BAB I PENDAHULUAN. nasional bangsa yang bersangkutan. Beranjak dari sinilah nantinya dikenal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan tidak dapat di pisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak dari

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Setiap Negara atau bangsa selalu menyelenggarakan pendidikan demi citacita

I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor penting yang secara langsung memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses dan mobilitas sosial. dalam masyarakat baik secara horizontal maupun vertikal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. dari kebodohan dan kemiskinan. Hal ini Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyebabnya bukan saja anggaran pemerintah yang relatif rendah tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

I. PENDAHULUAN. baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Oleh karena itu setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini. Sebelumnya tidak tahu menjadi mengerti tata cara hidup yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

PELAKSANAAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 ANALISIS HASIL BELAJAR MERENCANAKAN MENU KESEMPATAN KHUSUS SEBAGAI KESIAPAN MENGOLAH MAKANAN UNTUK PESTA PERNIKAHAN PADA SISWA DI SMKN 3 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Amellya Nisfiatin Barroroh, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat terutama setelah terjadi krisis ekonomi tahun Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Panti Sosial Bina Remaja sebagai salah satu Panti Sosial dari Unit Pelaksana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No. 20 pasal ke-3 (2003)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sarana untuk membentuk sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Negara atau bangsa selalu menyelenggarakan pendidikan demi citacita nasional bangsa yang bersangkutan. Beranjak dari sinilah nantinya dikenal pendidikan nasional yang didasarkan kepada filsafat bangsa dan cita-cita nasionalnya. Memulai proses pendidikan, suatu bangsa berusaha untuk mencapai kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik, ilmu pengetahuan, teknologi, dan dalam bidang-bidang kehidupan budaya lainnya. Melalui proses pendidikan pula, suatu bangsa berusaha untuk mencapi tujuan-tujuan tertentu yang direncanakan. Pembangunan nasional sangat membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu yang dibekali dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas harus dibekali dengan pendidikan, baik pendidikan disekolah maupun pendidikan diluar sekolah. Pendidikan merupakan aspek yang penting bagi pengembangan sumber daya manusia sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrument yang digunakan bukan saja untuk membebaskan manusia yang keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan dan kemiskinan. Pendidikan diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia produktif (Hadikusumo,1996). 1

2 Sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia pertengahan tahun 1997, sebenarnya telah diproyeksikan bahwa sekitar 35 juta anak usia 7-15 tahun sudah bisa bersekolah dijenjang SD atau SLTP. Tetapi, akibat inflasi, gelombang PHK, kenaikan harga barang kebutuhan pokok, dan tekanan kemiskinan pasca kenaikan harga BBM, rentan terjadi keluarga miskin yang ada terpaksa mengorbankan kelangsungan pendidikan anak-anaknya dan lebih memiliki mengeluarka atau tidak meneruskan sekolah anaknya, baik untuk sementara waktu atau seterusnya (Suyanto,2003). Dalam rangak memperluas pengetahuan, pendidikan dan keterampilan perlu diperhatikan kesempatan bagi anak bertempat tinggal didesa terpencil, berasal dari keluarga yang kurang mampu atau menyandang cacat. Dalam bidang pendidikan pemerintahan membuat kebijaksanaan yaitu membuat UU No.20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional yaitu; Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsayang martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kemampuan seseorang dalam segala bidang melalui pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pendidikan juga kebutuhan yang penting bagi manusia. Tidak seorang pun manusia yang dapat hidup secara sempurna tanpa melalui proses pendidikan. Melalui pendidikan potensi manusia dapat berkembang guna meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan diperoleh seseorang dari keluarga, sekolah dan masyarakat.

3 Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan untuk mendewasakan peserta disesuai dengan tujuan pendidikan nasional sebagaimana dirumuskan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional. Pendidikan merupakan fenomena pendidikan manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan refleksi ilmiah tentang pendidikan tersebut, sebagai pertanggung jawaban terhadap perbuatan yang dilakukan, yaitu, mendidik dan dididik. Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal maupun salah satu lembaga pendidikan yang sangat potensial dalam mensejahterakan hidup manusia. Di sekolah seseorang banyak memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat. Hal ini disebabkan tujuan pendidikan di sekolah dirancang agar peserta didik memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baik untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, atau setelah tamat dari pendidikan sekolah anak akan memperoleh pekerjaan yang layak dari ilmu yang dipelajarinya. Secara Hirarkis tujuan pendidikan itu dapat diurutkan sebagai berikut: 1) Tujuan Pendidikan Nasional 2) Tujuan Institusional 3) Tujuan Kurikuler 4) Tujuan Instruksional Umum dan 5) Tujuan Instruksional Khusus (Arikunto, 1993).Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, kualitas mengajar guru dan kualitas belajar siswa harus ditingkatkan melalui pendayagunaan sumber daya pendidikan berupa tenaga, dana, sarana dan prasarana baik oleh keluarga, masyarakat, pemerintah, baik sendirisendiri maupun bersama. Pendidikan dibutuhkan untuk mencetak manusia yang cerdas, kreatif, mandiri sebagai sendi dalam pembangunan negara. Jika suatu bangsa ingin maju maka

4 sumber daya manusia harus ditingkatkan. Untuk itu semua anak usia sekolah harus dapat mengenyam dunia pendidikan. Namun itu tidak sesuai dengan keadaan di Indonesia saat ini. Masalah utama pendidikan di Indonesia, masih rendahnya persentase siswa yang melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi khususnya dari SMP ke SMA. Lulusan SD yang melanjutkan ke SMP baru sekitar 80 persen, sisanya sekitar 20 persenatau 15 ribu orang tidak melanjutkan kesekolah yang lebih tinggi atau putus sekolah. Anak-anak lulusan SMP yang tidak melanjutkan ke SMA/SMK mencapai 40 persen. Andaikan jumlahnya sama dengan lulusan SD, berarti kurang lebih dari 30 ribu orang. Belum lagi angkalulusan SMA yang tidakmelanjutkanke PT mencapai 60-70 persen (Sarjana dalam indraharti,2005) Putus sekolah bukan merupakan persoalan baru dalam sejarah pendidikan. Persoalan ini telah berakar dan sulit untuk di pecahkan, sebab ketika membicarakan solusi maka tidak ada pilihan lain kecuali memperbaiki kondisi ekonomi keluarga. Ketika membicarakan pening kata ekonomi keluarga terkait bagaimana meningkatkan sumber daya manusianya. Sementara semua solusi yang diinginkan tidak akan lepas dari kondisi ekonomi nasional secara menyeluruh, sehingga kebijakan pemerintah berperan penting dalam mengatasi segala permasalahan termasuk perbaikan kondisi masyarakat. Ada beberapa yang mempengaruhi anak tidak dapat menikmati pendidikan sekolah. Factor-faktor tersebu tadalah factor eksternal yaitu Motivasi orang tua yang rendah, Lingkungan masyarakat yang kurang mendukungdan factor internal yaitu minat anak yang rendah, motivasi anak untuk melanjutkan sekolah kurang, dan Intelektual anak (Kartono dalam Lubis 2003).

5 Propinsi Jambi memiliki anak putus sekolah yang tinggi, ini tersebar di beberapa kabupaten khususnya daerah yang kondisi geografisnya sangat luas dan aksesnya terbatas. Seperti wilayah-wilayah pedalaman yang masih kesulitan transportasi diakibatkan oleh keadaan geografis baik berupa daerah perkebunan. (http:beritasore.com/2009 /03/16-siswa-putus-sekolah-di-jambi) Besarnya angka putus sekolah di provinsi Jambi diduga dipengaruhi aspek fisik wilayah dan aspek social. Berangkat dari berbagai factor yang diduga sebagai penyebab anak putus sekolah itulah, maka penting suntuk melakukan penelitian ini untuk bertujuan mendeskripsikan karakteristik serta factor-faktor yang mempengaruhi siswa putus sekolah di provinsi Jambi. Salah satu kabupaten yang masih terdapat anak putus sekolah di Provinsi Jambi adalah Kabupaten Tanjung Jabung Barat keadaan geografisnya yang secara garis besar adalah wilayah perkebunan masih jauh dengan kota besar. Ini dapat kita lihat dari 13 (Tiga Belas) kecamatan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, hanya Kecamatan Tebing Tinggilah yang daerahnya atau kondisi geografisnya sangat tidak bagus. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, bahwa di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat masih banyak terdapat anak putus sekolah hal ini dapat dilihat dari jumlah anak yang usianya sekitar 6-15 tahun (usia sekolah) masih banyak yang tidak bersekolah yaitu sekitar 1217 jiwa dari 8473 jiwa atau sekitar 31 persen dari jumlah anak usia sekolah. Hal ini tentu saja disebabkan oleh banyak factor yang dapat menyebabkan anak tersebut putus sekolah.(http:beritasore.com/2009 /03/16-siswa-putus-sekolah-di-jambi).

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di identifikasi bahwa factorfaktor penyebab terjadinya anak putus sekolah adalah karena kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan anak sebagai investasi masa depannya, terjadinya pernikahan dini atau kultural patriarkihis, terdapatnya krisis kepercayaan dan bahkan pandangan yang kontra produktif terhadap arti penting sekolah, kebudayaan masyarakat, Tingkat Aksesibilitas yang kurang mendukung. C. PembatasanMasalah Pembatasanmasalahdalam penelitian ini adalah factor-faktor penyebab terjadinya anak putus sekolah tingkat SD/Sederajat dan SMP/Sederajat di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu dilihat daripersepsi Orang Tua terhadap pendidikan, Budaya Masyarakat Dan Tingkat Aksesibilitas. D. PerumusanMasalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimnana Persepsi Orang Tua terhadap terjadinya anak putus sekolah di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat? 2. Bagaimanakah Budaya dapat menyebabkan terjadinya anak putus sekolah di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat? 3. Bagaimana Tingkat Aksesibilitas dapat menyebabkan terjadinya anak putus sekolah di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat?

7 E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui persepsi orang tua terhadap pendidikan anak di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 2. Mengidentifikasi budaya dapat menyebabkan anak putus sekolah di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 3. Untuk mengetahui tingkat aksesibilitas dapat menyebabkan terjadinya anak putus sekolah di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan penelitian yang akan datang, member informasi, saran minimal mengenai factor-faktor penyebab terjadinya anak putus sekolah. 2. Sebagai masukkan bagi orang tua khususnya masyarakat di Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Tanjung Jabung Barat tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan anak mereka. 3. Untuk menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti dan pembaca tentang masalah yang diteliti dan sebagai acuan pada peneliti yang melakukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.