BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah metode deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Guru adalah salah satu penentu keberhasilan dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan model pembelajaran untuk membentuk kurikulum (rencana

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

2014 PEMBELAJARAN TARI YUYU KANGKANG DALAM PROGRAM LIFE SKILL DI SMK KESENIAN PUTERA NUSANTARA MAJALENGKA

KURIKULUM 2004 STANDAR KOMPETENSI. Mata Pelajaran

BAB V Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. SD Kristen Paulus Bandung merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Implikasi kompetensi guru dapat dilihat antara lain meliputi : penguasaan bahan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan mengembangkan peradabannya. Pendidikan mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni di sekolah umum SMA pada dasarnya diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anggis Nusantri, 2014 Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan atas. Bahkan saat ini sudah banyak sekolah-sekolah dan lembaga yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

PARADIGMA PEMBELAJARAN EKONOMI. Sosialisasi KTSP 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

76. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetnsi Dasar)

PENGEMBANGAN DESAIN INSTRUKSIONAL DALAM MODUL DISERTAI MULTIMEDIA TERHADAP PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetnsi Dasar)

77. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Pembina Menggala pada bulan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Mata Pelajaran : Seni Tari (Paket 1) Jenjang Pendidikan : SMK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran seni tari pada saat ini semakin banyak kita jumpai di

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Seni hadir di tengah-tengah masyarakat dan menyertai perjalanan hidup

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara siswa dan guru dalam konteks persekolahan (Abdul Majid,

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. pada masalah kompetensi guru seni budaya dalam pembelajaran seni musik pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

78. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

I. PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan seni tari seyogyanya mengarah pada pencapaian tiga domain

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

I. PENDAHULUAN. rendahnya daya serap siswa, kesalahan pemahaman dan rendahnya. kemampuan siswa dalam menerapkan konsep-konsep baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

59. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunarungu (SMPLB B)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bealakang Norma Egi Rusmana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mereka secara aktif untuk memiliki kekuatan spiritual, pengendalian

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RENCANA PEMBELAJARAN

Pengembangan Model Pembelajaran Temtik Berorientsi Life Skills untuk Kelas Permulaan Sekolah Dasar ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIDKAN KHUSUS SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA TUNADAKSA ( SMALB-D )

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

12. Mata Pelajaran Seni Budaya A. Latar Belakang Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

SISTEM PENILAIAN HASIL BELAJAR SENI RUPA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Oleh: Tri Hartiti Retnowati M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan generasi muda inilah melalui pemberian fondamen yang kuat yakni

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan seni budaya Indonesia merupakan warisan berharga bagi

58. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunanetra (SMPLB-A)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam pengembangan

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

80. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

60. Mata Pelajaran Seni Budaya untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun

BAB I PENDAHULUAN. membangkitkan motivasi siswa, (4) prinsip individual, dan (5) peragaan dalam

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin pesat, maka kurikulum pendidikan harus mampu mengadopsi, mengakomodir, dan mengaplikasikannya ke dalam pembelajaran agar sumber daya manusia Indonesia sejajar dan dapat bersaing dengan Negara lain. Dalam hal ini pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) berusaha melakukan penajaman dan pembaharuan dokumen kurikulum, agar produk pendidikan memiliki wawasan yang luas, cepat, dan tanggap dalam mengambil keputusan sebagai wujud kecakapan hidup (life Skill). Untuk mewujudkan hal tersebut, guru dituntut mampu berkreasi, berimprovisasi, berinisiatif, dan inovatif melalui peningkatan pengetahuan sehingga menjadi guru yang kreatif dan profesional. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2006:151) bagaimanapun bagusnya suatu kurikulum, maka aktualisasinya sangat ditentukan oleh profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik Sehubungan dengan hal tersebut di atas, guru dituntut untuk melaksanakan peran dan fungsinya secara optimal serta dapat dipertanggungjawabkan menurut bidang keilmuannya (akademik), karena guru mempunyai peran penting sebagai perancang pembelajaran yang menekankan pada pembekalan kecakapan hidup (Dirjen Dikdasmen 2003:3). Peran guru sebagai perancang pembelajaran dituntut harus mampu memahami dan sekaligus dapat menjabarkan materi pokok 1

2 pembelajaran yang tertuang dalam kurikulum, sedangkan untuk penyajian materi pembelajaran harus terencana dan terprogram serta harus mempertimbangkan ke dalam isi materi dan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Fungsi guru sebagai pendidik yang dilandasi tanggung jawab moral, pasti akan tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi dengan bertindak proaktif dan kreatif untuk mencari jalan pemecahannya. Dengan dilaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru dituntut harus memahami isi materi kurikulum tersebut, karena penyusunan silabus diserahkan sepenuhnya pada pihak sekolah dan guru. Berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, dimana petunjuk teknis (Juknis) dan petunjuk pelaksanaan (Juklak) dibuat satu paket dalam bentuk dokumen kurikulum. Mengacu pada obyek penelitian yaitu pelaksanaan pembelajaran seni budaya yang merupakan bidang ajar yang memberikan landasan nilai-nilai estetis dalam rangka membentuk manusia seutuhnya. Di sisi lain, permasalahan yang timbul di lapangan di antaranya: 1) mata pelajaran seni budaya tidak menjadi acuan dalam penetapan kriteria kenaikan kelas sehingga minat dan motivasi siswa dalam belajar kurang mendukung, 2) guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan kesesuaian antara indikator dan pemetaan (analisis) materi pokok pembelajaran sehingga arah pengembangan pembelajaran yang dirancang kurang mengarah pada pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas (2003: 7) mengungkapkan bahwa: Mata pelajaran pendidikan seni memiliki fungsi dan tujuan menumbuhkembangkan sikap toleransi, demokrasi, beradab dan mampu hidup rukun dalam masyarakat yang majemuk, mengembangkan kemampuan imajinatif, intelektual dan ekspresi melalui seni, mengembangkan kepekaan

3 rasa, keterampilan dan mampu menerapkan teknologi dalam berkreasi seni, memamerkannnya dan mempergelarkannya. Fungsi dan tujuan pembelajaran pendidikan seni akan berlangsung efektif dan efesien, apabila pengorganisasian materi pokok menggunakan pendekatan belajar melalui seni dan belajar dengan seni. Menurut Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas (2003:7) bahwa: Pendekatan pengorganisasian materi pada mata pelajaran pendidikan seni menggunakan pendekatan terpadu yang penyusunan standar kompetensi yang dirancang secara sistematik berdasarkan keseimbangan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik terjabarkan dalam konsepsi, apresiasi dan kreasi yang meliputi : a. Kemampuan kontektual meliputi kepekaan inderawi terhadap bunyi, rupa,gerak dan perpaduannya. b. Pengetahuan melitputi pemahaman, penganalisaan dan pengevaluasian c. Apresiasi meliputi kepekaan rasa estetika, artistik serta sikap menghargai dan menghayatikan karya seni. d. Kreasi mencakup segala bentuk dalam proses produksi berkarya seni dan imajinasi. Dari kutipan tersebut bahwa tujuan pendidikan seni, khususnya seni tari tidak dimaksudkan siswa menjadi terampil menari untuk kebutuhan pentas, melainkan membantu pertumbuhan dan perkembangan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada tahun pembelajaran 2007/2008, khusus untuk kelas XI merupakan tahun pertama pelaksanaan KTSP sehingga masalah mendasar dari perubahan kurikulum tersebut yaitu sosialisasi KTSP ke tingkat pelaksana pembelajaran (guru) belum efektif sehingga kemampuan guru untuk berkreativitas dalam mengembangkan silabus belum optimal, yang meliputi: 1) mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar serta pemetaan materi pembelajaran 2) mengembangkan indikator sebagai penanda pencapaian kompetensi dasar secara

4 spesifik yang dijadikan ukuran untuk mengetahui pencapaian hasil pembelajaran yang meliputi ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan 3) mengembangkan materi pokok pembelajaran yang merupakan butir butir bahan ajar untuk mencapai suatu kompetensi dasar 4). pengembangan pelaksanaan pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk memberikan pengalaman belajar melalui interaksi antara peserta didik dengan guru 5) penetapan jenis penilaian untuk mengetahui pencapaian kompetensi dasar peserta didik. Pengembangan silabus tersebut harus diaplikasikan secara nyata dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian latar belakang di atas yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni tari dan dalam rangka pencapaian kompetensi dasar di SMA Negeri 1 Margahayu Kabupaten Bandung, maka peneliti menetapkan judul ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN SENI TARI SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI I MARGAHAYU (Studi Kasus Terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Seni Tari). Peneliti mengambil obyek penelitian ini karena sepanjang pengamatan peneliti belum ada yang membahas, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan seni budaya khususnya pendidikan seni tari di sekolah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka untuk memperjelas arah penelitian, peneliti merumuskannya dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil pencapaian kompetensi dasar untuk ranah kognitif pada materi

5 tari kelompok Nusantara pada pembelajaran pendidikan seni tari siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu?. 2. Bagaimana hasil pencapaian kompetensi dasar untuk ranah afektif pada materi tari kelompok Nusantara pada pembelajaran pendidikan seni tari siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu?. 3. Bagaimana hasil pencapaian kompetensi dasar untuk ranah psikomotor pada materi tari kelompok Nusantara pada pembelajaran pendidikan seni tari siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu?. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka peneliti mempunyai tujuan yang ingin dicapai yaitu: 1. Tujuan Umum Tujuan umum pada penelitian ini ialah untuk memperoleh data mengenai pencapaian kompetensi dasar pendididkan seni tari siswa kelas XI semester 2 di SMA Negeri 1 Margahayu. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mendapatkan data-data mengenai pencapaian kompetensi dasar pada ranah kognitif materi tari kelompok Nusantara pada pembelajaran pendidikan seni tari siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu. b. Untuk mendapatkan data-data mengenai pencapaian kompetensi dasar pada ranah afektif materi tari kelompok Nusantara pada pembelajaran pendidikan seni tari siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu.

6 c. Untuk mendapatkan data-data mengenai pencapaian kompetensi dasar pada ranah psikomotor materi tari kelompok Nusantara pada pembelajaran pendidikan seni tari siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu. D. Manfaat Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka manfaat penelitian harus menguntungkan semua pihak, di antaranya: 1. Untuk Program Pendidikan Seni Tari (Calon Guru Pendidikan Seni Tari) Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai pembelajaran dalam mengembangkan silabus, menjadi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang operasional dan rinci serta dapat dijadikan pedoman atau skenario dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni tari. 2. Untuk Peneliti Untuk menambah wawasan dalam bidang penelitian sebagai pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas profesi keguruan sehingga diharapkan dapat memperbaiki tujuan pembelajaran secara utuh dan menyeluruh. 3. Untuk Guru Sebagai pembelajaran dalam mencari dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat dan bersifat situasional, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pencapaian kompetensi dasar yang meliputi ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan. 4. Untuk Sekolah Untuk kepentingan akademik, diharapkan dapat memberikan sumbangan

7 terhadap pencapaian tujuan, misi dan visi sekolah. 5. Untuk Pemerintah Dapat dijadikan sebagai masukan dalam mengambil kebijakan mengenai pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni tari di sekolah dalam upaya melestarikan budaya bangsa. E. Anggapan Dasar / Asumsi Anggapan dasar merupakan landasan atau titik awal untuk dimulainya penelitian. Pada penelitian ini, peneliti mengemukakan anggapan dasar sebagai berikut: Pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni tari dapat memberikan pengalaman kepada siswa dalam mengekspresikan diri dan mengapresiasi karya seni tari sesuai dengan kemampuan dan kreativitas sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. F. Variabel Penelitian Variabel pada penelitian ini termasuk variabel tunggal karena berdiri sendiri, sehingga penelitian terfokus pada pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni tari di SMA Negeri 1 Margahayu dalam upaya pencapaian kompetensi dasar yang meliputi ranah pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). G. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana tentang cara pengumpulan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian. Desain penelitian mencakup beberapa langkah kegiatan, diantaranya: 1) merumuskan masalah yang akan diteliti, 2) menentukan populasi dan sampel, 3) menentukan

8 teknik pengumpulan data, 4) merumuskan cara menganalisis data, dan 5) merumuskan cara pengambilan kesimpulan. H. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode ini berfungsi untuk menganalisis, mengklarifikasi dan menafsirkan data tentang suatu proses yang sedang berlangsung. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan cara perolehannya, data dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung melalui obyeknya, sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan, di antaranya: a. Observasi Observasi yaitu pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan seni tari siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Margahayu. b. Angket siswa Pengisian angket dilakukan oleh 44 orang siswa sebagai sampel penelitian untuk memperoleh data yang tidak bisa dilakukan melalui teknik observasi maupun wawancara. c. Studi pustaka Studi pustaka yaitu pengumpulan data melalui buku-buku sebagai rujukan

9 yang berhubungan dengan obyek penelitian yang dijadikan sebagai sumber tertulis. d. Tes tulis Tes tulis yaitu untuk mengukur ranah kognitif siswa terhadap materi pembelajaran yang telah diberikan. e. Tes perbuatan Tes perbuatan yaitu untuk mengukur ranah afektif dan psikomotor siswa dalam mempertunjukan gerak tari Blantek. 2. Teknik Pengolahan Data Pada penelitian ini teknik pengolahan data menggunakan analisis deskritif melalui tiga tahapan, yaitu: a. Mereduksi data; yaitu proses pengumpulan data, mengidentifikasi data dan menyeleksi data sesuai dengan permasalahan. b. Penyajian data; yaitu penyusunan data dalam bentuk tabulasi data untuk mengetahui frekuensi dari tiap-tiap alternatif jawaban yang diberikan responden sehingga memudahkan dalam menafsirkannya. c. Penarikan kesimpulan (verifikasi); yaitu untuk memperoleh gambaran dari hasil penelitian tentang pencapaian kompetensi dasar siswa yang mengacu pada segi proses dan segi hasil. I. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian a. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di SMA Negeri 1 Margahayu dengan alamat Jl. Wahid Hasyim (terusan Jl. Kopo) No. 387 Kabupaten Bandung dan

10 waktu penelitian berlangsung enam bulan terhitung dari bulan Nopember 2007 s.d April 2008. b. Populasi Pada penelitian ini yang menjadi populasi yaitu seluruh siswa kelas XI yang terdiri dari sembilan (9) kelas dengan tiga jurusan, masing-masing IPA (4 kelas), IPS (4 kelas) dan Bahasa (1 kelas) dengan jumlah siswa 392 orang. Pengambilan siswa kelas XI menjadi populasi karena pada kelas XI merupakan tahun pertama pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP. c. Sampel Penelitian Untuk pengambilan sampel bukan berdasarkan strata, random (acak) atau daerah melainkan berdasarkan teknik purposive sampling. Alasan pemilihan teknik ini, karena unsur populasi yang ditentukan menjadi sampel berdasarkan pada tujuan penelitian yang akan dicapai. Adapun sampel pada penelitian ini diambil kelas XI IPA-1 dengan jumlah siswa 44 orang yang terdiri dari 26 siswi dan 18 siswa.