BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE ASSESSMENT) SISWA SMA PADA PRAKTIKUM HIDROLISIS GARAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENGEMBANGAN ASSESMEN KINERJA UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nuraini S., 2015

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Asesmen atau penilaian merupakan proses untuk mendapatkan informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah yang dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN. laku (kemampuan) pada diri siswa, seperti yang sebelumnya tidak tahu. menjadi tahu, yang sebelumnya tidak paham menjadi paham, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN PENILAIAN OTENTIK D ALAM RANGKA MENINGKATKAN PENCAPAIAN KOMPETENSI SISWA PAD A MATA PELAJARAN TEKNOLOGI MEKANIK D I SMK

I. PENDAHULUAN. seberapa jauh seorang siswa atau sekelompok siswa mencapai tujuan. (Kusaeri dan Suprananto, 2012). Dalam Permendiknas Nomor 20 tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan berfungsi sebagai pencetak SDM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk (kualitatif).

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gebyar Gumelar, 2015

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada. menonjolnya, terutama pada masyarakat dari negara-negara yang telah

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,

SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PADA PRAKTIKUM PEMROGRAMAN WEB DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun lingkungannya. Menurut Undang undang No. 20 Tahun 2003

PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK

Pengembangan Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Berbentuk Tes Esai untuk Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X

2015 SKALA UNTUK MENILAI SIKAP-SIKAP SISWA SMA KELAS XI DALAM PEMBELAJARAN HIDROKARBON

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya IPTEK di era modern ini memberikan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB III METODEI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Romadhona, 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hardy Maulana, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran proses sains dalam konteks kurikulum 2013 dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berkualitas. Dalam menciptakan SDM yang berkualitas tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia masih sangat minim dalam hal inovasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pelik, kompleks, dan multidimensi.permasalahan-permasalahan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendukung masa depan. Pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Adapun fungsi pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Asep Tarbini, 2015 IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susi Susanti, 2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Afif Miftah Amrullah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini menekankan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI TERHADAP KREATIVITAS SISWA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penilaian merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pembelajaran. Penilaian kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan pendidik yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Salah satu fungsi dari adanya penilaian adalah untuk mengontrol pendidikan dalam lingkup sekolah tentang gambaran kemajuan perkembangan proses dan hasil belajar peserta didik (Uno & Koni, 2012, hlm. 4-6). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan ruang lingkup penilaian hasil belajar peserta didik meliputi kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Menurut Reksoatmojo (2010, hlm. 131) proses penilaian di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus dilaksanakan pada seluruh aspek kemampuan siswa agar hasil penilaiannya memiliki kebermaknaan bagi siswa, baik untuk memasuki dunia kerja maupun untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 yang mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan kejuruan adalah untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Penilaian pada mata pelajaran kimia di SMK, sebagai salah satu mata pelajaran dasar bidang keahlian, harus menyeluruh dan mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa. Hal ini bertujuan agar hasil penilaian pelajaran kimia di SMK dapat mendukung pembentukan keahlian siswa sehingga dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja (Purwanti, 2014, hlm. 2).

2 Mata pelajaran kimia merupakan salah satu pelajaran yang banyak melakukan kegiatan praktikum. Praktikum merupakan kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa melaksanakan pada kenyataan nyata yang diperoleh sebelumnya dalam teori. Kegiatan praktikum digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses, membangkitkan minat belajar dan memeriksa kebenaran teori. Hal ini dapat dikatakan bahwa kegiatan praktikum menjadi wahana pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara bersamaan (Firman, 2013. hlm. 80). Menurut Kempa & Ward (dalam Hofstein, 2004, hlm. 250) untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan dengan praktikum di laboratorium. Penilaian kompetensi pengetahuan bisa dilakukan dengan tes tertulis sedangkan penilaian keterampilan tidak efektif jika dilakukan dengan tes tertulis. Hal ini sesuai dengan menurut Firman (2013, hlm. 83) yang menyatakan untuk mengevaluasi kegiatan praktikum siswa maka diperlukan tes keterampilan karena pengujian secara tidak langsung melalui tes tertulis validitasnya masih diragukan, apalagi dengan konstruksi tes yang buruk. Dengan tes keterampilan maka hasil belajar siswa yang mencerminkan kompetensi keterampilan bisa terungkap. Menurut Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 teknik untuk menilai kompetensi keterampilan adalah dengan penilaian kinerja (performance assessment). Berdasarkan temuan di lapangan menunjukkan bahwa selama ini penilaian kinerja yang merupakan teknik dalam menilai keterampilan siswa masih belum banyak dilakukan oleh guru. Hal ini diungkapkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Hofstein (2004, hlm. 251) yang menyatakan bahwa pendidik menilai hasil belajar siswa pada kegiatan praktikum hanya berdasarkan pada apa yang mereka tulis di dalam laporan selama atau setelah praktikum dan tes paper-pencil untuk menilai pengetahuan siswa dan pemahaman penggunaan teknik eksperimen, prinsip serta prosedur kerja di laboratorium. Hal yang sama pula diungkapkan oleh Purwanti (2014, hlm. 3) yang menyatakan bahwa meskipun saat ini kurikulum 2013 sudah dilaksanakan, tetapi dalam kenyataannya masih banyak guru yang menggunakan penilaian tradisional yang hanya menilai aspek

3 pengetahuan siswa tanpa mempertimbangkan aspek keterampilan atau psikomotor yang dimiliki oleh siswa SMK. Hal ini terjadi karena beberapa kendala yang dihadapi guru dalam menilai kinerja siswa menurut Susila (2012, hlm. 5-6) yaitu pedoman penyekoran dalam instrumen tidak jelas sehingga sukar digunakan, komponen-komponen yang dinilai sulit untuk diamati, sehingga cenderung diabaikan dan kemungkinan ada kecenderungan untuk memberi nilai tinggi atau sebaliknya, hal ini diakibatkan oleh instrumen yang digunakan belum memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas. Beberapa penelitian terkait dengan penilaian kinerja dalam mata pelajaran kimia dilakukan oleh Kulm, Malcom & O Neil (dalam Slater, 1993) menunjukkan bahwa penggunaan penilaian kinerja dalam kegiatan di laboratorium mampu memperlihatkan kriteria secara jelas serta menunjukkan tingkatan kompetensi yang dimiliki siswa, sehingga melalui penggunaan penilaian kinerja dalam kegiatan praktikum dapat menilai keterampilan kinerja siswa selama proses praktikum berlangsung. Penelitian yang dilakukan oleh She, dkk. (2007) mengenai hasil kinerja mahasiswa Taiwan dalam laboratorium kimia organik menunjukkan bahwa instrumen yang dikembangkan dapat digunakan untuk menilai hasil kinerja mahasiswa. Penelitian serupa pula yang dilakukan oleh Uliyanti (2014), Anggita (2014), Pratiwi (2014) dan Yulina (2014) terkait pengembangan instrumen penilaian kinerja mengungkapkan bahwa dengan instrumen penilaian kinerja yang telah valid dan reliabel dapat mengungkap kinerja siswa. Berdasarkan beberapa penelitian terkait tentang pengembangan instrumen penilaian kinerja memotivasi peneliti dalam melakukan penelitian dalam bidang tersebut sesuai dengan tuntutan kurikulum. Berdasarkan struktur kurikulum 2013 mata pelajaran kimia SMK, materi yang memungkinkan untuk dikembangkan instrumen penilaian kinerja dalam kegiatan praktikum terdapat dalam materi kelas XI. Salah satu materi kelas XI yang esensial dan menarik untuk diteliti untuk tingkatan SMK bidang keahlian teknologi dan rekayasa adalah hidrokarbon pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Halimah (2014) tentang penguasaan konsep siswa

4 pada materi identifikasi unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon menggunakan model inkuiri mengungkapkan bahwa penguasaan konsep siswa lebih baik pada materi identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Penelitian tersebut hanya mengungkapkan penguasaan konsep siswa pada ranah kognitif saja namun tidak mengungkapkan hasil kinerja siswa pada materi tersebut. Sehingga penilaian masih dalam ranah pengetahuan saja. Sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Halimah (2014) tersebut, hasil wawancara dengan guru kimia di salah satu SMK Negeri bidang keahlian teknologi dan rekayasa di Bandung juga menunjukkan bahwa selama ini penilaian hasil kinerja siswa lebih banyak mengarah pada ranah pengetahuan saja. Penilaian praktikum hanya dilakukan sekali untuk setiap tahun ajaran yaitu pada saat ujian kenaikan kelas namun belum menggunakan instrumen yang valid dan reliabel. Adapun penilaian keterampilan yang dilakukan khususnya pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon belum menggunakan instrumen penilaian kinerja melainkan hanya dengan menggunakan laporan praktikum saja. Sehingga penilaian kinerja akan sangat tepat dan relevan digunakan untuk menilai kinerja siswa pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon. Dari latar belakang ini, maka dilakukan penelitian mengenai pengembangan instrumen penilaian kinerja (performance assessment) siswa SMK pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon. Harapan dari pengembangan instrumen penilaian kinerja ini adalah dapat menghasilkan instrumen yang valid dan reliabel digunakan untuk menilai hasil belajar siswa pada kompetensi keterampilan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, terdapat beberapa pemasalahan diantaranya: 1. Penilaian kinerja yang dilakukan masih hanya sebatas penggunaan tes tertulis dan laporan praktikum.

5 2. Masih banyak guru SMK yang menggunakan penilaian tradisional yang hanya menilai aspek pengetahuan siswa tanpa mempertimbangkan aspek keterampilan atau psikomotor yang dimiliki oleh siswa SMK. 3. Penilaian praktikum yang dilakukan khususnya pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon belum menggunakan instrumen penilaian kinerja melainkan hanya dengan menggunakan laporan praktikum saja. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah Bagaimana hasil pengembangan dan aplikasi instrumen penilaian kinerja (performance assessment) siswa SMK pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon?. Rumusan masalah tersebut diturunkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan memenuhi syarat valid dalam menilai kinerja siswa SMK pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon? 2. Apakah instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan memenuhi syarat reliabel dalam menilai kinerja siswa SMK pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon? 3. Apakah jumlah siswa dalam sekali penilaian berpengaruh terhadap hasil penilaian yang diberikan oleh rater pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon? 4. Bagaimana respon rater terhadap keterlaksaan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan? 5. Bagaimana hasil penilaian kinerja siswa SMK pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon menggunakan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan? D. Pembatasan Masalah

6 Agar penilaian lebih terarah dan memberi gambaran yang jelas, maka batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan berupa tugas (task) dan rubrik. 2. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan hanya menilai kinerja siswa dalam kegiatan praktikum. 3. Instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan diuji coba dan diaplikasikan untuk siswa SMK bidang keahlian teknologi dan rekayasa. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menghasilkan instrumen penilaian kinerja yang valid dalam menilai kinerja siswa SMK pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon. 2. Menghasilkan instrumen penilaian kinerja yang reliabel dalam menilai kinerja siswa SMK pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon. 3. Mengetahui pengaruh jumlah siswa dalam sekali penilaian terhadap hasil penilaian yang diberikan oleh rater pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon. 4. Mengetahui respon rater terhadap keterlaksaan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan. 5. Mengetahui hasil penilaian kinerja siswa SMK pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon menggunakan instrumen penilaian kinerja yang dikembangkan. F. Manfaat Penelitian lain: Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat, antara

7 1. Bagi guru kimia, hasil penelitian pengembangan instrumen penilaian kinerja dapat digunakan sebagai alat ukur yang valid dan reliabel yang digunakan untuk menilai kinerja siswa pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon. 2. Bagi peneliti lain, hasil penelitian pengembangan instrumen penilaian kinerja dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan pertimbangan untuk mengembangkan jenis instrumen penilaian kinerja pada materi kimia yang berbeda. G. Definisi Istilah Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan defenisi mengenai istilah-istilah sebagai berikut: 1. Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan untuk memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru (Pemerintah RI, 2002, hlm. 3). 2. Instrumen adalah alat yang digunakan untuk tujuan memperoleh (menilai atau mengukur) seberapa jauh kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran (Putra, 2012, hlm. 108). 3. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi dalam rangka pembuatan keputusan (McMillan dalam Firman, 2013, hlm. 1). 4. Penilaian kinerja (performance assessment) adalah pengamatan yang dilakukan secara sistematis dan langsung terhadap kinerja/unjuk kerja/perbuatan peserta didik yang sebenarnya (mencakup proses/produk) dan penilaian tersebut didasarkan pada kriteria kinerja (performance criteria) yang telah ditetapkan terlebih dahulu (North Central Regional Educational Laboratory, NCREL dalam Muslich, 2011, hlm. 124). 5. Task (tugas) adalah tugas yang didesain untuk mengakses kemampuan siswa dalam memanipulasi peralatan (Slater, 1993).

8 6. Rubrik adalah pedoman penyekoran kriteria yang terdiri dari deskripsi kriteria pada setiap poin (Wren, 2009, hlm. 6). H. Struktur Organisasi Skripsi Skripsi yang berjudul Pengembangan Instrumen Penilaian Kinerja (Performance Assessment) Siswa SMK pada Praktikum Identifikasi Keberadaan Unsur Karbon dan Hidrogen dalam Senyawa Hidrokarbon terdiri dari lima bab yaitu: bab I pendahuluan, bab II kajian pustaka, bab III metodologi penelitian, bab IV hasil dan pembahasan, bab V simpulan dan saran. Bab I merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah dan struktur organisasi. Bab II merupakan bab kajian pustaka yang terdiri dari penilaian dalam pembelajaran, penilaian keterampilan pada sekolah menengah kejuruan, penilaian dalam kegiatan praktikum, penilaian kinerja, tugas (task) dan rubrik penilaian kinerja, kualitas penilaian kinerja, pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan pada materi identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon. Bab III merupakan bab metodologi penelitian yang terdiri dari metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan teknik pengumpulan dan analisis data. Bab IV merupakan bab hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan hasil penelitian pengembangan instrumen penilaian kinerja pada praktikum identifikasi keberadaan unsur karbon dan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon dan pembahasan dari temuan yang diperoleh pada penelitian yang telah dilakukan. Bab V merupakan bab simpulan dan saran. Daftar pustaka memuat semua sumber yang digunakan dalam penulisan skripsi. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian. Setiap lampiran diberikan nomor urut sesuai dengan penggunaannya.