ANALISIS PENGARUH HUBUNGAN KARYAWAN (EMPLOYEE RELATION) TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. MENARA KARTIKA BUANA DI KARANGANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
DIDIK HERMAWAN B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA (Studi Pada Pegawai Administratif SMK Persada Makassar)

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BATIK DI KAMPUNG BATIK KLIWONAN KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi Pada PT. Inti Luhur Fuja Abadi (ILUFA), Pasuruan)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. PERTAMINA RU VI BALONGAN

PENGARUH KEPUASAN DAN DISIPLIN TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT JASA MARGA (PERSERO) TBK. CABANG JAKARTA-CIKAMPEK. Utin Wigiatri Endang Hendrayanti

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif

PENGARUH DISIPLIN KERJA, KOMUNIKASI, DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. AXA FINANCIAL INDONESIA SURABAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PUSAT PENDIDIKAN KOMPUTER AKUNTANSI FIRAGO COLLEGE CENTRE Dl JAKARTA.

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI T E R H A D A P K I N E R J A K A R Y A W A N BANK MANDIRI KCP BOYOLALI Oleh: Betiningsih

Universitas Diponegoro,

ANALISIS PENGARUH BRAND IMAGE, KUALITAS PRODUK, DESAIN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL HONDA JAZZ DI KOTA SURAKARTA ABSTRACT

PENGARUH KOMPENSASI, GAYA KEPEMIMPINAN, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DEVI PUSPITO SARI B

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal 1-7

ANALISIS PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN (Surve pada Cafe Kedai Mat Moen di Boyolali)

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA (STUDI PADA PEGAWAI ADMINISTRATIF IKIP PGRI MEDAN) Oleh : Bambang Widjarnoko. SE.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. INDYFERYTO GROUP YOGYAKARTA

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA HOTEL ORANGE SOLO MONGINSIDI

Sumarlan 1), Liandy Disma Anggara 2) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ADMINISTRASI DI UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN BALAI LATIHAN KERJA (BLK) PERTANIAN KLAMPOK DI BANJARNEGARA

ARIEF KURNIAWAN AMSRI NIM. B

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI SMA NEGERI I SURAKARTA. Oleh: Kutnainah (NPM : ), Kim Budiwinarto ABSTRACT

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN PT. PANCA PRIMA MINING SAMARINDA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH KOMUNIKASI, KONFLIK DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 2001), bahkan dijaman sekarang ini bukan lagi perusahaan besar mengalahkan

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Insentif dan disiplin kerja. Universitas Kristen Maranatha

BAB II URAIAN TEORITIS. pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatankegiatan

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Jember)

MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA, DISIPLIN KERJA DAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN NON FINANSIAL TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PG. Kebon Agung Malang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

Pengaruh Motivasi, Pelatihan Kerja, dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lumajang

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya manusia sebagai tenaga kerja tidak dapat disangkal lagi, bahwa

ENYKA CUMALLA SARI B100

PENGARUH PROMOSI JABATAN DAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT PGASCOM PALEMBANG

SKRIPSI. Untuk memenuhi persyaratan Penyusunan skripsi guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Oleh : Vivi Anaviyah

ABSTRAK. Kata kunci: Loyalitas, Disiplin, Kepuasan, Prestasi Kerja. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

PENGARUH KOMPENSASI KARYAWAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Survei pada Karyawan UD. Dinikoe Keramik Malang)

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA C.V. JM JAYA MOTOR SEMARANG ABSTRAKSI

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN PACITAN SKRIPSI

PENGARUH MOTIVASI KERJA, INSENTIF, DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PD. BPR BKK Wonogiri)

KARYA ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEDISIPLINAN KARYAWAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Wexley dan Yukl mengartikan kepuasan kerja sebagai the way an

SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PENGAWASAN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. MIDAS MULTI INDUSTRY MEDAN OLEH

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PTPN IX PABRIK GULA TASIKMADU

BAB I PENDAHULUAN. baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (Studi pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang)

PENGARUH PENILAIAN KINERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN PRESTASI KERJA (Studi pada Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Wilayah Malang)

PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN, DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA DPPKAD KABUPATEN KARANGANYAR

PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT TENGGARONG KOTA KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA

ABSTRAK. Kata-kata kunci: gaya kepemimpinan, motivasi, dan kinerja karyawan. vii. Universitas Kristen Maranatha

SKRIPSI PENGARUH REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP KERJA KARYAWAN PADA PT. TELKOM INDONESIA REGIONAL I, MEDAN OLEH RUBEN SEPTIAN SIAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi pada Karyawan Perum Perhutani Ngawi)

BAB I PENDAHULUAN. dan efesien dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan (Hasibuan,2006).

PENGARUH PENEMPATAN KERJA TERHADAP KINERJA (Studi pada Karyawan PT. Bank Jatim Cabang Malang)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT SURYAGITA NUSARAYA DENGAN METODE REGRESI LINIER BERGANDA

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. WANGSA JATRA LESTARI PAJANG KARTASURA

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEDISIPLINAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT. BANK SYARIAH BUKOPIN CABANG SOLO

Titah Mustika Alam Taher Alhabsji Kusdi Rahardjo Fakultas Ilmu Administrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Divisi Regional Wilayah Barat Medan. Hasil penelitian menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. perilaku seseorang untuk berbuat. Sedangkan motif dapat dikatakan suatu driving force yang

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Survei pada Karyawan CV Maju Abadi Garment di Sukoharjo)

II. TINJAUAN PUSTAKA. agara diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Fungsi MSDM. dikelompokkan atas tiga fungsi, yaitu (Husein, 2002) :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

Keywords: Independence, Audit Structure, Organizational Commitment, Professional Commitment,

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PUSAT PENDIDIKAN KOMPUTER AKUNTANSI IMKA Dl SURAKARTA

PENGARUH PROMOSI JABATAN DAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. PGASCOM PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Abstrak. Kata kunci : Lingkungan kerja fisik, Lingkungan kerja non fisik, Kinerja karyawan, Outsourcing, Pengaruh Abstract

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Kampung Batik Laweyan Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

ANALISIS KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. IDS MARKETING INDONESIA

PENGARUH KOMPENSASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang)

ANALISIS PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PDAM SRAGEN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT COLUMBINDO PERDANA CABANG PURWOREJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 2 Landasan Teori

PENGARUH MANAJEMEN KELAS DAN KEAKTIFAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 16, Nomor 2, Desember 2012, hlm. 106-115 ANALISIS PENGARUH HUBUNGAN KARYAWAN (EMPLOYEE RELATION) TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. MENARA KARTIKA BUANA DI KARANGANYAR Nur Ahmad dan Didik Hermawan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta JL. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Kartasura Sukoharjo Abstract: The purpose of this study is to empirically examine the effect of employee relations consisting of employee communication, guidance and discipline affect the job satisfaction of employees of PT. Kartika Tower Buana in Karanganyar and knowing the relationship among the employee relations of the most dominant influence on job satisfaction of employees of PT. Kartika Tower Buana in Karanganyar. Based on the results of this research can enrich the study of the phenomenon of employee relations and is expected used as a source of information and material for consideration by the company to increase employee satisfaction. The hypothesis testing in this study using a multiple linear regression analysis with the t-test, F-test and the coefficient of determination (R2). The population in this study was all employees of PT. Kartika Tower Buana Karanganyar. While the study sample was 100 employees of PT. Kartika Tower Buana Karanganyar with accidental sampling as a sampling technique. Based on the survey results revealed that communication t-test obtained for 2.845> 1.985 so that a positive and significant effect on job satisfaction of employees of PT. Kartika Tower Buana Karanganyar. T-test obtained for guidance is 2.936> 1.985 so that a positive and significant effect on job satisfaction of PT. Kartika Tower Buana employee. T-test obtained for discipline is 5.234> 1.985 so have positive and significant effect on job satisfaction of employees of PT. Kartika Tower Buana Karanganyar. Based on calculations simultaneously T-test obtained is 36.488> 2.68 so that communication, guidance and incentives together have a positive and significant effect on job satisfaction of employees of PT. Kartika Tower Buana Karanganyar. The coefficient of determination (R2) of 0.533; meant that communication, guidance, discipline can explain the causes of the rising and falling job satisfaction of employees of PT. Kartika Tower Buana Karanganyar by 53.3%, while the remaining 46.7% can be explained by other variables outside the model. The calculations show that discipline is a variable that has a value of beta coefficient greater when compared with the performance, that is equal to 0.415. This suggests that discipline is the most dominant influence on job satisfaction of employees of PT. Kartika Tower Buana Karanganyar compared with guidance and communication. Keywords: communication, guidance, discipline, employee relation, job satisfaction. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh hubungan pekerja (employee relation) yang terdiri dari komunikasi karyawan, bimbingan dan disiplin berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Menara Kartika Buana di Karanganyar dan mengetahui diantara komponen hubungan pekerja (employee relation) yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Menara Kartika Buana di Karanganyar. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian mengenai fenomena hubungan karyawan (employe relation) dan diharapkan dapat diigunakan sebagai sumber 106 Nur Ahmad dan Didik Setiawan BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis

informasi dan bahan pertimbangan oleh perusahaan dalam meningkatkan kepuasan karyawan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier berganda dengan uji t, uji F dan koefisien determinasi (R 2 ). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar. Sedangkan sampel penelitian adalah 100 karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar dengan sampling aksidental sebagai teknik pengambilan sampel. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa komunikasi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,845 > 1,985 sehingga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar. Bimbingan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,936 > 1,985 sehingga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar. Disiplin diperoleh nilai t hitung sebesar 5,234 > 1,985 sehingga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar. Berdasarkan hasil perhitungan secara simultan diperoleh F hitung 36,488 > 2,68 sehingga komunikasi, bimbingan dan insetif secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar. Nilai koefisien determinasi (R 2 )sebesar 0,533; berarti bahwa komunikasi, bimbingan, disiplin dapat menjelaskan tentang penyebab naik dan turunnya kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar sebesar 53,3%, sedangkan sisanya sebesar 46,7% dapat dijelaskan oleh variabel yang lain di luar model. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa disiplin merupakan variabel yang mempunyai nilai koefisien Beta lebih besar jika dibandingkan dengan kinerja, yaitu sebesar 0,415. Hal ini menunjukkan bahwa disiplin merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar dibandingkan dengan bimbingan dan komunikasi. Kata Kunci: komunikasi, bimbingan, disiplin, employee relation, kepuasan kerja. PENDAHULUAN Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif memerlukan dukungan karyawan yang cakap dan kompeten di bidangnya. Di sisi lain pembinaan para karyawan termasuk yang harus diutamakan sebagai aset utama perusahaan. Proses belajar harus menjadi budaya perusahaan sehingga keterampilan para karyawan dapat dipelihara, bahkan dapat ditingkatkan. Dalam hal ini loyalitas karyawan yang kompeten harus diperhatikan. Karyawan yang memiliki sikap perjuangan, pengabdian, disiplin, dan kemampuan profesional sangat mungkin mempunyai prestasi kerja dalam melaksanakan tugas sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna. Karyawan yang profesional dapat diartikan sebagai sebuah pandangan untuk selalu perpikir, kerja keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi, dan penuh dedikasi demi untuk keberhasilan pekerjaannya (Hamid, et al., 2003: 40). Pengertian di atas, menggambarkan bahwa penyempurnaan di bidang personalia hanya selalu mendapat perhatian untuk menuju karyawan yang profesional dengan berbagai pendekatan dan kebijaksanaan. Untuk itu, diperlukan adanya pembinaan, penyadaran, dan kemauan kerja yang tinggi untuk mencapai kinerja yang diharapkan. Apabila karyawan penuh kesadaran bekerja optimal maka tujuan organisasiakan lebih mudah tercapai. Hubungan kerja ( employee relation) merupakan hubungan kerja sama antara semua pihak yang berada dalam proses produksi di suatu perusahaan. Penerapan hubungan kerja merupakan pewujudan dan pengakuan atas hak dan kewajiban karyawan sebagai partner pengusaha yang menjamin kelangsungan dan keberhasilan perusahaan. Semua pihak, baik pengusaha (manajemen), karyawan dan pemerintah pada dasarnya mempunyai kepentingan atas keberhasilan Volume 16, Nomor 2, Desember 2012: 106-115 Analisis Pengaruh Hubungan Karyawan... 107

dan kelangasungan perusahaan. Sering terdapat pandangan yang kurang tepat seolah-olah hanya pengusaha dan pemilik modal yang mempunyai kepentingan atas perusahaan. Perusahaan merupakan sumber penghasilan, tantangan, kesempatan dan harga diri bagi pengusaha. Demikian pula bagi karyawan, perusahaan juga merupakan sumber penghasilan dan kesempatan untuk mengembangkan diri. Salah satu segi hubungan antara perusahaan dengan karyawannya menyangkut apa yang lazim dikenal dengan istilah hubungan pekerja (employe relation). Pemeliharaan hubungan pekerja dalam rangka keseluruhan proses manajemen SDM berkisar pada pemikiran bahwa hubungan yang resasi dan harmonis antara manajemen dengan karyawan yang terdapat dalam perusahaan mutlak perlu ditumbuhkan, dijaga dan dipelihara demi kepentingan bersama dalam perusahaan. Kekurangberhasilan memelihara hubungan yang serasi dan harmonis ini akan merugikan banyak pihak dan tidak terbatas hanya pihak manajemen, tetapi pada kepuasan kerja karyawan juga. Kepuasan kerja ( job satisfaction) adalah keadaan emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan (Martoyo, 2000: 142). Kepuasan kerja merupakan sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dapat dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Kepuasan dalam pekerjaan adalah kepusasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan, dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripada balas jasa walaupun balas jasa itu penting. Kepuasan kerja di luar pekerjaan adalah kepuasan kerja karyawan yang dinikmati di luar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari hasil kerjanya agar dia dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasannya di luar pekerjaan lebih mempersoalkan balas jasa daripada pelaksanaan tugas-tugasnya. Kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dicerminkan oleh sikap emosional yang seimbang antara balas jasa dengan pelaksanaan pekerjaannya. Karyawan yang menikmati kepuasan kerja kombinasi dalam dan luar pekerjaan akan merasa puas jika hasil kerja dan balas jasanya dirasa adil dan layak. Tidak ada tolok ukur tingkat kepuasan yang mutlak karena setiap individu karyawan berbeda standar kepuasannya. Indikator kepuasan kerja hanya dapat diukur dengan kedisiplinan, moral kerja, dan pergantian (turnover) kecil maka secara relatif kepuasan kerja karyawan baik. Sebaliknya jika kedisiplinan, moral kerja, dan turnover karyawan besar maka kepuasan kerja karyawan di perusahaan berkurang (Hasibuan, 2001: 202). Secara historis, karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja akan melaksanakan pekerjaan dengan baik. Masalahnya adalah terdapatnya karyawan yang kepuasan kerjanya tinggi tidak menjadi karyawan yang produktivitasnya tinggi. Banyak pendapat mengemukakan bahwa kepuasan kerja yang lebih tinggi, terutama yang dihasilkan oleh prestasi kerja, bukan sebaliknya. Prestasi kerja lebih baik mengakibatkan penghargaan lebih tinggi. Bila penghargaan tersebut dirasakan adil dan memadai, maka kepuasan kerja karyawan akan meningkat karena mereka menerima penghargaan dalam proporsi yang sesuai dengan prestasi kerja mereka. Kondisi kepuasan atau ketidakpuasan kerja tersebut menjadi umpan balik yang akan mempengaruhi prestasi kerja di waktu yang akan datang. Jadi, hubungan prestasi dan kepuasan kerja menjadi suatu sistem yang berlanjut. Menurut Strauss dan Sayles (1980) dalam Purwanto dan Wahyuddin, (2007: 5) kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi dini. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis dan pada gilirannya akan menjadi frustasi. Karyawan seperti ini akan sering melamun, mempunyai semangat kerja rendah, cepat lelah dan bosan, emosinya tidak stabil, sering absen dan tidak melakukan kesibukan yang tidak ada hubungan dengan pekerjaan yangharus dilakukan. 108 Nur Ahmad dan Didik Setiawan BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis

Dessler (1982) dalam Purwanto dan Wahyuddin (2007: 5) mengemukakan karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan kehadiran dan peraturan yang lebih baik, tetapi kurang aktif dalam kegiatan serikat karyawan dan kadang-kadang berprestasi lebih baik daripada karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja (Lih. Handoko, 2001: 196). Hubungan Pekerja ( Employee Relation). Hubungan pekerja menurut (Rivai, 2008: 489) meliputi: 1) upaya untuk mening-katkan kualitas kehidupan kerja ( quality of work life) yang lebih baik; 2) bagaimana manajemen dan departemen sumber daya manusia mempengaruhi kualitas kehidupan kerja; 3) bagaimana peran departemen sumber daya manusia dalam berkomunikasi; dan 4) mengkaji kemungkinan adanya perbedaan antara disiplin preventif dan disiplin korektif. Salah satu segi hubungan antara perusahaan dengan karyawan lazim dikenal dengan istilah hubungan pekerja. Pemeliharaan hubungan pekerja dalam rangka keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia berkisar pada pemikiran bahwa hubungan yang serasi dan harmonis antara manajemen dengan karyawan yang terdapat dalam perusahaan mutlak perlu ditumbuhkan, dijaga dan dipelihara demi kepentingan bersama dalam perusahaan. Kekurangberhasilan memelihara hubungan yang serasi dan harmonis itu akan merugikan banyak pihak dan tidak terbatas hanya pada pihak manajemen dan pekerja saja. Serikat pekerja adalah sistem sosial yang terbuka yang mengejar tujuan dan seringkali dipengaruhi oleh lingkungan luar (Rivai, 2008: 491). Serikat pekerja merupakan wadah bagi karyawan sebagai wahana untuk berpartisipasi dalam perusahaan. Partisipasi karyawan dalam hubungannya dengan hubungan kerja dapat dilakukan secara langsung atau melalui sistem perwakilan dalam bentuk serikat pekerja. Sebab itu, partisipasi karyawan dalam hubungan kerja, juga merupakan perwujudan hak dan kebebasan karyawn berorganisasi dan mengeluarkan pendapat yang dijamin oleh konstitusi dan udang-undang. Oleh karena itu, dalam serikat pekerja masalah legal mempunyai dua sasaran yang luas, pertama, membuat para karyawan sebagai serikat pekerja bertanggung jawa pada penggunaan dana-dana serikat kerja sebagaimana mestinya dengan membuat laporanlaporan keperluan-keperluan yang rinci, kedua, undang-undang mencoba membuat serikatserikat kerja lebih demokratis dengan memberikan hak-hak tertentu pada anggota. Kepuasan Kerja. Kepuasan kerja adalah perasaan menyokong atau tidak menyokong yang dialami pegawai dalam bekerja (Davis, 1985: 96 dalam Mangkunegara, 2007: 117). Menurut Wexley dan Yuki, (1977: 98) dalam Mangkunegara, (2007: 117) kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur orgnisasi perusahaan, mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya, antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan, pendidikan. Pegawai akan merasa puas dalam bekerja apabila aspek-aspek pekerjaan dan aspek-aspek dirinya menyokong dan sebaliknya jika aspekaspek tersebut tidak menyokong, pegaka akan merasa tidak puas. Menurut Mangkunegara, (2007: 120) ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu faktor yang ada pada diri pegawai dan faktor pekerjaannya. a. Faktor pegawai, yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi dan sikap kerja. b. Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan, struktur orgnisasi, pangkat (golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja. Herzberg dkk (1959) dalam Muhaimin, (2004: 4) mendapatkan hasil penelitian bahwa Volume 16, Nomor 2, Desember 2012: 106-115 Analisis Pengaruh Hubungan Karyawan... 109

faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja berbeda dengan faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja. Diantara faktor yang menimbulkan kepuasan kerja adalah: a. Motivator Factor Motivator factor berhubungan dengan aspekaspek yang terkandung dalam pekerjaan itu sendiri. Jadi berhubungan dengan job content atau disebut juga sebagai aspek intrinsik dalam pekerjaan. Faktor-faktor yang termasuk di sini adalah: 1) Achievement (keberhasilan menyelesai-kan tugas) 2) Recognition (penghargaan) 3) Work it self (pekerjaan itu sendiri ) 4) Responsibility (tanggung jawab) 5) Possibility of growth (kemungkinan untuk mengembangkan diri) 6) Advancement (kesempatan untuk maju) Herzberg (1966) dalam Muhaimin, (2004: 4) berpendapat bahwa, hadirnya faktor-faktor ini akan memberikan rasa puas bagi karyawan, akan tetapi pula tidak hadirnya faktor ini tidaklah selalu mengakibatkan ketidakpuasan kerja karyawan. b. Hygiene factor Hygiene factor ini adalah faktor yang berada di sekitar pelaksanaan pekerjaan; berhubungan dengan job context atau aspek ekstrinsik pekerja. faktor-faktor yang termasuk di sini adalah: 1) Working condition (kondisi kerja) 2) Interpersonal relation (hubungan antar pribadi) 3) Company policy and administration (kebijaksanaan perusahaan dan pelaksanaannya) 4) Supervision technical (teknik pengawasan) 5) Job security (perasaan aman dalam bekerja) Menurut Herzberg (1959) dalam Muhaimin, (2004: 5), perbaikan terhadap faktor-faktor ini akan mengurangi atau menghilangkan ketidakpuasan, tetapi tidak akan menimbulkan kepuasan kerja karena ini bukan sumber kepuasan kerja. Prinsip dasar dari dinamika faktor ini adalah sebagai berikut: 1) Hygiene factor dapat mencegah atau membatasi ketidakpuasan kerja, tetapi tidak dapat memperbaiki kepuasan kerja. 2) Perbaikan dalam motivator factor dapat mencegah kepuasan kerja, tetapi tidak dapat mencapai ketidakpuasan kerja. Menurut Wexley and Yukl (1977) dalam Muhaimin, (2004: 5), kepuasan kerja ditentukan atau dipengaruhi oleh sekelompok faktor. Faktor-faktor itu dapat dikelompokan ke dalam tiga bagian, yaitu yang termasuk dalam karakteristik individu, variabel situasional, karakteristik pekerjaan. 1) Karakter individu, yang meliputi: kebutuhan-kebutuhan individu, nilai-nilai yang dianut individu ( values), dan ciri-ciri kepribadian ( personality traits). 2) Variabel-variabel yang bersifat situasional, yang meliputi: perbandingan terhadap situasi sosial yang ada, kelompok acuan, pengaruh dari pengalaman kerja sebelumnya. 3) Karakteristik pekerjaan, yang meliputi: imbalan yang diterima, pengawasan yang dilakukan oleh atasan, pekerjaan itu sendiri, hubungan antara rekan sekerja, keamanan kerja, kesempatan untuk memperoleh perubahan status. Berkaitan dengan kepuasan kerja, Terri G. Winardi (1986) dalam Muhaimin, (2004: 5), mengemukakan bahwa seseorang bekerja dengan penuh semangat bila kepuasanya yang diperoleh dari pekerjaannya tinggi dan pekerjaan tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan pegawai. Kepuasan kerja adalah bagaimana orang merasakan pekerjaan dan aspek-aspeknya. Ada beberapa alasan mengapa perusahaan harus benar-benar memperhatikan kepuasan kerja, yang dapat dikategorikan seusia de-ngan fokus karyawan atau perusahaan, yaitu: 1. Pertama, manusia berhak diberlakukan dengan adail dan hormat. Pandangan ini menurut perspektif kemanusiaan. Kepuasan kerja merupakan perluasan refleksi perlakuan yang baik. Penting juga memper-hatikan indikator emosional atau kesehatan psikologis. 2. Kedua, perspektif kemanfaatan, bahwa kepuasan kerja dapat menciptakan perilaku 110 Nur Ahmad dan Didik Setiawan BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis

yang mempengaruhi fungsi-fungsi perusahaan. Perbedaan kepuasan kerja antara unitunit organisasi dapat mendiagnosis potensi persoalan. Hubungan Antara Hubungan Pekerja (Employe Relation) dengan Kepuasan Kerja Karyawan. Hubungan kerja merupakan hubungan kerja sama antara semua pihak yang berada dalam proses produksi di suatu perusahaan. Penerapan hubungan kerja merupakan pewujudan dan pengakuan atas hak dan kewajiban karyawan sebagai partner pengusaha yang menjamin kelangsungan dan keberhasilan perusahaan. Semua pihak, baik pengusaha (manajemen), karyawan dan pemerintah pada dasarnya mempunyai kepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan perusahaan. Sering terdapat pandangan yang kurang tepat seolaholah hanya pengusaha dan pemilik modal yang mempunyai kepentingan atas perusahaan. Perusahaan merupakan sumber penghasilan, tantangan, kesempatan dan harga diri bagi pengusaha. Demikian pula bagi karyawan, perusahaan juga merupakan sumber penghasilan dan kesempatan untuk mengembangkan diri. Sehingga dengan adanya hubungan yang antara perusahaan dengan karyawannya akan terjadi hubungan yang saling menguntungkan, yang berakibat pada kepuasan kerja karyawan dalam bekerja. Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka dalam penelitian dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 : Diduga bahwa hubungan pekerja ( employee relation) yang terdiri dari komunikasi karyawan, bimbingan dan disiplin berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Menara Kartika Buana di Karanganyar. H2 : Diduga bahwa komunikasi karyawan merupakan salah satu komponen dari hubungan pekerja (employee relation) yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Menara Kartika Buana di Karanganyar. METODOLOGI PENELITIAN Untuk memberi gambaran agar mempermudah dalam menganalisis pengaruh hubungan pekerja (employee relation) terhadap kepuasan kerja karyawan, maka dibuat secara skematis kerangka pemikiran sebagai berikut: Employee Relation Komunikasi Karyawan (X 1 ) Disiplin (X 2 ) Kepuasan Kerja (Y) Disiplin (X 3 ) Gambar 1 Kerangka Pemikiran Volume 16, Nomor 2, Desember 2012: 106-115 Analisis Pengaruh Hubungan Karyawan... 111

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006: 72). Menurut Arikunto (2006: 130) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi yang dipakai pada penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006: 73). Menurut Arikunto (2006: sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar. Hal ini sependapat dengan Roscoe dalam Sekaran, (2003: 227) memberikan pedoman penentuan besarnya sampel penelitian, jumlah sampel lebih besar dari 30 dan lebih kecil dari 500 telah mencukupi untuk semua penelitian. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda dengan alasan jumlah variabel independen diujikan sebanyak 2 item sehingga variabel tersebut dapat langsung diuji testkan. Regresi linier berganda bertujuan untuk mencari bentuk hubungan (relasi) linier antara satu variabel terikat Y dan k variabel bebas X 1, X 2,..., X k (Budiyono, 2004: 275). Adapun Model regresi yang digunakan dalam menentukan hipotesis disini adalah dengan formula OLS (Ordinary Least Square). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda Variabel Coefficient Beta t hitung p (Constant) -7,502-1,775 0,079 Komunikasi (X 1 ) 0,318 0,238 2,845 0,005 Bimbingan (X 2 ) 0,393 0,260 2,936 0,004 Disiplin (X 3 ) 0,654 0,415 5,234 0,000 R 2 = 0,533 F hitung = 36,488 F tabel = 2,68 t tabel = 1,985 Sumber: data primer diolah, 2009 Hasil perhitungan seperti yang telihat pada Tabel 1, menunjukkan bahwa disiplin merupakan variabel yang mempunyai nilai koefisien Beta lebih besar jika dibandingkan dengan kinerja, yaitu sebesar 0,415. Hal ini menunjukkan bahwa disiplin merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar dibandingkan dengan bimbingan dan komunikasi. Hubungan kerja ( employee relation) merupakan hubungan kerja sama antara semua pihak yang berada dalam proses produksi di suatu perusahaan. Penerapan hubungan kerja merupakan pewujudan dan pengakuan atas hak dan kewajiban karyawan sebagai partner pengusaha yang menjamin kelangsungan dan keberhasilan perusahaan. Semua pihak, baik pengusaha (manajemen), karyawan dan pemerintah pada dasarnya mempunyai kepentingan atas keberhasilan 112 Nur Ahmad dan Didik Setiawan BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis

dan kelangasungan perusahaan. Sering terdapat pandangan yang kurang tepat seolah-olah hanya pengusaha dan pemilik modal yang mempunyai kepentingan atas perusahaan. Perusahaan merupakan sumber penghasilan, tantangan, kesempatan dan harga diri bagi pengusaha. Demikian pula bagi karyawan, perusahaan juga merupakan sumber penghasilan dan kesempatan untuk mengembangkan diri. Salah satu segi hubungan antara perusahaan dengan karyawannya menyangkut apa yang lazim dikenal dengan istilah hubungan pekerja (employe relation). Pemeliharaan hubungan pekerja dalam rangka keseluruhan proses manajemen SDM berkisa pada pemikiran bahwa hubungan yang resasi dan harmonis antara manajemen dengan karyawan yang terdapat dalam perusahaan mutlak perlu ditumbuhkan, dijaga dan dipelihara demi kepentingan bersama dalam perusahaan. Kekurangberhasilan memelihara hubungan yang serasi dan harmonis ini akan merugikan banyak pihak dan tidak terbatas hanya pihak manajemen, tetapi pada kepuasan kerja karyawan juga. Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pengaruh hubungan karyawan (employe relation) terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Menara Kartika Buana di Karanganyar diperoleh persamaan Y = -7,502 + 0,318X 1 + 0,393X 2 + 0,654X 2. Nilai konstan pada persamaan regresi adalah -7,502 dengan parameter negatif. Hal ini berarti bahwa tanpa adanya employee relation yang terdiri dari komunikasi, bimbingan dan disiplin yang diberikan oleh PT. Menara Kartika Buana Karanganyar kepada karyawannya, maka kepuasan kerja karyawan akan mengalami penurunan. Nilai koefisien regresi untuk variabel komunikasi (X 1 ) adalah 0,318 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa semakin baik komunikasi yang terjalin antar karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar, akan semakin meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Hasil perhitungan untuk variabel komunikasi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,845 > 1,985 sehingga Ho ditolak, artinya komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar. Komunikasi adalah pemindahan informasi dan pemahaman dari seseorang kepada orang lain (Davis, 1985: 458 dalam Mangkunegara, 2007: 145). Informasi mengenai perushaan, lingkungan jasa produknya, dan orang-orangnya, sangat penting untuk karyawan dan manajemen. Informasi sebagai mesin yang menggerakkan perusahaan. Tanpa informasi, keputusan yang diambil manajer tentang pasar dan sumber daya manusia tidak akan efektif. Demikian pula halnya, informasi yang tidak memadai akan menimbulkan stres dan ketidakpuasan di antara karyawan. Nilai koefisien regresi untuk variabel bimbingan (X 2 ) adalah 0,116 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa semakin baik bimbingan yang senior kepada karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar, akan semakin meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Hasil perhitungan untuk variabel bimbingan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,936 > 1,985 sehingga Ho ditolak, artinya bimbingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar. Bimbingan (konseling) adalah mendiskusikan permasalahan dengan karyawan dengan maksud untuk membantu memecahkan atau mengatasi permasalahan karyawan (Rivai, 2008: 497). Tekanan (stress) dan masalah pribadi lainnya adalah mungkin mempengaruhi kinerja dari seluruh kehidupan karyawan. Oleh sebab itu, ia merupakan hal paling penting membantu karyawan mengembalikan efektivitas kerjanya secara maksimal. Adanya efektifitas kerja pada karyawan akan menimbulkan rasa puas dalam bekerja. Nilai koefisien regresi untuk variabel disiplin (X 3 ) adalah 0,654 dengan parameter positif. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat disiplin karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar, akan semakin meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Hasil perhitungan untuk variabel disiplin diperoleh nilai t hitung sebesar 5,234 > 1,985 sehingga Ho ditolak, artinya disiplin berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar. Volume 16, Nomor 2, Desember 2012: 106-115 Analisis Pengaruh Hubungan Karyawan... 113

Disiplin adalah kegiatan manajemen yang mendorong ketaatan terhadap standar kerja perusahaan (Rivai, 2008: 197). Ada dua jenis disiplin, (1) pencegahan ( preventive) dan (2) perbaikan ( corrective). Disiplin pencegahan (preventive discipline) adalah tindakan yang diambil untuk mendorong karyawan mengikuti standar atau aturan, sehingga pelanggaran dapat dicegah. Tujuan utama adalah untuk mendorong disiplin mandiri. Departemen sumber daya manusia memegang peranan yang penting dalam penerapan disiplin. Disiplin perbaikan (corrective discipline) adalah tindakan yang diambil setelah terjadinya pelanggaran. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk memberikan hukuman bagi pelanggaran dan memastikan bahwa di masa mendatang tindakan karyawan akan sesuai dengan standar dan ketentuan yang berlaku. Secara khusus, tindakan perbaikan adalah bentuk hukuman ( penalty), seperti: peringatan dan pemberhentian sementara tanpa menerima gaji. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh F hitung 36,488 > 2,68 sehingga Ho ditolak, artinya komunikasi, bimbingan dan insetif secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar, adapun dengan nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,533; berarti bahwa komunikasi, bimbingan, disiplin dapat menjelaskan tentang penyebab naik dan turunnya kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar sebesar 53,3%, sedangkan sisanya sebesar 46,7% dapat dijelaskan oleh variabel yang lain di luar model. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa disiplin merupakan variabel yang mempunyai nilai koefisien Beta lebih besar jika dibandingkan dengan kinerja, yaitu sebesar 0,415. Hal ini menunjukkan bahwa disiplin merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar dibandingkan dengan bimbingan dan komunikasi. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pengaruh hubungan karyawan (employe relation) terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Menara Kartika Buana di Karanganyar dapat ditarik kesimpulan: 1. Komunikasi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,845 > 1,985 sehingga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar. 2. Bimbingan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,936 > 1,985 sehingga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar. 3. Disiplin diperoleh nilai t hitung sebesar 5,234 > 1,985 sehingga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar. 4. Berdasarkan hasil perhitungan secara simultan diperoleh F hitung 36,488 > 2,68 sehingga komunikasi, bimbingan dan insetif secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar. 5. Nilai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,533; berarti bahwa komunikasi, bimbingan, disiplin dapat menjelaskan tentang penyebab naik dan turunnya kepuasan kerja karyawan karyawan PT. Menara Kartika Buana Karanganyar sebesar 53,3%, sedangkan sisanya sebesar 46,7% dapat dijelaskan oleh variabel yang lain di luar model. 114 Nur Ahmad dan Didik Setiawan BENEFIT Jurnal Manajemen dan Bisnis

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Prakti, PT. Rineka Cipta, Jakarta. Budiyono, 2004, Statistik Untuk Penelitian, Sebelas Maret University Press, Surakarta. Ghozali, Imam, 2005, Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro., 2006, Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, DN., 2003. Basic Econometrics, Third Edition, Mc Graw Hill, New York. Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogjakarta: BPFE. Hasibuan. M. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara Jakarta. Mangkunegara, Anwar, Prabu, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muhaimin, 2004, Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Karyawan Operator Shawing Computer Bagian Produksi Pada PT Primarindo Asia Infrastruktur Tbk Di Bandung, Jurnal Psyche, Fakultas Psikologi Universitas Bina Darma Palembang. Purwanto dan Wahyuddin, 2007, Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pusat Pendidikankomputer Akuntansi IMKA dl Surakarta, Benefit, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rivai, Veithzal, 2008., Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Samsudin, Sadili, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung: CV. Pustaka Setia. Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta: Jakarta. Sulistiyani, Ambar, Teguh dan Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia (Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik). Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Volume 16, Nomor 2, Desember 2012: 106-115 Analisis Pengaruh Hubungan Karyawan... 115