PANEL BETON BERTULANGAN BAMBU SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN KONSTRUKSI

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PEMANFAATAN PARTIKEL KOMPOS UNTUK PEMBUATAN BATAKO RINGAN

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

INFRASTRUKTUR KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR TEMPURUNG KELAPA

PERILAKU BALOK KOMPOSIT KAYU PANGGOH BETON DENGAN DIISI KAYU PANGGOH DI DALAM BALOK BETON

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

KAJIAN KUAT TARIK BETON SERAT BAMBU. oleh : Rusyanto, Titik Penta Artiningsih, Ike Pontiawaty. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENELITIAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA PEMAKAIAN SIKAFIBRE

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN KAIT PADA TULANGAN BAMBU TERHADAP RESPON LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU

PENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS)

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PENGARUH KAWAT AYAM DALAM PENINGKATAN KEKUATAN PADA BALOK BETON. Abstrak

Studi Eksperimental Kuat Geser Pelat Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

BAB III LANDASAN TEORI

KUAT LEKAT DAN PANJANG PENANAMAN TULANGAN BAMBU PETUNG DAN BAMBU TALI PADA BETON NORMAL

BERAT VOLUME DAN KEKAKUAN PLAT SATU ARAH PADA PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU DENGAN LAPIS STYROFOAM

3.4.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Error! Bookmark not defined Kadar Lumpur dalam Agregat... Error!

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Analisis Perilaku Lentur Balok Beton Bertulang Tampang T Menggunakan. Response-2000

PENGARUH PENGGUNAAN SERAT ALAM TERHADAP KEKUATAN GESER BALOK BETON MUTU TINGGI

ANALISIS DAN EKSPERIMEN PELAT BETON BERTULANG BAMBU LAPIS STYROFOAM

PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR

KUAT LEKAT TULANGAN PADA BERBAGAI VARIASI MUTU BETON NORMAL

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sengkang (TPSK) disimpulkan sebagai berikut : 1. Beban retak pertama pada balok beton ringan citicon variasi sengkang 200

Analisis Bambu Walesan, Bambu Ampel dan Ranting Bambu Ampel sebagai Tulangan Lentur Balok Beton Rumah Sederhana

TINJAUAN KUAT LEKAT TULANGAN BAMBU DENGAN BETON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH TEBAL SELIMUT BETON TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

PENGUJIAN MORTAR MUTU TINGGI SEBAGAI BAHAN PERKUATAN BETON

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM DENGAN POSISI KULIT DI SISI DALAM

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UJI EKSPERIMENTAL KEKUATAN DRAINASE TIPE U-DITCH PRACETAK

TINJAUAN KUAT GESER DAN KUAT LENTUR BALOK BETON ABU KETEL MUTU TINGGI DENGAN TAMBAHAN ACCELERATOR

Jhohan Ardiyansyah, et al.penentuan Lendutan Pelat Beton Bertulang Bambu dan Baja...

ANALISIS EKSPERIMEN LENTUR KOLOM BATATON PRACETAK AKIBAT BEBAN AKSIAL EKSENTRIS

Sifat Mekanik Kayu Keruing untuk Konstruksi Mechanics Characteristic of Keruing wood for Construction

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU YANG TERKANG PADA JALUR TEKANNYA

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 5 CM

RUMAH SEDERHANA DENGAN SISTEM STRUKTUR BETON BERTULANG BAMBU PETUNG NUSA PENIDA

PENGGUNAAN RANTING BAMBU ORI (BAMBUSA ARUNDINACEA) SEBAGAI KONEKTOR PADA STRUKTUR TRUSS BAMBU (053S)

PENGARUH LAMA WAKTU PENGECORAN PADA BALOK LAPIS KOMPOSIT BETON BERTULANG TERHADAP AKSI KOMPOSIT, KAPASITAS LENTUR DAN DEFLEKSI

UJI CABUT TULANGAN BAMBU DENGAN VARIASI JARAK KAIT DARI KLEM SELANG NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH CAMPURAN KADAR BOTTOM ASH DAN LAMA PERENDAMAN AIR LAUT TERHADAP LENDUTAN PADA BALOK

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PANEL BATU BATA MERAH DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. perkuatan balok dengan Sika Carbodur S512 diperoleh beberapa kesimpulan. pertama dan penurunan defleksi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER

PENGARUH KUAT TEKAN TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG PADA TULANGAN GESER. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M

STUDI PERILAKU MEKANIK BETON RINGAN TERHADAP KUAT GESER BALOK

PENINGKATAN KUAT LENTUR PADA BETON DENGAN PENAMBAHAN FIBER POLYPROPHYLENE DAN COPPER SLAG (TERAK TEMBAGA)

PENGARUH PENINGKATAN KEKUATAN MORTAR TERHADAP DEFORMASI DINDING BATA MERAH LOKAL

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

PLAT LANTAI PRACETAK DENGAN BETON RINGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SLOOF PRACETAK DARI BAMBU KOMPOSIT

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

KUAT LENTUR BALOK TULANGAN BAMBU PETUNG TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 15 CM

PENGARUH PENGGUNAAN PENGEKANG (BRACING) PADA DINDING PASANGAN BATU BATA TERHADAP RESPON GEMPA

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN ABU SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN

Transkripsi:

PANEL BETON BERTULANGAN BAMBU SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN KONSTRUKSI Shyama Maricar*, Hajatni Hasan*, Kusnindar Abd. Chauf* * Abstract The use of natural materials for construction purposes should be developed. Special reinforced concrete construction, in some cases, the compressive strength is not a determining factor, but rather ductility. On the other hand, bamboo is a natural material has a ductile properties sufficient to be used as reinforcement. For this type of bamboo lear, some properties that are important to note is the compressive strength, σ // = 39.89 MPa, σ = 5.55 MPa, Shear strength is 7.644 MPa and tensile strength is 207.523 MPa. In addition, the physical properties of mortar material used is weight of contents of cement is 1.25 gr/cm 3, weigtht of content of sand is 1.60 gr/cm 3. From the test results it can be concluded that the test samples for concrete mix bamboo panel with division 1 cement and 4 sand did not change significantly so that the maximum load obtained for testing age from 7 days to 21 days also resulted in maximum load that is not much different. Thus the utilization of bamboo reinforced concrete panels for the purpose of the wall can be done, although it still requires further development. Keywords: Concrete, bamboo reinforcement 1. Pendahuluan Panti asuhan Ar-Rahman didirikan Tahun 2005 dengan tujuan membentuk generasi mandiri dan beriman dengan 50 orang santri. Untuk itu pihak pengelola membuat kegitan produktif berupa pembuatan batako. Karena biaya produksi batako masih relatif tinggi, maka perlu inovasi sekaligus membuka ruang pengembangan keterampilan warga pesantren. Dalam hal ini yang menjadi persoalan utama adalah bagaimana menyediakan prasarana gedung yang masih memenuhi standar kelayakan, melalui pemanfaatan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki. Dalam konteks ini, warga Panti asuhan Ar-Rahman telah memiliki modal dasar berupa ketrampilan pembuatan batako. Ketrampilan ini akan lebih berkembang jika kepada warga panti diperkenalkan teknologi sederhana aplikasi panel beton dengan tulangan anyaman bambu. Hal ini perlu dikembangkan mengingat material bambu merupakan bahan yang murah dan sangat layak untuk dimanfaatkan. Dalam beberapa kasus kuat tekan beton tidak menjadi faktor penentu tetapi justru daktilitasnya. Oleh karena itu dalam tulisan ini akan ditinjau dan dianalisis sifat-sifat mekanis mortar dengan aplikasi tulangan ayaman bambu. Pengetahuan mengenai sifat-sifat tersebut akan membuka jalan bagi pemanfaatan bahan alam untuk keperluan konstruksi. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Karakteristik bambu Bambu termasuk Bamboidae, salah satu anggota sub familia rumput dan dapat tumbuh di lahan yang sangat kering atau di lahan yang basah. Tercatat lebih dari 75 genus dan 1250 spesies bambu di dunia dengan genus Bambusa sebagai yang terbanyak terdapat di daerah tropis, termasuk Indonesia. Beberapa sifat fisik penting bambu adalah Wettability, kandungan air, dan berat isi ( 600-900 kg/m 3 ). Untuk sifat mekanik bamboo dinyatakan dalam Gambar 1 dan Tabel 1 (Morisco, 1999). Dari hasil analisis statistik dapat disimpulkan bahwa variasi tulangan bambu menunjukkan belum ada pengaruh yang nyata terhadap beban batas panel sirip bambu dengan resiko kesalahan 5 %. * Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu

Panel Beton Bertulangan Bambu sebagai Alternatif Bahan Konstruksi Gambar 1. Karakteristik mekanik bamboo Tabel 1. Sifat/Properties Mekanik Bambu No. Nama Benda Uji No. Benda Uji 1 2 Modulus of elasticity bamboo dengannn nodia Kuat Tarik sejajar serat bamboo lapis luar dengan nodia 3 Kuat lentur MBP MEN-1 MBP MEN-2 MBP MEN-3 MBP TLN-1 MBP TLN-2 MBP TLN-3 MBP GS-1 MBP GS-2 MBP GS-3 Hasil Pengujian (MPa) 10959.61 12366.02 11448.29 Error 157.08 158.17 63.51 64.44 64.59 Kuat Rata rata (MPa) 11591.31 157.62 64.18 Hal ini dikarenakan pada saat terjadi lendutan dan beban maksimum, sebagian besar beban diterima oleh tulangan bambu, karena spesi/mortar sudah mengalami keruntuhan dahulu. Spesi atau mortar mempunyai kuat tekan lebih kecil daripada kuat leleh bambu. Kuat tekan spesi 26,36 MPa sedangkan kuat leleh bambu 157,62 MPa. Perbedaan ini menyebabkan beban dan lendutan maksimum terjadi bersamaan dengan runtuhnya spesi/mortar. 2.2 Konstruksi beton bertulang Distribusi tegangan dan regangan dalam beton dan tulangan sepanjang tinggi penampang (Winter dan Nilson, 1993). Menurut Dipohusodo (1994), kuat lentur suatu balok tersedia karena adanya mekanisme tegangan-regangan dalam yang timbul di dalam balok yang pada keadaan tertentu dapat diwakili oleh gaya-gaya dalam. Balok yang mempunyai proporsi dan tulangan tulangan yang baik, retak-retak tarik lentur akan terbentuk terlebih dahulu. Dengan adanya tulangan memanjang, lebar dan panjang retak tersebut hanya terjadi dalam ukuran yang kecil. Ragam keruntuhan pada balok beton bertulang (Nawy, 1998): a Keruntuhan lentur, terjadi pada sepertiga tengah bentang yang diakibatkan oleh tegangan lentur. Jika balok itu under reinforced, maka keruntuhan ini merupakan keruntuhan yang daktail (ductile) MEKTEK TAHUN XIV NO. 3, SEPTEMBER 2012 117

b Keruntuhan tarik diagonal, terjadi apabila kekuatan balok dalam diagonal tarik lebih kecil dari pada kekuatan lenturnya. c Keruntuhan geser, dimulai dengan timbulnya retak-lentur-halus-vertikal di tengah bentang tetapi retak ini tidak terus menjalar, karena hilangnya lekatan antara tulangan longitudinal dengan beton disekitarnya pada daerah perletakan. 2.3 Kuat lekat tulangan Kuat lekat yang merupakan hasil dari berbagai parameter, seperti adhesi antara beton dengan permukaan tulangan baja dan tekanan beton yang telah mengeras terhadap tulangan atau kawat baja adalah akibat adanya susutpengeringan pada beton (Nawy, 1998). Selain itu saling bergeseknya tulangan dan beton sekitarnya yang disebabkan oleh tulangan tarik, menyebabkan peningkatan tahanan terhadap gelincir. Efek total ini disebut sebagai lekatan (bond). u l d N TL Gambar 2. Lekatan tulangan (bond) 2.4 Prospek panel beton pracetak Selain untuk perumahan satu lantai, panel beton ringan dapat lebih menguntungkan untuk bangunan tinggi. Untuk mengurangi harga struktur akibat berat sendiri dan beban gempa maka pengunaan panel beton ringan dapat sangat menguntungkan. Untuk melihat seberapa besar pengurangan berat yang dapat diperoleh dari penggunaan panel beton Styrofoam ringan dibanding dengan pasangan batu bata, maka dapat dilakukan perhitungan sederhana sebagai berikut. Jika diambil berat jenis pasangan bata 1600 kg/m 3 dengan tebal 15 cm dan berat jenis beton ringan 400 kg/m 3 dengan tebal 7.5 cm, maka ada perbedaan berat dinding per m panjang untuk tinggi dinding 3.5 m setiap lantai adalah sebesar 735 kg. Jika panjang dinding pada setiap lantai sebagai contoh ada 100 m saja, maka akan ada pengurangan berat total sebesar 2200 ton. (Satyarno, 2005). 3. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan uji mortar di laboratorium. Pengujian dilakukan terhadap sampel mortar 1pc : 4ps. Setiap jenis pengujian terdiri dari 9 sampel dan terdiri dari pemeriksaan berat jenis dan kadar air, kemudian dilanjutkan dengan pengujian kuat tarik dan kuat tekan. Perancangan campuran menggunakan cara coba-coba yang dikembangkan berdasarkan pada metode SNI 03-3449-1994 (perencanaan beton normal). Hasil uji mortar selanjutnya dijadikan dasar penentuan dimensi dan pola pengujian panel, sebagaimana disajikan dalam Gambar 4. Tabel 2. Propertis Panel Beton Pracetak Campuran 1 : 3 Benda Uji Berat Benda Uji (kg) 1 1.834 Berat Rata rata (kg) A (cm 2 ) P (kg) Kuat Tekan (kg/cm 2 ) 50.265 17600 350.144 2 1.821 50.265 12000 238.735 3 1.694 1.8024 50.265 13600 270.566 4 1.841 50.265 12700 252.661 5 1.872 50.265 14700 292.450 Kuat Tekan Rata rata (kg/cm 2 ) 280.911 118

Panel Beton Bertulangan Bambu sebagai Alternatif Bahan Konstruksi Gambar 3. Uji Tekan dan Tarik Mortar Gambar 4. Uji Lentur Panel Tabel 3. Kuat Tekan Sejajar Bambu Apus Ukuran Penampang Kuat Tekan // Luas Beban Maksimum No. Kode lebar tinggi Panjang (mm 2 Hasil Rerata ) (mm) (mm) (mm) kn N (MPa) (MPa) 1. MBATS-1 22,23 8,79 48,93 195,4 12 12.000 61,41 2. MBATS-2 22,87 8,48 46,83 216,81 6 6.000 21,67 39,89 3. MBATS-3 22,46 8,73 47,52 196,08 6 6.000 30,6 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Karakteristik bambu apus Untuk jenis bambu apus beberapa sifat yang penting untuk diperhatikan adalah sebagaimana disajikan dalam Tabel 3, 4, 5 dan Tabel 6. Dari hasil yang diperoleh dari uji material, maka sangat tepat jika digunakan bambu sebagai tulangan, mengingat daktilitas tarik bambu yang mencapai 207,523 MPa. MEKTEK TAHUN XIV NO. 3, SEPTEMBER 2012 119

Tabel 4. Kuat Tekan Bambu Apus No. Kode Ukuran Penampang Kuat Tekan Luas Beban Maksimum lebar tinggi Panjang Hasil Rerata (mm) (mm) (mm) (mm 2 ) kn N (MPa) (MPa) 1. MBATL-1 19,11 11,87 119,9 231,11 1,75 1750 7,57 2. MBATL-2 21,67 8,5 120,4 184,2 0,85 850 4,61 3. MBATL-3 20,93 8,03 120,39 168,07 0,75 760 4,46 5,55 Tabel 5. Kuat Geser Bambu Apus Ukuran Penampang Kuat Geser Luas Beban Maksimum No. Kode lebar tinggi Panjang Hasil Rerata (mm) (mm) (mm) (mm 2 ) kn N (MPa) (MPa) 1. MBAGS-1 20 11 17 340 2,75 2750 8,088 2. MBAGS-2 20 11 16 320 2,5 2500 7,813 7,644 3. MBAGS-3 20 7 16 320 2,25 2250 7,031 Tabel 6. Kuat Tarik Bambu Apus Ukuran Penampang Beban Tegangan Tegangan No. Kode tinggi tebal luas Maksimum Maksimum Rerata (mm) (mm) (mm 2 ) (N) MPa MPa 1. MBA TR-1 11,5 2,5 28,75 4820 167,652 2. MBA TR-2 6,36 2,26 14,37 2360 164,231 207,523 3. MBA TR-3 7,4 1,32 9,77 2840 290,686 Tabel 7. Karakteristik fisik mortar No. Berat (gram) Volume (mm 3 ) Berat Isi (kg/m 3 ) Umur (hari) Beban Maks (kn) Kuat Tekan (MPa) 1 240.6 125000 1924.8 14 12 4.8 2 253.1 125000 2024.8 14 11 4.4 3 258.3 125000 2066.4 14 7 2.8 Rata Rata 4.0 4.2 Karakteristik fisik mortar Berdasarkan hasil pemeriksaan di laboratorium, diperoleh data sifat fisik material mortar yang digunakan adalah sebagai berikut; Berat isi semen 1,25 gr/cm 3, berat isi pasir 1,60 gr/cm 3. 4.3 Karakteristik mekanik panel Bambu mudah mengembang jika menyerap air dan menyusut jika mengering atau melepas kandungan airnya. Kembang susut ini sangat berpengaruh kuat lekat bambu terhadap spesi. Pada saat spesi dicor, bambu menyerap air 120

Panel Beton Bertulangan Bambu sebagai Alternatif Bahan Konstruksi dari pasta semennya sehingga bambu mengembang. Sebaliknya pada saat spesi mengeras, bambu melepas kandungan airnya sehingga bambu menyusut. Pengembangan mortar pada saat spesi mengalami proses pengeringan menyebabkan terjadi retak retak halus disepanjang bidang rekat bambu. Sedangkan penyusutan bambu pada saat spesi mengeras menyebabkan kurangnya lekatan bambu terhadap spesi. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pengujian sampel untuk campuran beton panel anyaman bambu dengan pembagian 1 semen dan 4 pasir tidak mengalami perubahan yang signifikan sehingga hasil beban maksimum yang didapat untuk pengujian umur dari 7 hari hingga 21 hari juga menghasilkan beban maksimun yang tidak jauh berbeda. Hingga dapat disimpulkan bahwa kekuatan panel beton anyaman bambu hampir sama dengan kekuatan beton mortar. Dimana dapat diambil kesimpulan bahwa beton dengan campuran mortar cukup kuat untuk dipakai pada bangunanbangunan sederhana atau lantai kerja suatu bangunan struktur baik jembatan duiker atau plat jembatan untuk rumah. Tabel 8. Karakteristik mekanik panel NO. BERAT VOLUME BERAT ISI UMUR BEBAN LENDUTAN (kg) (cm 3 ) (kg/m 3 ) (Hari) (kn) (mm) 1 67,4 33600 2005,3 14 1 0,5 2 67,4 33600,0 2005,3 14,0 2 1,15 3 67,4 33600,0 2005,3 14,0 3 1,85 4 67,4 33600,0 2005,3 14,0 3,5 3,05 5 67,4 33600,0 2005,3 14,0 4 4,9 6 67,4 33600,0 2005,3 14,0 4,5 6 7 67,4 33600,0 2005,3 14,0 5 8,7 8 67,4 33600,0 2005,3 14,0 5,5 11,5 9 67,4 33600,0 2005,3 14,0 5,75 18,8 Gambar 5. Kurva Beban Lendutan Panel MEKTEK TAHUN XIV NO. 3, SEPTEMBER 2012 121

Dari hasil pengujian kuat lentur panel anyaman bambu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada saat beban diangkat benda uji panel beton anyaman bambu kembali pada keadaan semula sehingga anyaman bambu didalam dinding beton (panel) belum putus jadi masih masuk dalam batas elastisitas dalam kondisi linier tetapi betonnya sudah mulai retak. 4.4 Pembuatan Panel Beton Pembuatan panel beton adalah sebagai berikut: Pemilahan bambu yang diambil dari pemilik pohon bambu kemudian dipotong sesuai ukuran panel. Bambu tersebut dipilah dengan menggunakan irisan pisau dengan mesin kayu sehingga teriris dengan tebal 2 cm dan masih meninggalkan kulit seperlunya. Setelah bambu selesai diiris mulailah dirapikan dan dianyam sesuai dengan ukuran panel yang dikehendaki selebar 1, 20 m dan tinggi 40 cm. Gambar 7. Bakesting dari tripleks - Pelaksanaan pencampuran adukuan semen, pasir dan air sesuai dengan adukan campuran mortar 1 : 4. Pelaksanaan pengecoran kebekesting dengan lapisan mortar kemudian anyaman bambu dan dilapis lagi dengan adukan mortar dan anyaman. Kemudian terakhir ditutup dengan adukan lagi sehingga membentuk panel beton anyaman bambu. Pelaksanaan pengecoran panel anyaman bambu telah selesai dan didiamkan sampai mengeras kemudian akan ditest kekuatannya dilaboratorium setelah berumur 14 hari dan 28 hari. Gambar 6. Anyaman Tulangan Bambu - Anyaman bambu telalu dianyam maka dilanjutkan dengan pemotongan balok kayu dan triples untuk pembuatan bekesting panel. Pembuatan bekesting telah selesai maka dilanjutkan dengan penyetelan bekesting sehingga sesuai dengan ukuran anyaman bambu. Penganturan bekesting panel yang dialasi tripleks dan kertas semen serta diolesi dengan oli sehingga hasilnya licin dan tidak lengket Gambar 8. Pelaksanaan Pengecoran ke bekesting 122

Panel Beton Bertulangan Bambu sebagai Alternatif Bahan Konstruksi Pembuatan benda uji pertama dilakukan adalah membuat campuran bahan bahan semen, pasir dan air dengan perbandingan coba-coba dengan perbandingan 1 zak semen, 125 liter pasir dan 54 liter air. Benda uji dibuat dengan ukuran standar mortar dengan ukuran 5 x 5 x 5 cm berbentuk kubus dengan beberapa sampel untuk menentukan kuat tekan yang diperoleh sebagai standard pembuatan panel. Selain benda uji berbentuk kubus dibuat juga benda uji berbentuk panel dengan ukuran 1,20 cm x 40 cm untuk mengetahui kuat lentur dan tarik dari campuran panel beton anyaman bambu. 5. Kesimpulan Dalam beberapa kasus kuat tekan beton tidak menjadi faktor penentu tetapi justru daktilitasnya. Pengetahuan mengenai sifat-sifat beton bertulang akan membuka jalan bagi pemanfaatan bahan alam untuk keperluan konstruksi. Untuk jenis bambu apus beberapa sifat yang penting untuk diperhatikan adalah Kuat Tekan // = 39,89 MPa, Kuat Tekan = 5,55 MPa, Kuat Geser 7,644 MPa dan Kuat Tarik = 207,523 MPa serta Data sifat fisik material mortar yang digunakan adalah sebagai berikut; Berat isi semen 1,25 gr/cm 3, berat isi pasir 1,60 gr/cm 3, dan. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa pengujian sampel untuk campuran beton panel anyaman bambu dengan pembagian 1 semen dan 4 pasir tidak mengalami perubahan yang signifikan sehingga hasil beban maksimum yang didapat untuk pengujian umur dari 7 hari hingga 21 hari juga menghasilkan beban maksimun yang tidak jauh berbeda. cost housing. Bandung 7-28 september, 2003. Nawy, Edward G, 1990, Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar (terjemahan Suryoatmono, Bambang), PT. Eresco, Bandung Retno S, 2007, Pemberdayaan Serabut Kelapa Untuk Bahan Campuran Beton. Inovasi Teknologi Beton Sebagai Bahan Bangunan Rakyat. Satyarno I, 2005. Panel Beton Styrofoam Ringan Untuk Dinding. Jurusan Teknik Sipil FT UGM. Yogyakarta Somayaji, S. 1995. Civil Engineering Materials. Prentice-Hall, Inc. New Jersey. Sudarmoko, 1994, Perancangan dan Analisis Kolom Beton Bertulang, Biro Penerbit KMTS-FTUGM, Yogyakarta Yohanes L. D.dan T. B. Joewono, 2006, penelitian pendahuluan hubungan penambahan serat polymeric terhadap karakteristik beton normal J. Dimensi teknik sipil. vol 8, no. 1. p: 34 40 6. Daftar Pustaka Chang, C. T., P. Monteiro, dan K. Shyu. 1996. Behaviour of Marble Under Compression. Journal of Materials in Civil Engineering. 8 (3) : 157-170. Dipohusodo, Istimawan, 1994, Struktur Beton Bertulang, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Gere, J.M., dan S.P. Timoshenko. 1987. Mechanics of Materials. Wadswort Inc. California. Morisco, 2003. Bamboo and bamboo based Building materials. International seminarworkshop on building materials for low MEKTEK TAHUN XIV NO. 3, SEPTEMBER 2012 123