BAB I PENDAHULUAN. Polisi merupakan sebuah institusi hukum yang cukup tua, setua usia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Masyarakat Kabupaten Garut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penegak hukum, tetapi lebih memberikan rasa aman kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Polri bukanlah satu-satunya alat negara yang bertanggung jawab atas

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016

PERANAN KEMITRAAN POLISI REPUBLIK INDONESIA DALAM MEMELIHARA STABILITAS KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Ketentuan konstitusi tersebut berarti bahwa dalam praktek

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG BIMBINGAN PENYULUHAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang

I. PENDAHULUAN. pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu institusi yang

BAB I PENDAHULUAN. Presiden, kepolisian negara Republik Indonesia diharapkan memegang teguh nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Kepolisian adalah menjaga keamanan, sedangkan menjaga ketertiban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam teknologi informasi dengan penyebaran norma-norma dan nilai-nilai

TUGAS DAN FUNGSI KEPOLISIAN DALAM PERANNYA SEBAGAI PENEGAK HUKUM MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah lalu lintas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah salah satu institusi

TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan masyarakat. Peranan yang seharusnya dilakukan Kepolisian Resort

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH LAMPUNG DIREKTORAT PEMBINAAN MASYARAKAT

BAB II PENGATURAN TENTANG PERAN POLISI DALAM TINDAK PIDANA PENCURIAN KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dinamika kegiatan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia saat ini telah memasuki era globalisasi. Dengan

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAER

PENGGUNAAN METODE SKETSA WAJAH DALAM MENEMUKAN PELAKU TINDAK PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. pangan, dan papan tercukupi. Akan tetapi pada kenyataannya, masih ada

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang yang berada di dalamnya. Sumber daya manusia (SDM) akan

KEBIJAKAN KEPALA POLISI DAERAH LAMPUNG DALAM UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT LAMPUNG. (Jurnal Ilmiah) Oleh SEPTIAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Kata tawuran

PERAN POLRI DALAM MENANGANI TINDAK PIDANA CABUL PADA ANAK DI POLSEK KECAMATAN LOLAK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara memiliki kewajiban untuk melindungi tiap-tiap warga negaranya.

PELAKSANAAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENERTIBKAN PEDAGANG MOBIL KELILING

BAB III METODE PENELITIAN. pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan

BAB I PENDAHULUAN. mengarah dan menimbulkan hal-hal yang akan merusak tatanan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, hal Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan

BAB I PENDAHULUAN. lancar dan baik diperlukan pula penataan ruang kantor yang baik. Tataruang

Program Pascasarjana Ilmu Hukum FAKULTAS HUKUM Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. pidana menjadi sorotan tajam dalam perkembangan dunia hukum.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa. bantuan orang lain dan terjadi ketergantungan juga

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Pemasyarakatan yang berperan penting dalam proses penegakan hukum. Untung S. Radjab (2000 : 22) menyatakan:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BHABINKAMTIBMAS

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

Disampaikan dalam TRAINING POLMAS DAN HAM BAGI TARUNA AKADEMI KEPOLISIAN DEN 47 TAHUN 2015 oleh PUSHAM UII Yogyakarta bekerjasama dengan AKPOL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian hukum normatif yakni mencakup penelitian terhadap asas-asas hukum,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jakarta Raya. Hubungan Persepsi..., Adnan, Fakultas Psikologi 2016

I. PENDAHULUAN. Munculnya gelombang reformasi di akhir dekade 90-an yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Belanda. Istilah preman sendiri berasal dari bahasa Belanda yaitu vrijman yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keamanan dalam negeri melalui upaya penyelenggaraan fungsi kepolisian yang

STUDI TENTANG PELAKSANAAN TUGAS POKOK POLRI DI POLSEK PULAU BUNYU KECAMATAN BUNYU KABUPATEN BULUNGAN SATYA EKA PUTRI 1

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara yang berdasarkan atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

MODEL KOMUNIKASI BHABINKAMTIBMAS DALAM MENJALIN KEMITRAAN KEPADA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dan terwujudnya rasa aman, tentram, tertib dan damai sebagai suatu amanah dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara berkembang saat ini sedang giat-giatnya melaksanakan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG POLMAS PERAIRAN

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA. Fungsi bidang pembinaan..., Veronica Ari Herawati, Program Pascasarjana, 2008

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun yang benar-benar menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia serta

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seperti yang kita ketahui, semua Negara pasti mempunyai peraturanperaturan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Pendekatan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 4

BAB I PENDAHULUAN. modern. Ini ditandai dengan kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Remaja dipandang sebagai periode perubahan baik dalam hal fisik, minat,

SKRIPSI PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM MENCARI BARANG BUKTI HASIL TINDAK PIDANA PENCURIAN KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH HUKUM POLRESTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Pemberian layanan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas dari

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan dalam berlalu lintas menjadi hal yang karena menyangkut

pengaduan, kritik dan saran secara online demi terciptanya Polri yang Profesional dalam melaksanakan tugas pokoknya.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Polisi merupakan sebuah institusi hukum yang cukup tua, setua usia timbulnya kehidupan bermasyarakat dalam sejarah manusia. Seperti kita ketahui, polisi dimanapun di dunia ini umumnya mempunyai dua peran sekaligus. Pertama, polisi adalah institusi yang bertugas menjaga dan memelihara ketertiban atau orde masyarakat, agar tercapai suasana kehidupan aman, tentram, dan damai (Police as a maintenance order officer). Kedua, polisi adalah institusi yang berperan dalam penegakan hukum, dan norma yang hidup dalam masyarakat (Police as an enforcement officer), seperti yang disebutkan oleh Kunarto dalam Merenungi Kritik Terhadap Polri, Vol.1 Lebih lengkap dan terperinci dengan jelas mengenai fungsi, tujuan dan peran kepolisian, dapat dilihat dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, disebutkan dalam Pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia No.2 Tahun 2002 bahwa Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan Negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia No.2 Tahun 2002 juga membahas mengenai tujuan kepolisian, yang menyebutkan bahwa:

2 Kepolisian Negara Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketentraman masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Begitupun mengenai peran polisi lebih lengkap dituangkan dalam Undang- Undang Republik Indonesia No.2 Tahun 2002 Pasal 5 Ayat 1 yang menyebutkan bahwa: Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. Pada umumnya berbagai hubungan Polisi-Masyarakat dibentuk untuk mendorong masyarakat lebih memahami peran, dan permasalahan Kepolisian. Salah satu tujuan spesifik adalah mengurangi tekanan melalui komunikasi antara Polisi dan Masyarakat. Hal ini bertujuan untuk menciptakan atau memelihara stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.2 Tahun 2002 Pasal 1 Ayat 5, bahwa : Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban dan tegaknya hukum, serta terbinanya ketentraman, yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.

3 Sebagai organ Negara yang mengemban fungsi kepolisian yang bersifat universal, sikap dan pandangan masyarakat Indonesia terhadap POLRI pada dasarnya sama; Benci Tapi Rindu atau Acuh Tapi Butuh. Hanya mungkin dalam rentangan spektrumnya, POLRI berada pada titik yang lebih dekat dengan titik antipati dibanding dengan titik simpati. Kondisi inilah yang sebenarnya berjalan sudah cukup lama. Walter C.Recless (Kunarto, 1995: 24) mengemukakan bahwa situasi Kamtibmas di suatu Negara sangat dipengaruhi oleh partisipasi masyarakatnya. Sehingga, menurut hemat saya jika partisipasi masyarakat itu mulai rendah maka gejala atau inti timbulnya permasalahan besar dalam memelihara stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat akan muncul dan berkembang. Hal inilah yang nampak pada masyarakat sekarang, bahwa tidak jarang masyarakat masih merasa enggan berhubungan dengan pihak kepolisian, merasa takut untuk melaporkan suatu kejadian kepada pihak kepolisian, memberi informasi mengenai gejala kriminalitas dalam lingkungan masyarakat kepada polisi, adanya pandangan negatif masyarakat pada polisi, ketakutan jika berhadapan dengan polisi, apalagi berbincang beradu pendapat dan menjalin suatu kemitraan yang solid antara keduanya. Padahal, polisi dan masyarakat adalah dua variabel yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini pula yang sejalan dengan pemikiran M.Khoidin (Kunarto, 1995: 85), yang menuliskan bahwa:

4 Sulit rasanya memisahkan keeratan hubungan antara masyarakat dengan polisi. Polisi dan masyarakat bagaikan air dan ikannya. Tidak ada masyarakat tanpa polisi. Sebaliknya, keberadaan polisi tidak dapat dilepaskan dari masyarakat. Dimana ada masyarakat, disitulah terdapat institusi yang namanya polisi (ubi societas ubi politic). Dari peristiwa-peristiwa diatas dapat ditarik suatu permasalahan besar yang harus segera dipecahkan antara masyarakat dan polisi, yakni rendahnya pemahaman mengenai pentingnya suatu jalinan yang harmonis atau kemitraan yang solid antara polisi dengan masyarakat. Hal tersebutlah yang menjadi latar belakang penulis dalam pengambilan judul Peranan Kemitraan Polri Dengan Masyarakat Dalam Memelihara Stabilitas Keamanan Dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) (Studi Deskriptif Analitis Pada Kepolisian Resor Garut dan Masyarakat Wilayah Hukum Setempat). Dengan melakukan penelitian tersebut, penulis berharap dapat memahami hal-hal apa sajakah yang menjadi faktor utama masyarakat memiliki pemahaman yang rendah berkenaan kemitraannya dengan pihak Kepolisian? Apa yang menjadi kendala sulitnya masyarakat menjalin kerja sama atau kemitraan dengan polisi? Dan banyak hal lainnya, yang dapat menciptakan masyarakat mampu memahami secara bijak mengenai tugas, peran dan fungsi polisi diantara masyarakat tersebut, sehingga dapat menjalin suatu kemitraan yang solid diantara keduanya guna memelihara stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat itu sendiri.

5 B. PERUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH Agar penelitian ini memperoleh sasaran sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini adalah; Bagaimana meningkatkan kesadaran atau pemahaman masyarakat berkenaan dengan peranan kemitraan Polri dengan masyarakat dalam memelihara stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas)? Rumusan masalah tersebut diatas penulis batasi sebagai berikut : 1. Bagaimana Polri dan masyarakat memaknai arti kemitraan? 2. Bagaimana cara untuk meningkatkan pemahaman masyarakat berkenaan dengan peranan kemitraan Polri dengan masyarakat? 3. Metode apa yang dilakukan oleh pihak Kepolisian dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat berkenaan dengan peranan kemitraannya dengan masyarakat? 4. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjalin kemitraan dengan Polri? 5. Bagaimana peranan kemitraan Polri dengan masyarakat dalam memelihara stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat? C. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN 1. Maksud Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan maksud dapat memberikan gambaran mengenai pemahaman atau kesadaran masyarakat dalam hal kemitraan dengan

6 polisi secara nyata dan konkrit yang diteliti secara langsung di lapangan, serta dapat menjadi tinjauan baik bagi masyarakat maupun pihak Kepolisian untuk selalu menjaga kemitraan guna memelihara stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat di garut pada khususnya, dan di Indonesia pada umumnya. Selain itu juga penelitian ini dapat memberikan pengalaman, bekal dan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya, sebagai bahan kajian berikutnya yang masalahnya sama dengan masalah dalam penelitian ini. 2. Tujuan Penelitian a. Tujuan penelitian umum Beberapa hal dapat dikatakan sebagai tujuan umum penulis dalam melakukan penelitian ini, yaitu bahwa penulis selaku generasi penerus bangsa ikut berpartisipasi sebagai warganegara yang baik (good citizenship) dalam menciptakan atau berupaya mengajak masyarakat dan polisi saling terbuka, saling memahami sehingga dapat memecahkan segala persoalan yang ada dilapangan, serta mengetahui gambaran yang nyata mengenai bagaimana peranan kemitraan polri dengan masyarakat dalam memelihara stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat. b. Tujuan penelitian khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui bagaimana Polri dan masyarakat memaknai arti kemitraan

7 2) Untuk mengetahui cara untuk meningkatkan pemahaman masyarakat berkenaan dengan peranan kemitraan Polri dengan masyarakat. 3) Untuk mengetahui metode apa yang dilakukan oleh pihak Kepolisian dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat berkenaan dengan peranan kemitraannya dengan masyarakat. 4) Mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjalin kemitraan dengan Polri. 5) Mengetahui dan memahami bagaimana korelasi peranan kemitraan Polri dengan masyarakat dalam memelihara stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat. D. FOKUS PENELITIAN Agar penelitian ini berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan sesuai tujuan penelitian maka diperlukan adanya suatu arah atau fokus penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian diarahkan kedalam beberapa hal yaitu: 1. Bagaimana Polri dan masyarakat memaknai arti kemitraan? 2. Bagaimana cara untuk meningkatkan pemahaman masyarakat berkenaan dengan peranan kemitraan Polri dengan masyarakat? 3. Metode apa yang dilakukan oleh pihak Kepolisian dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat berkenaan dengan peranan kemitraannya dengan masyarakat?

8 4. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjalin kemitraan dengan Polri? 5. Bagaimana peranan kemitraan Polri dengan masyarakat dalam memelihara stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat? E. PERTANYAAN PENELITIAN Untuk lebih memudahkan penulis dalam melakukan penelitian maka diperlukan suatu pertanyaan penelitian. Mengacu pada rumusan masalah dan fokus penelitian maka pertanyaan penelitian ditentukan sebagai berikut; 1. Bagaimana Polri dan masyarakat memaknai arti kemitraan? a. Apa makna kemitraan bagi masyarakat? b. Sejauh mana masyarakat memandang akan pentingnya jalinan kerjasama atau kemitraan dengan pihak polisi? c. Apa yang menjadi alasan keengganan masyarakat menjalin kemitraan dengan pihak Kepolisian? d. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap kehadiran polisi di lingkungannya? e. Apa makna kemitraan bagi Polri? f. Sejauh mana Polri memandang akan pentingnya jalinan kerjasama atau kemitraan dengan masyarakat?

9 g. Apa yang menjadi alasan utama keharusan Polri menjalin kemitraan dengan masyarakat? h. Bagaimana Polri memandang masyarakatnya berkenaan dengan kemitraan tersebut? 2. Bagaimana cara untuk meningkatkan pemahaman masyarakat berkenaan dengan peranan kemitraan polisi dengan masyarakat? a. Langkah-langkah apa sajakah yang dilakukan Polri guna meningkatkan pemahaman masyarakat berkenaan dengan peranan kemitraan Polri dengan masyarakat? b. Sejauh mana program Kepolisian dalam upaya meningkatkan pemahaman atau kesadaran masyarakat untuk menjalin kemitraan dengan Polri itu berjalan? 3. Metode apa yang dilakukan oleh pihak Kepolisian dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat berkenaan dengan peranan kemitraannya dengan masyarakat? a. Metode seperti apa yang dilakukan pihak Kepolisian dalam menjalankan program-programnya guna meningkatkan kesadaran atau pemahaman masyarakat dalam menjalin kemitraan? b. Bagaimana metode dari program-program tersebut berjalan dilingkungan masyarakat?

10 4. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjalin kemitraan dengan Polri? a. Dalam menjalankan upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap kemitraannya bersama pihak Kepolisian, apakah terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat? b. Apa yang menjadi faktor pendukung dalam upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap kemitraannya bersama pihak Kepolisian tersebut? c. Apa yang menjadi faktor penghambat dalam upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap kemitraannya bersama pihak Kepolisian tersebut? 5. Bagaimana peranan kemitraan Polri dengan masyarakat dalam memelihara stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat? a. Apakah peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya suatu kemitraan dengan pihak Kepolisian ada korelasinya dengan masalah Kamtibmas? b. Sejauh mana kemitraan Polri dan masyarakat mempengaruhi tingkat keamanan dan ketertiban masyarakat? c. bagaimana upaya menjaga jalinan kemitraan dan memelihara stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat?

11 F. METODE PENELITIAN DAN TEKNIK PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berpola menggambarkan apa yang ada di lapangan dan mengupayakan penggambaran data, terlepas apakah data itu kualitatif atau kuantitatif. (DR.H.Sudjarwo, MS. 2001:51). Sedangkan teknik penelitian utnuk mengumpulkan data di lapangan, penulis menggunakan beberapa teknik penelitian antara lain, yaitu : 1. Wawancara, yaitu pengumpulan data berdasarkan jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan. Menurut Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A. wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas dasar pertanyaan itu. 2. Observasi, yaitu pengamatan langsung peneliti terhadap objek penelitian untuk mendapatkan gambaran secara langsung. 3. Studi literatur, yaitu mempelajari buku-buku sumber untuk mendapatkan data atau informasi teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 4. Studi dokumentasi, yaitu setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Dokumen ialah setiap bahan tertulis atau film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. (Lexy.J.Moleong)

12 G. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Berdasar kajian penelitian, maka penulis menentukan bahwa yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Kepolisian Resor Garut, Kepolisian Sektor Garut Kota, Kepolisian Sektor Cikajang dan beberapa wilayah hukumnya. 2. Subjek Penelitian Atas dasar pertimbangan, penentuan subjek penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel bertujuan (purposive sampling), yakni menunjuk orangorang yang akan dijadikan sampel, dengan pertimbangan sampel tersebut bisa mewakili dan refresentatif. Untuk yang akan diwawancarai, penulis menentukan beberapa responden yaitu ; a. Kepala Bagian Bina Mitra Kepolisian Resor Garut b. Kepala Kepolisian Sektor Cikajang c. Kepala Kepolisian Sektor Garut Kota d. Tokoh masyarakat wilayah hukum Polres Garut yang berada dibawah binaan Polsek Cikajang e. Tokoh masyarakat wilayah hukum Polres Garut yang berada dibawah binaan Polsek Garut Kota