2015 ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVELET MONSIEUR IBRAHIM ET LES FLEURS DU CORAN (2001) KARYA ÉRIC-ÉMMANUEL SCHMITT

dokumen-dokumen yang mirip
intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

2015 ANANLISIS NILAI MORAL PAD A TOKOH UTAMA RED A D ALAM FILM LE GRAND VAJAGE(LGU) KARYA ISMAEL FERROUKHI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya, hidup manusia tidak bisa lepas dari bersastra. Kata sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. intrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsurunsur

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

2014 ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK TERHADAP NILAI-NILAI EKSISTENSIALISME DALAM NASKAH TEATER HUIS CLOS KARYA JEAN-PAUL SARTRE

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dan permasalahan yang ada pada manusia dan lingkungannya, Sastra merupakan. lukisan ataupun karya lingkungan binaan/arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah sistem yang menghubungkan suatu karya dengan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pengarang dan psikologi isi hatinya, yang diiringi dengan daya

2015 ANALISIS KOMPARATIF UNSUR NATURALISME DALAM ROMAN UNE VIE KARYA GUY DE MAUPASSANT DAN LA MORT D OLIVIER BECAILLE KARYA ÉMILE ZOLA

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra pada hakikatnya memberikan banyak pengajaran, terutama dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan cerita pendek Le

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam karya sastra tersebut merupakan hasil imajinasi pengarang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan berasal dari kata susastra. Su dan Sastra, dan kemudian kata

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia mengenal bermacam-macam ilmu di dalam kehidupan. Salah

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian Representasi Budaya Populer dalam Novel B-Jell Cheers Karya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bahasa tanpa meninggalkan kesopanan dan keindahan.

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tak akan pernah lepas dari pengaruh realitas kehidupan yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu produk manusia yang dibuat secara kreatif, baik bersifat rekaan maupun fakta yang dituangkan melalui bahasa. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan menuangkan gagasan.melalui media bahasanya yang indah, karya sastra dapat dijadikan sebagai penyalur gagasan dan bisa menggambarkan hal-hal yang sulit diungkapkan, seperti nilai-nilai kehidupan yang bermanfaat. Awalnya, para sastrawan memang memanfaatkan karya sastra sekedar untuk menghibur melalui keindahan bahasa yang disajikan. Namun, seiring bertambahnya zaman, kedudukan sastra juga ikut terpola dan fungsinya berkembang. Sastratidak lantas dinikmati sebagai pemberi kesenangan semata, tetapi dapat dijadikan wadahpenanaman dan pemerolehan nilai. Sastra juga dapat dijadikan media pengenalan budaya dan pemahaman ajaran. Senada dengan pendapat Hurdjanadalam Nurhajarini & Suyami (1999) yang mengungkapkan landasan seorang pengarang membuat karya sastra, tidak semata-mata hanya ingin mencipta, tetapi secara sadar atau tidak, mereka memiliki maksud dan tujuan tertentu untuk dicapai yang disebut makna ajaran atau amanat.namun demikian, selain memahami manfaat yang disuguhkan, kandungan sisi negatif yang ada dalam karya sastra juga perlu diperhatikan. Ketika menikmati sebuah karya sastra, seyogyanya penikmat mampu bersikap bijak dalam memilah dan memilih serta mempertimbangkan pesan dan nilai apa saja yang layak ditiru dan diaplikasikan dalam kehidupan. Dalam prosa terdapat kategori cerpen, novelet, novel dan roman. Masingmasing kategori, tentu memiliki unsur-unsur pembangun yang bersifat intrinsik (seperti alur, tokoh, watak, penokohan, latar cerita, sudut pandang pengarang, gaya bahasa, amanat, tema dan gaya pengisahan), maupun yang bersifat ekstrinsik

2 (seperti latar belakang sosiologis, psikologis, pendidikan, agama dan budaya) yang berperan dan mempengaruhi terbentuknya karya sastra (Siswanto, 2008). Dari beberapa elemen ekstrinsik yang disebutkan di atas, pendidikan adalah hal yang sering menjadi sorotan. Krisis nilai akhlak kadang terjadi akibatmelekatnya asumsi bahwa pendidikan hanya berlangsung di dunia pendidikan formal. Padahal, pendidikan seharusnya tidak hanya terjadi di lingkungan sekolah saja, melainkan dalam kehidupan sehari-hari, karena proses membina sikap dan karakter tidak sebatas tanggung jawab guru semata. Dukungan peran orang tua, lingkungan, dan masyarakat di sekitarnya juga dibutuhkan. Kaitannya dengan karya sastra, pendidikan bisa diperoleh melalui nilainilai pendidikan yang terkandung di dalamnya, sebab disadari atau tidak, nilainilai (baik karakter maupun budaya) menimbulkan pemahaman yang berpotensi mempengaruhi keadaan penikmat karya, sehingga terjadilah pergeseran pola pikir yang kemudian dinyatakan melalui tindakan. Tahapan proses tersebut menurut pandangan Wibowo (2013) dinamakan pendidikan. Dalam hal ini, pantas pula jika sastra disebut sebagai alat untuk mendidik (Ratna, 2010) dan mengajarkan sesuatu(wibowo, 2013). Pada kesempatan ini, peneliti tertarik menjadikan noveletmonsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran(2001) karya Éric-Émanuel Schmitt sebagai objek penelitian untuk dianalisis. Peneliti memandang kategori novelet tidak hanya menampilkan unsur estetika melalui bahasanya, tetapi mampu menjadi penyampai pesan dan ide/gagasan lebih detail, meskipun cakupan naskahnya tidak terlalu luas. Selain itu, peneliti menganggap Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran sebagai novelet yang unik, karena novelet tersebut merupakan karya sastra Perancis yang mengulas nilai-nilai Sufisme dalam Islam, menyampaikan pesan global tentang misi perdamaian antar umat beragama, dan tentunya mengandung nilai-nilai pendidikan di dalamnya. Sebelumnya,analisis novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran pernah dilakukan oleh Kirsten Liebke pada tahun 2005 dengan judul L Analyse

3 de l Évolution Intérieure du Protagoniste. Kemudian, pada tahun 2008/2009, analisis novelet sekaligus film dengan judul yang sama dilakukan sebagai penelitian kolektif dari divisi pegagogik programgrade 12 di bawah naunganambassade de France en Afrique du Sud dengan fokus penelitiannya adalah analisis struktural novelet secara general yang hasilnya ditujukan khusus untuk materi pelajaran di kelas. Adapun penelitian yang berkaitan dengan nilainilai pendidikan dalam novel pernah dilakukan oleh Devi Francinesia pada tahun 2012. Akan tetapi, objek penelitiannya adalah Roman de Jeunesse Marcelin Caillou karya Sempé dengan menggunakanteori yang berbeda dan ditinjau dari sudut pandang psikologi sastra anak. Sehubungan dengan itu, peneliti bertujuan untuk mengkaji secara khusus nilai-nilai pendidikan yang terdapat pada novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran (2001) karya Éric-Émmanuel Schmitt berdasarkan teori yang diadaptasi dari Syihabuddin (2011) dan Wibowo (2013) yang meliputi nilai pendidikan universal, nilai pendidikan pribadi, nilai pendidikan budaya, nilai pendidikan agama Islam, dan nilai pendidikan karakter. Harapan besar peneliti dari hasil penelitian ini adalah dapatmemberi dampak positif terhadap dunia pendidikan, seperti merubah asumsi tentang karya sastra yang umumnya dipandang sebagai media hiburan, karya komersial dan pendobrak eksistensi semata menjadi sarana pemerolehan nilai-nilai pendidikan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kaitannya dengan pembelajaran bahasa Perancis, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi materi pembelajaran pada mata kuliah Civilisation Francaise, LittératureFrancaise,dan praktek pembelajaran nilai melalui bahasa dan sastra Perancis. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang diangkatdalampenelitianiniadalahsebagaiberikut: 1. Nilai-nilai pendidikan apa saja yang terdapat pada novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran (2001) karya Éric-Émmanuel Schmitt?

4 2. Nilai-nilai pendidikan apa yang paling dominan dalam novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran (2001) karya Éric-Émmanuel Schmitt? 3. Bagaimana implikasi hasil analisis novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran (2001) karya Éric-Émmanuel Schmitt terhadap dunia pendidikan, khususnya untuk pembelajaran bahasa Perancis. 1.3 TujuanPenelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji nilai-nilai pendidikan yang terdapat pada novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran (2001) karya Éric-Émmanuel Schmitt 2. Mengkaji nilai-nilai pendidikan yang paling dominan dalam novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran(2001) karya Éric-Émmanuel Schmitt 3. Menjelaskan implikasi hasil analisis novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran (2001) karya Éric-Émmanuel Schmitt terhadap dunia pendidikan, khususnya untuk pembelajaran bahasa Perancis. 1.4 Manfaat Penelitian Merujuk pada rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, diantaranya : 1. Bagi peneliti Peneliti memperoleh informasi tentang karya sastra, terutama unsur-unsur pembangun novel, kandungan nilai-nilai pendidikan yang terdapat pada novel berbahasaperancis serta berbagai pengalaman menarik dan mengesankan ketikamelakukananalisis data dan proses penelitian tersebut. 2. Bagi dosen pengampu mata kuliah Civilisation dan Littérature Française Bagi dosen pengampu mata kuliah Civilisation dan Littérature Française, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi materi kebudayaan

5 danmembaca sastra berbahasa Perancis. 3. Bagi peneliti lain Penelitianinidapat dijadikan referensi dan pertimbangan bagipenelitilain yang ingin melakukanpenelitan di bidang yang sejenis. 4. Dunia pendidikan dan pembelajaran Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi dampak positif terhadap dunia pendidikan, seperti merubah asumsi tentang karya sastra yang umumnya dipandang sebagai media hiburan, karya komersial dan pendobrak eksistensi semata menjadi sarana pemerolehan nilai-nilai pendidikan yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kaitannya dengan pembelajaran bahasa Perancis, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi materi pembelajaran pada mata kuliah Littérature Française dan bacaan penunjang mata kuliah Civilisation Française dalam pembelajaran bahasa Perancis. 1.5 Asumsi Dasar Dalam penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa : 1. karya sastra dapat menjadi sarana penanaman nilai pendidikan; 2. novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran (2001) mengandung nilainilai pendidikan; dan 3. nilai pendidikan dalam novelet Monsieur Ibrahim et les Fleurs du Coran (2001) dapat dijadikan bahan materi pembelajaran bahasa dan sastra Perancis.