Evaluasi Input Berfokus pada pengumpulan informasi input yang penting seperti profil siswa (kapasitas belajar, tingkat kat kemampuan dll.), profil guru (latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar, mismatch, sikap terhadap suatu inovasi, budaya kerja sekolah, dll.) dan fasilitas belajar yang tersedia di sekolah. Dari evaluasi input dapat disimpulkan pendekatan pengelolaan apa yang perlu diterapkan dalam LS, model pembelajaran apa yang perlu ditumbuhkembangkan, serta hidden agenda apa yang perlu dibawa melalui LS MGMP.

BASELINE SURVEY Sasaran baseline survey diarahkan pada pengumpulan informasi yang diperlukan untuk evaluasi konteks dan input. Disain dan instrumen baseline survey dirancang dengan merujuk pada kebutuhan pengumpulan informasi secara komprehensif tentang problem lapangan yang berkaitan dengan pembelajaran, keberadaan peralatan pendukung pembelajaran, selain profil input lainnya, seperti kondisi guru dan siswa.

Komponen dari Baseline Survey 1. Quantitative Baseline Survey. Survey tentang kondisi awal profil kemampuan akademik dan menggali informasi tentang kondisi awal yang berkaitan dengan kapasitas guru, budaya sekolah, proses belajar mengajar, ketertarikan/motivasi siswa dan guru dalam proses belajar mengajar, juga implementasi MGMP. Intrumen yang digunakan tes akademik dan kuesioner. 2. Qualitative Baseline survey Survey untuk menggali masalah, kebutuhan lapangan serta kondisi dan situasi sekolah. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi pembelajaran, pedoman wawancara, pedoman observasi situasi sekolah

Kuesioner Tipe Kuesioner Kategori Kepala Pejabat Guru Siswa Sekolah Pendididikan Informasi Pribadi Informasi Sekolah Kegiatan MGMP saat ini Managemen Sekolah Budaya Sekolah Proses Pembelajaran Matematikda dan sains Kinerja Siswa

Tes Akademik Tes akademik Matematika dan Sains yang dikonstruksi untuk mengukur kompetensi standar siswa yang menekankan pada aspek penalaran (reasoning). Semua soal adalah soal-soal pilihan ganda. Tes akademik terdiri dari 3 pertanyaan yang terdiri dari 13 pertanyaan Fisika, 12 pertanyaan Biologi dan 5 pertanyaan Kimia. Tes Akademik Matematika terdiri dari 2 pertanyaan. Kedua Tes Akademik mencakup 3 % dari silabus kelas 7 dan 7% dari silabus kelas 8.

Wawancara Responden Kepala Sekolah Guru Siswa Aspek Kapasitas Guru Mata Pelajaran Matematika dan Sains Implementasi MGMP Sekolah Pengelolaan Laboratorium Keberadaan alat Peraga Persepsi Guru Mata Pelajaran Matematika dan Sains Kinerja Guru Mata Pelajaran Matematika dan Sains Kegiatan Laboratorium Persepsi siswa terhadap pelajaran Matematika dan Sains Cara belajar siswa pada pelajaran Matematika dan Sains. Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Daya Dukung (Buku Sumber) Daya Dukung dari Orang tua dan Tempat tinggal.

Jumlah Sampel Sekolah Target dan Kontrol Contoh di Kab. Karawang Group Populasi sekolah Kategori UN Mat Jumlah Sekolah Target Kategori UN Mat Jumlah sampel Tinggi Sedang Tinggi Sedang A 5 4 9 1 1 2 B 4 3 7 1 1 2 C 4 3 7 1 1 2 D 5 2 7 1 1 2 Jumlah 3 Jumlah 8 Jumlah Sekolah Kontrol sebanyak 2 Sekolah dengan katagori tinggi dan sedang

Hasil Baseline Survey Informasi Pribadi Kepsek Karawang - Purwakarta Pasuruan - Malang Surabaya - Sidoarjo S2 38% Pendidikan Kepala Sekolah di Pasuruan D1 D3 % % S3 % D2 % S1 62% D1 D2 D3 S1 S2 S3 D1 D2 D3 S1 S2 S3 Pendidikan Kepala Sekolah di Surabaya S3 % D1 % S1 % S2 1% D3 % D2 % Pendidikan Kepala Sekolah di Gresik&Sidoarjo % % % % 1% % D1 D2 D3 S1 S2 S3 D1 D2 D3 S1 S2 S3 % % % % % 1%

Pendidikan Guru Di Pasuruan Pendidikan Guru S2 5.26 % D3 1.75 % D1 D2 MIPA D3 S1 S2 S1 92.98 % S3 Pendidikan Guru MIPA di Kawarang S3 % S2 3% D1 D2 3% 5% D3 18% D1 D2 Pendidikan Guru Di Surabaya D3 S1 72% S1 S2 S3 S2 15.38 % D1 D2 D3 S1 S2 S1 84.61 % S3

Bidang Studi Keahlian Guru di Pasuruan 5% Bidang Keahlian 23% 33% Matematika Fisika Biologi Kimia 18% 21% Lainnya Bidang Studi Keahlian Guru di Karawang Bidang Studi Keahlian di Surabaya 52.5% 2% 17.5% 5% 5% Matematika Fisika Biologi Kimia Lainnya 26% 2% % 46% Matematika Fisika Biologi Kimia Lainnya 26%

Rasio Guru-Siswa Katagori Sekolah Kar-Pwrt Sby - Sdrj Psrn-Mlg Target 1:31 1:14 1:65 Kontrol 1:24 1:14 1:12

Partisipasi guru dalam MGMP Kab. Karawang 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Keikut Sertaan Guru Dalam Kegiatan MGMP di Wilayah Pasuruan-Malang 73.68 % 26.32 % Sekolah Target 8.33 % 91.67% Sekolah Kontrol Ikut Kegiatan MGMP Keikut Sertaan Guru Dalam Kegiatan MGMP di Wilayah Surabaya-Gersik 7 6 5 4 3 2 1 26.32 % 91.67% 73.68 % 8.33 % Sekolah Target Sekolah Kontrol Ikut Kegiatan MGMP Tidak Ikut Kegiatan MGMP

KELEMAHAN KEGIATAN MGMP,9 89% 8% 7% 55%,4 33% 15% 15% 11% 2% 1% -,1 Purwakarta Karawang

1. 9. 8. 7. 6. Kelemahan Kegiatan MGMP di Gresik & Sidoarjo Guru (%) Kepsek (%) 75 75 Pejabat Dinas (%) 62.5 1 5. 4. 3. 43.59 37.5 37.5 28.21 38.46 2. 1.. 1.26 12.82.. Materi Kegiatan Tidak Sesuai Instruktur kurang mampu Partisipasi rendah Koordinasi Lemah Kurang dukungan 12.5 5.13 Lainnya

KELEMAHAN KEGIATAN MGMP DI KAB. PASURUAN 1 9 87.72 8 7 62.5 7 6 5 4 3 2 37.5 2 5. 4 3 37.5 14.4 25. 1. Materi Kegiatan Tidak Sesuai.. Instruktur kurang mampu Partisipasi rendah 5.26 Kelemahan Koordinasi Lemah Kurang dukungan. Lainnya Guru (%) Kepsek (%) Pejabat Dinas (%)

KEBUTUHAN GURU DI KAB. KARAWANG

Pendalaman Materi Keterampilan Mengajar Pemahaman Proses Mengajar Objektivitas Penilaian Kepsek Kesempatan Berdiskusi Lainnya KEBUTUHAN GURU DI PASURUAN Kebutuhan Guru 9 8 7 6 5 5 8.7 77.19 71.93 5. 41.67 Malang Pasuruan 5. 43.86 4 3 2 1 16.67 7.2. 3.51 Kebutuhan Guru

Pendalaman Materi Keterampilan Mengajar Pemahaman Proses Mengajar Objektivitas Penilaian Kepsek Kesempatan Berdiskusi Lainnya KEBUTUHAN GURU DI SURABAYA 8 8 71.79 71.79 7 7 6 6 6 48.72 51.28 5 4 3 2 15.38 1 Gresik Sidoarjo Surabaya Kebutuhan Guru

Frekuensi KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI KAB. KARAWANG Kepemimpinan Kepala Sekolah 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS Pemeriksaan RPP Supervisi Kelas Penghargaan terhadap Kinerja Purw akarta Karaw ang

KEPEMIMPINAN SEKOLAH DI KOTA SURABAYA 9 8 7 Gresik Sidoarjo Surabaya 8 76.92 8 69.23 8 6 5 4 51.28 43.59 3 2 1 2 15.38 2 15.38 2 7.69 1.26 5.13 5.13 STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS Pemeriksaan a RPP Supervisi b Kelas Penghargaan c Terhadap Kinerja

KEPEMIMPINAN SEKOLAH DI KAB. PASURUAN 12 1 8 6 4 2 Pasuruan 1 1 1 Malang 75 62.5 5 37.5 5 25 STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS Pemeriksaan RPP Guru Keteraturan melakukan Supervisi Pemberian Penghargaan

DUKUNGAN GURU TERHADAP SISWA DI KAB. KARAWANG Dukungan Guru Terhadap Siswa 6 57 56 52 52 5 4 3 2 19 34 19 44 29 26 48 37 37 2 1 1 3 1 7 4 1 11 5 1 1 2 13 11 STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS Guru baik dan suka meno lo ng Kepedulian guru terhadap siswa Kepedulian guru terhadam P B M Karaw ang Purw akarta

DUKUNGAN GURU TERHADAP SISWA DI KOTA SURABAYA Dukungan Guru Terhadap Siswa 6 53.6 58.57 49.83 58.82 5 4 3. 38.78 32.99 39.13 3.43 3 2 1 26.53 1.2 3.4 15.99 11.43 21.77 1.2 1.45 18.84 5.44 1.14 1.2 1.47 5.12 STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS Guru baik dan suka menolong Kepedulian guru terhadap siswa Kepedulian guru terhadam PBM 13.24 21.5 14.71 22.53 11.76 Surabaya Gresik Sidoarjo

DUKUNGAN GURU TERHADAP SISWA DI KAB. PASURUAN 7 6 5 4 3 2 1.. 7.26 6.15 57.41 25.55 21.54 63.8 9.78 9.23 3.8 2.52 38.8 22.4 23.8 44.62 25.24 26.15 18.93 3.47 3.8. 1.54 2.84 6.15 48.9 49.23 26.15 PASURUAN MALANG 24.61 16.92 STS TS R S SS STS TS R S SS STS TS R S SS Guru baik dan suka menolong Kepedulian guru terhadap siswa Kepedulian guru terhadap PBM

frekuensi KEGIATAN KERJA KELOMPOK SISWA DI KARAWANG 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Purwakarta Karawang Kerja Kelompok TP J K Srg S TP J K Srg S TP J K Srg S Pelaksanaan Belajar dgn kelompok kecil Diskusi Kelompok Dorongan untuk bertukar pendapat

Kegiatan Kerja Kelompok Siswa di Surabaya 7 6 5 4 3 2 1 11.26 Tp 2.86 Diagram 3.1.6a Kerja Kelompok dalam Pelajaran Matematika 27.99 J 44.37 12.86 61.43 K 2. 13.65 12.67 Srg 2.73 2.86 S Tp 2.86 24.66 J 35.62 11.43 K 48.57 22.86 21.92 Srg 14.29 5.14 6.48 S Tp 1.43 13.31 4. 27.3 29.1 23.89 22.86 15.71 2 J K Srg S Kegiatan belajar dalam kel kecil Diskusi Matematika dalam kelompok Bantuan guru untuk belajar bersama Surabaya Gresik Sidoarjo 5 45 4 35 3 25 2 15 1 5 7.14 Tp Diagram 3.1.6b Kerja Kelompok dalam Pelajaran Sains 1.43 2.7 J 35.71 34.29 34.29 8.57 K 25.51 Srg 11.56 S 21.43 5.78 Tp 2.86 16.33 J 1.43 37.7 K 27.14 24.83 Srg 4. 15.99 S 28.57 4.76 1.43 Tp 11.56 J 7.14 25.51 K 3.95 17.14 Srg 45.71 27.21 28.57 S Kegiatan belajar Sains dlm kel kecil Diskusi Sains dalam kelompok Bantuan guru Sains untuk belajar bersama Surabaya Gresik Sidoarjo

Kegiatan Kelompok Belajar Siswa Pelajaran Matamatika di Pasuruan 5 45 4 35 3 25 2 15 1 5 46.15 43.53 41.54 PASURUAN 38.49 MALANG 29.65 24.62 24.62 26.15 26.81 24.62 19.87 2.5 2.8221.54 19.2418.46 17.98 2. 15.38 12.31 12.3 1.77 9.78 7.89 5.99 6.62 6.155.99 4.62 3.8 Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S Kegiatan belajar dalam kelompok kecil Diskusi Matematika dalam kelompok Bantuan guru untuk belajar bersama

Kab. Pasuruan 45. 4. 35. 3. 25. 2. 15. 1. 5.. PASURUAN MALANG 2.52 13.85 1.73 J Kerja Kelompok dalam Pelajaran Biologi 27.69 2.5 29.23 41.32 24.62 2.5 4.62 1.58 7.69 5.68 J 24.62 16.72 26.15 38.49 33.44 3.77 1.77 3.15 6.15 9.46 1.77 11.99 J 29.23 31.23 32.31 44.16 21.54 Tp Srg Tp Srg Tp Srg K S K S K S Kegiatan belajar Biologi dalam kelompok kecil Diskusi Biologi dalam kelompok Bantuan guru Biologi untuk belajar bersama

Kab. Pasuruan 4. 35. 3. 25. Kerja Kelompok dalam Pelajaran Kimia 38.46 31.86 34.7 26.15 29.97 38.46 32.18 26.15 23.34 3.77 31.86 39.12 36.92 2. 18.46 17.98 16.92 15. 1. 5. 1.7711.4 2.52 14.2 13.85 1.77 7.26 6.15 1.58 1.77 6.31 4.62 1.58 1.77. Tp Srg Tp Srg Tp Srg J K S J K S J K S Kegiatan belajar Kimia dalam kelompok kecil Diskusi Kimia dalam kelompok Bantuan guru Kimia untuk belajar bersama PASURUAN MALANG

Penggunaan Media Pembelajaran di Kab. Karawang Penggunaan Media Pembelajaran 7 6 5 54.2 61.9 45.8 6 4 3 37.5 3.6 32 38.1 34.2 28.8 3.63.6 32 34.233.3 28.8 2 1 7.6 16.1 2.8 13.6 6.25 5.23 15.53 17.35 16.1 7.6 4.17 1.39 STS TS N S SS STS TS N S SS STS TS N S SS STS TS N S SS 18.1 13.6 5.23 Karaw ang Purw akarta Karaw ang Purw akarta Kelas Sains 15.53 Kelas Matematika 17.35 6.67 Guru Siswa

Penggunaan Media Pembelajaran di Kota Surabaya 45 4 35 3 25 2 15 1 5 Diagram 3.6.2a Penggunaan Alat Peraga dalam Pelajaran Matematika 15.99 23.47 2.86 J 37.41 17.14 K 41.43 15.31 32.86 7.82 S 5.71 1.88 28.91 25.85 1.43 J 15.71 K 4. 21.77 32.86 12.59 S 1..34. 6.8 J 14.97 1.43 K 42.86 41.16 21.43 36.73 34.29 S Tp Srg Tp Srg Tp Srg Penggunaan Berbagai Alat Perga Alat Peraga berasal dari kehidupan sehari-hari Kesem patan Bereksplorasi Surabaya Gresik Sidoarjo Diagram 3.6.2b Penggunaan Alat Peraga dalam Pelajaran Sains 5 5. 45 4 35 3 25 41.43 34.29 31.97 32.99 34.35 32.31 24.29 4. 38.44 35.71 29.59 24.15 2. 2 15 13.95 17.14 13.95 14.97 13.27 18.57 1 5 7.14 5.71 5.1 7.14 7.14 4.29 1.43..68. Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S Penggunaan Berbagai Alat Perga Alat Peraga berasal dari kehidupan sehari-hari Kesempatan Bereksplorasi Surabaya Gresik Sidoarjo

Penggunaan Media Pembelajaran di Kab. Pasuruan Penggunaan Alat Peraga dalam Pelajaran Matematika 6 5 PASURUAN MALANG 44.62 47.69 4 3 2 1 3.91 3.6 29.23 29.65 29.2 29.23 22.4 21.54 21.54 21.54 16.92 15.14 13.56 7.57 7.69 3.47 1.54 9.23 1.77 6.31 8.2 6.15 1.26. 35.96 3.6 32.31 18.61 Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S Penggunaan Berbagai Alat Peraga Alat Peraga berasal dari kehidupan sehari-hari Kesempatan Bereksplorasi

Penggunaan Media Pembelajaran di Kab. Pasuruan Mata Pelajaran Biologi 6 5 PASURUAN MALANG 47.69 53.85 52.31 4 38.8 4.38 39.75 34.38 3 25.87 27.69 2.82 23.3 24.62 23.8 2 16.92 19.56 18.46 14.2 16.92 1 7.89 7.69 1.73 9.15 7.69 2.52. 1.89. 3.8.. Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S Penggunaan Berbagai Alat Peraga Alat Peraga berasal dari kehidupan sehari-hari Kesempatan Bereksplorasi

Penggunaan Media Pembelajaran di Kab. Pasuruan Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Fisika 6 PASURUAN 53.85 52.31 5 MALANG 47.69 4 38.8 4.38 39.75 34.38 3 25.87 27.69 23.3 24.62 23.8 2 2.82 16.92 19.56 18.46 14.2 16.92 1 7.89 7.69 1.73 9.15 7.69 2.52. 1.89. 3.8.. Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S Penggunaan Berbagai Alat Peraga Alat Peraga berasal dari kehidupan sehari-hari Kesempatan Bereksplorasi

Penggunaan Media Pembelajaran di Kab. Pasuruan Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran Kimia 6 PASURUAN 55.38 5 MALANG 49.23 4 38.17 37.54 39.12 39.75 33.85 3 2 1 5.99 7.69 22.71 2. 13.25 29.23 16.9 9.23 2.84 3.8 14.83 1.77 26.15 21.14 17.98 1.77.63. Tp J K Srg S Tp J K Srg S Tp J K Srg S 6.62 1.54 1.9 13.85 29.23 Penggunaan Berbagai Alat Peraga Alat Peraga berasal dari kehidupan sehari-hari Kesempatan Bereksplorasi

Rata-Rata Rata-Rata Hasil Tes Akademik di Kab. Karawang Test Scores Academic Of Science Test Scores Academic Of Mathematics 4.5 4 3.5 Karaw ang Daerah Purw akarta Science 4.2 4 3.8 3.6 3.4 3.2 Karawang Purwakarta Daerah Matematika

Hasil Tes Akademik di Kota Surabaya Test Scores Academic Of Science Test Scores Academic Of Mathematics 5.9 6 5.8 5.7 5.6 5.5 5.4 Rata-rata Sains 5.92 5.9 5.88 5.86 5.84 5.82 5.8 Rata-rata Matematika Surabaya Gresik Sidoarjo Surabaya Gresik Sidoarjo

Nilai rata-rata Hasil Tes Akademik di Kab. Pasuruan Rata-Rata Nilai Matematika dan Sains 4.5 4 3.5 3 3.73 4.1 3.5 4.24 3.38 3.82 2.77 3.44 2.5 2 1.5 1.5 Mat Fisika Kimia Biologi Pasuruan Malang

SMPN 5 Karawang SMPN 8 Karawang SMPN 6 Karawang SMPN 2 Cikampek SMPN 1 Telukjambe SMPN 1 Klari SMPN 1 Jatisari SMPN 2 Rengasdengklok SMPN 5 Karawang SMPN 8 Karawang SMPN 6 Karawang SMPN 2 Cikampek SMPN 1 Telukjambe SMPN 1 Klari SMPN 1 Jatisari SMPN 2 Rengasdengklok SMPN 5 Karawang SMPN 8 Karawang SMPN 6 Karawang SMPN 2 Cikampek SMPN 1 Telukjambe SMPN 1 Klari SMPN 1 Jatisari SMPN 2 Rengasdengklok nilai Nilai UAN Matematika Tahun 24-26 1 9 8 7 6 5 7,41 7,23 6,32 5,1 5,15 5,26 4,76 6,8 8,41 7,81 6,44 6,61 8,1 8,6 7,3 7 8,6 7,73 7,88 7,88 7,75 7,43 8,32 7,77 Karawang 4 3 2 1

NILAI UAN DI KOTA SURABAYA NILAI UAN MATEMATIKA 1 9 8 9.6 8.36 9.7 8.34 8.52 8.49 8.4 8.57 7.94 8.17 7.95 8.6 7.26 7.48 7.6 7.33 7.37 7.55 7.14 7.35 8.36 SMP N 2 Surabaya SMP N 19 Surabaya 7 6.4 SMP N 21 Surabaya 6 SMP N 22 Surabaya 5 4 3.73 SMP N 26 Surabaya SMP N 29 Surabaya 3 SMP N 33 Surabaya 2 SMP N 38 Surabaya 1 25 26 27

NILAI UAN DI KAB. PASURUAN NILAI UAN MATEMATIKA 12 1 8 6 4 2 9.6 8.9 8.92 8.63 8.72 8.19 8.15 7.85 8.6 7.58 7.81 6.83 6.17 5.47 9.49 8.98 8.93 7.98 7.767.96 8.8 7.25 7.42 7.22 SMA Yayasan Pandoan SMAN 2 Pasuruan SMA Grati Pasuruan SMA Muhammadiyah SMA N 3 Pasuruan SMA N 1 Bangil SMA N 1 Pasuruan SMA Yadika Bangil 25 26 27

1. Kemampuan guru dalam mengajar masih rendah, siswa kurang tertarik, dan pasif dalam memberikan pendapat. 2. Siswa kurang distimulasi untuk berpikir, siswa tidak dilibatkan dalam merumuskan masalah, kurang melibatkan siswa dalam melakukan percobaan dan investigasi, dan kurang mendorong siswa untuk berprestasi dan belajar mandiri.

3. Kecenderungan pembelajaran adalah ceramah ada yang menggunakan metode demonstrasi tetapi kurang melibatkan siswa aktif dalam proses mengamati. 4. Ada guru yang menggunakan eksperimen tetapi menggunakan LKS yang sudah duterbitkan, sehingga tidak sesuai dengan indikator pembelajaran yang diharapkan. 5. Hands-on activity dalam pembelajaran sains dan matematika masih belum dapat dilakukan dengan baik. kemampuan dalam melakukan evaluasi akhir.

Kecenderungan Kemampuan Mengajar Guru di Tiga Wilayah 6. Pemanfaatan media pembelajaran yang bersifat local material sangat rendah. Kemampuan guru dalam mengembangkan LKS masih rendah dan tergantung pada LKS yang ada. 7. Kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan akhir masih rendah terutama dalam memelibatkan siswa dalam mengaplikasikan konsep dalam kehidupan sehari-hari, melibatkan siswa dalam merangkum materi yang dipelajari

Permasalahan yang ditemukan terkait dengan hasil observasi situasi dan kondisi sekolah adalah: 1. Fasilitas pembelajaran di kelas kurang, 2. Benda-benda manipulatif untuk pembelajaran matematika dan sains masih sangat terbatas, 3. Jumlah buku paket sangat terbatas, sehingga siswa harus membeli sendiri.

1. Terdapat adanya mismatch antara latar belakang pendidikan dengan tugas mengajar. Pada umumnya guru-guru sudah melalui pendidikan S1 walaupun dari bidang study yang berbeda dengan tugas mengajar mereka. 2. Kecenderungan pembelajaran matematika dan sains masih bersifat tradisional (teacher centered) dengan menggunakan metode ceramah. Jarang menggunakan laboratorium untuk kegiatan pembelajaran sains. 3. Masih jarang guru matematika dan sains yang melaksanakan kegiatan hands-on dalam pembelajaran. Biasanya menggunakan pendekatan konvensional, seperti menjelaskan, memberikan contoh soal, dan memberikan soal latihan. Metode yang paling disenangi guru adalah ceramah, tanya jawab, tugas dan sesekali kerja kelompok.

1. Banyak siswa yang tidak menyenanginya karena mereka kesulitan dalam belajar matematika. 2. Ketersediaan alat peraga sangat kurang dan keterampilan guru dalam membuat alat peraga sangat rendah. 3. Kemampuan membuat alt evaluasi pembelajaranmasih rendah baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil belajar.

1. Keberadaan laboratorium pada umumnya kurang memadai, demikian pula kelengkapan alat peraga, alat perdobaan dan bahan untuk praktikum masih terbatas. 2. Kemampuan guru dalam mengelola laboratorium masih rendah, dan permasalahan yang muncul karena tidak ada tenaga laboran. 3. Motivasi guru dalam melakukan kegiatan laboratorium rendah. Kemampuan guru untuk mengembangkan alat percobaan dari bahan local material masih rendah.