BAB I PENDAHULUAN. membuat para manajer perusahaan harus lebih kreatif dalam menunjukkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai pihak eksternal perusahaan, kreditor dan investor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Perusahaan membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip konservatisme merupakan prinsip kehati-hatian terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah laporan yang dibuat oleh perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan sebagai pedoman bagi peneliti. Selain itu juga untuk menghindari adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya akuntansi merupakan suatu proses untuk menyediakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh tingkat laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan haruslah memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan, pemerintah, dan masyarakat. Sehingga laporan keuangan harus memiliki

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Indonesia (IAI). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan kebebasan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengambil keputusan. Laporan keuangan sebaiknya disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dalam mengelola sumber daya. Laporan keuangan merupakan produk

BAB I PENDAHULUAN. entitas atau perusahaanya dan mengetahui peristiwa-peristiwa signifikan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang lain. Maka dalam tinjauan ini dicantumkan hasil-hasil penetian

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham atau kepada pihak eksternal yang memiliki kepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan adalah laporan yang bisa diharapkan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan jangka panjang perusahaan adalah untuk mengoptimalkan nilai

Gambar 1.1 Persentase Distribusi PDB Kategori Industri Pengolahan / Manufaktur Sumber: dan data sekunder yang telah diolah/ 2016

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menyajikan informasi mengenai kinerja perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam praktik akuntansi. Sebagaimana dikatakan Lasdi (2008), meskipun. melaporkan laporan keuangan secara konservatif.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memilih metode maupun estimasi yang akan digunakan. Fleksibilitas

BAB II LANDASAN TEORI. terhadap penyajian data akuntansi yang relevan dan handal.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II RERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. beberapa hal yang berkaitan dengan Komite Audit dalam perusahaan:

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan. tahunan yang diaudit oleh kantor akuntan publik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran umum objek penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya yang bermanfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan prinsip konservatisme dalam pelaporan keuangan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan dan menjalankan perusahaan, sehingga perusahaan. membutuhkan laporan keuangan sebagai pegangan untuk mengetahui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan timbul permasalahan agensi, karena masing-masing dari kedua pihak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi keuangan memuat data-data keuangan yang tersaji secara deskripsi tentang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba dan implikasinya

Judul : Pengaruh Konservatisme Akuntansi dan Leverage pada Earnings Response Coefficient Nama : Desriyana Natalia NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengguna laporan keuangan baik internal maupun eksternal. Menurut SFAC

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dibuat harus memberikan informasi yang bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi indonesia yang tidak stabil, menyebabkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu manajemen perusahaan memiliki tugas yang harus dilakukan dengan penuh

BAB I PANDAHULUAN. dan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, maka sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha sebagai

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Konservatisme merupakan suatu sikap hati-hati yang dikerjakan oleh

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan gambaran dari kondisi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan. Laporan keuangan. manajemen adalah profitabilitas perusahaan tersebut.

Judul : Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Potensi Kesulitan Keuangan pada Konservatisme Akuntansi dengan Leverage

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan. Menurut IAI (2009) tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. independen mengalami peningkatan. Laporan keuangan merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2016 PENGARUH KONSERVATISME TERHAD AP ASIMETRI INFORMASI D ENGAN D IMOD ERASI EFEKTIFITAS PENGAWASAN D EWAN KOMISARIS

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu informasi dari pihak eskternal dan pihak internal dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai kepentingan. Oleh karena itu, kualitas dari suatu laporan. penggunanya dalam mengambil keputusan yang diinginkan.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF

BAB I PENDAHULUAN. komisaris, direktur, manajer, dan karyawan maupun pihak eksternal seperti

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk

TINGKAT KONSERVATISME AKUNTANSI DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

ANALISIS PILIHAN PERUSAHAAN TERHADAP AKUNTANSI KONSERVATIF

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan.

BAB II LANDASAN TEORI. diminta untuk pengakuan laba dibandingkan rugi. Watts juga menyatakan bahwa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kejamnya persaingan bisnis antar perusahaan di lingkungan pasar modal membuat para manajer perusahaan harus lebih kreatif dalam menunjukkan pelaporan keuangan perusahaan mereka di depan para investor dan kreditor. Fokus utama dalam pelaporan keuangan adalah informasi laba. Informasi laba banyak digunakan para investor dan kreditur untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan menaksir risiko yang mungkin akan timbul di masa yang akan datang. Untuk menghasilkan angka-angka yang terpercaya dan relevan dalam pelaporan keuangan khususnya informasi laba, manajer dapat menerapkan salah satu Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (Generally Accepted Accounting Principles). Salah satu prinsip tersebut adalah prinsip prudence (konservatisme). Prinsip prudence merupakan prinsip kehati-hatian dalam menentukan dan menyajikan jumlah laba, yang didasarkan pada asumsi ketidakpastian ekonomi perusahaan di masa yang akan datang dengan cara mempercepat pengakuan biaya dan memperlambat pengakuan pendapatan. Ghozali dan Chariri (2007:335) menyatakan bahwa apabila perusahaan menggunakan prinsip ini, segala biaya, rugi, maupun hutang yang telah atau mungkin akan terjadi harus segera diakui di dalam laporan keuangan meskipun tidak ada bukti yang kuat dan objektif. Sedangkan untuk pendapatan, untung, dan aktiva hanya boleh diakui jika ada bukti yang objektif dan benar-benar telah terjadi. 1

2 Dalam dunia akuntansi, penggunaan prinsip prudence masih dianggap sebagai prinsip yang kontroversial. Beberapa pihak yang menyetujui penggunaan prinsip ini menyatakan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan dari penggunaan prinsip prudence akan dapat meminimalkan risiko serta menetralkan keyakinan yang berlebihan bagi pemilik dan manajer (Dewi, dkk, 2014). Lafond dan Watts (2007) dalam Saputri (2013) juga menyatakan bahwa penggunaan prinsip ini dapat mencegah terjadinya asimetri informasi yang di timbulkan dari manipulasi laporan keuangan yang dilakukan manajer. Di sisi lain, pihak yang menentang penggunaan prinsip prudence menyatakan bahwa prinsip ini banyak menimbulkan kebiasan pada informasi labanya dan nilai laba yang dihasilkan juga dianggap terlalu rendah (Dewi, dkk, 2014). Beberapa peneliti menyatakan bahwa nilai laba yang terlalu rendah disebabkan karena adanya penghapusan aktiva bersih ketika merespon bad news dan peningkatan aktiva bersih (tidak meningkatkan laba) dalam merespon good news. Ada beberapa kasus di Indonesia yang pernah terjadi berkaitan dengan akuntansi prudence seperti kasus laporan keuangan PT.Indosat, Tbk. pada tahun 2006. Laporan keuangan pada tahun 2006 menunjukkan bahwa PT.Indosat, Tbk. mengalami penurunan laba bersih sebesar 13,12 persen dari Rp1,623 triliun pada tahun 2005 menjadi Rp1,41 triliun. Laba bersih akibat peningkatan beban operasi sekitar 11,38 persen dari Rp7,937 triliun menjadi Rp3,398 triliun dari Rp3,651 triliun. Penurunan laba ini diduga karena PT.Indosat, Tbk. ingin menghindari pembayaran pajak yang cukup besar pada tahun tersebut (www.sinarharapan.co.id dalam Alhayati, 2013).

3 Keputusan manajer dalam memilih menggunakan prinsip prudence banyak dipicu karena beberapa faktor, di antaranya adalah risiko litigasi, tingkat kesulitan keuangan, leverage, growth opportunities, serta faktor corporate governance (yang meliputi: struktur kepemilikan manajerial dan komite audit). Risiko litigasi merupakan faktor eksternal yang memungkinkan perusahaan mendapat tuntutan hukum dari pihak yang dirugikan akibat perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada investor maupun kreditor. Meskipun sebagai faktor eksternal, risiko litigasi menjadi salah satu faktor pendorong manajer untuk melaporkan keuangan secara prudence. Beberapa peneliti yang melakukan penelitian mengenai risiko litigasi, seperti Ningsih (2013) dan Utami (2013) menyatakan bahwa risiko litigasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap konservatisme (prudence) akuntansi. Sedikit berbeda dengan mereka, hasil penelitian Lastari (2014) dan Dewi,dkk (2014) menunjukkan bahwa risiko litigasi berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme (prudence) akuntansi artinya jika risiko litigasi semakin tinggi maka tingkat prudence akan semakin turun. Menurut Dewi,dkk (2014) kondisi ini terjadi karena risiko litigasi terhadap konservatisme (prudence) diteliti menurut perspektif perilaku opportunistik manajer, bukan berdasarkan perspektif kontrak efisien. Selain itu, kondisi ini juga dipicu karena hukum dan litigasi di Indonesia belum berjalan secara efektif. Tidak sependapat dengan Lastari (2014) dan Dewi,dkk (2014), penelitian yang dilakukan oleh Resti (2012) menunjukkan bahwa risiko litigasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme (prudence) akuntansi meskipun arahnya negatif.

4 Selain risiko litigasi, tingkat kesulitan keuangan juga dapat memicu perusahaan menggunakan prinsip prudence. Tingkat kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai gejala awal kebangkrutan terhadap kondisi keuangan perusahaan. Menurut Brigham dan Daves (2003: 837) kesulitan keuangan dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya seperti tidak memenuhi jadwal pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasi bahwa perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi kewajibannya. Penelitian yang dilakukan Ningsih (2013) serta Fathurahmi,dkk (2014) memperoleh hasil bahwa tingkat kesulitan keuangan memiliki arah yang negatif dan berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme (prudence) akuntansi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pramudita (2012) dan Utami (2013) juga menunjukkan bahwa tingkat kesulitan keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme (prudence) akuntansi namun arahnya positif. Pramudita (2012) dan Utami (2013) menyimpulkan bahwa ketika suatu perusahaan dihadapkan pada situasi kondisi kesulitan keuangan, perusahaan akan semakin hati-hati dalam melakukan pencatatan laporan keuangan. Sikap kehati-hatian ini dapat diterapkan dengan menggunakan prinsip prudence. Berbeda dengan Pramudita (2012), Utami (2013), Ningsih (2013), serta Fathurahmi,dkk (2014), penelitian Alhayati (2013) dan Lastari (2014) memperoleh hasil bahwa pengaruh tingkat kesulitan keuangan terhadap konservatisme (prudence) akuntansi bersifat tidak signifikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Alhayati (2013) menunjukkan ketidaksignifikannya memiliki arah yang positif sedangkan menurut Lastari (2014) ketidaksignifikannya memiliki arah yang negatif.

5 Leverage juga bisa menjadi alasan manajer menggunakan prinsip prudence. Manajer berharap dengan penggunaan prinsip ini perusahaan akan terbebas dari pelanggaran perjanjian kontrak hutang. Leverage merupakan rasio solvabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang/ kewajibannya. Rasio ini berkaitan erat dengan debt covenant (kontrak hutang). Penelitian yang dilakukan Indrayati (2010), Alhayati (2013), dan Fatmariani (2013) terhadap debt covenant yang dihitung dengan leverage memberikan hasil positif dan signifkan terhadap konservatisme (prudence) akuntansi. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa leverage berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme (prudence) akuntansi juga diperoleh pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktomegah (2012) dan Hani (2012) meskipun arahnya negatif. Tidak sependapat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrayati (2010), Alhayati (2013), Fatmariani (2013), Oktomegah (2012), dan Hani (2012), penelitian yang dilakukan oleh Brilianti (2013), Pramudita (2012), Resti (2012), Septian (2014), serta Dewi,dkk (2014) memberikan hasil bahwa leverage tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme (prudence) akuntansi. Arah yang positif ditunjukkan pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Brilianti (2013), sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pramudita (2012), Resti (2012), Septian (2014), serta Dewi,dkk (2014) menunjukkan arah yang negatif. Growth opportunities atau kesempatan perusahaan untuk tumbuh menjadi perusahaan yang lebih besar dengan cara menggunakan dana cadangan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan, juga dapat memicu manajer untuk menerapkan prinsip prudence. Besarnya dana yang dibutuhkan

6 untuk investasi mendorong manajer menerapkan prinsip prudence karena perhitungan laba dengan prinsip prudence akan menghasilkan laba yang lebih rendah dibandingkan menggunakan prinsip akuntansi optimis (Fatmariani, 2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatmariani (2013) yang membuktikan bahwa growth opportunities berpengaruh positif signifikan terhadap akuntansi konservatif (prudence). Meskipun hasil yang diperoleh juga positif, penelitian yang dilakukan oleh Indrayati (2010), Resti (2012), Fathurahmi,dkk (2014), Lastari (2014), serta Dewi, dkk (2014) memberikan hasil bahwa growth opportunities tidak berpengaruh secara signifikan terhadap akuntansi konservatif (prudence). Berbeda dengan mereka hasil penelitian yang dilakukan oleh Hani (2012), Saputri (2013), dan Septian (2014) menunjukkan bahwa growth opportunities tidak berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap konservatisme (prudence) akuntansi. Struktur kepemilikan manajerial yang merupakan faktor corporate governance juga dapat memicu seorang manajer menggunakan prinsip prudence. Corporate governance merupakan suatu konsep yang diterapkan perusahaan dalam menjalankan usahanya, yang berkaitan dengan hubungan antar elemen dalam perusahaan (meliputi: struktur kepemilikan manajerial, kompetensi komite audit dan lain-lain) dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Penerapan corporate governance akan mampu mempengaruhi pilihan manajemen dalam memilih kebijakan akuntansi serta diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders. Berdasarkan hasil penelitian Indrayati (2010) dan

7 Septian (2014) struktur kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap konservatisme (prudence) akuntansi. Hasil penelitian yang dilakukan Indrayati (2010) dan Septian (2014) tidak sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Oktomegah (2012) yang berpendapat bahwa struktur kepemilikan manajerial memiliki arah negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme (prudence) akuntansi. Sedikit berbeda dengan hasil penelitian Indrayati (2010) dan Septian (2014), hasil penelitian Resti (2012), Veres (2013), serta Dewi,dkk (2014) menunjukkan bahwa struktur kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap konservatisme (prudence) akuntansi namun tidak signifikan. Menurut Dewi,dkk (2014) tanda positif dalam penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi struktur kepemilikan akan memberikan kecenderungan kepada manajer untuk menggunakan akuntansi konservatif (prudence). Penelitian mengenai struktur kepemilikan manajerial terhadap konservatisme (prudence) akuntansi juga dilakukan oleh Brilianti (2013) dan Fatmariani (2013). Hasil penelitian Brilianti (2013) dan Fatmariani (2013) menunjukkan bahwa struktur kepemilikan manajerial memiliki arah yang negatif dan berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme (prudence) akuntansi. Pemakaian akuntansi konservatif (prudence) juga dapat dipicu karena komite audit. Komite audit merupakan kelompok auditor yang terdiri atas sekurang-kurangnya satu orang komisaris independen dan sekurang-kurangnya dua orang anggota lainnya yang berasal dari luar emiten serta memiliki pedoman kerja komite audit (audit committee charter) yang bertanggung jawab kepada dewan komisaris yang terdiri dari Bapepam guna mengawasi kinerja manajer

8 perusahaan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan. Pembentukan komite audit yang sesuai dengan peraturan Bapepam akan mampu memonitor dengan baik proses pelaporan keuangan di dalam perusahaan dan akan menghasilkan informasi keuangan yang akurat serta berkualitas. Menurut Wulandini dan Zulaikha (2012) kompetensi komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat konservatisme (prudence) akuntansi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan kompetensi komite audit yang baik, perusahaan akan mampu mencegah kerugian yang disebabkan karena tindakan manajemen. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Brilianti (2013) yang memperoleh hasil negatif dan tidak signifikan. Berdasarkan pernyataan dan fakta-fakta yang ada, dapat disimpulkan bahwa prinsip prudence merupakan prinsip kehati-hatian dalam melaporkan laba guna meminimalkan risiko yang mungkin akan terjadi. Penerapan prinsip prudence akan dapat bermanfaat bagi perusahaan jika penerapannya dilakukan secara benar sesuai prosedur yang berlaku. Meskipun prinsip ini bermanfaat bagi perusahaan, penggunaan prinsip ini juga dapat menimbulkan masalah di dalam perusahaan. Banyaknya kasus yang berkaitan dengan prinsip prudence memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian kembali mengenai penerapan prinsip prudence (akuntansi konservatif) dengan menggabungkan penelitian yang dilakukan oleh Lastari (2014) mengenai pengaruh growth opportunities, risiko litigasi, dan tingkat kesulitan keuangan terhadap konservatisme (prudence) akuntansi dengan penelitian yang dilakukan oleh Brilianti (2013) mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, leverage, dan komite audit. Berbeda dengan

9 penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan periode dan sampel perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014, serta tidak menggunakan variabel kepemilikan institusional. Penelitian ini hanya menggunakan variabel risiko litigasi, tingkat kesulitan keuangan, leverage, growth opportunities, struktur kepemilikan manajerial, serta komite audit. 1.2 Rumusan Masalah Dengan mengambil data-data dari perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka masalah utama penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah risiko litigasi berpengaruh negatif terhadap pemakaian prinsip prudence (konservatif) akuntansi? 2. Apakah tingkat kesulitan keuangan (financial distress) berpengaruh positif terhadap pemakaian prinsip prudence (konservatif) akuntansi? 3. Apakah leverage / debt covenant (kontrak utang) berpengaruh positif terhadap pemakaian prinsip prudence (konservatif) akuntansi? 4. Apakah growth opportunities berpengaruh positif terhadap pemakaian prinsip prudence (konservatif) akuntansi? 5. Apakah struktur kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap pemakaian prinsip prudence (konservatif) akuntansi? 6. Apakah komite audit berpengaruh positif terhadap pemakaian prinsip prudence (konservatif) akuntansi?

10 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis dan mengetahui pengaruh risiko litigasi terhadap pemakaian prinsip prudence (konservatif) akuntansi. 2. Menganalisis dan mengetahui pengaruh tingkat kesulitan keuangan (financial distress) terhadap pemakaian prinsip prudence (konservatif) akuntansi. 3. Menganalisis dan mengetahui pengaruh leverage / debt covenant (kontrak utang) terhadap pemakaian prinsip prudence (konservatif) akuntansi. 4. Menganalisis dan mengetahui pengaruh growth opportunities terhadap pemakaian prinsip prudence (konservatif) akuntansi. 5. Menganalisis dan mengetahui pengaruh struktur kepemilikan manajerial terhadap pemakaian prinsip prudence (konservatif) akuntansi. 6. Menganalisis dan mengetahui pengaruh komite audit terhadap pemakaian prinsip prudence (konservatif) akuntansi. 1.4 Kontribusi dan Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis : hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang akuntansi keuangan. 2. Manfaat praktis : hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana dalam memberikan masukan dalam pengambilan keputusan ekonomi.